Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

“SISTEM EKSRESI ANALISIS URIN”

DOSEN PENGAMPU : Anggraeni, S.Si., M.Si


ASISTEN PRAKTIKUM : Ramadani, S.Si

Oleh

ALDA PUTRI VALENTINA

2032111045

[FISWAN 4B]

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BALUNIJUK
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum yang telah
diberikan dengan judul “SISTEM EKSRESI ANALISIS URIN” selesai tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada


Ibu Anggraini, S.Si., M.Si selaku dosen dan Kak Ramadani S.Si selaku asisten
dosen yang telah memberi bimbingan dan arahan selama proses pembuatan
laporan ini.

Adapun tujuan penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk


memenuhi salah satu tugas matakuliah praktikum Fisiologi Hewan. Laporan
praktikum ini membahas mengenai sistem eksresi dan analisis urin.

Dalam menyusun laporan ini, saya sepenuhnya menyadari bahwa laporan


ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang bersifat
konstruktif dan membangun senantiasa diharapkan untuk menyempurnakan
laporan ini. Selanjutnya, penulis berharap Laporan Praktikum ini akan memberi
manfaat bagi pembaca nantinya.

Balunijuk, 3 Maret 2023

Alda Putri Valentina

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Praktikum ....................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3

2.1 Definsi Urin .................................................................................................. 3

2.2 Komposisi Urin ............................................................................................ 3

2.3 Ciri-ciri Urin Normal ................................................................................... 3

2.4 Pemeriksaan Sedimen Urin ......................................................................... 4

2.5 Pemeriksaan Makroskopis Urin .................................................................. 4

BAB III. METODELOGI ........................................................................................... 8

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum..................................................................... 8

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 8

3.3 Cara Kerja Praktikum .................................................................................. 8

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 10

4.1 Hasil ............................................................................................................ 10

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 11

SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 13

iii
1) Simpulan ......................................................................................................... 13

2) Saran ............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

LAMPIRAN .............................................................................................................. 15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Praktikum Mikroskopis dan Makroskopis Urin............................. 10

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 1 ...................................... 15


Lampiran 2. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 2 ...................................... 16
Lampiran 3. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 3 ...................................... 17
Lampiran 4. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 4 ...................................... 18
Lampiran 5. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 5 ...................................... 19
Lampiran 6. Kegiatan Selama Praktikum ................................................................ 20
Lampiran 7. Hasil Tampilan Urin Seluruh Praktikan ............................................. 21

vi
1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan atau analisis urin merupakan pemeriksaan yang sering


diamati dalam membantu mendiagnosa berbagai macam penyakit (Widmann,
1995). Tidak hanya memberikan informasi tentang ginjal dan saluran urin,
pemeriksaan urin juga memberikan informasi pada berbagai orgam dalam
tubuh seperti: hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal dan lain-lain
(Gandosoebrata,2010).
Urin yang normal memiliki jumlah rata-rata 1-2 liter per hari tetapi
perbedaan jumlah urin sesuai dengan caira yang masuk ke dalam tubuh, jika
banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung protein
maka akan diperlukan banyak cairan untuk melarutkan ureanya, sehingga urin
yang akan dikeluarkan memiliki jumlah yang sedikit dan warnanya akan
menjadi pekat (Evelyn, 2002).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 20% dari wanita dewasa hingga
wanita usia lanjut, pada setiap tahunnya mengalami disuria (nyeri saat
berkemih). Pada pria, jarang terkena infeksi simtomatis sampai sesudah umur
45 tahun, kecuali jika terdapat kelainan urologis (Basuki, 2007). Penelitian
lain menyebutkan bahwa, 37,3% remaja memiliki asupan cairan kurang dari
90% kebutuhan cairan sehingga kemungkinan terjadinya risiko dehidrasi yang
cukup besar. Adapun penyakit yang disebabkan oleh dehidrasi yaitu sulit
berkonsentrasi, metabolisme yang tidak stabil hingga infeksi saluran kemih
(ISK)(Basuki, 2007).
Dengan demikian di dalam laporan praktikum ini kita akan melakukan uji
analisis urin untuk mendiagnosa kesehatan sistem eksresi melalui analisis
kimia urin .

