Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSEDUR MENYIAPKAN PEMBERIAN OBAT

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:
Nama : Selma Resina
NIM : PO.62.24.2.20.222

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan

Pada Prosedur Pemberian Obat

Telah Disahkan Tanggal........................................2021

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi ,

Happy Marthalena S., SST.,M.Keb

NIP. 19860107 200912 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Sarjana Terapan Kebidanan Dan Koordinator Mata Kuliah
Keterampilan Dasar
Pendidikan Profesi Bidan Kebidanan

Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Yeni Lucin, S.Kep. MPH


NIP. 19781027 200501 2 NIP 19650727 198602 2 001
001
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya saya dapat menyusun laporan ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi prosedur Keterampilan Dasar


Kebidanan yang berjudul “Menyiapkan Pemberian Obat”. Oleh karena itu saya sebagai
penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Oktaviani, SsiT. M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan


2. Ibu Heti Ira Ayue, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan
3. Ibu Yeni Lucin, S.Kep.MPH selaku Koordinator Mata Kuliah Keterampilan Dasar
Kebidanan
4. Ibu Happy Marthalena Simanungkalit SST., M.Keb selaku Pembimbing Institusi

Terakhir, saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya, agar
kedepannya bisa menulis laporan dengan lebih baik lagi.

Palangkaraya, 16 November 2021

Selma Resina
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................
B. TUJUAN.......................................................................................................................
C. MANFAAT...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN..............................................................................................................
B. TUJUAN…...................................................................................................................
C. INDIKASI.....................................................................................................................
D. KONTRA INDIKASI....................................................................................................
E. PERSIAPAN ALAT......................................................................................................
F. PROSEDUR KERJA.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Cover

Lampiran 2 : Lembar Pengesahan

Lampiran 3 : Kata Pengantar

Lampiran 4 : Daftar Isi

Lampiran 5 : Daftar Lampiran

Lampiran 6 : Bab I Pendahuluan

Lampiran 7 : Bab II Tinjauan Pustaka

Lampiran 8 : Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemberian obat menjadi salah satu tugas seorang perawat yang paling penting.
Petugas kesehatan adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada
pasien. Petugas kesehatan bertanggung jawab pada obat itu diberikan dan memastikan
bahwa obat tersebut benar. Obat yang diberikan kepada pasien, menjadi bagian
integral. Petugas kesehatanlah yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien
terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat
minum obat karena alasan tertentu. Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual
atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien tidak bisa mengkonsumsi obat juga
harus diperhatikan. Rencana tindakan kebidanan harus mencangkup rencana
pemberian obat, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama
kerja obat dan program dari dokter.

B. TUJUAN
1. Memahami petugas kesehatan dalam pemberian obat
2. Memahami efek-efek obat didalam tubuh
3. Mampu mengatasi masalah dalam pemberian obat
C. MANFAAT

Mengetahui dan memahami jalur-jalur dalam pemberian obat dan memahami


pelaksanaannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh
manusia, obat merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia
yang digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan
pencegahan terhadap proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh
secara biologis.
B. TUJUAN
1. Untuk memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan
yang dirasakan oleh pasien
2. Mencegah penyakit
3. Menghilangkan nyeri
4. Menyebuhkan penyakit

C. INDIKASI
Efek terapeutik obat memang dapat menyembuhkan, tetapi tidak semua obat
betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan atau
meringankan gejalanya. Karena itu dapat dibedakan tiga jenis pengoatan, yaitu :
 Terapi kausal : disini obat bekerja dengan cara meniadakan penyebab
penyakit, misalnya pemusnahan kuman, virus atau parasit.
 Terapi simptomatis : hanya gejala penyakit yang diobati dan diringankan,
penyebabnya yang lebih mendalam tidak dipengaruhi, misalnya kerusakan
pada suatu organ atau saraf.
 Terapi subsitusi : disini obat berfungsi menggantikan zat yang lazimnya dibuat
oleh organ yang sakit. Misalnya insulin pada diabetes, karena produksinya
oleh pankreas kurang atau terhenti.
D. KONTRA INDIKASI
1. Efek samping : adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan
terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan, misalnya rasa mual pada
penggunaan digoksin, rasa kantuk pada penggunaan CTM.
2. Idiosinkrasi : peristiwa dimana suatu obat memberikan efek yang secara kualitatif
berlainan dari efek normalnya. Umumnya hal ini disebabkan oleh kelainan genetis
pada pasien bersangkutan.
3. Alergi : reaksi antara obat dengan tubuh yang membentuk antibodi sehingga
seseorang menjadi hipersensitifitas terhadap obat tersebut.
4. Fotosensitasi : adalah kepekaan berlebihan terhadap cahaya akibat penggunaan obat,
terutama secara lokal.

