Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSEDUR MENYIAPKAN DAN MENGIRIM BAHAN


PEMERIKSAAN (URINE, DARAH, FECES)

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun oleh:
Nama : Selma Resina
NIM : PO.62.24.2.20.222

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Praktik Keterampilan Dasar Kebidanan
Pada Prosedur Menyiapkan dan mengirim bahan pemeriksaan (Urine,
Darah, Feces)

Telah Disahkan Tanggal: ………………………2021

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi ,

HAPPY MARTHALENA SIMANUNGKALIT SST., M.KEB


NIP. 19860107 200912 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Koordinator Mata Kuliah Ketrampilan


Sarjana Terapan Kebidanan dan Dasar Kebidanan
Pendidikan Profesi Bidan

Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Yeni Lucin, S.Kep. MPH


NIP. 19781027 200501 2 001 NIP 19650727 198602 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Prosedur
Menyiapkan dan mengirim bahan pemeriksaan (Urine, Darash, Feces)”
dalam memenuhi ketuntasan praktek pada mata kuliah Keterampilan Dasar
Kebidanan.

Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa laporan ini belum
maksimal dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharap masukan, kritikan dan saran agar dapat dijadikan sebagai pelajaran di
waktu atau kesempatan yang akan datang.

Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan
mendapatkan balasan darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga laporan
ini bermanfaat bagi saya dan juga bagi pembaca sekalian. Amin

Palangkaraya, November 2021

Selma Resina

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................
C. Manfaat.............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................

A. Pengertian.........................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................
C. Indikasi.............................................................................................
D. Kontra Indikasi................................................................................
E. Persiapan Alat..................................................................................
F. Prosedur............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

iii
DAFTAR LAMPIRAN

a. Lampiran 1 Lok Book


b. Lampiran 2 Surat Kesedian Sebagai Preseptor
c. Lampiran 3 Format Kontrak Belajar
d. Lampiran 4 Lembar Konsultasi
e. Lampiran 5 Laporan Kegiatan Harian
f. Lampiran 6 Format Penilaian Laporan Pendahuluan
g. Lampiran 7 Format Kontrak Belajar
h. Lampiran 8 Format Penilaian Sikap
i. Lampiran 9 Rating Scale Kompetensi

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang


dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium. Spesimen yang
memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak
untuk diperiksa (segar atau tidak kadaluarsa, tidak berubah warna, steril, tidak
menggumpal) , antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah
yang memenuhi syarat.

Tempat-tempat yang dimungkinkan dilakukan pengambilan darah vena


adalah sebagai berikut: 1. Lengan: vena basilika, vena sefalika, vena median
cubiti, vena medial-antebrakial, vena radialis, 2. Tungkai: vena saphenous Ada
dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian pengambilan Spesimen
2. Untuk mendapatkan sempel darah yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan
3. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan spesimen
4. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi pengambilan spesimen
5. Melakukan pengambilan specimen sesuai dengan prosedur
C. Manfaat
1. Dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi pembaca
2. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengambilan spesimen

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Spesimen yang diperiksa adalah darah, feses, dan urine. Pemeriksaan spesimen
biasanya dilakukan minimal satu kali pada pasien.
1. Pengambilan Spesimen Darah
Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area
pembuluhdarah vena dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena
yaitu suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa
cubiti, vena saphena magna / vena supervisiallain yang cukup besar untuk
mendapatkan sampel darah yang baik dan representatif dengan menggunakan
spuit atau vacutainer. Spesimen yang diperiksa adalah sputum darah feses dan
urin, Pemeriksaan spesimen biasanya dilakukan minimal satu kali pada pasien.
a. Pemeriksaan spesimen darah bahan spesimen darah digunakan untuk
pemeriksaan hematologi hemoglobin hemoglobin jumlah leukosit jumlah
eritrosit jumlah trombosit
b. Pemeriksaan kimia klinik tes faal hati tes faal ginjal
c. Pemeriksaan imunologi dan serologi widal test atau untuk diagnosa
demam typhoid
d. Pemeriksaan parasitologi untuk penyakit malaria
2. Pengambilan Feses
Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk
mendeteksi adanyakuman, seperti kelompok salmonella, sigela, sherichia coli,
stafilokokus, dan lain-lain.Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
1. Melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes
Guaiac
2. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung
banyak lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam
penyerapan lemak di usus halus.Bila ditemukan kadar empedu rendah,
kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan kandungempedu.

2
3. mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga
hari berturut-turut
4. Mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah
feses sedikit untuk dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak
terkontaminasi. Pada lembar pengantar perludituliskan antibiotik yang
telah dikonsumsi

Pemeriksaan spesimen feses dilakukan untuk melihat ada tidaknya darah


pemeriksaan ini menggunakan kertas tes guaiac. Mendekateksi telur cacing
dan parasit mendeteksi virus dan bakteri.