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah:


1. Bagaimana hasil kesehatan sistem eksresi melalui analisis kimia urin?
2. Bagaimana pengujian kandungan urin dengan baik dan benar?
2

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:


1. Untuk mendiagnosa kesehatan sistem eksresi melalui analisis kimia urin.
2. Mampu melakukan pengujian kandungan urin dengan baik dan benar.

1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:


1. Mahasiswa dapat mendiagnosa kesehatan sistem eksresi melalui analisis
kimia urin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengujian kandungan urin dengan baik dan
benar.
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definsi Urin

Urin adalah produk cairan dari metabolisme tubuh yang dikeluarkan oleh
ginjal yang merupakan hasil filtrasi plasma darah di glomerulus ginjal. Setelah
proses filtrasi, cairan akan melewati tubulus untuk dilakukan penyerapan
kembali ion-ion yang masih terlarut sehingga pada proses miksi yang
dieksresikan adalah berupa urin sesungguhnya. Eksresi urin berfungsi untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal,
hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin (Tarwoto & Wartonah, 2010).

2.2 Komposisi Urin

Menurut Wilson, 2003 urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut
sebagai berikut:
- Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari
katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian kreatin
fospat dalam jaringan otot.
- Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
- Badan keton yang dihasilkan dari metabolisme lemak adalah konstituen
normal dalam jumlah kecil.
- Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, amnium, sulfat, fosfat,
kalsium dan magnesium.
- Hormon atau katabolit hormon ada secara normal dalam urin.
- Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim
secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
- Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat mengeras dalam
tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli (Ethel, 2004).

2.3 Ciri-ciri Urin Normal

Jumlah urin normal pada manusia rata-rata adalah 1-2 liter perhari, tetapi
ada yang berbeda-beda tergantung jumlah cairan yang dimasukkan.
Banyaknya urin tersebut bertambah apabila terlalu banyak mengkonsumsi
4

protein, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan


ureanya. Urin yang normal berwarna oranye pucat dan tanpa endapan, baunya
tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, berat
jenisnya berkisar antara 1010-1025.
Menurut (Istamar, 2004), jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc
tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya. Warna bening
muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh, warna kuning terantung dari
kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya. Bau khas air kemih bila
dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. Berat jenis 1.015 –
1.020.
2.4 Pemeriksaan Sedimen Urin

Pemeriksaan sedimen urin merupakan sebagian penting dalam


pemeriksaan penyaring. Pemeriksaan sedimen dapat memberi data mengenai
saluran kemih mulai dari ginjal sampai kepada ujung uretra yang tidak
mungkin dapat diperoleh dengan pemeriksaan lain. Cara untuk mengetahui
adanya infeksi saluran kemih, maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis urin.
Pemeriksaan sedimen urin termasuk pemeriksaan rutin. Urin yang dipakai
untuk itu adalah urin segar. Urin yang paling baik untuk pemeriksaan sedimen
ialah urin pekat yaitu urin yang mempunyai berat jenis tinggi. Pemeriksaan
sedimen urin ini diusahakan menyebut hasil pemeriksaan secara
semikuantitatif dengan menyebut jumlah unsur sedimen yang bermakna
belapang pandang. (Sarifudin, 2008)
Sedimen urin secara mikroskopis dapat diidentifikasikan sebagai
unsurunsur yang terdapat dalam urin, keadaan normal sedimen urin
mengandung unsur-unsur dalam jumlah sedikit. 1. Sirkulasi darah: sel darah
putih, sel darah merah. 2. Cemaran dari saluran kelamin: spermatozoa, sel
epitel, silinder. 3. Luar tubuh atau unsur asing : bakteri, fungi. (Lisyani
Suromo, 1990)
2.5 Pemeriksaan Makroskopis Urin

2.5.1 Volume urin


5

Mengukur volume urin bermanfaat untuk ikut menetukan


adanya faal ginjal, kelainan dalam keseimbangan cairan badan dan
berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi
kuantitatif urin. Volume urin dewasa normal daerah tropis dalam
24 jam antara 800-1300 ml, banyak faktor yang berpengaruh
kepada diueresis seperti umur, berat badan, kelamin, makanan dan
minuman, suhu badan, iklim dan aktifitas seseorang yang
bersangkutan. (Gandasoebrata,2006)

