Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN PLASMA

Pengertian Membran Plasma


Membran sel adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan
antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar
sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel). Yang fungsinya
untuk melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Membran plasma bersifat selektif permeabel. Membran plasma memiliki sifat-sifat
hidrofobik di bagian tengah dan sifat hidrofilik di permukaan luar maupun permukaan
sistolik. Membran plasma terdiri dari senyawa-senyawa lipida, protein,karbohidrat,enzim dan
ion. Komponen kimiawi yang terlihat secara morfologis adalah karbohidrat, protein, dan
lipida.

Membran Plasma

Gambar: letak letak membran plasma

Fosfolipida merupakan lipida yang jumlahnya paling banyak dalam membran,


membentuk dua lapisan yang disebut bilayer lipida, yang kemungkinan lapisan bagian atas
diselipi protein dan bagian bawah tidak, atau keseluruhannya.Tipe Lipida pada membran
plasama ada 3 macam yaitu Fosfogliserida ,Sfingolipida ,Kolesterol.

Gambar: bagian-bagian fosfolipid


A. STRUKTUR MEMBRAN PLASMA
Menurut Dalle ada beberapa teori tentang struktur dari membran sel :
1. Gortel & Grendel (1925)
a. Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid
yang

mengandung gugus

polar

dan

gugus

yang

bersifat

hidrofob(yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut


dalam minyak).
b. Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan
gugus hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari
lipid bilayer.

Gambar 1. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gortel &


Grendel.

2. Davson & Danielli (1954)


Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein
globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein di permukaan luar dan
dalam membran.

Gambar 2.Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Davson &


Daniel
3. Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida
Mengemukakan bahwa protein membran itu terdispersi dan secara
individual disisipkan ke dalam bilayer fosfolipida dan hanya daerah daerah
hidrofiliknya yang menonjol. Menurut model ini, membran merupakan mosaik
molekul protein yang terapung pada bilayer fluida yang terdiri dari fosfolipida
fosfolipida, yang dikenal dengan istilah membran model mosaik fluida.

Gambar 3. Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida

B. FUNGSI MEMBRAN PLASMA


Membran plasma sangat penting unuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran
sel anatara lain melindungi isi sel, yaitu membrane sel befungsi mempertahankan isi sel;
mengatur lalulintas molekul-molekul, membran plasma bersifat selektif permeabel
artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membrane dan ada pula yang tidak.
Molekul-molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel; sebagai
reseptor rangsangan dari luar sel, rangsangan itu berupa zat-zat kimia seperti
hormon,racun,rangsangan listrik,dan rangsangan mekanik.Bagian sel yang berfungsi
sebagai reseptor yaitu glikoprotein.
C. PROTEIN TRANSPORT MEMBRAN
Walaupun struktur dasar dari membran adalah molekul lipid, namun fungsi
fisiologis dan patologis dari membran disebabkan oleh adanya protein. Protein yang
tertanam dalam lipid bilayer tersebut. Jumlah dan jenis protein yang terdapat dalam
membran plasma bervariasi dari sel ke sel. Molekul protein kebanyakan terlarut dalam
lipid bilayer.
Fungsi dari protein adalah :
1. Media berbagai fungsi dari membran sel seperti: transport aktif molekulmolekul tertentu keluar masuk sel,
2. Sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang berkaitan
dengan membran plasma,
3. Sebagai penghubung struktur membran plasma dengan sitoskeleton
4. Matriks sel atau sel yang berdekatan, dan
5. Sebagai reseptor untuk menerima sinyal-sinyal kimia yang berasal dari
lingkungan sel.
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara
keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem
informasi di seluruh membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang
berbeda-beda. Protein bisa dalam bentuk perifer atau integral. Jumlah protein berbeda
pada tiap spesies dan bergantung pada fungsinya bagi spesies tersebut.

