Anda di halaman 1dari 12

Membran Sel dan Komunikasi antar sel

Membran sel adalah membran yang dimiliki oleh semua jenis sel yang berupa lapisan
yang disebut membran plasma yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel.
Fungsinya adalah untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalam sitoplasma.

1. Fungsi Membran Sel


1. Protein yang ada pada membran sel dapat berfungsi sebagai enzim
2. Membran sel dapat menjadi perantara antara bertemunya dua sel yang
saling bersebelahan ataupun bertetangga
3. Sejumlah protein pada membran sel akan berfungsi sebagai reseptor
permukaan dari pesuruh kimia sel dan sel lainnya
4. Membran sel juga berfungsi sebagai perekat pada rangka sel atau
sitoskeleton
5. Membran sel sangat berperan penting dalam menjalankan molekul-
molekul dalam tubuh makhluk hidup baik untuk transpor mikromolekul ataupun
makromolekul
6. Membran sel juga berfungsi sebagai media komunikasi antara sel
dengan lingkungan.
7. Membran sel bersifat selektif permeabel dan mampu mengatur apa
yang masuk dan keluar sel, sehingga memudahkan pengangkutan bahan-bahan
yang diperlukan untuk bertahan hidup
8. Membran sel bekerja seperti filter yang mencegah virus masuk ke
dalam sel.

2. Membran Sel pada Prokariota


Gram negatif memiliki membran luar yang dipisahkan oleh spasi periplasmik.
Prokariota lain hanya memiliki membran plasma. Sel-sel prokariotik juga dikelilingi oleh
dinding sel yang terdiri dari peptidoglikan (asam amino dan gula). Beberapa sel-sel eukariota
juga memiliki dinding sel, tetapi tidak ada yang terbuat dari peptidoglikan.

3. Struktur Membran Sel


Bahan penyusun utama membran adalah lipid dan protein.Terdapat dua populasi utama
protein membran. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran dengan daerah
hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar
yang biasanya bergulung menjadi heliks-α. Ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan ke
larutan aqueous pada kedua sisi membrane. Protein peripheral tidak tertanam dalam lipid
bilayer. Protein ini terikat secara longgar pada permukaan membrane atau pada bagian
protein integral yang terpapar.
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.

3.1. Model Mosaik Fluida

Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan
model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk
menjelaskan struktur membran sel. Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan
sebagai sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik,
yaitu dengan gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar
menghadap ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan bersifat
hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian ke dalam
matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang
diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular
tersebut sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein integral
di dalam larutan membran ganda fosfolipid.

3.2. Lapisan Ganda Fosfolipid

Umumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina,
serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester. Pada
rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder ditempati oleh asam
lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fase akuatik,
sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid yang disebut fase
internal. Antara fase internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV
yang disebut tegangan potensial dipol, atau potensial membran.

Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan
yang dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe),
fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid terkait
yang terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil
serina, dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti
sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.

3.3. Protein integral membran

Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma. Protein
intregral juga berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.

3.4. Protein Transmembran

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida,
dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula
pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.
3.5. Kerangka Membran

Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet.

4. Komposisi Kimia Membran Sel


Membran sel terdiri dari berbagai molekul, terutama lipid (lemak) dan protein yang
diikat oleh ikatan nonkovalen. Molekul tersebut masuk dan keluar melalui beberapa
mekanisme.

4.1. Lipid

Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat).
Struktur lapisan ganda lipid menjelaskan fungsinya sebagai penghalang. Lipid adalah lemak,
seperti minyak, yang larut dalam air. Ada dua wilayah penting dari lipid yang menyediakan
struktur lapisan ganda lipid. Setiap molekul lipid berisi daerah hidrofilik, juga disebut kepala
daerah kutub, dan hidrofobik, atau daerah ekor nonpolar.

Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini
memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Daerah hidrofilik tertarik pada kondisi
air berair sementara wilayah hidrofobik ditolak dari kondisi seperti itu.  Karena molekul
lemak mengandung daerah baik polar dan nonpolar, mereka disebut molekul amphipathic.
Molekul lipid paling banyak ditemukan di membran sel fosfolipid. Kelompok kepala molekul
fosfolipid polar mengandung gugus fosfat.