2.5.2 Warna Urin


Warna urin yang dikeluarkan tergantung dari konsentrasi
dan sifat bahan yang larut dalam urin. Warna urin dapat berubah
oleh karena obatobatan, makanan, serta penyakit yang diderita.
Warna urin normal putih jernih, kuning muda atau kuning. Warna
urin berhubungan dengan derasnya diuresis (banyak kencing),
lebih besar diueresis lebih condong putih jernih. Warna urin kuning
normal disebabkan antara lain oleh urocrom dan urobilin. Pada
keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih kuning dan pekat
dari biasa ginjal normal. (Gandasoebrata, 2006)
1. Warna kuning coklat (seperti teh) penyebabnya adalah
bilirubin.
2. Warna merah coklat penyebabnya hemoglobinuria dan
porpyrin.
3. Warna merah dengan kabut coklat penyebabnya darah dengan
pigmenpigmen darah.
4. Warna coklata hitam penyebabnya melanin dan warna hitam
disebabkan oleh pengaruh obat-obatan. (Kee, Joyce LeFever,
1997)

2.5.3 Kekeruhan
Urin yang baru dikemihkan biasanya jernih. Kekeruhan
yang timbul bila urin didiamkan beberapa jam disebabkan oleh
6

berkembangnya kuman. Kekeruhan ringan bisa disebabkan oleh


nubecula. Pada infeksi saluran kemih, urin akan keruh sejak
dikemihkan yang disebabkan lender, sel-sel epitel dan lekosit lama-
lama mengendap. (Gandasoebrata, 2006)

2.5.4 Bau Urin


Biasanya spesifik. Normalnya baunya tidak keras. Bau
khusus pada urin dapat disebabkan oleh makanan misalnya :
jengkol, pete, durian dan yang disebabkan obat-obatan, misalnya :
mentol, terpentin. Pada karsinoma saluran kemih, urin akan berbau
amoniak karena adanya kuman yang menguraikan ureum dalam
urin.(Gandasoebrata, 2006)
1. Amonia ; pecahan urea oleh bakteri
2. Busuk atau tengik ; Bakteria (infeksi saluran kencing)
3. Mousey ; fenilketonuria
4. Manis atau berbau buah ; asidosis diabetic, kelaparan.
(Lefever, 1997)

2.5.5 Derajat Keasaman (pH)


Derajat keasaman urin harus diukur pada urin baru, pH
urin dewasa normalnya adalah 4,6-7,5 pH urin 24 jam biasanya
asam, hal ini disebabkan karena zat-zat sisa metabolise badan yang
biasanya bersifat asam. Penelitian pH urin berguna pada gangguan
cairan badan elektrolit serta pada infeksi saluran kemih yang
disebabkan oleh kuman yang menguraikan ureum. Adanya
bakteriurea urin akan bersifat alkalis. (Gandasoebrata, 2006)
Pemeriksaan pH urin (Lefever ,1997)
< 4,5 : asidosis metabolic, asidosis respiratorik, diare
berat, diet tinggi protein hewani.
> 8,0 : Bakteriuria, infeksi saluran kencing.

2.5.6 Berat Jenis Urin


7

Berat jenis urin yaitu mengukur jumlah larutan yang larut


dalam urin. Pengukuran BJ ini untuk mengetahuai daya konsentrasi
dan data dilusi ginjal. Normal berat jenis berbanding terbalik
dengan jumlah urin. Berat jenis urine rat hubungannya dengan
dieresis makin tinggi berat jenisnya dan sebaliknya. Normal berat
jenis urin adalah 1003-1030. Tingginya berat jenisurin memberikan
kesan tentang pekatnya urin, jadi bertalian dengan faalpemekat
ginjal. (Gandasoebrata, 2006)
(a) Pemeriksaan Bobot jenis Urin (Lefever ,1997)
Berat Jenis < 1,005 : Diabetes insipidus, banyak minum,
kelebihan cairan, penyakit ginjal,kekurangan dan kelebihan
kalium; berat jenis.
(b) Berat jenis > 1,026 : kurang minum, diabetes militus,
muntah, diare, dehidrasi, penggunaanzat kontras pada sinar x.
8

