Anda di halaman 1dari 20

Membran Biologis

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Biofisika
yang dibina oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si., M.Si.
dan Ibu Vita Ria Mustikasari, S.Pd, M.Pd

Oleh

Adinda Nora
Annafi Rhomadhiyana

(130351603586)
(130351603595)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Oktober 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan struktur kompleks dari kehidupan, ada yang uni
seluler (bersel satu) dan juga ada multiseluler (bersel banyak) pada tumbuhan
ataupun hewan. Sel merupakan unit terkecil atau unit dasar makhluk hidup baik
secara stuktural maupun fungsional. Hal ini berarti bahwa secara structural, sel
merupakan penyusun makhluk hidup, baik mahkluk bersel satu maupun bersel
banyak. Selain itu, setiap sel melakukan aktivitas kehidupan. untuk menjaga
kelangsungan aktivitasny, setiap selmempunyai struktur dan fungsi yang jelas.
Sebuah sel mempunyai tiga bagian utama yaitu membrane sel (selaput plasma),
sitoplasma, dan organel-organel sel. Sementara itu, nucleus atau inti sel
merupakan

organel

terbesar.

Sel

memiliki

bentuk

dan

ukuran

yang

bervariasi.bentuk sel biasanya sesuai dengan fungsinya. Ukuran sel pada


umumnya sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
1.3 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.

Bagaimana pengertian membran ?


Bagaimana komponen-komponen penyusun membran ?
Bagaimana fungsi membran ?
Bagaimana mekanisme transport membran ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.
2.
3.
4.

Untuk mendeskripsikan pengertian membran


Untuk mendeskripsikan komponen-komponen penyusun membran
Untuk mendeskripsikan fungsi membran
Untuk mendeskripsikan mekanisme transport membran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Membran Sel


Membran sel atau biasa disebut juga dengan membran plasma merupakan
lapisan paling luar dari sel yang bertugas melindungi sel secara keseluruhan dari
interaksi dengan lingkungan luar, menjaga segala aktivitas yang terjadi di dalam
sel, dan menyeleksi transportasi makanan dari luar ke dalam sel. Lapisan tipis
yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm. Membran plasma mengontrol
lalu lintas ke dalam dan ke luar sel yang dikelilinginya. Membran plasma
mempunyai peranan yang sangat penting pada kehidupan sel. Peran membran
plasma yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai penyekat, pemilah, dan
pengatur. Selain itu, membran plasma juga berperan sebagai tempat terjadinya
reaksi kimia, sarana komunikasi, penerima, dan penerus informasi, serta transpor
bahan masuk dan keluar sel. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000 membran
sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa di pakai untuk menulis. Lipid dan
protein merupakan bahan penyusun utama dari membran, meskipun karbohidrat
juga merupakan unsur penting. Gabungan lipid dan protein dinamakan
lipoprotein.
Membrane plasma mempunyai sifat secara umum sebagai berikut :

Sifat utama membran sel adalah sangat dinamis.


Sifat membran yang dinamis ini sangat tergantung pada struktur dari
membran plasma itu. Sebagai contoh sifat membran yang tergantung pada
strukturnya adalah adanya dua lapisan lemak yang menyusun membran

(lipid bilayer).
Membran lemak dapat terbentuk secara spontan dari campuran lipid dalam

lingkungan air bila konsentrasi lipid melampaui nilai kritis tertentu.


Bila jumlah lipid kurang dari konsentrasi kritis tersebut maka lipid larut

dalam air.
Karena senyawa lipid ini merupakan molekul-molekul amphipatik, maka
bila dalam konsentrasi cukup tinggi molekul-nolekul lipid tersebut secara

spontan membentuk agregat berupa lapisan-lapisan lemak dua lapis.


Lapisan panjang lipid ini secara spontan dapat putus atau bergabung
kembali satu sama lain, sehingga di dalam air sering terbentuk balon-balon

vesikula.
Mengingat sebagian besar komponen sel adalah air, maka prinsip inipun
rupanya juga berlaku di dalam sel dengan sistem kompartementasinya.

Adanya sistem membran lemak di dalam sel memungkinkan sel untuk


membelah diri tanpa kehilangan isi sel.

