Anda di halaman 1dari 3

Perubahan Anatomi Dan Fisiologi

Sistem Kardiovaskuler Pada Lansia


Lanjut usia (lansia) adalah tahap akhir dalam kehidupan manusia. Saat masa lansia seseorang
akan mengalami penurunan kemampuan kerja tubuh karena perubahan fungsi dan anatomi
organ tubuh. Menurut WHO, lansia dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :
a. Umur lanjut (elderly), dimana usia lansia 60-75 tahun
b. Umur tua (old), lansia berumur 76-90 tahun
c. Usia sangat tua (very old) lansia berumur lebih 90 tahun
Kesehatan lansia dipengaruhi oleh proses menua. Proses menua berkaitan dengan waktu,
bersifat universal, intrinsik, dan progresif. Keadaan ini menyebabkan kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungan dan kemampuan untuk bertahan hidup berkurang. Proses menua setiap
individu berbeda yang dipengaruhi oleh gaya hidup, lingkungan dan penyakit degeneratif.
Proses menua, perubahan fisiologis dan anatomi pada lansia mengakibatkan penurunan
maupun kelemahan.
Sistem kardiovaskuler lansia mengalami perubahan baik secara struktural maupun
fungsional yang ditandai dengan perubahan anatomi di jantung dan pembuluh darah,
menurunya denyut nadi secara maksimal, meningkatnya tekanan darah, hipotensi postural,
perubahan dalam pemulihan denyut nadi setelah melakukan aktivitas fisik, menurunya
jumlah darah yang dipompa dalam setiap denyutan, dan perubahan sel darah merah serta
hemoglobin.
Perubahan struktur anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler mempengaruhi
kemampua jantung dan vaskuler dalam memompa darah menjadi tidak efisien. Perubahan
anatomi yaitu katup jantung menjadi lebih tebal dan kaku, elestalitas pembuluh darah
mengalami penurunan.
Perubahan anatomi sistem kardiovaskuler pada lansia
a. Perubahan jantung
1. Kekuatan otot jantung menurun
2. Katup jantung (aorta dan mitral) mengalami penebalan dan menjadi lebih kaku
sehingga mngkiatkan obstruksi parsial terhadap aliran darah selama denyut sistol.
3. Implus yang dihasilkan melemah
4. Elastis dinding aorta menurun
5. Penebalan diding ventrikel kiri yang diakibatkan karena densitas kolagen serta
hilangnya serat-serat elastis.

6. Miokardium mengalami perubahan penebalan dan sulit untuk diregangkan dengan


katup-katup yang lebih kaku
7. Peningkatan jaringan fibrosa dan jaringan ikat
8. Jumlah total sel-sel pacemaker mengalami penurunan
9. Berkas his mengalami kehilangan serat konduksi yang membawa implus ke
ventrikel
10. Nodus sinoatrial mengalami penebalan pada jaringan elastis dan retikuler dengan
infiltrasi lemak
b. Perubahan pembuluh darah
1. Dinding arteri, aorta menjadi kurang elastis dan tidak lurus hal ini diakibatkan
karena adanya peningkatan serat kolagen dan hilangnya serat elastis dalam lapisan
2.
3.
4.
5.

medial arteri
Dinding kapiler menebal
Dinding pembuluh darah yang semakin kaku
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Vena, arteri besar dan aorta mengalami peregangan dan mengalami dilatasi agar

lebih banyak volume darah. Hal ini merupakan mekanisme kompensasi


6. Katup vena menjadi tidak kompeten sehingga tidak dapat menutup secara
sempurna
c. Perubahan darah
1. Cardiac output mengalami penurunan
2. Kontraksi jantung melemah
Perubahan fisiologi sistem kardiovaskuler pada lansia
A. Perubahan jantung
1. Nodus sinoatrial menjadi kurang efektif fungsinya
2. Curah jantung mengalami sedikit penurunan sedikit bertambahnya usia
3. Penurunan kemampuan jantung dalam meningkatkan keluaran sebagai respon
terhadap peningkatan kebutuhan tubuh
4. Terjadi peningkatan waktu pengisian diastolik dan peningkatan tekanan pengisian
diastolik untuk mempertahankan preload yang adekuat
5. Jatung lebih bergantung pada kontraksi atrium atau volume darah yang diberikan
ventrikel
6. Respon terhadap mediator kimia mengalami penumpulan yang dapat dilihat dari
hilangnya respon denyut jantung terhadap latihan atau stress
7. Irama jantung tidak sesuai dan koordinasi aktivitas listrik yang mengendalikan
siklus kardial menjadi disritmik dan tidak terkoordinasi
8. Terjadi distritmia atrial dan ventrikular yang diakibatkan karena hilangnya sel
pacemaker dan infiltrasi lemak ke dalam jaringan konduktif
9. Baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus karotis menjadi tumpul dan
kurang sensitif sehingga menyebabkan masalah yang berhubungan dengan

hipotensiortostatik yang mengakibatkan pembuluh darah tidak mampu melakukan


vasokontriksi
B. Perubahan pembuluh darah
1. Pertukaran nutrisi dan zat metabolisme antar sel dan darah melambat
2. Peningkatan tekanan darah sistolik maupun diastolik
3. Efektifitas pembuluh darah perifer oksigenasi berkurang
4. Perubahaan posisi tubuh lansia dapat mempengaruhi tekanan darah lansia
5. Secara prograsif pembuluh darah mengalami peningkatan tekanan sistolik
C. Perubahaan darah
1. Volume darah menuruh karena penurunan cairan tubuh akibat proses menua
2. Penurunan jumlah sel darah merah, kadar hematokrit dan kadar hemoglobin
3. Volume darah yang dipompa menurun
4. Tekanan darah meninggi karena resistensi pembuluh darah perifer meningkat.
Normal Sistole 160 mmHg , diastole 95 mmHg

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S.R. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : DEEPUBLISH
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik (Edisi 3). Jakarta: EGC
Stanley, M. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Edisi 2). Jakarta: EGC
.

Anda mungkin juga menyukai