4.2. Karbohidrat

Membran plasma juga mengandung karbohidrat terutama gilikoprotein, tetapi denan


beberapa gilikolipid. Untuk sebagian besar, gilikosilasi tidak terjadi pada membran dalam sel,
bukan juga terjadi pada permukaan ekstraseluler membran plasma. Sebagian besar
karbohidrat berikatan kovalen dengan protein dan membentuk gilikoprotein.

Pengenalan sel dilakukan dengan cara memberi kunci pada molekul permukaan.
Molekul tersebut seringkali berupa karbohidrat pada membrane plasma. Karbohidrat
membran biasanya berupa oligosakarida bercabang dengan kurang dari 15 satuan gula.
Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid dan membentuk glikolipid.
Sebagian besar oligosakarida terikat secara kovalen dengan protein dan disebut glikoprotein.

4.3. Protein

Membran sel memiliki sebagian besar terdiri dari protein, biasanya sekitar 50% dari
volume membran. Protein penting untuk sel karena mereka bertanggung jawab untuk
berbagai kegiatan biologis.

Membran sel yang terhubung dengan lingkungan ekstraseluler, adalah lapisan yang
penting untuk menghubungkan antar sel. Dengan demikian, berbagai macam protein seperti
antigen, terdapat pada permukaan membran. Fungsi protein dalam membran sel adalah untuk
memanggil sitoskeleton, mengatur aktivitas enzim, dan pengangkutan zat di dalam membran.

Kebanyakan protein masuk ke dalam membran dalam beberapa cara. N-terminus asam
amino mengarahkan protein menuju endoplasma, yang menyisipkan protein ke lipid bilayer.
Setelah disisipkan, protein kemudian diangkut ke vesikula.

5. Macam-Macam Membran Sel


Membran sel dapat dibedakan berdasarkan perbedaan komposisi lipid dan protein.
Berikut adalah macam-macam membran sel:

1. Sarkolema yang terdapat di dalam sel otot (miosit)


2. Oolema yang terdapat di dalam oosit
3. Aksolema yang terdapat di dalam akson
4. Secara historis, membran plasma juga dirujuk sebagai plasmalemma.

6. Sistem Transpor Membran


Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara
dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik
(CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya
seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik
membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.

6.1. Transpor Pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien


konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi dan osmosis merupakan contoh
dari transpor pasif. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan
glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

1. Difusi adalah gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi


yang tinggi ke daerah lain dengan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh
energi kinetik molekul-molekul tersebut. Kecepatan difusi melalui membran sel
tergantung pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul, muatan, daya larut partikel-
partikel dalam lipid dan suhu.
2. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air. Jadi, dapat dikatakan bahwa
osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial dari
pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi rendah
(sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi di dalam dan di luar sel
telah seimbang.
6.2. Transpor Aktif

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah
channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang
menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.

Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke dalam sel menggunakan energi.
Energi ini di peroleh dari gradien konsentrasi Na+ yang terjadi pada pengangkutan natrium-
kalium. Dengan bantuan suatu protein transpor khusus, molekul glukosa dan ion natrium
masuk ke dalam sel bersama-sama.

7. Permeabilitas Membran Sel


Permeabilitas membran adalah tingkat pasif difusi molekul melalui membran. Molekul-
molekul yang dikenal sebagai permeant molekul. Permeabilitas bergantung terutama pada
muatan listrik dan polaritas molekul dan pada tingkat lebih rendah massa molar molekul.
Karena sifat hidrofobik membran sel, molekul kecil bermuatan netral. Ketidakmampuan
molekul yang dibebankan untuk melewati membran sel hasil pH partisi zat seluruh
kompartemen cairan tubuh.
Pendahuluan komunikasi antar sel

Informasi dapat datang dalam berbagai bentuk dan seringkali melalui


proses merubah sinyal informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ketika kita
menelepon teman, sederhananya, gelombang suara kita dirubah ke dalam
bentuk sinyal listrik sehingga dapat melalui kabel telepon. Poin penting dari
proses tersebut adalah ketika pesan dirubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Proses pengubahan ini disebut transduksi sinyal.

Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:

1)    Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan membran sel.

2)    Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.

3)    Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel
atau efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan
respon spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis
sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas enzim-enzim
metabolik, rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa
DNA, perubahan ekspresi genetik atupun program apoptosis.

4)    Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai
berkurang atau terputus. Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak
aktifnya sebagian atau seluruh molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi akan
melewati jalur rangsang (signal transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein
berbeda atau molekul tertentu seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor transkripsi,
ataupun berbagai tipe sububit regulator. Setiap protein yang terlibat pada jalur ini mampu
menghambat atau mengaktifasi protein yang berada dibawah pengaruhnya (down stream).
Protein utama yang terlibat dalam jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan
posphatase, yang beberapa diantaranya merupakan protein yang terdapat/larut dalam 
sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan atau menerima grup posphat dari protein
lain sehingga proses penghantaran atau penghentian sinyal dapat berlangsung.

Secara singkat langkah-langkah transduksi sinyal adalah:

1)    Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.

2)    Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.

3)    Transpor sinyal oleh sel target.

4)    Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor
tersebut.

5)    Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.

6)    Peubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.

7)    Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.

Penyampaian Molekul Sinyal

Dalam penyampaian molekul sinyal terdapat empat tipe, yaitu:

1)    Endokrin: sel target jauh, mengggunakan mediator hormon. Hormon dibawa
melalui pembuluh darah.

2)    Parakrin: mediator lokal. Mempengaruhi sel target tetangga, dirusak oleh suatu
enzim ekstraselular atau diimobilisasi oleh Ekstra Cellular Matriks

3)    Autokrin: Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri

4)    Sinaptik: Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel
berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.

Pada tumbuhan dan hewan dikenal kumunikasi antar sel menggunakan


molekul signal ekstraseluler (ligan). Ini merupakan cara organisme untuk
mengontrol metabolisme sel, pertumbuhan, diferensiasi jaringan, sintesis dan
sekresi protein serta mengatur komposisi cairan ekstraseluler. Molekul sinyal ini
disintesis dan di sekresikan oleh adanya sel sinyal dan hanya menghasilkan respon
spesifik pada sel target yang memiliki reseptor untuk molekul sinyal yang spesifik.
Pada organisme multiseluler, molekul sinyal dapat berupa molekul hidrofilik atau
hidrofobik. Kedua kelompok molekul ini memiliki mekanisme yang berbeda dalam
aktivasi proses-proses dalam sel.

Beberapa molekul signal hidrofibik,misalnya steroid,retinoid dan tiroksin


dapat berfungsi ke dalam sel dan berikatan dengan reseptor intraseluler. Reseptor
intraseluler (RC) ada 2 macam, yaitu reseptor yang terdapat di sitoplasma
(Cytoplasmic Receptor) dan di dalam inti sel (Nuclear Receptor). Perbedaan
mekanisme aktivasi transkripsi keduanya dapat dilihat pada gambar 2. Berbagai
molekul kecil hidrofilik seperti (asam amino, lipid, dan asetilkolin), peptide dan
protein digunakan untuk komunikasi antar sel.

Molekul signal berupa hormon steroid (estradiol, progesteron, testosteron),


vitamin D3 dan asam retinoic dapat menembus membran sel dan berikatan dengan
reseptor spesific intraseluler dan membentuk kompleks hormon-reseptor, kemudian
translokasi ke dalam inti sel dan berikatan dengan elemen DNA yang responsif
terhadap kompleks hormon-reseptor. Ini menyebabkan diaktifkannya gen target
untuk mensintesis protein tertentu.