3. Pemeriksaan Spesimen urine


Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
spesimen urine. Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan spesimen urin.
Pemeriksaan ini meliputi:
1. Bilirubin. Pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit obtruksi
saluranempedu, penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain.
Cara:
a. Gunakan Ictotet
b. Teteskan urin kurang lebih 5 tetes
c. Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
d. Hasil positif jika warna biru atau ungu
e. Bila merah berarti hasilnya negative
2. Asam urat. Pemeriksaan asam urat bertujuan untuk mendeteksi berbagai
kelainan penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam, leukemia
dengan diet tinggi purin,colitis, ulserativa dan lain-lain.
3. Pemeriksaan lain, seperti urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan
hepar, penyakit hemolitik dan infeksi berat. Pemeriksaan urinalisis seperti
berat jenis urin, kadar glukosa, keton, dan lain-lain. Pemeriksaan kadar
protein dalam urin untuk menentukankadar kerusakan glomerulus.

pemeriksaan spesimen urine tengah Untuk mengetahui mikroorganisme yang


menyebabkan infeksi saluran kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi

3
dari bakteri di permukaan kulit namun pengambilan dengan menggunakan
kateter lebih berisiko menyebabkan infeksi

B. Tujuan
Tujuan pemeriksaan spesimen yaitu:
1. menetapkan diagnosa masalah
2. untuk memeriksa adanya bakteri atau virus
3. Menilai respon pasien terhadap terapi yang telah dijalani
C. Indikasi
Bila dilakukan pemeriksaan yang memerlukan specimen darah lebih dari
0,5 cc, bila terdapat pemeriksaan memerlukan serum, plasma, maupun
wholeblood.
D. Kontra Indikasi
Pengambilan darah : Daerah oedema, daerah hematoma., daerah dimana
darah sedang ditransfudikan, daerah bekas luka, daerah dengan cannula, fistula,
atau cangkokan vascular, daerah intra-vena lines pengambilan darah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan meningkatkan atau menurunkan
kadar zat tertentu.
E. Persiapan Alat
a. Spesimen Darah Vena
1. Bak instrument
2. Spuit 3 cc / 5 cc
3. Bengkok
4. Plester
5. Gunting plester
6. Sarung tangan satu pasang
7. Kapas alcohol dalam tempatnya
8. Perlak dan alasnya
9. Karet pembendung vena/ torniquet
10. Botol tertutup yang bersih dan kering berisi zat anti koagulan (untuk
mencegah hemolisis) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetat)
untuk tempat spesimen/ bahan
11. Larutan chlorin 0,5 %

4
b. Pengambilan Feses
1. sarung tangan
2. 10 % formalin kontainer
3. spatel steril
4. penampung feses (kontainer PVA)
5. pispot (toilet hat )
6. 2 label dengan rincian:nama anak, tanggal lahir, dan tanggal serta waktu
pengambilan specimen
7. Plastic bag
Untuk diperhatikan: cairan yang ada di dalam botol untuk penyimpanan
spesimen fesesadalah bahan beracun dan harus disimpan jauh dari
jangkauan anak-anak
c. Pengambilan Urine
1. 1.Sarung tangan
2. Botol penampung urin
F. Prosedur Kerja
a. Pengambilan specimen darah
1. Memberikan salam
2. Mendekatkan semua peralatan
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
4. Memakai sarung tangan
5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
6. Mencari daerah yang terlihat jelas venanya
7. Memasang pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan di ambil darahnya
8. Mengikat bagian diatas daerah yang akan di ambil darahnya dengan karet
pembendung/ torniquet, menganjurkan pasien mengepalkan tangannya
dengan ibu jari didalam genggaman
9. Menghapushamakan/ mendisinfeksi kulit dengan kapas alkohol secara
sirkular dengan diameter ± 5 cm
10. Menegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan

5
11. Menusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan membentuk
sudut ± 200
12. Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah masuk vena
13. Membuka karet pembendung, menganjurkan pasien membuka genggaman
tangannya bila darah sudah terlihat pada tabung spuit
14. Menarik tabung penghisap sehingga darah msuk ke dalam tabung spuit,
hisap sebanyak kebutuhan
15. Tarik jarum keluar, dengan meletakkan kapas alkohol diatas jarum dan
tarik jarum keluar
16. Masukkan darah dalam spuit ke dalam botol yang tersedia (memasukkan
agak miring, dan tidk terlalu keras menyemprotkannya)
17. Beri label padabotol, dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
18. Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat dengan benar
19. Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10
menit
20. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
21. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
 Penyimpanan Spesimen Darah
Penyimpanan lebih dari 24 jam pada suhu ruang bila tidak memungkinkan
gunakan media transport berupa start medium atau amis medium
 Pengiriman Spesimen Darah
pengiriman kurang dari 24 jam pada suhu ruang bila tidak memungkinkan
teruskan dengan media transport atau start medium atau amis medium
b. Pengambilan feses
1. cuci tangan
2. gunakan sarung tangan
3. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
a. Bayi ( infant ): segera setelah bayi BAB, ambil spesimen feses dari
popoknya

