Oleh
2032111045
[FISWAN 4B]
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum yang telah
diberikan dengan judul “SISTEM EKSRESI ANALISIS URIN” selesai tepat pada
waktunya.
ii
DAFTAR ISI
iii
1) Simpulan ......................................................................................................... 13
2) Saran ............................................................................................................... 13
LAMPIRAN .............................................................................................................. 15
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Urin adalah produk cairan dari metabolisme tubuh yang dikeluarkan oleh
ginjal yang merupakan hasil filtrasi plasma darah di glomerulus ginjal. Setelah
proses filtrasi, cairan akan melewati tubulus untuk dilakukan penyerapan
kembali ion-ion yang masih terlarut sehingga pada proses miksi yang
dieksresikan adalah berupa urin sesungguhnya. Eksresi urin berfungsi untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal,
hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Menurut Wilson, 2003 urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut
sebagai berikut:
- Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari
katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian kreatin
fospat dalam jaringan otot.
- Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
- Badan keton yang dihasilkan dari metabolisme lemak adalah konstituen
normal dalam jumlah kecil.
- Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, amnium, sulfat, fosfat,
kalsium dan magnesium.
- Hormon atau katabolit hormon ada secara normal dalam urin.
- Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim
secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
- Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam
tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli (Ethel, 2004).
Jumlah urin normal pada manusia rata-rata adalah 1-2 liter perhari, tetapi
ada yang berbeda-beda tergantung jumlah cairan yang dimasukkan.
Banyaknya urin tersebut bertambah apabila terlalu banyak mengkonsumsi
4
2.5.3 Kekeruhan
Urin yang baru dikemihkan biasanya jernih. Kekeruhan
yang timbul bila urin didiamkan beberapa jam disebabkan oleh
6
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 27 Februari 2023 pada pukul
07.30-09.30 WIB di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Pertanian, Perikanan dan Biologi.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah wadah urin, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pembakar spirtus, gelas kimia 10mL, pipet tetes, gelas ukur
5mL atau 10mL, penjepit tabung reaksi sedangkan bahan yang digunakan
adalah sampel urin, indikator universal pH, reagen benedict, reagen biuret,
larutan AgNO3 1% dan asam nitrat pekat.
Siapkan urin oleh 2 praktikan yang diambil setelah bangun tidur sebelum
meminum atau memakan apapun, urin diletakkan ke dalam wadah urin dan
diberi label, lakukan pemeriksaan sampel urin yaitu tampilan urin, kandungan
pigment empedu, uji pH, uji amonia, uji glukosa, uji protein, uji klorida dan
uji albumin. Pada pemeriksaan tampilan urin, urin dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian disejajarkan dengan urin kelompok lain lalu
dimasukkan dalam kategori warna dari paling jernih sampai paling pekat
dengan skala (+, ++, +++). Pada pengujian kandungan pigmen empedu, urin
dimasukkan ke dalam tabung reaksi hingga 1/2 tabung dan tutup bagian ujung
tabung, kocok urin dalam tabung tersebut, kemudian amati buih yang ada.
Pada uji pH, urin dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu diukur pH-nya
dengan indikator universal pH dan dicocokkan. Pada uji amonia, urin 2mL
diletakkan dalam tabung reaksi, lalu dipanaskan diatas pembakar spirtus
hingga mendidih dan dicium ada bau atau tidaknya. Pada uji glukosa, urin
2mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 5 tetes reagen
benedict dibiarkan selama 5 menit, kemudian diamati perubahan warna
dengan skala (+, ++, +++). Pada uji protein, urin 2mL dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, lalu ditambahkan 5 tetes reagen biuret, dibiarkan selama 5
9
menit dan diamati perubahan warnanya dengan skala (+, ++, +++). Pada uji
ion klorida urin 2mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 5
tetes larutan AgNO3, 1% lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian amati
terbentuk atau tidaknya endapan putih dengan skala (+, ++, +++). Pada uji
albumin 5mL asam nitrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan
5 tetes urin, kemudian didiamkan selama 5 menit dan diamati ada atau
tidaknya terbentuk seperti lapisan cincin putih dengan skala (+, ++, +++).
Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan.
10
++++ : merah/coklat.