5. PERSIAPAN ALAT
Persiapan alat pemberian obat melalui oral, sublingul dan bukal
1. Daftar buku obat
2. Obat dan tempatnya
3. Air minum dalam tempatnya
Persiapan alat obat melalui mata
1. Obat tetes mata
2. Salep mata
3. Sarung tangan
Persiapan alat obat melalui hidung
1. Botol obat dengan penetes steril
2. Buku obat
3. Sarung tangan
Persiapan alat pemberian vagina
1. Obat suppositoria
2. Sarung tangan
3. Bengkok
4. Jelly
Persiapan alat pemberian obat pada rektum
1. Obat suppositoria
2. Sarung tangan
3. Kain kasa
4. Vaselin/pelumas
5. Kertas tisu

Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui intravena (selang IV)
intracutan (IC), subcutan (SC) dan intramuscular (IM).
a. Secara intravena (IV)

Persiapan peralatan untuk pemberian obat intravena

- Buku catatan pemberian obat


- Kapas alkohol
- Sarung tangan sekali pakai
- Obat yang sesuai
- Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
- Perlak pengalas
- Pembendung vena (torniket)
- Kasa steril
- Betadin
Secara intracutan (IC)
 Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat melalui Jaringan Intrakutan
- Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat
- Obat dalam tempatnya
- Spuit 1 cc/spuit insulin
- Cairan pelarut
- Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
- Bengkok
- Perlak dan alasnya
Secara Intra Muskular (IM)
 Persiapan Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
- Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat.
- Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya).
- Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran.Untuk orang dewasa
panjangnya 2,5-3 cm,untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
- Kapas alcohol dalam tempatnya.
- Cairan pelarut/aquadest steril.
- Bak instrument/bak injeksi.
- Gergaji ampul.
- Bengkok.
- Handscoon 1 pasang.
Secara subcutan (SC)
 Persiapan peralatan pemberian obat subcutan
- Buku catatan pemberian obat
- Kapas alcohol
- Sarung tangan sekali pakai
- Obat yang sesuai
- Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 sampai ½ inci
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok

6. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pemberian obat melalui oral :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat dengan prinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara
- Apabila memberikan obat bentuk tablet atau kapsul dari botol maka
tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
tempat-tempat jangan contoh obat dengan tangan untuk obat berupa kapsul
jangan dilepaskan pembungkusnya
- Kaji kesulitan menelan bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan
campur dengan minuman
- Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian
5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian evaluasi respon terhadap obat
dengan mencatat hasil pemberian obat
6. Cuci tangan