Sifat membrane sel berdasarkan kemampuannya untuk melewatkan suatu zat,


sifat membrane sel dapat dibagi atas 2 jenis, sebagai berikut :
Impermeabel
Suatu keadaan dimana semua zat yang ada di luar sel tidak dapat masuk ke
dalam sel karena adanya mekanisme penolakan oleh sel. Co
Permeabel
Suatu keadaan dimana segala macam zat yang ada d luar sel dapat masuk
ke dalam sel.
2.1.1 Permeabilitas dan Semi Permeabilitas

Permeabilitas dan semi permeabilitas merupakan kemampuan yang


dimiliki oleh membran sel dalam dalam menyaring partikel-partikel yang akan
melalui membran sel. Permeabilitas membran tergantung pada fluiditas inti
hidrofobik membran dan aktivitas protein pengangkutnya. Oleh karena itu,
keadaan lingkungan yang dapat mengganggu keduanya akan mempengaruhi
permeabilitas membran terhadap suatu solut. Sehingga dapat dikatakan bahwa
permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh membran sel dalam
menyaring partikel-partikel yang akan melalui membran, maka semi permeabilitas
merupakan kemampuan membran sel menyaring partikel-partikel, yang
menyerupai sifat permeabilitas membran, hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sel serta fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas protein
pengangkutnya.

Membran sel dapat dilewati zat-zat tertentu yang larut dalam lemak, zatzat yang tidak bermuatan (netral), molekul-molekul asam amino, asam lemak,
gliserol, gula sederhana, dan air. Zat-zat yang merupakan elektrolit lemah lebih
cepat melewati membran daripada elektrolit kuat, sehingga membran sel bersifat
permeabel terhadap zat-zat tersebut, tetapi membran sel tidak dapat melewati zatzat gula (seperti pati, polisakarida), protein, dan zat-zat yang mudah larut dalam
pelarut organik, sehingga membran bersifat impermeabel terhadap zat-zat
tersebut, karena membran bersifat permeable dan bersifat impermeable terhadap
zat-zat tertentu, maka membran dikatakan bersifat semipermeable.
Sebuah membran semipermeabel, juga disebut membran selektif
permeabel, membran plasma amfifilik; yaitu, mereka memiliki daerah hidrofilik
dan hidrofobik. Karakteristik ini membantu pergerakan beberapa bahan melalui
membran dan menghalangi gerakan yang lain. Bahan lipid-dapat larut dengan
molekul rendah dapat dengan mudah lolos dari inti lipid hidrofobik membran.
Zat-zat seperti vitamin A yang larut dalam lemak, D, E, dan K mudah melewati
membran plasma dalam saluran pencernaan dan jaringan lain. Obat yang larut
dalam lemak dan hormon juga mendapatkan kemudahan jalan ke dalam sel dan
dapat segera diangkut ke jaringan tubuh dan organ. Molekul oksigen dan karbon
dioksida tidak memiliki muatan dan sebagainya melewati membran melalui difusi
sederhana.
Senyawa polar menjadi masalah bagi membran. Molekul polar tidak
dapat dengan mudah melewati inti lipid dari membran plasma. Selain itu, ion kecil
serti air bisa dengan mudah menyelinap melalui ruang-ruang di mosaik
membrane, karena pada membran terdapat pori-pori yang sangat kecil, sehingga
hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul air dan tidak cukup besar untuk dapat
dilalui oleh molekul molekul lain Sedangkan, Ion seperti natrium, kalium,
kalsium, dan klorida harus memiliki cara khusus menembus membran plasma.
Gula sederhana dan asam amino juga perlu bantuan untuk melintasi membran
plasma yaitu dibantu dengan berbagai protein transmembran (saluran).