BAB III. METODELOGI


3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 27 Februari 2023 pada pukul
07.30-09.30 WIB di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Pertanian, Perikanan dan Biologi.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah wadah urin, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pembakar spirtus, gelas kimia 10mL, pipet tetes, gelas ukur
5mL atau 10mL, penjepit tabung reaksi sedangkan bahan yang digunakan
adalah sampel urin, indikator universal pH, reagen benedict, reagen biuret,
larutan AgNO3 1% dan asam nitrat pekat.

3.3 Cara Kerja Praktikum

Siapkan urin oleh 2 praktikan yang diambil setelah bangun tidur sebelum
meminum atau memakan apapun, urin diletakkan ke dalam wadah urin dan
diberi label, lakukan pemeriksaan sampel urin yaitu tampilan urin, kandungan
pigment empedu, uji pH, uji amonia, uji glukosa, uji protein, uji klorida dan
uji albumin. Pada pemeriksaan tampilan urin, urin dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian disejajarkan dengan urin kelompok lain lalu
dimasukkan dalam kategori warna dari paling jernih sampai paling pekat
dengan skala (+, ++, +++). Pada pengujian kandungan pigmen empedu, urin
dimasukkan ke dalam tabung reaksi hingga 1/2 tabung dan tutup bagian ujung
tabung, kocok urin dalam tabung tersebut, kemudian amati buih yang ada.
Pada uji pH, urin dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu diukur pH-nya
dengan indikator universal pH dan dicocokkan. Pada uji amonia, urin 2mL
diletakkan dalam tabung reaksi, lalu dipanaskan diatas pembakar spirtus
hingga mendidih dan dicium ada bau atau tidaknya. Pada uji glukosa, urin
2mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 5 tetes reagen
benedict dibiarkan selama 5 menit, kemudian diamati perubahan warna
dengan skala (+, ++, +++). Pada uji protein, urin 2mL dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, lalu ditambahkan 5 tetes reagen biuret, dibiarkan selama 5
9

menit dan diamati perubahan warnanya dengan skala (+, ++, +++). Pada uji
ion klorida urin 2mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 5
tetes larutan AgNO3, 1% lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian amati
terbentuk atau tidaknya endapan putih dengan skala (+, ++, +++). Pada uji
albumin 5mL asam nitrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan
5 tetes urin, kemudian didiamkan selama 5 menit dan diamati ada atau
tidaknya terbentuk seperti lapisan cincin putih dengan skala (+, ++, +++).
Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan.
10

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Praktikum Mikroskopis dan Makroskopis Urin

Hasil Uji Kandungan Urin


Praktikan Tampilan Pigmen pH Uji Uji Uji Uji Ion Uji
Urin Empedu Amonia Glukosa Protein Klorida Albumin
1A ++ + 6 +++ +++ - - -
1B + + 5 + ++ - - -
2A ++ + 6 ++ ++ - - -
2B +++ ++ 6 + +++ - - -
3A - + 6 + + - + -
3B + ++ 7 ++ +++ ++ - -
4A + + 7 + + - - -
4B +++ +++ 6 + +++ - + -
5A ++ ++ 6 + +++ + ++ -
5B ++ ++ 6 + +++ - +++ -
Keterangan:
1A : Kelompok 1 praktikan A
1B : Kelompok 1 praktikan B
2A : Kelompok 2 praktikan A
2B : Kelompok 2 praktikan B
3A : Kelompok 3 praktikan A
3B : Kelompok 3 praktikan B
4A : Kelompok 4 praktikan A
4B : Kelompok 4 praktikan B
5A : Kelompok 5 praktikan A
5B : Kelompok 5 praktikan B
- : Tidak terdapat endapan/Jernih/Tidak Berbuih
+ : sedikit endapan/Sedikit Pekat/Sedikit Berbuih/berwarna jernih

++ : Terdapat endapan/Sedang/Berbuih Sedang/ berwarna sedikit kuning

+++ : Banyak Endapan/Sangat Pekat/Berbuih Banyak/berwarna kuning


11

++++ : merah/coklat.