Prosedur pemberian obat pada mata


1. PersiapanPeralatan
a. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube
b. Kartu atau formulir obat
c. Bola kapas atau tisu
d. Baskom cuci dengan air hangat
e. Penutup mata (bila diperlukan)
f. Sarung tangan
2. Persiapan Pasien
a. Kaji apakah pasien alergi terhadap obat
b. Kaji terhadap setiap kontraindikasi untuk pemberian obat
c. Kaji pengetahuan dan kenutuhan pembelajaran tentang pengobatan
d. Kaji tanda-tanda vital pasien
3. Langkah-Langkah
a. Telaah program pengobatan dokter untuk memastikan nama obat, dosis,
waktu pemberian dan rute obat.
b. cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Periksa identitas pasien dengan benar atau tanyakan nama pasien
langsung
d. Jelaskan prosedur pemberian obat
e. Minta pasien untuk berbaring terlentang dengan leher agak hiperekstensi
(mendongak)
f. Bila terdapat belek (tahi mata) di sepanjang kelopak mata atau kantung
dalam, basuh dengan perlahan. Basahi semua belek yang telah mengering
dan sulit di buang dengan memakai lap basah atau bola kapas mata selama
beberapa menit. Selalu membersihkan dari bagian dalam ke luar kantus
g. Pegang bola kapas atau tisu bersih pada tangan non dominan di atas tulang
pipi pasien tepat di bawah kelopak mata bawah
h. Dengan tisu atau kapas di bawah kelopak mata bawah, perlahan tekan
bagian bawah dengan ibu jari atau jari telunjuk di atas tulang orbita
i. Minta pasien untuk melihat pada langit-langit
Prosedur pemberian alat obat melalui hidung
a. Periksa program obat dari dokter, meliputi nama klien, nama obat,
konsentrasi larutan, jumlah tetesan, dan waktu pemberian obat
b. Merujuk pada catatan medis untuk menentukan sinus mana yang boleh
diobati
c. Cuci tangan
d. Periksa identifikasi klien dengan membaca gelang identifikasi dan
menanyakan nama klien
e. Kenakan sarung tangan. Inspeksi kondisi hidung dan sinus. Palpalasi adanya
nyeri tekan pada sinus.
f. Jelaskan prosedur tentang pengaturan posisi dan sensasi yang akan timbul,
misalnya rasa terbakar atau tersengat pada mukosa atau sensasi tersedak ketika
obat menetes ke dalam tenggorok
g. Atur suplai dan obat di sisi tempat tidur
h. Instruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan
(mis. Risiko peningkatan tekanan intrakranial atau hidung berdarah)
i. Memberi obat tetes hidung:
1) Bantu klien mengambil posisi terlentang
2) Atur posisi kepala yang tepat:
a) Faring posterior-tekuk kepala klien ke belakang
b) Sinus ethmoid atau sfenoid-tekuk kepala ke belakang diatas pinggiran
tempat tidur atau tempatkan bantal di bawah bahu dan tekuk kepala ke
belakang
c) Sinus frontal dan maksilaris-tekuk ke belakang di atas pinggiran
tempat tidur atau kepala ditengokkan ke sisi yang akan diobati
d) Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
3) Instruksikan klien untuk bernapas melalui mulut
4) Pegang alat tetes 1 cm di atas nares dan masukkan jumlah tetesan yang
diinstruksikan melalui garis tengah tulang ethmoid.
5) Minta klien berbaring terlentang selama lima menit
6) Tawarkan tisu wajah untuk mengeringkan hidung yang berair (ingusan),
tetapi peringtakan klien untuk tidak menghembuskan napas dari hidung
selama beberapa menit
j. Memberi semprotan hidung.
1) Bantu klien berbaring terlentang
2) Atur posisi kepala yang tepat:
a) Tekuk kepala klien kebelakang
b) Sangga kepala klien dengan tangan tidak dominan
c) Untu kanak-anak, jaga kepala dalam posisi tegak
3) Pegang ujung wadah tepat dibawah nares
4) Instruksikan klien untuk menarik napas ketika semprotan masuk ke dalam
jalan saluran hidung
k. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah diabsorpsi
l. Lepas sarung tangan dan buang supali yang kotor dalam wadah yang tepat.
Cuci tangan.
m. Catat pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetesan, lubang hidung
yang dimasukkan obat, dan waktu pemberian obat
n. Observasi adanya efek samping pada klien selama 15 sampai 30 menit setelah
obat diberikan.
Prosedur pemberian alat pemberian vagina
a. Periksa identitas pasien atau tanyakan nama pasien.
b. Minta pasien berbaring dalam posisi dorsal rekumben.
c. Pertahankan selimut abdomen dan turunkan selimut ekstremitas.
d. Kenakan sarung tangn sekali pakai.
Supositoria
1. Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly pelicin yang larut
dalam ar pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang
telah dipasang sarung tangan dari tangan dominan.
2. Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, lihat lubang
vagina dengan cara membuka dengan lembut laba mayora.
3. Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal vagina posterior
sepanjang dinding posterior lubang vagina sampai sepanjang jari telunjuk (7.5 – 10
cm), untuk memastikan distribusi obat sepanjang dinding vagina.
4. Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa di sekitar orifisium dan labia.
Krim vagina
1. Isi aplikator krim, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan.
2. Dengan tangan non dominan Anda yang memakai sarung tangan, perlahan
regangkan lipatan labia.
3. Dengan tangan dominan Anda yang bersarung tangan, masukkan aplikator sekitar
7.5 cm. Dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat.
4. Tarik plunger dan letakkan pada handuk kertas. Bersihkan sisa krim pada labia atau
orifisium vagina
5. Instruksikan pasien untuk tetap pada posisi terlentang selama sedikitnya 10 menit.
6. Tawarkan pembalut perineal sebelum pasien melakukan ambulasi. Lepaskan sarung
tangan dengan menarik bagian dalamnya ke arah luar/terbalik dan buang pada wadah
yang tersedia.
7. Cuci tangan.
8. Catat obat yang telah diberikan pada catatan obat.