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu, pada
tampilan urin secara keseluruhan terdapat berbagai macam skala mulai dari +
hingga +++. Untuk skala + yaitu berwarna sedikit kuning didapatkan pada
praktikan 1B, 3B, dan 4A, pada skala ++ yaitu berwarna kuning sedang
didapatkan pada praktikan 1A, 2A, 5A dan 5B, pada skala +++ yaitu berwarna
kuning pekat didapatkan pada praktikan 2B dan 4B sedangkan praktikan yang
mendapatkan skala – yaitu urin yang tidak memiliki warna atau jernih. Pada
Uji Pigmen Empedu didapatkan hasil skala mulai dari + hingga +++, pada
skala + yaitu buih yang berwarna putih didapatkan pada praktikan 1A, 1B, 2A,
3A, dan 4A, pada skala ++ yaitu buih putih sedang didapatkan pada praktikan
2B, 3B dan 5A, sedangkan pada skala +++ yaitu buih putih banyak didapatkan
pada praktikan 4B. Pada uji pH yang telah dilakukan didapatkan hasil
sebanyak 1 praktikan yang memiliki pH 5, 7 praktikan yang memiliki pH 6,
dan 2 praktikan yang memiliki pH 7. Pada Uji Amonia didapatkan rentang
skala dimulai dari + hingga +++, pada skala + yaitu sedikit berbau didapatkan
pada praktikan 1B, 2B, 3A, 4A, 4B, 5A, dan 5B, Pada skala ++ yaitu berbau
didapatkan pada praktikan 2A dan 3B sedangkan pada skala +++ yaitu sangat
berbau didapatkan pada praktikan 1A. Pada Uji Glukosa atau uji untuk melihat
kadar gula didalam urin, didapatkan hasil yaitu, terdapat rentang skala mulai
dari + hingga +++, pada skala + yaitu berwarna kuning jernih didapatkan
pada praktikan 3A dan 4A, pada skala ++ yaitu kuning kehijauan didapatkan
pada praktikan 1B dan 2A sedangkan pada skala +++ yaitu berwarna kuning
kehijauan pekat didapatkan pada praktikan 1A, 2B, 3B, 4B, 5A dan 5B. Pada
Uji Protein didapatkan hasil dengan skala dari – hingga ++, pada skala – yaitu
tidak terdapat kadar protein di dalam urin didapatkan pada praktikan 1A, 1B,
2A, 2B, 3A, 4A, 4B dan 5B, Pada skala + yaitu sedikit endapan didapatkan
pada praktikan 5A, sedangkan pada skala ++ yaitu terdapat endapan
didapatkan pada praktikan 3B. Pada Uji Ion Klorida didapatkan hasil pada
rentang skala mulai dari + hingga +++ , pada skala + yaitu endapan sedikit
12
didapatkan pada praktikan 3A dan 4B, pada skala ++ yaitu endapan sedang
didapatkan pada praktikan 5A pada skala +++ yaitu endapan banyak
diadapatkan pada praktikan 5B dan sisanya tidak terdapat endapan. Pada uji
Albumin didapatkan hasil yaitu hasilnya – pada semua praktikan artinya tidak
ada praktikan yang terdapat penyakit kerusakan ginjal.
Dari uji tersebut rata-rata urine yang dihasilkan oleh 10 praktikan tersebut
adalah normal seperti pada uji tampilan urin tidak ada yang berwarna selain
kuning artinya urin tersebut masih normal sesuai dengan teori yang
disampaikan, menurut Gandasoebrata, 2006 urin yang normal adalah berwarna
jernih, kuning muda dan kuning. Pada uji pigmen empedu hasilnya normal
pada seluruh praktikan. Pada uji pH hasil pada semua praktikan normal,
menurut Gandasoebrata, 2006 urin normal memiliki rentang pH antara 4,6
hingga 7,5. Pada uji amonia hasilnya terdapat 1 yang abnormal yaitu pada
praktikan 1A karena urin 1A berbau menyengat, dikatakan abnormal karena
menurut levefer, 1997 urin yang menyengat seperti bau busuk dan tengik
adalah urin yang abnormal. Pada uji Glukosa untuk semua praktikan
menunjukkan kadar glukosa yang normal. Pada pemeriksaan uji glukosa
berfungsi untuk melihat kadar glukosa urin agar dapat mengetahui berat atau
ringannya penyakit diabetes melitus (Ariyadi, 2016). Pada uji protein
berfungsi untuk membantu mendiagnosa gangguang fungsi ginjal (Bayu,
2019). Pada uji ion klorida berfungsi untuk melihat jumlah cairan pada tubuh
dan aktivitas sistem eksresi. Pada uji Albumin untuk melihat kadar albumin
dalam darah dan bekaitan dengan fungsi hati dan ginjal.
Urin yang normal memiliki ciri-ciri yaitu, berwarna jernih transparan,
kuning muda atau kuning. Memiliki volume antara 800-1300 dalam 24 jam,
tidak keruh, berbau tidak keras atau berbau khusus, memiliki pH antara 4,6 –
7,5 dan memiliki berat jenis 1003-1030 (Gandasoebrata, 2006). Sedangkan
urin yang abnormal memiliki ciri-ciri berwarna merah yang disebabkan oleh
hemoglobinuria dan pigmen-pigmen darah atau warna coklat hitam yang
dipengaruhi oleh obat-obatan. Urin yang keruh, berbau menyengat seperti bau
busuk tengik yang disebabkan oleh bakteri atau infeksi pada saluran kencing,
dan ph yang kurang dari 5 dan lebih dari 7. (Lefever, 1997).
13
2) Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ariyadi. 2016. Pengaruh Penundaan Jumlah Sel Eritrosit pada Sedimen Urin
Hematuria.[SKRIPSI]. DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan
dan Kesehatan Unimus.
Pierce AG, Neil RB.2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 1
16