4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu, pada
tampilan urin secara keseluruhan terdapat berbagai macam skala mulai dari +
hingga +++. Untuk skala + yaitu berwarna sedikit kuning didapatkan pada
praktikan 1B, 3B, dan 4A, pada skala ++ yaitu berwarna kuning sedang
didapatkan pada praktikan 1A, 2A, 5A dan 5B, pada skala +++ yaitu berwarna
kuning pekat didapatkan pada praktikan 2B dan 4B sedangkan praktikan yang
mendapatkan skala – yaitu urin yang tidak memiliki warna atau jernih. Pada
Uji Pigmen Empedu didapatkan hasil skala mulai dari + hingga +++, pada
skala + yaitu buih yang berwarna putih didapatkan pada praktikan 1A, 1B, 2A,
3A, dan 4A, pada skala ++ yaitu buih putih sedang didapatkan pada praktikan
2B, 3B dan 5A, sedangkan pada skala +++ yaitu buih putih banyak didapatkan
pada praktikan 4B. Pada uji pH yang telah dilakukan didapatkan hasil
sebanyak 1 praktikan yang memiliki pH 5, 7 praktikan yang memiliki pH 6,
dan 2 praktikan yang memiliki pH 7. Pada Uji Amonia didapatkan rentang
skala dimulai dari + hingga +++, pada skala + yaitu sedikit berbau didapatkan
pada praktikan 1B, 2B, 3A, 4A, 4B, 5A, dan 5B, Pada skala ++ yaitu berbau
didapatkan pada praktikan 2A dan 3B sedangkan pada skala +++ yaitu sangat
berbau didapatkan pada praktikan 1A. Pada Uji Glukosa atau uji untuk melihat
kadar gula didalam urin, didapatkan hasil yaitu, terdapat rentang skala mulai
dari + hingga +++, pada skala + yaitu berwarna kuning jernih didapatkan
pada praktikan 3A dan 4A, pada skala ++ yaitu kuning kehijauan didapatkan
pada praktikan 1B dan 2A sedangkan pada skala +++ yaitu berwarna kuning
kehijauan pekat didapatkan pada praktikan 1A, 2B, 3B, 4B, 5A dan 5B. Pada
Uji Protein didapatkan hasil dengan skala dari – hingga ++, pada skala – yaitu
tidak terdapat kadar protein di dalam urin didapatkan pada praktikan 1A, 1B,
2A, 2B, 3A, 4A, 4B dan 5B, Pada skala + yaitu sedikit endapan didapatkan
pada praktikan 5A, sedangkan pada skala ++ yaitu terdapat endapan
didapatkan pada praktikan 3B. Pada Uji Ion Klorida didapatkan hasil pada
rentang skala mulai dari + hingga +++ , pada skala + yaitu endapan sedikit
12

