Membran Plasma
mengandung gugus
polar
dan
gugus
yang
bersifat
senyawa-senyawa ekstraseluler.
D. DIFUSI, OSMOSIS, DAN TRANSPOT AKTIF
a. Difusi
Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah dan semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya
dan akan terhenti setelah tercapai kesetimbangan gradient.
Melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral ato pori statis akibat
gerakan rantai asam lemak bilayer lipid,zat yang di angkut tidak bersifat spesifik
tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan. Molekul polar hidrofobik merupakan
molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi bilayer fosfolipid misalnya diethylurea,
demikian pula molekul non polar misalnya O2dan molekul polar yang tidak bermuatan
misalnya CO2.
Difusi sederhana dan difusi dipermudah keduanya merupakan transpor
menurun yang berarti materi berasal dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah. tenaga yang digunakan untuk pengangkutan ini merupakan
tenaga panas atau tenaga termal. Mengingat bahwa pada pengangkutan ini tidak
menggunakan ATP maka transpor ini dinyatakan sebagai transpor pasif. Transpor
mendaki yaitu bila pengangkutan melawan derajat elektrokimia atau konsentrasi
selalu memerlukan ATP selular. Oleh karena itu disebut transpor aktif. Perlu diingat
bahwa pada sel yang hidup kegiatan pengangkutan ini berlangsung secara terpadu dan
bersamaan untuk memelihara homeostatis sel.
Difusi Sederhana
Molekul-molekul yang dapat melewati membran plasma secara difusi
sederhana sangat terbatas, karena membran plasma masih memiliki penghalangnya.
Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati selaput plasma dengan
mudah, sedangkan makromolekul atau jenis molekul yang dapat terionisasi sulit
melewati selaput plasma. Perbedaan ini biasanya dihubungkan dengan besarnya daya
larut substansi hidrofobik di dalam dwi lapis lipida membran plasma.
Kemampuan sel dapat memilah senyawa hidrofilik dengan berat molekul
(BM) kecil dari senyawa yang BM-nya besar, seringkali akibat adanya saluran akuosa
atau porus pada membran plasma. Terdapat dua jenis porus jenis pertama merupakan
saluran akuosa yang menembus molekul protein integral atau diantara kelompokan
molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang
terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus dwilapis lipida.
Difusi Dipermudah
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan melewati difusi
dipermudah, juga dapat memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi
dipermudah. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat
dari difusi sederhana. Hal ini disebabkan adanya protein pembawa yang mampu
mempercepat pengangkutan. Berdasarkan pemikiran ini suatu membran plasma pasti
memiliki sejumlah protein pembawa yang masing-masing yang mempunyai tempat
khusus untuk sesuatu molekul yang dapat diangkut.
Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa yang akan dibawa segera
memindahkan senyawa tersebut dari luar ke dalam atau sebaliknya dengan jalan
berputar, berdifusi atau membentuk poros.
b. Osmosis
Osmosis merupakan transport pasif air yaitu perpindahan ion/ molekul dari
kerapatan tinggi kekerapatan rendahdengan melewati membrane selektif permeable
atau semi permeable hal ini berarti membrane tersebut hanya dapat dilalui oleh
molekul molekul air tetapi tidak oleh molekul lainnya.
c. Transport Aktif
Transport aktif merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy
selain itu juga membutuhkan bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi
yang digunakan dalam pemindahan molekul tersebut ada yang diperoleh dari
hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi. Kinerja transport aktif dilakukan
oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane.
Pengangkutan senyawa melewati selaput plasma memerlukan energi untuk
mentranspor partikel.kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang
tertanam dalam membran. Protein membran mengkopel transport suatu zat terlarut
dengan zat terlarut lainnya. Pompa proton merupakan contoh protein membran yang
menyimpan energy dengan cara membangkitkan tegangan melintasi membran.
Dengan menggunakan ATP sebagai penggeraknya,pompa proton mentranslokasikan
muatan positip membentuk ion hydrogen.
b. Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga
memindahkan mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya
perpindahan glukosa dan asam amino berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus
dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil
hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi Na+
ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan
ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran,
selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama
tetapi pada sisi yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder.
E. RIBOSOM
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang
memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein
dan sejumlah molekul RNA.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada
bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom
bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat
protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di
dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas
dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat
menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu metabolismenya
berubah.
