“Pemeriksaan Urin”
Disusun Oleh :
Kelompok 1C
1. Afifah Khairunnisa 11171020000051
2. Indriani Rohmawati Sari 11171020000061
3. Mariya Ulfah 11171020000053
4. Rana Aulia Fadhilla 11171020000054
5. Kartika Sekar Ayu Sunyoto 11171020000057
6. Annisa Fadhilah 11171020000061
7. An Nisa Patimah Az Zahrah 11171020000064
8. Aliya Zahra 11171020000065
9. Fitri Anbar Mulyani 11171020000068
10. Asri Fauziyah 11171020000070
11. Ade Nanda Alrisky 11171020000073
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
TINJUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 5
2.1 Landasan Teori ....................................................................................................... 5
BAB III............................................................................................................................... 7
METODOLOGI PRAKTIKUM...................................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................. 7
3.2 Prosedur Kerja .................................................................................................. 8
BAB IV ............................................................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 10
4.1 Hasil Pengamatan ........................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 10
BAB V .............................................................................................................................. 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
LAMPIRAN..................................................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dan penyimpanan reagen, suhu laboratorium, cara pengerjakan sampel. Factor
pasca analitik merupakan tahapan akhir pemeriksaan akhir seperti cara interpretasi
hasil.
Urin normal manusia terdiri dari air, urea, asam urat, ammonia, kreatinin,
asam laktat, asam fosfat, asam suldatt, klorida, dan garam, sedangkan pada kondisi
tertentu dapat ditemukan zat-zat yang berlebihan misalnya vitamin C, dan obat-
obatan (Ma’rufah, 2011). Urin manusia normal memiliki rentang pH yaitu: 4,50-
8,00. Sedangkan untuk Volume urine normal yaitu 900-2100 cc/hari. Urin
manusia juga memiliki bau yang pesing. Maka dari itu, perlunya pemeriksaan urin
secara rutin agar dapat mengetahui tentang urin yang kita hasilkan sesuai dengan
urin normal pada umumnya atau tidak. Jika seseorang telah ditemukan sesuatu
yang tidak wajar pada urinnya wajib dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih
lanjut terkait penyakitnya tersebut.
1.3 Tujuan
a. Untuk menentukan kadar glukosa urin secara semikuantitatif.
b. Untuk mengetahui adanya indikan dalam urin.
c. Untuk mengetahui adanya zat keton dalam urin.
d. Untuk mengetahui keberadaan protein dalam urin (Kualitatif).
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Urin adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksresi urin diperlukan untu membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring didalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemuh, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Risna,
2014). Urin normal berwarna kuning muda jernih transparan, warna kuning berasal
dari zat bilirubin.. Urin normal manusia terdiri dari air, urea, asam urat, ammonia,
kreatinin, asam laktak, asam fosfat, asam sulfat, klorida, dan garam (Ma’rufah,
2011). Jumlah urin normal rata-rata 1 sampai 2 liter sehari, tetapi berbeda-beda
tergantung sesuai jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh.
Pemeriksaan urinalisis adalah pemeriksaan penunjang yang membantu
menegakkan diagnosis pada gangguan ginjal dan saluran kemih, maupun gangguan
diluar kemih seperti hati, saluran empedu, pancreas, dan korteks adrena
(Gandasoebrata, 2010). Pemeriksaan urin dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
(Strasinger, dan Lorenzo, 2008)
1. Pemeriksaan fisik urin berupa warna, kejernihan, berat jenis, dan
bau
2. Pemeriksaan kimia atau uji dipstick yaitu melihat kadar zat-zat
dalam urin yaitu protein, glukosa, keton, eritrosit, bilirubin,
urobilinogen, nitrit, esterase leukosit, dan berat jenis spesifik
3. Pemeriksaan miksroskopik urin untuk melihat sedimen urin
5
secara semikuantitatif. Prinsip kerja uji benedict yaitu glukosa
urin patologis dipanaskan dalam larutan tembaga alkalis yang
akan menghasilkan kuprooksida (CuO2). CuO2 direaksikan
dengan asam fosmolibdat pada larutan benedict akan
menghasilkan endapat berwarna merah bata.
2. Uji Indikan (Obermeyer)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya indikan dalam
urin. Indikan dalam urin berasal dari proses pembusukan asam
amino triptofan dalam usus. Makanan tinggi protein akan
meningkatkan eksresi indikan dalam urin dan sebaliknya pada
makanan tinggi karbohidrat. Prinsip kerja uji indikan yaitu
gugus indoksil dari indikan dioksidasi oleh pereaksi obermeyer
yang mengandung FeCl3 dalam HCl pekat membentuk warna
biru indigo yang larut dalam kloroform.
3. Uji Zat Keton (Rothera atau Nitroprusida)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya zat keton dalam
urin. Prinsip kerja uji ini yaitu pereaksi Rothera akan bereaksi
dengan zat keton dalam urin dan membentuk kompleks
berwarna ungu.
4. Tes Heller
Uji Tes heller bertujuan untuk mengetahui keberadaan
protein dalam urin secara kualitatif. Prinspi kerja uji ini protein
dalam urin akan mengalami denaturasi dengan penambahan
asam nitrat pekat, dalam bentuk cincin putih pada perbatasan
kedua cairan.
