Anda di halaman 1dari 7

YURIKE DWI YUNIAR

1515100048

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL


A. Membran plasma
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang
mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm (dibutuhkan lebih dari 8000 membran
plasma untuk menyamai tebal kertas halaman ini) membrane plasma mengontrol lalulintas ke dalam dan
keluar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas
selektif; yakni, membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah
daripada substansi yang lainnya. Salah satu episode paling awal dalam evolusi kehidupan mungkin berpa
pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari
larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrient dan pembuangan produk
limbahnya kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawainya ini dengan lingkungannya
merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat keselektifan
ini bisa terjadi.

Membran sel berfungsi sebagai barier semipermeabel yang memungkinkan molekul yang berukuran kecil
dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel
menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut sebagai fluid-mosaic model).
Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua
ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik
yang diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar membran.
B. KOMPISISI KIMIA MEMBRAN SEL
Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen diikat oleh ikatan nonkovalen.
Selain lemak dan protein, membran sel juga mengandung karbohidrat. Rasio antara lemak dan protein
bervariasi bergantung tipe membran seluler misalanya antara membran pasma dan retikulum endoplasma
atau pun tipe organisme misalnya antara prokariot dan eukariot. Sebagai membran mitokondria memiliki
rasio protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.
1. Lipid

Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid
merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Kemampuan
fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekulernya. Fosfolipid merupakan
YURIKE DWI YUNIAR
1515100048

suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah
hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat, Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat
mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air)
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapan mencapai 50% dari molekul
lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran
plasma tubuhan dan bakteri.
Lipida yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene. Dengan
menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui komposisi lipida pada
selaput sel. Lipida yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol
merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
1. Karbohidrat
Peran karbohidrat membran dalam pengenalan sel dengan sel kemampuan sel untuk membedakan tipe-
tipe sel yang bertetangga, bersifat krusial bagi fungsi organisme. Misalnya, penting untuk memilah-milah
sel menjadi berbagai jaringan dan organ dalam embrio hewan. Pengenalan sel dengan sel juga menjadi
dasar penolakan sel asing (penolakan organ cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan.
Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang yang tersusun kurang dari 15
unit gula sebagjan diantaranya berikatan kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut
glikolipid (glycolipid ). Akan tetapi sebagian besar karbohidrat berikatan kovalen dengan protein,
membentuk glikoprotein.
2. Protein
Protein membran tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa dengan karbohidrat.
Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12 sampai lebih dari 50
macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi setiap lokasi dan orientasinya disusun
pada posisi relatif tertentu pada lipid bilayer. Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar
membran dan bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran
sebelah luar beriteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan
sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein
kinase. Terdapat dua lapisan utama protein membrane.
1. Protein integral
Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat menembus
membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran. Protein
integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya
membentang sepanjang interior hidrofobik membrane tersebut. Daerah hidrofobik protein integral terdiri
atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar, yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung
hidrofilik molekul ini dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi membrane.
2. Protein perifer
Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid. Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari
lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan
membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini merupakan angota yang terikat secara longgar pada
permukaan membran, sering juga pada bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada
membran menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran.
3. Lipid anchor protein
Terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat
pada lipid bilayer.
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein pembawa ( carrier)
senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan meneruskan isyarat tersebut ke
bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga berfungsi sebagai pengikat komponen
sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler. Protein-protein permukaan luar memberikan cirri
individual sel dan macam protein dapat berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada
membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria,
YURIKE DWI YUNIAR
1515100048

retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma
disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpidah tempat. Perpindahan
berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat.
Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang
berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau
rangka sel.
Struktur fisiko-kima protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi.
Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput sel
berbentuk globular.

A. FUNGSI MEMBRAN SEL


1. Kompartementalisasi
Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan). Membran sel
membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma.
Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan
organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap
kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
2. Barier selektif permeabel
Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat bersamaan.
Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
3. Transport molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang mencegah molekul
dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin ini
memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di
sebelah luar.
4. Penghantaran signal
Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan
penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan).
Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan pada
lingkungan berbeda.
5. Interaksi interseluler
Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel
memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan informasi
B. Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel
Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti gula, asama amino
dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah metabolism meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen
untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga mengatur konsentrasi ion
anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara mebolak-balik arahnya dari satu arah ke arah
lainnya melintasi membrane plasma. Meskipun lalu lintas melalui membrane ini padat membrane sel itu
bersifat selektif permeable (membrane hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu),
semipermeable (mudah dilewati oleh molekul air) dan subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan
tersebut secara sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan
YURIKE DWI YUNIAR
1515100048

menolak yang lainnya disamping itu substansi-suubstansi bergerak melintasi membrane pada laju yang
berbeda.
Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam ataupun dari luar sel.
Menurut Campbell bagian tengah membran yang bersifat hidrofibik merintangi pengangkutan ion dan
molekul polat yang keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer merupakan penyebab adanya sifat
selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion yang terjadi pada membran sel dan organel-
organel lainnya adalah :
1. Difusi
a. Difusi Sederhana
Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari daerah dengan konsentrasi
tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Membran bersifat selektif permeabel sehingga
berpengaruh terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul yang berdifusi bebas
menembus banyak jenis membran adalah air.
Difusi bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut. Molekul-molekul dapat melewati
selaput plasma dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput plasma
masih memiliki penghalang. Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati membran plasma
dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat memilah senhyaya hidrofilik dengan berat molekul (BM)
kecil dari senyawa yang memiliki BM bsar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma.
Terdapat dua jenis porus. Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara kelompok
molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang terbentuk secara acak pada
selaput plasma dan menembus lipid bilayer.