Fungsi Ribosom dalam Sel
Dalam sel, ribosom berada di dua area sitoplasma. Beberapa ribosom
ditemukan tersebar dalam sitoplasma yang disebut sebagai ribosom bebas.
Sedangkan ribosom lain yang menempel pada retikulum endoplasma disebut ribosom
terikat. Oleh karena itu, permukaan retikulum endoplasma dimana terdapat ribosom
menempel disebut retikulum endoplasma kasar (RER). Baik ribosom bebas maupun
ribosom terikat memiliki struktur yang mirip dan sama-sama bertanggung jawab
untuk memproduksi protein.
Fungsi utama ribosom adalah menyusun asam amino untuk membentuk
protein tertentu. Ribosom dapat melakukan sintesis protein dengan tepat karena
urutan penyusunan asam amino selama sintesis protein ditentukan oleh mRNA.
mRNA disintesis dalam nukleus kemudian dibawa ke sitoplasma untuk melanjutkan
proses sintesis protein.
Sel
Nukleus
sebagian
besar
terdiri
dari materi
genetik
sel,
disusun sebagai molekul DNA yang sangat kompleks dengan berbagai macam
protein, seperti histon, dan membentuk kromosom.
Fungsi Nukleus
Fungsi Nukleus adalah mengatur semua aktivitas
sel yang dilakukan dengan mengendalikan enzim. Berikut
adalah 8 fungsi dari sel nukleus:
1. Melakukan kontrol terhadap aktivitas Sel (memproduksi RNA)
2. Puast material genetik (DNA)
3. Membawa gen pada kromosom
4. Mengorganisasikan gen dalam kromosom untuk melakukan pembelahan sel
5. Pengaturan transport dan produk gen melalui pori pori nuklir (nuclear pores)
6. Menghasilkan pesan (Ribonukleat atau mRNA) sebagai kode untuk protein
7. Menghasilkan ribosom di nukleolus
8. Mengatur uncoiling DNA untuk mereplikasi gen kunci
G. Nukleoulus
The nucleolus (nukleolus) adalah padat, bulat berbentuk struktur hadir di
dalam nukleus. Beberapa organisme eukariotik memiliki inti yang berisi hingga
empat nukleolus. Nukleolus memainkan peran tidak langsung dalam sintesis protein
dengan memproduksi ribosom. Ribosom ini adalah organel sel terdiri dari RNA dan
protein; mereka diangkut ke sitoplasma, yang kemudian melekat pada retikulum
endoplasma. Ribosom adalah organel yang memproduksi protein sel. Nucleolus
menghilang ketika sel mengalami pembelahan dan direformasi setelah selesainya
pembelahan sel.
Jadi fungsi nukleolus adalah membentuk RNA ribosom dengan bantuan pusat
organisasi inti. RNA ribosom dibentuk untuk pembentukan macam-macam molekul
protein. Sel-sel yang lebih aktif membuat protein, seperti neuron dan sel kanker,
memiliki banyak nukleolus yang besar-besar.
H. Aparatus Golgi (Badan Golgi)
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun
atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat
tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan
Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada
jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein
dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum
endoplasma dan membran plasma.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan
dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzimenzim pembentuk dinding sel. Badan Golgi
merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya
saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh
membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans.
Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari
Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam
Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk
penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari
bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan
memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagianbagian sel yang lain atau ke luar sel.
Mikrograf badan Golgi, terlihat sebagai tumpukan cincin setengah lingkaran berwarna hitam di
bagian bawah gambar. Sejumlah vesikel bulat terlihat di sekitar organel ini.
I. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri
dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling
terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma
kasar dan retikulum endoplasma halus.
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya
ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat
tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada
retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam
retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut
mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat
untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan
bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan
distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan
memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya.
Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen
membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum
endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan
produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang
kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.
1) Mitokondria
diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini
dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui
endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses
yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar.
Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel
untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang
melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang
berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
3) Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam
semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu
atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen
peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di
dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan
menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam
lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk
oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi
berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu,
peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji
menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.
4) Sitoskeleton
organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Silia dan
flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan, juga berisi mikrotubulus.
Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap berada di
tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin,
berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia
untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.[53]
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton
eukariota. Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu
kinesin, dinein, dan miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus,
sementara miosin bergerak pada mikrofilamen.