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan:
Urin
Standar glukosa
Perekansi benedict
3.1.2 Uji Indikan (Obermeyer)
Alat:
Tabung reaksi
Bahan:
Sample: urin dan aquadest
Pereaksi obermeyer
Kloroform
3.1.3 Uji Zat Keton (Rothera)
Alat:
Tabung reaksi
Bahan:
Sampel urin, larutan aseton 1%, aquadest
Kristal ammonium sulfat
Natrium nitroprusida 5%
Ammonium hidroksida pekat
3.1.4 Tes Heller
7
Alat:
Tabung reaksi
Bahan:
Urin normal
Urin patologis protein
Asam nitrat pekat
8
a) Tiga tabung reaksi disiapkan, asam nitrat pekat dimasukkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 2 ml.
b) Pada atbung ke 1 ditambahkan urin, pada tabung ke 2 ditambahkan
urin patologis protein, pada tabung ke 3 ditambahkan aquadest.
Hasil diamati.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
1. Uji Benedict
Tujuan dari uji ini adalah menentukan kadar glukosa urin secara
semikuantitatif. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Glukosa terbentuk dari karbohidrat
dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dipengaruhi oleh tiga
hormon yaitu, insulin, glukagon, dan somatostatin. Prinsip uji ini yaitu glukosa urin
patologis dipanaskan dalam larutan tembaga alkalis akan menghasilkan
kuprooksida (CuO2). CuO2 direaksikan dengan asam fosfomolibdat pada larutan
10
benedict akan menghasilkan endapan berwarna merah bata yang merupakan hasil
reduksi oelh glukosa (ion cupri menjadi cupro). Pereaksi benedict hanya akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik dan alpha
hidroksi keton. Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi
dalam urin, urin ditambahkan dengan larutan benedict kemudian dipanaskan dalam
waterbath (1000C) selama 8 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna
menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning kehijaun, jingga, dan merah bata
atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Urin yang mengandung glukosa dapat
menjadi tanda adanya penyakit diabetes mellitus. Berdasarkan hasil uji benedict
pada urin yang telah dilakukan terbentuk larutan berwarna biru sedikit hijau. Ketika
dibandingkan dengan standar glukosa yang ada diperoleh nilai <0,5%. Hal ini
menunjukkan sangat sedikitnya glukosa yang terkandung dalam urin dan dapat
dikatakan urin masih dalam keadaan normal atau pemilik urin tidak menderita
penyakit diabetes mellitus.
11
FeCl3 dalam HCl pekat sehingga terbentuklah warna biru indigo yang larut dalam
suatu kloroform. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh larutan berwarna biru yang
menandakan positif mengandung adanya indikan.
12
jenis yang tinggi.
4. Tes Heller
Selanjutnya dilakukan uji heller pada urine untuk mengetahui keberadaan
protein dengan prinsip urin yang positif protein akan mengalami denaturasi dengan
penambahan asam nitrat pekat sehingga terbentuk cincin putih pada permukaan
larutan, tetapi jika berlangsung lama denaturasi akan berlanjut hingga cincin putih
menghilang(Ganong,2003). Sama seperti uji rothera sampel yang digunakan ada
tiga yaitu: urin normal, urin patologis dan aquadest sebagai blanko. Pada praktikum
yang telah dilakukan hasil negative ditunjukkan pada urin normal dan aquadest
dengan tidak munculnya cincin putih pada kedua permukaan larutan tersebut, hal
ini menandakan ketiadaan albumin(protein) dalam larutan tersebut. Namun, pada
urin patologis, ditemukan cincin putih pada permukaan larutan menandakan
keberadaan albumin(protein) pada urin sehingga dapat dinyatakan bahwa pasien
dengan albumin dalam urinnya menandakan pasien tersebut mengidap albuminuria.
Albuminuria adalah sejumlah protein dalam urine yang tidak tersaring pada proses
filtrasi di glomerulus. Adapun kondisi yang dapat mengakibatkan albuminurea
yaitu infeksi saluran kemih,hiperglikemia, hipertensi yang tidak terkontrol,
hematuria,gagal ginjal, demam pada penyakit akut, dan olahraga yang keras dalam
waktu 24 jam
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015.Urin.https://www.google.com/amp/s/fdokumen.com/amp/document
/3-urin.html [21:02, 10/14/2019]
Anonim. Uji Indikan (Obemeyer). https://www.scribd.com/doc/89636434/Uji-
Indikan [21:02, 10/14/2019]
Cahyany, Rizky Pratama. Pengukuran Kadar Glukosa Urin Dengan Metode
Oksidasi Reduksi Benedict.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/p
reprints/inarxiv/8952x/download&ved=2ahUKEwjikfLntZTlAhXM_XMB
HReYAtQQFjABegQIBBAB&usg=AOvVaw0dkEsk4nOeTGHdm9YARa
H0 [21:15, 10/14/2019]
Gandasebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik, Edisi 16. Dian Rakyat.
Jakarta
Ganong, 2003. Fisiologi Kedokteran. Yogyakarta: UGM press.
http://repository.unimus.ac.id/1885/3/BAB%20II.pdf diakses pada 13 oktober
2019 pukul 10:27 WIB.
H Kenneth Walker, MD, W Dallas Hall, MD, dan J Willis Hurst, MD. (1990).
Clinical Methods - The History, Physical, and Laboratory Examinations.
Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia (edisi ke-3).
Butterworths Publishers, a division of Reed Publishing. hlm. Chapter 192
Proteinuria
Ma’rufah. 2011. Hubungan Glukosa Urin dengan Berat Jenis Urin. Ma’rufah
Glukosa Urin Vol. 3 No.1 2011.
Strasinger, S.K dan Di-Lorenzo, M.S. 2008. Urynalisis and Body Fluids, 5th
Edition, F.A. Dabis Company Philadelphia.
Suprapta, Kadek Anggara, Analisis Urin. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam,Universitas Pendidikan Ganesha
15
LAMPIRAN
16
Gambar 4 : uji indikan
17