Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI

“Pemberian Obat Suppositoria / Per Rectal”

Disusun oleh :
Kelompok 7

1. Dely Triana Putri


2. Intan Tiara
3. Nura Sylvania
4. Zebbi

TINGKAT 1B

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

Jalan Walet No. 21 Telp./Fax.[0231]201942 Cirebon

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Farmakologi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan dalam pembuatannya
dilancarkan tanpa ada hambatan apapun. Namun terlepas dari semua itu, kami juga
menyadari mungkin masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Cirebon, Juni 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1

1.3 Tujuan....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberian Obat Melalui Rectal / Anus.................. 2


2.2 Alat dan Bahan dan Prosedur Kerja.......................................... 2
BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan ................................................................................. 3

3.2 Saran............................................................................................ 3

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Untuk itu, obat sangat
diperlukan.
Rectum merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rektum, dengan tjuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian
obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara
lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin
suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi
pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan keuntungan dan kerugian sediaan suppositoria!
2. Sebutkan contoh obat yang berbentuk suppositoria!minimal 5!
3. Suppositoria bisa juga untuk efek sistemik, berikan contoh suppositoria yang berefek
sistemik!
4. Mana diantara suppositoria sistemik dan injeksi yang memiliki efek kerja lebih cepat?
Jelaskan!
5. Apa perbedaan obat bentuk suppositoria dewasa dan anak-anak?minimal 3 perbedaan!

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan suppositoria.
2 Untuk mengetahui contoh obat yang berbentuk suppositoria.
3 Untuk mengetahui contoh suppositoria yang berefek sistemik.
4 Untuk mengetahui Mana diantara suppositoria sistemik dan injeksi yang memiliki
efek kerja lebih cepat.
5 Untuk mengetahui perbedaan obat bentuk suppositoria dewasa dan anak-anak.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemberian Obat Melalui Rectal / Anus

Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan peengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.

2.2 Contoh Obat Supositoria


- ULTRAPROCT-N SUPPOSITORIA

Indikasi Umum : INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS.


Hemoroid, fisura anal superfisial, proktitis, ekstrim anal, pengobatan pra dan pasca
operasi

Deskripsi

ULTRAPROCT-N SUPPOSITORIA merupakan sediaan anorektal yang mengandung


Fluocortolone pivalet dan Lidocain HCl. Fluocortolone Pivalet merupakan senyawa obat
dari golongan glukokortikoid yang memiliki kemampuan anti-inflamasi. Lidocain HCl
merupakan obat anestesi lokal yang bekerja dengan cara menstabilkan membran saraf
dan menghambat refluks ionik yang diperlukan dalam konduksi impuls sehingga
rangsangan nyeri dapat diputus. Obat ini digunakan untuk mengobati wasir atau ambeien
dengan cara memasukkan obat tersebut kedalam anus. Dalam penggunaan obat ini harus
SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

Kategori : Saluran Pencernaan

Komposisi : Fluocortolone pivalate 1 mg, Lidocaine HCl 40 mg

Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK


DOKTER. 1 suppo 2 kali/hari. Pada keluhan berat, masukkan 3 suppo pada 3 hari
pertama, kemudian kurangi dosis sampai dengan 1 suppo/hari atau 2 hari 1 kali. Lama
terapi maksimal 4 minggu.

Aturan Pakai : Dimasukkan melalui anus/dubur

Kemasan : Dus, 1 Strip @ 6 Suppositoria

Kontra Indikasi : Ada proses TB atau sifilis pada area yang akan dionati. Penyakit virus
(vaksinia, cacar air).

Perhatian : HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hamil, laktasi , kontak dengan mata.