Cara komunikasi antar sel lainnya adalah melalui reseptor yang terdapat
dipermukaan membran sel (reseptor membran). Dalam hal ini molekul ligan bekerja
sebagai ligan yang berikatan dengan molekul komplemen pada permukaan luar
membran sel. Ikatan ini menyebabkan perubahan komponen reseptor di dalam sel
atau menginduksi respons seluler yang spesifik. proses-proses tersebut dikenal
dengan signal transduksi.salah satu kelompok reseptor pada permukaan membran
mengaktivasi protein G yang dikenal dengan G protein-coupled receptors
(GPCRs),yang di temukan pada semua sel eukariotik,mulai dari yeast hingga
manusia.Genum manusia misalnya mengkode beberapa ribu GCPR. Termasuk di
sini reseptor pada mata,peraba,perasa,beberapa reseptor neurotrasmiter dan
reseptor hormon yang mengontrol metabolisme karbohidrat,asam amino pada
umumnya.

Komunikasi antar sel berperan penting untuk pengaturan dan pengendalian


kegiatan sel, jaringan, organ tubuh, dan untuk mempertahankan homeostasis.
Dalam tubuh manusia terdapat dua jenis komunikasi antar sel, yaitu: wired system
(komunikasi melalui saraf atau listrik) dan non-wired system (komunikasi kimiawi).
Sedangkan komunikasi intra sel adalah komunikasi yang terjadi di dalam sel.
Komunikasi intra sel merupakan proses pengubahan sinyal di dalam sel itu sendiri.

Komunikasi listrik merupakan komunikasi yang cepat dengan hitungan


milidetik. Informasi yang dihantarkan sepanjang sel saraf berbentuk potensial aksi.
Penghantaran informasi dari sel saraf ke sel target berlangsung melalui sinaps, yang
dikenal sebagai transmisi sinaps. Sedangkan komunikasi kimiawi berlangsung lebih
lambat namun efeknya lebih lama. Komunikasi saraf dan komunikasi kimiawi dapat
terjadi secara tumpang tindih. Beberapa zat kimia seperti neurotransmitter, hormon,
dan neurohormon tidak dapat menembus sel. Informasi yang akan dihantarkan
harus dirubah dulu oleh protein membran sel ke sinyal kimia di dalam sel.

Komunikasi sel berperan penting dalam menyelenggarakan homeostasis


karena tubuh harus senantiasa memantau adanya perubahan-perubahan nilai
berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang sesuai sehingga
perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk itu sel-sel tubuh harus mampu
berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi antar sel merupakan media yang
menopang pengendalian fungsi sel atau organ tubuh. Pengendalian yang paling
sederhana terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu dengan komunikasi antar sel yang
berdekatan. Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan dimungkinkan
melalui refleks yang dapat melibatkan sisitem saraf (lengkung refleks) maupun
sistem endokrin (pengaturan umpan balik).

Metode Komunikasi Antar Sel

Di dalam tubuh terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:

1)    Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat


berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau
sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap
junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin.
Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-
molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma
kedua sel yang berhubungan.

2)    Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang
dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang
berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).

3)    Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak
cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel
saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan
melalui darah.

MOLEKUL SIGNAL DAN RESEPTOR MEMBRAN (LIGAN)

Kumunikasi menggunakan signal ektraseluler biasanya melibatkan beberapa


langkah berikut :

1. Sintesis
2. Pelepasan molekul signal oleh sel signal

3. Transpor signal menuju sel target

4. Molekul signal berikatan ke protein reseptor untuk mengaktivasinya

5. Inisiasi satu atau lebih jalur signal transduksi yang telah diaktivasi oleh
reseptor

6. Terjadi perubahan spesifik pada fungsi seluler, metabolisme atau


perkembangan dan

7. Pelepasan signal sehingga seringkali menyebabkan terhentinya respon


seluler.

Sebagian besar reseptor diaktivasi oleh ikatan molekul dengan membran

( misalnya hormon, faktor pertumbuhan, neutransmiter dan feromon ).

Terdapat beberapa cara kumunikasi sel yang menggunakan reseptor membran


yaitu :

Signalling juktakrin
Signalling juktakrin merupakan komunikasi dua sel yang berdekatan dengan
membentuk pori yang menghubungkan kedua sel tersebut sehingga ion dan molekul
terkecil dapt melalui pori yang terbentuk.