6
b. Toddler: jika anak toddler sudah dapat melakukan toilet training,
kumpulkan fesesnyadari kursi toilet (potty chair). Jangan biarkan urin
bercampur dengan spesimen feses.Anjurkan anak BAK terlebih dahulu
untuk mengosongkan kandung kemihnya. Jika anak tidak terlatih
untuk BAB/BAK di toilet, kumpulkan feses dari popoknya atau
celanalatihan (training pants) yang digunakannya
c. Older child : Ketika anak sudah siap untuk memiliki gerakan usus,
letakkan " toilet hat” untuk mengumpulkan feses. Angkat toilet duduk,
letakkan "toilet hat" lebih rendah kursi.Jangan biarkan urin ke kontak
spesimen. Jangan mengumpulkan spesimen dari mangkuk toilet.
5. tempatkan ke dalam wadah steril dan ditutup rapat
6. feses jangan tercampur dengan urin
7. banyak anak-anak dengan diare, terutama anak-anak usia muda, tidak
selalu dapatmemberitahukan orang tua sebelumnya kapan mereka ingin
BAB. Jadi tutup plastik berbentuk topi digunakan untuk mengumpulkan
spesimen feses. Perangkat ini dapat dengancepat ditempatkan di atas
mangkuk toilet, atau di bawah bokong anak, untuk mengumpulkansampel.
Menggunakan perangkat penangkapan dapat mencegah kontaminasi feses
denganair dan kotoran. Cara lain untuk mengumpulkan sampel feses
adalah menggunakan tempat bungkus plastik di atas kursi toilet.
Kemudian tempatkan sampel feses dalam kontainer yangtelah disediakan
sebelum membawanya ke laboratorium. Anak tidak harus buang air kecil
kedalam wadah dan, jika mungkin, harus mengosongkan kandung
kemihnya sebelum buangair besar sehingga sampel feses tidak diencerkan
oleh urin. Untuk hasil terbaik, feses harus berada dalam suhu ruangan dan
segera dibawa ke laboratorium maksimal 48 jam setelahsampel diambil.
8. jangan berikan barium atau minyak mineral yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri
9. catat tanggal pengambilan dan identitas klien, beri label pada wadah
10. buka sarung tangan
11. cuci tangan

7
 Penyimpanan feses tahan <1 jam pada suhu ruang. Bila 1 jam atau lebih
menggunakan media transport yaitu stuart's medium ataupun pepton water
Menyiapkan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan >24 jam pada suhu 40
derajat c
 Pengiriman < 1 jam pada suhu ruangBila tidak memungkinkan gunakan
media transport atau kultur pada media tetra thionate broth

c. pengambilan urine

Pengambilan sampel urin mid stream pada anak perempuan:

1. Untuk sampel yang terpercaya, urin sebaiknya berada dikandung kemih paling
lama 4 jam. Jangan membuka wadah penampung spesimen. Perawat
menerima kontainer dantabung vakum untuk tempat sampel urin yang akan
diperiksadi lab.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan. Tidak lupasebelumnya jelaskan
prosedur yang akan dilakukan padaorang tua dan untuk anak yang sudah
mulai mengerti.
3. Regangkan/buka labia menggunakan jari
4. bersihkan area luar genital dengan air mengalir
5. keringkan menggunakan tisu/handuk dari arah depan ke belakang
6. buka tutup wadah/kontainer penampung urin. Biarkan anak BAK di toilet
7. pindahkan kontainer untuk menampung urin tengah (mid stream urine) dan isi
sekitar 2/3 kontainer. Hindari menyentuh area dalam container
8. pindahkan kontainer dan biarkan anak mengakhiri BAK-nyasecara normal di
toilet

Untuk anak laki-laki:·

 pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan
gerakan memutar dariarah tengah keluar dan menggunakan swab
antiseptic
 bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola
kapas

8
 setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin, letakan wadah pengumpul di
bawah aliranurin dan kumpulkan 30 - 60 ml
9. tutup kontainer. Buka label yang terdapat pada tutupnya.Jangan menyentuh
jarum yang terdapat pada tutupkontainer. Pada permukaan datar dan keras,
tekan setiaptabung dengan bagian penutupnya ( stopper ) terlebih dulu ke
jarum hingga urin masuk ke dalam tabung. Isi setiap tabungyang telah
disediakan.
10. kocok tabung ke atas dan ke bawah sebanyak 6 kali.Kemudian bawa segera ke
laboratorium untuk diperiksa
11. catat tanggal pengambilan dan beri label. Contoh label yang harus diisi:
12. buka sarung tangan
13. cuci tangan
 Penyimpanan dan pengiriman
a. Penyimpanan dan pengiriman dalam waktu 1 jam pada suhu ruang
b. Apabila tidak memungkinkan maka dapat menyimpannya dalam lemari
pendingin dalam waktu 24 jam
c. Gunakan urine transport tube atau steril container

9
DAFTAR PUSTAKA

DeLaune, S. C; Ladner, P. K. (2002). “Fundamentals of nursing: Standars


& practices. 2nd edition”. United Tated of America: Thomson Learning

Potter, P. A;& Perry, A. G. (2005). “Fundamental keperawatan: Konsep,


proses, danraktik. Edisi 4”. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.

Kurniati, A., dan Handiyani, H. (2005). “Buku panduan keterampilan dasar


profesi keperawatan”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

10

Anda mungkin juga menyukai