Segmentasi : Red

5
- PRORIS SUPPOSITORIA 125 MG

Proris adalah obat untuk menurunkan demam anak, meringankan nyeri. Obat
ini merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter. Proris mengandung
zat aktif ibuprofen.
INDIKASI OBAT
Menurunkan demam pada anak-anak.
Meringankan nyeri pada penyakit gigi atau pencabut gigi.
Meringankan nyeri setelah operasi.
Sakit kepala.
Gejala ringan sampai sedang pada penyakit rematik tulang sendi dan non
sendi.
Terkilir.
KOMPOSISI OBAT
Tiap suppositoria: Ibuprofen 125 mg.
DOSIS OBAT
Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
Dewasa: 2 suppositoria sebanyak 3-4 kali/hari
Anak-anak:
3-7 tahun: 1 suppositoria sebanyak 3-4 kali/hari
8-12 tahun: 2 suppositoria sebanyak 3-4 kali/hari
ATURAN PAKAI
Dimasukkan kedalam anus
KONTRAINDIKASI
 Penderita tukak lambung dan tukak usus dua belas jari yang berat dan aktif.
 Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap ibuprofen.
 Penderita dimana menggunakan asetosal atau obat antiinflamasi non steroid lainnya
akan timbul gejala asma, radang selaput lendir hidung (rhinitis), gatal-gatal, biduran.

2.3 Keuntungan Dan Kerugian Obat Supositoria


Keuntungan
- Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan melalui rute oral karena
gangguan saluran cerna seperti mual, pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pada saat
pembedahan.
- Dapat diberikan pada bayi, anak-anak, lansia yang susah menelan, dan pasien
gangguanMental .
- Zat aktif tidak sesuai melalui rute oral, missal karena efek samping pada saluran
cerna, atau mengalami First Pass Effect (FPE)

6
Kerugian

- Daerah absorpsinya lebih kecil


-    Absorpsi hanya melalui difusi pasif
-      Pemakaian kurang praktis
- Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang

2.4 Bentuk Sediaan Obat Suppositoria


Suppositoria Anal
Suppositoria anal adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh.
Enema
Enema merupakan sediaan obat berupa larutan ataupun gel yang dimasukkan kedalam
rektum dan colon, untuk merangsang pengeluaran kotoran (feses) memberikan efek
terapi lokal atau sistemik.

2.5 Pembagian Dosis Obat Suppositoria


- Anti hemoroid 2G supositoria
Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Hemoroid /
ambeien / wasir.
Deskripsi
ANTIHEMOROID 2 G SUPPOSITORIA adalah obat untuk mengatasi ambeien atau
wasir dalam bentuk supositoria. Obat digunakan untuk membantu mengobati wasir
yang disertai dengan pendarahan, luka terbuka pada dubur, anal prolapse (adanya
bagian dinding rektum keluar dari anus), periproctitis (peradangan pada rektum), serta
gatal-gatal pada dubur. Obat ini digunakan dengan cara memasukkan obat kedalam
dubur. Sebaiknya dalam menggunakan obat ini HARUS SESUAI DENGAN
PETUNJUK DOKTER.
Kategori
Saluran Pencernaan
Komposisi
Bismuth Subgallate 150 mg, Hexachlorophene 2.5 mg, Lignocaine 10 mg, Zinc
Oxide120 mg.
Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. 1-
2 kali sehari sebelum tidur. Jangan dipakai terus menerus.
Aturan Pakai
Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan air.
Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam
rektum. Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan
ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira 1 inchi pada bayi dan 1 inchi
pada dewasa. Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum

7
digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian
tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka. Setelah penggunaan
suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.
Kemasan
Dus, 10 Suppositoria @ 2 g
Kontra Indikasi
Anak-anak
Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hati-hati efek samping sistemik; mengandung
Hexachlorophene dan dipakai pada jaringan mukosa tidak utuh. Kategori Kehamilan :
C
Segmentasi
Red
Manufaktur
Generic Manufacturer

- Dulcolax supositoria 10mg


Dulcolax adalah obat yang dimasukkan melalui anus untuk pasien yang menderita
konstipasi akut maupun kronis dan untuk mengosongkan usus sebelum operasi atau
prosedur radiologis. Dulcolax mengandung bisacodyl dan termasuk golongan obat
bebas terbatas yang bisa dibeli secara bebas. Menangani konstipasi akut maupun
kronis dan untuk mengosongkan usus sebelum operasi atau prosedur radiologis.

Tiap supositoria: bisacodyl 10 mg


Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

Dewasa dan Anak >10 tahun: 1 supositoria/hari


Supositoria harus dibuka bungkusnya dan dimasukkan seluruhnya ke dalam rektum.
Obat akan bekerja kira-kira 20 menit (interval waktu 10-30 menit) setelah diberikan.