Signalling otokrin
Signalling otokrin sel atau sel-sel merespons molekul yang di sekresikannya
sendiri. Signal ini juga dijumpai pada sel-sel tumor yang mensekresi faktor
pertumbuhan secara berlebihan hingga menginduksi proliferasi sel yang tidak
terkendali. Ini menyebabkan terbentuknya massa tumor yang dapat menekan
jaringan atau organ yang ada disekitarnya.

Signalling parakrin
Signalling parakrin, merupakan komunikasi antar sel jarak pendek. Sel signal
mensekresi molekul signal targetnya pada sel-sel yang berdekatan dengan sel
signal. Misalnya epinefrin merupakan neutotransmiter yang dilepaskan oleh satu sel
saraf ke sel saraf lainnya atau sel saraf ke efektor pada otot rangka ( merangsang
atau menghambat konstraksi). Yang kemudian dapat berikatan dengan reseptor
membran pada sel-sel target yang ada di sekitarnya dan menginduksi perubahan di
dalam sel target.
Signalling endokrin
Signalling endokrin merupakan contoh komunikasi antar sel jarak jauh karena
sel signal terletak dilokasi yang relatif jauh dari sel target. Dalam signal ini molekul
signalnya adalah hormon. Molekul signal dapat sampai ke sel target karena
ditransfor melalui darah atau cairan ektraseluler lainnya. Signalling endokrin
misalnya terjadi pada siklus reproduksi wanita. Hormon yang terlibat dapat berupa
peptida atau steroid. Hormonpeptida misalnya FSH, LH,follicle stimulating hormon,
Lutenizing Hormon, Chorionic Gonadotropin. Sedangkan hormon teroid misalnya
estrogen dan progesteron. Mekanisme signalling endokrin pada siklus reproduksi
wanita pada gambar 6

SIGNAL RANSDUKSI INTRASELULER

Signal tranduksi merupakan proses pengubahan ikatan molekul signal pada


reseptor sel target untuk menghasilkan respon biologis. Dalam hal ini terdapat
second messenger yang bekerja sebagai agen signal tranduksi. Second messenger
ini dapat membawa signal dari beberapa reseptor.

Dalam signal tranduksi ikatan dengan ligand (first messenger) pad a beberapa
reseptor membran dalam waktu singkat dapat meningkatkan atau menurunkan
konsentrasi molekul kecil yang merupakan second messenger. Beberapa molekul
berikut misalnya cAMP ( siklik AMP), cGMP, DAG (1,2- diasilgliserol) dan inositol
trifosfat (IP3) berperan sebagai Second messenger.

Alberts, Bruce. 2003. Essential Cell Biology, Second Edition.


www.garlandscience.com/textbooks/081533480X/pdf/ch16.pdf (diakses tanggal 04 Maret
2011).

Ibrahim, Nurhadi. 2005. Fisiologi Komunikasi Antar dan Intra Sel. http://
ikdu.fk.ui.ac.id/KOMUNIKASI_ANTAR_SELni2005.pdf nurhadi (diakses tanggal 04 Maret
2011).

Karp G. 2002. Cell and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley & Son: New York.

Minarma. 2004. Homeostasis: Keseimbangan yang Halus dan Dinamis.


http://staff.ui.ac.id/internal/130683855/material/HOMEOSTASISmsHO.pdf (diakses tanggal
04 Maret 2011).

Rudijanto, Ahmad. Kalim, Hardono. J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September


2006. Pengaruh Hiperglikemi Terhadap Peran Sitoskeleton (Cytoskeleton) Sebagai Jalur
Transduksi Signal (Signal Transduction). http://ejournal.unud.ac.id/ (diakses tanggal 07
Maret 2011).

Subowo. 1997. Peranan Biologi Molekular dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran dan
Disiplin Lain yang Terkait. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4197414.pdf (diakses
tanggal 04 Maret 2011).

Anda mungkin juga menyukai