a. Difusi Dipermudah
Difusi dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari daerah dengan konsentasi
tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu terjadi melalui lipid bilayer
atau suatu saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan terlebih dahulu berikatan
dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif transporter yang memfasilitasi proses difusi.
Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif transporter pada satu sisi akan memicu perubahan
komformasi pada protein dan menyebabkan zat terlarut dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi
rendah.
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak memerlukan
keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau
sebaliknya lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh adanya protein pembawa yang
mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa atau molekul yang
akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari luar ke dalam atau sebaliknya.
YURIKE DWI YUNIAR
1515100048

1. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel dari larutan
yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel.
Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika
konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan
hipotenik. Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel, berarti sel berada
dalam larutan hipertonik.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion-ion
dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh
muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion
kalium (K+), dan ion klor (C1-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.
Pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari dalam keluar
sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na+ dari dalam sel untuk
setiap dua ion K+ yang dimasukkan kedalam sel. Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+ dan K+
yang dinamakan binding sites.

1. Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat terjadinya ikatan ion
atau molekul pada membran).
2. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka ke bagian
luar sel.
3. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian melepaskan ion natrium keluar
dari sel.
4. Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
5. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka kearah dalam sel.
6. Ion kalium dilepaskan kedalam sel.
A. Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma
Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein transmembran yang
berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul-
makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat berbeda dengan pengangkutan
mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari lingkungan eksternal ke dalam suatu
vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi membran plasma. Pengambilan makromolekul
dari matriks ekstraseluer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan
maromolekul padat dan pinositosis pengambilan materi berupa cairan.
A. Fagositosis
Fagosistosis (cell eating) adalah pengambilan bahan padat yang umum dilakukan oleh beberapa jenis
sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju lisosom. Organisme bersel tunggal
seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan dengan menangkap partikel makanan atau organisme
kecil dengan melingkupinya dengan merman plasma. Lipatan kemudia berfusi membentuk sutau vakuola
(fagosom) yang akan terpisah dengan membran plasma. Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan
lisosom untuk mencena makanan secara intraseluler.
YURIKE DWI YUNIAR
1515100048

Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu mekanisme protektif
dibandingkan cara pengambilan makanan. Mammalia memiliki berbagai macam sel fagosit seperti
makrofag dan neutrofil yang terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan memakan organisme,
sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua ataupun debris.
B. Endositosis
Pada endositosis, sel memasukan makro molekul dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk
vesikula baru dari membrane plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari
eksositosis. Sebagian kecil luas membrane plasma terbenam terdalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah
terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu fagositosis (pemakanan seluler) pinositosi
(peminuman seluler) dan endositosis yang diperantai reseptor.
Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase endocytosisdan receptor-
mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan ektraseluler tanpa adanya proses
pengenalan oleh permukaan membran plasma. bulk-phase endocytosis dapat diamati dengan memberikan
bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel
pada umumnya. Receptor-mediated endocytosismerupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand)
yang akan berikatan dengan reseptor pada permukaan luar membran.
C. Eksositosis
Sel mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membrane plasma disebut
dengan eksositosis. Vesicula transfor yang lepas dari apparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke
membrane plasma. Ketika membrane vesikula dan membrane plasma bertemu, molekul lipid keduan
bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membrane bergabung. Kandungan vesikulanya
kemudian tumpah dari sel.

CONTOH PROTEIN
Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang menembus membran
pada kedua permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan membran.
Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
i. Protein Transmembran
Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali menembus
membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran (multipass protein).
Setiap tembusan membran merupakan struktur -heliks dengan bagian yang tertanam dalam lipid bilayer,
sehingga masuk akal bila bagian struktur primer protein yang menembus membran tersusun oleh jenis
asam amino yang hidrofobik. Bagian hidrofobik dari protein tersebut berinteraksi dengan bagian ekor dari
fosfolipid, sementara bagian hidrofiliknya muncul pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi
dalam sitoplasmik). Bagian protein yang menyembul pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat
hidrofilik, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
ii. Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Interior Sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan kovalen dengan rantai
asam lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl. Protein ini disintesis sebagai protein terlarut
pada sitosol dan mengalami modifikasi berikatan dengan gugus lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu
di dalam retikulum endoplasma dan badan golgi.
iii. Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan oligosakarida yang
berikatan secara kovalen.
YURIKE DWI YUNIAR
1515100048

b. Protein Perifer
Protein ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari kedua sisi membran (sisi
sitoplasmik dan sisi luar) dan berinteraksi dengan protein membran lain secara non kovalen.
c. Protein Anchored
Merupakan protein yang terjangkar pada plasma membran oleh ikatan kovalen lipid atau
glikolipid.
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat bervariasi, diantaranya :
a. Sebagai enzim yang melekat membran
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan auksin pada sel-sel saat perkecambahan dan protein
integral pada membran mitokondria atau kloroplas yang berfungsi untuk enzim-enzim transpor elektron
(peristiwa oksidasi dan reduksi molekul pembawa protin dan elektron sambil membentuk ATP secara
bersamaan).
b. Sebagai mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat menyerap sari makanan ke dalam pembuluh darah.
c. Sebagai elemen struktural membran plasma
d. Sebagai pompa proton pada membran dalam mitokondria
e. Sebagai reseptor (penerima) hormon dan faktor pertumbuhan sel
Contoh hormon estrogen menempel ke reseptor estrogen dan memberi pesan perintah sel tersebut untuk
melaksanakan sintesis protein sesuai yang dikehendaki (misal sel penanda pertumbuhan sekunder hewan)
untuk kedewasaan seksual.
f. Sebagai identitas sel
Identitas ini biasa dikenali karena protein yang menghadap keluar sel mengandung oligosakarida. Protein
tersebut dinamakan glikoprotein.
g. Sebagai cara membedakan antara sel diri (self) dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel diri mengenali sel asing karena adanya perbedaan
glikoprotein.

Anda mungkin juga menyukai