2.6 Edukasi/Cara Membuang Obat Sopositria Yang Sudah Expire


- Baca label obat terlebih dahulu dan jika ada petunjuk pembuangan khusus yang
tertempel, maka ikuti petunjuknya.
- Pisahkan obat yang sudah kadaluarsa dari kemasan atau plastik obat.
Jangan menghancurkan obat berbentuk tablet atau kapsul, tetapi campur obat
kadaluarsa dengan tanah, kotoran kucing, ampas kopi atau zat lain yang menyerap
obat.
- Tempatkan obat yang hendak dibuang dalam kantong plastik tertutup untuk
mencegah anak kecil, binatang peliharaan atau orang lain mengorek dari sampah
Anda.
- Buang obat dalam tempat sampah.

8
- Jika membuang obat yang diresepkan dokter, coret semua informasi yang ada di label
botol atau plastik obat.
- Hapus informasi dari label resep obat untuk membantu menjaga privasi dan
melindungi informasi tentang kesehatan pribadi Anda.
2.7 Cara Membuang Kemasan Obat Supositoria Yang Sudah Digunakan Isinya

- Hilangkan semua informasi yang ada pada obat yang akan dibuang dan keluarkan
obat dari bungkusnya. Hal ini berfungsi untuk melindungi identitas dan privasi
mengenai keadaan kesehatan kita. Selain itu, juga berguna untuk menghindari obat
dijual kembali oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab setelah obat
dikumpulkan oleh pemulung.
- Untuk obat berbentuk tablet dan kapsul, hancurkan obat, dan campur dengan air,
tanah, atau bahan lain yang tidak diinginkan, kemudian taruh ke dalam wadah atau
plastik tertutup. Hal ini untuk mencegah obat diambil kembali oleh pemulung.
- Untuk obat berbentuk sirup, dapat dibuang dengan cara dituang langsung ke dalam
saluran pembuangan air. Akan tetapi, untuk sirup antibiotik, anti jamur, dan antivirus,
sebaiknya dibiarkan tetap berada dalam kemasan aslinya, dengan dicampur bersama
air, tanah, atau bahan lain yang tidak diinginkan, kemudian ditutup rapat. Ini untuk
mencegah terjadinya resistensi penyakit yang ada di alam.
- Buang ke tempat sampah. Memiliki persediaan obat di rumah merupakan tindakan
yang baik sebagai persiapan untuk

9
BAB III

Peran perawat dalam pemberian obat supositoria ke pasien yang mendukung


kepatuhan pasien minum obat

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 keuntungan dan kerugian sediaan suppositoria


Keuntungan
- dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral
- dapat diberikan pada anak bayi, lansia yang susah menelan
- bisa menghindari first fast efek dihati
kerugian
- daerah absorpsinya lebih kecil
- absorpsinya hanya melalui difusi pasif
- pemakaian kurang praktis
- tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada PH rectum

4.2 contoh obat yang berbentuk suppositoria


- Suppositoria Anal
Suppositoria anal adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh
- Enema
Enema merupakan sediaan obat berupa larutan ataupun gel yang dimasukkan kedalam
rektum dan colon, untuk merangsang pengeluaran kotoran (feses) memberikan efek
terapi lokal atau sistemik.
- Ovula
Ovula atau vaginal suppositoria merupakan sediaan padat yang digunakan melalui
vagina, umumnya berbentuk telur dan dapat juga memiliki bentuk lonjong seperti
kerucut, dapat melarut, melunak dan meleleh pada suhu tubuh dengan berat umum
sekitar 5 gram.

4.3 contoh suppositoria yang berefek sistemik


Meringankan penyakit asma (teofilin, efedrin, amonifilin)
Analgetik dan antiinflamasi (turunan salisilat, parasetamol)
Anti arthritis, radang persendian (fenilbutason, indometasin)
Hipnotik & sedatif (turunan barbiturat)
Trankuilizer dan anti emetik (fenotiazin, klorpromazin)
Khemoterapetik (antibiotik, sulfonamida

4.4 efek kerja suppositoria sistemik dan injeksi


efek sistemik

- supositoria nutritive

11
suposutaria nutritive digunakan pada penyakit tertentu dimana saluran cerna tidak dapat
menyerap makanan. Hanya dapat diberikan makanan yang langsung diserap (misalnya
pepton), karena rectum tidak dapat mencerna. Selain melalui supositoria dapat juga diberikan
melalui lavement .