2.1.2 Karakteristik Membran Plasma


Membrane plasma mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan
struktur membran adalah sifat kimia, kristalinitas, statistika pori, dan ketebalan,
sedangkan yang berhubungan dengan fungsi membran adalah permeabilitas dan
permselektivitas.
Sifat kimia membran dapat digambarkan dari perbedaan polaritas. Bila
suatu membran memiliki kepolaran yang hampir sama dengan kepolaran umpan,
maka membran akan mempunyai permeabilitas yang tinggi karena membran
yang polar akan mudah menarik molekul yang polar dan akan menolak molekul
yang nonpolar, demikian sebaliknya.
Derajat kristalinitas suatu membran akan mempengaruhi permeabilitas
dan permselektivitas, juga sifat mekanik membran. Jika derajat kristalinitas besar,
maka membran bersifat kurang elastis dan kekuatan tariknya kecil. Kristalinitas
polimer juga akan mempengaruhi pembentukan pori dan ketahanan membran
terhadap pengaruh perubahan fisik seperti tekanan dan suhu. (Kesting, 1971).
Permeabilitas membran merupakan ukuran kecepatan suatu spesi
menembus membran. Permeabilitas dipengaruhi oleh jumlah pori, ukuran pori,
tekanan yang dioperasikan dan ketebalan membran. Permeabilitas sering
dinyatakan sebagi fluks (koefisien permeabilitas). Definisi fluks adalah jumlah
volume permeat yang melewati satu satuan luas membran dalam waktu tertentu
dengan adanya gaya dorong, dalam hal ini adalah tekanan.
2.2 Struktur membrane sel
Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen
diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membran sel juga
mengandung karbohidrat. Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung
tipe membran seluler misalanya antara membran pasma dan retikulum
endoplasma atau pun tipe organisme misalnya antara prokariot dan eukariot.
Sebagai membran mitokondria memiliki rasio protein/lemak yang tinggi
dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.

1. Lipid
Lipid adalah salah satu penyusun utama dari membran sel dan merupakan
senyawa organik yang cenderung tidak larut dalam air. Pengkajian membran
plasma dengan difraksi sinar X pada berbagai membran organisme hidup
menunjukkan bahwa molekul-molekul lipid terbagi ke dalam dua lapisan/dwi
lapis (bilayer). Kesimpulan ini di dukung oleh kenyataan bahwa membran
plasma dapat dibelah secara mekanik melalui bidang tengahnya menjadi dua
lapisan

tunggal

menggunakan

pengelupasan/irisan beku).

metode

Freez-fracture

(metode

Molekul-molekul lipid dari membran plasma tersusun dari 3 jenis, yaitu:


a. Fosfolipid
Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam
sebagian besar membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk
membran disebabkan oleh struktur molekulernya. Fosfolipid merupakan
suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah
hidrofilik

maupun

daerah

hidrofobik.

Sebagian

besar

membran

mengandung fosfat, Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat


air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat
air)

b. Kolesterol
Kolesterol adalah komponen lain dari membran sel. berfungsi memberi
bentuk pada membran sel, namun kolesterol tidak ditemukan pada sel
tumbuhan.
c. Glikolipid
Glikolipid terletak di permukaan membran sel, pada glikolipid terdapat
rantai gula karbohidrat yang berfungsi untuk mengenali sel-sel lainya di
tubuh kita.
2. Karbohidrat
Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya yang
sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan
protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid
(glikolipid). Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran
sel berkisar antara 2%-10% terhadap berat membran.
Karbohidrat pada membran umumnya dalam bentuk glikolipid dan
glikoprotein. Karbohidrat ini berfungsi meningkatkan hidrofilisitas lemak dan
protein, mempertahankan stabilitas membran oleh adanya struktur yang
disebut glikokaliks. Glikokaliks akan berinteraksi dengan glikokaliks sel lain
sehingga berfungsi melekatkan satu sel dengan sel yang lainnya. Glikolipid
yang terdapat pada membran sel juga berperanan dalam reaksi imunologis,
dengan membentuk antigen golongan darah.
Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu
berada pada permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan
sitoplasma. Inilah salah satu penyebab adanya bentuk asimetri dari membran
sel yang terbentuk dari dua lapisan lipid. Karbohidrat berikatan secara
kovalen pada lipid dan protein. Pada membran plasma terkandung 2 10%
karbohidrat.
3. Protein membrane
Protein dalam membran sel terdiri atas protein intrinsik dan protein
ekstrinsik. Protein intrinsik adalah protein yang menembus dua lapis lipid,
bersifat hidrofobik. Protein ekstrinsik merupakan protein yang berada di
permukaan luar tidak menembus lipid, bersifat hidrofilik. Keberadaan
molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul dalam
membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi dari masing

masing sel. Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor,


wahana transportasi melalui membran dan lain-lainnya.
Struktur protein pada membran sel berfungsi memberi bentuk pada sel.
reseptor protein yang terdapat pada membran sel berfungsi untuk alat
komunikasi sel dengan lingkungan eksternal sel dengan menggunakan
hormon, neurotransmitter dan signal molekul lainnya. Terdapat dua lapisan
utama protein membrane.
Protein integral

Protein integral

Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid


bilayer. Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain
pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran. Protein integral
umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik
yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membrane
tersebut. Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih
rentangan asam amino nonpolar, yang biasanya bergulung menjadi helix
a. pada ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan kelarutan aqueous pada
kedua sisi membrane.
Protein perifer

Protein peripheral

Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid.


Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di
permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan
dengan membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini merupakan
angota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering
juga pada bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada
membran menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran.
2.3 Fungsi Membran Sel
Membran sel berfungsi

sebagai

barier

semipermeabel

yang

memungkinkan molekul yang berukuran kecil dapat keluar masuk ke dalam sel.
Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel menunjukkan bahwa
membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut sebagai fluid-mosaic model).
Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang
polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas
bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela
yang pada bagian dalam dan luar membran.
Berikut beberapa fungsi membran sel:
1. Interaksi antar sel
Alat tubuh pada umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang
harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel
menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian saling bertukar substansi
dan informasi.
2. Pengubahan energi
Sel hewan maupun tumbuhan mampu untuk mengubah energi kimia yang
terkandung di dalam karbohidrat menjadi ATP atau senyawa lain yang
berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam membran dari
mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal dan mekanikal diubah oleh
reseptor dari system saraf menjadi impuls saraf yang merupakan cara
komunikasi dalam system saraf.
3. Transfer informasi
Membran mempunyai peran mentransfer informasi dari satu sel ke sel
yang lain. Di dalam membrane terdapat reseptor yang mampu berkombinasi
dengan molekul atau ion (ligand) tertentu dengan bentuk yang sesuai. Sel

yang berbeda memiliki reseptor yang berbeda pula. Ligand yang banyak
dipelajari adalah hormon, faktor tubuh dan neurotransmitter. Interaksi antara
reseptor dan ligand yang terdapat diluar sel dapat menimbulkan stimulus baru
yang terlibat dalam pengaturan bermacam-macam kejadian sel. Contohnya
sinyal yang dihasilkan membrane dapat bersifat pemberitahuan untuk
membelah atau berdiferensiasi atau pada bakteri pemberitahuan agar bergerak
mendekati makanan.
4. Penyediaan enzim
Banyak enzim yang terdapat didalam sel merupakan bagian dari membran
sel. Contohnya enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan
bagian dari membran mitokondria. Ditempatkannya enzim didalam membran
sel memiliki beberapa tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif pada
mitikondria, transport electron yang paling efisien tercapai apabila enzim
berada saling berdekatan. Sistem enzim dalam membran pada umunya
disebut adenilsiklase yang tedapat pada hampir semua jaringan mamalia
kecuali sel darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan
perubahan ATP menjadi adenosine monofosfat siklik (cAMP) didalam sel.
Meningkatnya jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengaruh
terhadap respons fisiologik dari sel misalnya aktifnya system enzim.
5. Fungsi Membran Sel sebagai Fasilitas Selektif Permeabel
Membran sel yang membungkus sel memiliki sifat pilih kasih dalam
memilih zat zat yang dapat masuk atau keluar sel. Hal ini disebut selektif
permeabel. Struktur yang dimiliki oleh membran sel membuatnya mampu
melakukan hal tersebut (Baca tentang Membran Sel). Selain dari strukturnya
fosfolipid bilayer, pilih kasih ini pula didukung oleh adanya mekanisme
transport aktif dan protein transport.
2.4 Mekanisme Transpor Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel
adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus
bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun
sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh metabolisme sel harus di
keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh. Pergerakan

substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif. Transpor melalui
membran berdasarkan aliran gradien elektrokimia dibagi menjadi transpor aktif
dan transpor pasif. Transpor pasif artinya molekul melewati membran tanpa
melawan gradien konsentrasi dan sel tidak mengeluarkan energi, misalnya air
secara osmosis dan O2 secara difusi. Ada juga mekanisme difusi yang dipermudah
dengan menggunakan protein spesifik atau sering juga disebut transpor
terfasilitasi.