didapatkan pada praktikan 3A dan 4B, pada skala ++ yaitu endapan sedang
didapatkan pada praktikan 5A pada skala +++ yaitu endapan banyak
diadapatkan pada praktikan 5B dan sisanya tidak terdapat endapan. Pada uji
Albumin didapatkan hasil yaitu hasilnya – pada semua praktikan artinya tidak
ada praktikan yang terdapat penyakit kerusakan ginjal.
Dari uji tersebut rata-rata urine yang dihasilkan oleh 10 praktikan tersebut
adalah normal seperti pada uji tampilan urin tidak ada yang berwarna selain
kuning artinya urin tersebut masih normal sesuai dengan teori yang
disampaikan, menurut Gandasoebrata, 2006 urin yang normal adalah berwarna
jernih, kuning muda dan kuning. Pada uji pigmen empedu hasilnya normal
pada seluruh praktikan. Pada uji pH hasil pada semua praktikan normal,
menurut Gandasoebrata, 2006 urin normal memiliki rentang pH antara 4,6
hingga 7,5. Pada uji amonia hasilnya terdapat 1 yang abnormal yaitu pada
praktikan 1A karena urin 1A berbau menyengat, dikatakan abnormal karena
menurut levefer, 1997 urin yang menyengat seperti bau busuk dan tengik
adalah urin yang abnormal. Pada uji Glukosa untuk semua praktikan
menunjukkan kadar glukosa yang normal. Pada pemeriksaan uji glukosa
berfungsi untuk melihat kadar glukosa urin agar dapat mengetahui berat atau
ringannya penyakit diabetes melitus (Ariyadi, 2016). Pada uji protein
berfungsi untuk membantu mendiagnosa gangguang fungsi ginjal (Bayu,
2019). Pada uji ion klorida berfungsi untuk melihat jumlah cairan pada tubuh
dan aktivitas sistem eksresi. Pada uji Albumin untuk melihat kadar albumin
dalam darah dan bekaitan dengan fungsi hati dan ginjal.
Urin yang normal memiliki ciri-ciri yaitu, berwarna jernih transparan,
kuning muda atau kuning. Memiliki volume antara 800-1300 dalam 24 jam,
tidak keruh, berbau tidak keras atau berbau khusus, memiliki pH antara 4,6 –
7,5 dan memiliki berat jenis 1003-1030 (Gandasoebrata, 2006). Sedangkan
urin yang abnormal memiliki ciri-ciri berwarna merah yang disebabkan oleh
hemoglobinuria dan pigmen-pigmen darah atau warna coklat hitam yang
dipengaruhi oleh obat-obatan. Urin yang keruh, berbau menyengat seperti bau
busuk tengik yang disebabkan oleh bakteri atau infeksi pada saluran kencing,
dan ph yang kurang dari 5 dan lebih dari 7. (Lefever, 1997).
13

SIMPULAN DAN SARAN


1) Simpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:


a) Adapun penyakit yang bisa disebabkan oleh urin yang abnormal yaitu
penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, diabetes melitus dan masih banyak
lagi penyakit lainnya.
b) Urin yang normal bisa dilihat dengan makroksopis yaitu dengan ciri-ciri
berwarna jernih, berbau tidak menyengat, ph seimbang, dan tidak keruh.
Sedangkan secara makroskopis bisa dilakukan berbagai uji seperti uji
amonia, uji glukosa, uji protein, uji klorida, uji albumin dan masih banyak
uji lainnya.

2) Saran

Saat melakukan praktikum tetap memperhatikan keselamatan dan aturan


yang ada di laboratorium dan diharapkan memakai alat pelindung seperti jas
lab dan gloves agar praktikum berjalan dengan lancar, jika praktikum sudah
dilakukan bersihkan kembali alat-alat laboratorium yang digunakan agar tetap
steril dan dapat digunakan kembali, sampah bekas praktikum harap dibuang
dengan benar agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.
14

DAFTAR PUSTAKA
Ariyadi. 2016. Pengaruh Penundaan Jumlah Sel Eritrosit pada Sedimen Urin
Hematuria.[SKRIPSI]. DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan
dan Kesehatan Unimus.

Basuki B Purnomo. 2003. Dasar-Dasar Urologi. Malang : Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya

Evelyn C Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta


:Gramedia

Gandasoebrata. 2006. Penuntun Labiratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat

Joyce LeFever Kee. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium &


Diagnostik Dengan Implikasi Keperawatan. EGC. Jakarta

Pattman R, Snow M, Hardy P et all. 2005. Oxford Handbook Of Genitourinary


Medicine, HIV, and AIDS 1st Edition. Newcastle: Oxford University
Press.

Pierce AG, Neil RB.2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: Erlangga.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Widmann, Frances K. 1995. Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium.


Ed. 9. Penerjemah: Siti Boedina Kresno; Ganda Soebrata, J. Latu.
Jakarta : EGC.

Wirawan, R. 2011. Penilaian Hasil Pemeriksaan Urin. Jakarta: FKUI.


15

LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 1
16

Lampiran 2. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 2


17

Lampiran 3. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 3


18

Lampiran 4. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 4


19

Lampiran 5. Laporan Praktikum Sementara Kelompok 5


20

Lampiran 6. Kegiatan Selama Praktikum


21

Lampiran 7. Hasil Tampilan Urin Seluruh Praktikan

Anda mungkin juga menyukai