- supositoria berefek obat

mengandung zat aktif yamg harus diserap, mempunyai efek sistemik dan bukan efek
setempat.

Contoh : aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat
untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgesik antipiretik dll.

Obat oral (5 menit - 1 jam)


Obat-obat yang diberikan lewat mulut seperti tablet, kapsul dan sirup memberikan efek relatif
lebih lambat dibandingkan injeksi dan inhalasi. Karena lambat, obat oral jauh lebih aman
karena jika terjadi kesalahan masih ada kesempatan untuk memuntahkannya kembali.

Kecepatan aksinya dipengaruhi banyak faktor, terutama bentuk sediaan. Sirup paling cepat
karena tidak butuh waktu untuk disolusi atau memecah partikel, sedangkan yang paling lama
adalah tablet salut selaput (film coated) yang didesain agar tidak pecah di lambung.

Tablet hisap (sublingual) sebenarnya memberikan efek paling cepat, namun secara teknis
tidak bisa dibandingkan dengan obat-obat oral lainnya. Penyerapan zat aktif pada tablet hisap
tidak terjadi di saluran pencernaan melainkan di bawah lidah dan rongga mulut.

Injeksi (15 detik - 5 menit)


Obat suntik atau injeksi termasuk jenis obat yang memberikan efek paling cepat, sehingga
banyak dipilih dalam kondisi gawat darurat. Dibandingkan obat yang ditelan, obat suntik
lebih cepat mencapai pembuluh darah sehingga cepat didistribusikan keseluruh tubuh.

Kecepatan obat suntik dalam memberikan efek berbeda-beda tergantung jenis injeksi atau
penyuntikan. Injeksi intravena memberikan efek paling cepat karena langsung disuntikkan ke
pembuluh darah, sementara injeksi subkutan (di bawah kulit) dan intramuskular (di jaringan
otot) efeknya lebih lambat.

Pemberian obat suntik hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis, kecuali pada kondisi tertentu
misalnya pasien diabetes tipe-1 yang sewaktu-waktu harus menyuntikkan insulin sendiri.
Jenis obat suntik lain seperti pereda nyeri, antibiotik dan vitamin tidak boleh disuntikkan
sendiri.

4.5 perbedaan obat bentuk suppositoria dewasa dan anak-anak

Dewasa dan anak 12 tahun ke atas: 1 kapsul, dalam sekali penggunaan.


Anak usia 6-12 tahun: ½ kapsul, dalam sekali penggunaan.
Anak di bawah usia 6 tahun: konsultasikan dengan dokter.
12
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rektum merupakan cara memberikan obat dengan memasukan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapakan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.

3.2 Saran

Dapat mengetahui dan dapat meningkatkan wawasan tentang pemberian obat melalui
rektum/ anus.

13
Daftar pustaka

https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-
b&biw=1366&bih=659&sxsrf=ALeKk00ETel99PF4z9CyScMfjILn5-LfFw
%3A1591163212183&ei=TDnXXsHWCoqy9QOn5ofQBA&q=cara+membuang+obat+s
upositoria&oq=cara+membuang+obat+supo&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQARgAMggIIRA
WEB0QHjoHCCMQ6gIQJzoECCMQJzoECAAQQzoFCAAQgwE6AggAOgYIABAK
EEM6BggAEBYQHjoECAAQDToGCAAQDRAeOggIABAIEA0QHlC7E1jfUmD_cG
gDcAB4AIAB3AaIAaw8kgENMC43LjUuNC4yLjEuM5gBAKABAaoBB2d3cy13aXq
wAQo&sclient=psy-ab

https://www.alodokter.com/dulcolax

https://www.sehatq.com/obat/proris-suppositoria-125-mg

https://www.alodokter.com/ternyata-membuang-obat-kadaluarsa-ada-aturannya

14

Anda mungkin juga menyukai