Sedangkan transpor aktif membutuhkan energi karena harus

melawan gradien konsentrasi, misalnya pompa Na dan K.


Transpor aktif dan pasif diperantarai oleh protein carrier yang berikatan
dengan sumber energi. Protein ini akan mengikat senyawa yang akan ditranspor
dengan adanya perubahan pada konformasi protein. Protein carrier membantu
molekul keluar masuk sel dengan mekanisme ping-pong. Transpor ini relatif
lambat karena molekul yang masuk ditahan dulu dalam protein carrier yang
memediasi difusi kemudian baru dikeluarkan ke dalam sel. Selain protein carrier,
transpor pasif juga dapat melewati protein channel. Protein ini tidak mengikat
senyawa yang akan ditranspor, berupa lubang hidrofilik sepanjang lipid bilayer.
Transpor melaluichannel lebih cepat daripada melalui carrier.
2.4.1 TRANSPORT PASIF

Sumber : http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id/2011/07/makalahmembran-plasma.html
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak
termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan

campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang
mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran
selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut
total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke
dalam

transpor

pasif

karena

zat

terlarut

berpindah

menurut

gradien

konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan
glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
a.

Difusi Sederhana

Sumber : https://ruifareifa.wordpress.com/2012/05/
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekulmolekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut
dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran
secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak
seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik
yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel
terhadap molekul anorganik seperti O, CO2, HO, dan H2O. Beberapa
molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk
dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul molekul berukuran
besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam garam mineral ,

tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan


protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan
difusi difasilitasi.
b. Difusi difasilitasi

Sumber : https://ruifareifa.wordpress.com/2012/05/
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui
membran plasma yang melibatkan protein pembawa atau protein
transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang
memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul yang akan ditransfer
ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang
khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein
transporter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka,
otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel sel tersebut selalu
membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.
Ketika terjadi transport nutrient melalui difusi terfasilitasi, terjadi
mekanisme ping dan pong pada protein kariernya. Pada formasi
pong sisi pengikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah luar
membrane atau menuju gradient elektrokimia tinggi. Pada formasi ping
posisi pegikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah dalam dari

membran. Perpindahan antara ping dan pong terjadi secara acak dan
reversible setelah selesai melakukan transport. Karena konsentrasi nutrient
di luar membran lebih tinggi, maka banyak nutrient yang terikat pada
protein karier formasi pong dari pada ping, sehingga terjadi transport
nutrient dari luar sel ke dalam sel yang disebabkan oleh perbedaan
gradient elektrokimia.
c.

Osmosis

Sumber : http://antranik.org/movement-of-substances-across-cellmembranes/
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat
pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya rendah melalui selaput atau membran
selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa
yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel,
maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau
berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrasinya tinggi melalui
selaput permeabel. Jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah

melalui selaput selektif permiabel. Larutan yang konsentrasi zat


terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel
dikatakan

sebagai

larutan

hipertonis

sedangkan

larutan

yang

konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis.


Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih
rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari
ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel
menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah
merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan
mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak
memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan
kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran
sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan
hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi
sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

2.4.2 TRANSPORT AKTIF

conformational
low change

ATP

high

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai


sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area
yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi
dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi
menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang
terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui
membran sel maupun membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps,
dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal
dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer
kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus
transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil
inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan
integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan
memicu transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta
penyisipan ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan
modulasi aktivitasnya.

Daftar Pustaka
Antranik. 2012. Movement of substances across cell membranes. (online),(
http://antranik.org/movement-of-substances-across-cell-membranes/).
Diakses 14 Oktober 2015.
Campbell, dkk. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kelana,

Adi.

2011.

PROSES

DIFUSI,OSMOSIS,PERMEABILITAS

SEMI PERMEABILITAS.

DAN

(online),

(https://klanapujangga.wordpress.com/2011/03/31/prosesdifusiosmosispermeabilitas-dan-semi-permeabilitas/). Diakses 14 Oktober


2015

Syahriani. 2013. STRUKTUR MOZAIK DINDING SEL. (online),(


http://syahrianibio.blogspot.co.id/2013/10/mozaik-membran-sel.html).
Diakses 14 Oktober 2015
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung : Angkasa

Anda mungkin juga menyukai