Prosedur Pemberian Persiapan alat pemberian obat pada rektum


a. Kenali pasien / identitas pasien atau tanyakan namanya langsung. b. Bandingkan
label obat dengan buku catatan pengobatan sekali lagi c. Bantu pasien dalam posisi
miring (Sims) dengan tungkai bagian atas fleksi ke depan.
Prosedur pemberian obat pada rektum
a. Kenali pasien / identitas pasien atau tanyakan namanya langsung.
b. Bandingkan label obat dengan buku catatan pengobatan sekali lagi
c. Bantu pasien dalam posisi miring (Sims) dengan tungkai bagian atas fleksi ke
depan.
d. Jaga agar pasien tetap terselimuti dan hanya area anal saja yang terlihat.
e. Ambil supositoria dari bungkusnya dan beri pelumas pada ujung bulatnya
dengan jeli. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan
Anda.
f. Minta pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut dan untuk melemaskan
spingter ani.
g. Tarik bokong pasien dengan tangan non dominan Anda. Dengan jari telunjuk
yang tersarungi, masukkan perlahan supositoria melalui anus, spingter anal internal
dan mengenai dinding rektal atau sekitar 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada
anak-anak dan bayi.
h. Keluarkan jari Anda dan usap area anal pasien dengan tisu.
i. Minta pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit.
j. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses letakkan lempu
pemanggil dalam jangkauan pasien sehingga pasien dapat mencari bantuan untuk
mengambil pispot atau ke kamar mandi.
k. Lepas sarung tangan dengan membalik bagian dalam ke luar dan buang dalam
wadah yang telah disediakan. Cuci tangan Anda.
m. Catat obat yang telah diberikan dalam catatan pemberian obat.

Prosedur pemberian obat melalui kulit


a. Cuci tangan
b. Atur peralatan di samping tempat tidur pasien
c. Tutup gorden/pintu ruangan
d. Periksa identitas pasien dengan benar atau tanyakan nama pasien langsung
e. Posisikan pasien dengan nyaman. Lepaskan pakaian atau linen tempat tidur,
pertahankan area yang tak digunakan tertutup.
f. Inspeksi kondisi kulit pasien secara menyeluruh. Cuci area yang sakit, lepaskan
semua debris dan kulit yang mengeras (kerak) atau gunakan sabun basah ringan.
g. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara.
h. Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal saat kulit masih basah.
i. Kenakan sarung tangan bila ada indikasi. j. Oleskan agen topikal seperti:
Krim, Salep dan Lotion Mengandung Minyak
a. Letakkan 1 sampai 2 sendok the obat di telapak dan lunakkan dengan
menggosokkan lembut diantara kedua tangan.
b. Bila obat telah melunak dan lembut, usapkan merata diatas permukaan kulit.
Lakukan grakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
c. Jelaskan pada pasien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian obat.
Salep Antiangina (Nitrogliserin)
a. Letakkan salep diatas kertas pengukur sesuai dosis
b. Kenakan sarung tangan sekali pakai (disposable) bila diperlukan. Oleskan salep
pada permukaan kulit dengan memegang tepi atau bagian belakang kertas
pembungkus dan menempatkan salep di atas kulit. Jangan menggosok atau masase
salep pada kulit.
c. Tutup salep dan lapisi dengan penutup plastik lalu plester dengan aman.

Sprei Aerosol
a. Kocok wadah dengan keras
b. Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang sprai menjauh area
(biasanya 15 – 30 cm).
c. Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta pasien untuk memalingkan
wajah dari arah sprai.
d. Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang sakit (pada beberapa kasus
penyemprotan ditetapkan waktunya selama beberapa detik)

Lotion Mengandung Suspensi


a. Kocok wadah dengan kuat
b. Oleskan sejumlah kecil lotion pada kasa balutan atau bantalan kecil dan oleskan
pada kulit dengan menekan merata searah pertumbuhan bulu.
c. Jelaskan pada pasien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
Bubuk
a. Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh.
b. Regangkan dengan baik bagian lipatan kulit seperti diantara ibu jari atau bagian
bawah lengan.
c. Bubuhkan area kulit dengan obat bubuk halus tipis-tipis.
d. Tutup area kulit dengan balutan sesuai program dokter.
e. Bantu posisi pasien senyaman mungkin, kenakan kembali baju pasien.
f. Buang peralatan yang basah pada wadah yang disediakan dan cuci tangan.

Secara intravena (IV) :


1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan
dilakukan
4. Penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
5. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan.
6. Apabilaobat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan
pelarut (aquades steril).
7. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
8. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
9. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
10. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian
atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
11. Ambil spuit yang berisi obat.
12. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300
13. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis.
14. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah
digunakan letakkan ke dalam bengkok.
15. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu
dan jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada).

Secara intracutan (IC) :

a. Prinsip Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan


- Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis
pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10
benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian,
benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien,
benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat
alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat
yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi
pemakaian obat.
- Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3
kali 24 jam dari saat penyuntikan obat.
- Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
- Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila
ada penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji
penyebab penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter
yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak
pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun
keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan
untuk pembuktian penolakan therapi.
- Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis
antibiotik, dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai
ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan
aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya
0,1cc.
- Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil
0,1 cc dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.
 Prosedur Kerja Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan
- Cuci tangan
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju
lengan panjang terbuka dan keatasan
- Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai
kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
- Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan
dilakukan suntikan.
- Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
- Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke
atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
- Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
- Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu,
tanggal dan jenis obat.

Secara Intra Muskular (IM) :

 Tempat injeksi.
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
 Injeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Kondisi atau penyakit klien.
 Obat yang tepat dan benar.
 Dosis yang diberikan harus tepat.
 Pasien yang tepat.
 Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
 Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuscular Secara Umum.
 Mencuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Ambil obat dan masukkan kedalam spuit sesuai dengan
dosisnya.Setelah itu letakkan dalam bak injeksi.
 Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi
penyuntikan).
 Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
injeksi.
 Lakukan penyuntikan :
- Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara,anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
- Pada ventrogluteal engan cara,anjurkan pasien untuk miring,tengkurap
atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan
penyuntikan dalam keadaan fleksi.
- Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap
dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas
dan pinggul fleksi dan diltakkan didepan tungkai bawah.
- Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
 Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
 Setelah jarum masuk,lakukan aspirasi spuit,bila tidak ada darah yang
tertarik dalam spuit,maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara
perlahan-lahan hingga habis.
 Setelah selesai,tarik spuit dan tekan sambil di masase penyuntikan
dengan kapas alcohol,kemudian spuit yang telah digunakan letakkan
dalam bengkok.
 Catat reaksi pemberian,jumlah dosis,dan waktu pemberian.
 Cuci tangan.

Secara subcutan (SC) :

 Cuci tangan
 Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
 Identifikasi klien
 Beri tahu klien prosedur kerjanya
 Atur klien pada posisi yang nyaman
 Pilih area penusukan
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
 Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
 Buka tutup jarum
 Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non
dominan dengan ujung
 Jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan
dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900
 Lepaskan tarikan tangan non dominan
 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit
 Jika tidak ada darah, masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2 menit, dan
observasi adanya memar, jika perlu berikan plester, siapkan obat yang
baru.
 Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil
melakukan
 Menekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
 Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril
sampai perdarahan berhenti
 Kembalikan posisi klien
 Buang alat yang sudah tidak dipakai
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu
dan jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Kusnadi, Prosedur Pemberian Obat dalam Keoerawatan,


academia.edu/24965954/PROSEDUR_PEMBERIAN_OBAT_DALAM_KEPERAWATAN.

Adventus, Petunjuk Praktik Laboratorium Farmakologi, Jakarta April 2019,


BUKUPETUNJUKPRAKTIKLABORATORIUMFARMAKOLOGI.

Anda mungkin juga menyukai