Terdapat 4 kelompok protein:


a. Protein peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang
membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.
b. Protein integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik yang
menempel di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari dua
permukaan bilayer. berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih
besar.
c. Protein transport membran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik,
menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya
merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi.
d. Protein yang berikatan dengan lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau
sitoplasmik Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)

Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,


Menerima isyarat (signal) hormonal,
Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan

senyawa-senyawa ekstraseluler.
D. DIFUSI, OSMOSIS, DAN TRANSPOT AKTIF

a. Difusi
Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah dan semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya
dan akan terhenti setelah tercapai kesetimbangan gradient.
Melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral ato pori statis akibat
gerakan rantai asam lemak bilayer lipid,zat yang di angkut tidak bersifat spesifik
tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan. Molekul polar hidrofobik merupakan
molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi bilayer fosfolipid misalnya diethylurea,

demikian pula molekul non polar misalnya O2dan molekul polar yang tidak bermuatan
misalnya CO2.
Difusi sederhana dan difusi dipermudah keduanya merupakan transpor
menurun yang berarti materi berasal dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah. tenaga yang digunakan untuk pengangkutan ini merupakan
tenaga panas atau tenaga termal. Mengingat bahwa pada pengangkutan ini tidak
menggunakan ATP maka transpor ini dinyatakan sebagai transpor pasif. Transpor
mendaki yaitu bila pengangkutan melawan derajat elektrokimia atau konsentrasi
selalu memerlukan ATP selular. Oleh karena itu disebut transpor aktif. Perlu diingat
bahwa pada sel yang hidup kegiatan pengangkutan ini berlangsung secara terpadu dan
bersamaan untuk memelihara homeostatis sel.
Difusi Sederhana
Molekul-molekul yang dapat melewati membran plasma secara difusi
sederhana sangat terbatas, karena membran plasma masih memiliki penghalangnya.
Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati selaput plasma dengan
mudah, sedangkan makromolekul atau jenis molekul yang dapat terionisasi sulit
melewati selaput plasma. Perbedaan ini biasanya dihubungkan dengan besarnya daya
larut substansi hidrofobik di dalam dwi lapis lipida membran plasma.
Kemampuan sel dapat memilah senyawa hidrofilik dengan berat molekul
(BM) kecil dari senyawa yang BM-nya besar, seringkali akibat adanya saluran akuosa
atau porus pada membran plasma. Terdapat dua jenis porus jenis pertama merupakan
saluran akuosa yang menembus molekul protein integral atau diantara kelompokan
molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang
terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus dwilapis lipida.
Difusi Dipermudah
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan melewati difusi
dipermudah, juga dapat memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi
dipermudah. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat
dari difusi sederhana. Hal ini disebabkan adanya protein pembawa yang mampu
mempercepat pengangkutan. Berdasarkan pemikiran ini suatu membran plasma pasti
memiliki sejumlah protein pembawa yang masing-masing yang mempunyai tempat
khusus untuk sesuatu molekul yang dapat diangkut.

Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa yang akan dibawa segera
memindahkan senyawa tersebut dari luar ke dalam atau sebaliknya dengan jalan
berputar, berdifusi atau membentuk poros.

b. Osmosis
Osmosis merupakan transport pasif air yaitu perpindahan ion/ molekul dari
kerapatan tinggi kekerapatan rendahdengan melewati membrane selektif permeable
atau semi permeable hal ini berarti membrane tersebut hanya dapat dilalui oleh
molekul molekul air tetapi tidak oleh molekul lainnya.
c. Transport Aktif
Transport aktif merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy
selain itu juga membutuhkan bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi
yang digunakan dalam pemindahan molekul tersebut ada yang diperoleh dari
hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi. Kinerja transport aktif dilakukan
oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane.
Pengangkutan senyawa melewati selaput plasma memerlukan energi untuk
mentranspor partikel.kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang
tertanam dalam membran. Protein membran mengkopel transport suatu zat terlarut
dengan zat terlarut lainnya. Pompa proton merupakan contoh protein membran yang
menyimpan energy dengan cara membangkitkan tegangan melintasi membran.
Dengan menggunakan ATP sebagai penggeraknya,pompa proton mentranslokasikan
muatan positip membentuk ion hydrogen.

Dua jenis transport aktif yaitu :


a. Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP) yaitu transport yang
bergantung pada potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler
memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan
konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam sel dari pada di luar sel. Kalau
konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka
diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat pada sisi
spesifik pada saluran protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan
terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran
protein berakibat Na+ yang terikat bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas
ikatan Na+ pada protein saluran sehingga Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di
bagian ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi protein saluran, terjadi
stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein sehingga
terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran
protein memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga
setiap kali siklus transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan
satu molekul ATP yang terhidrolisa.

b. Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga
memindahkan mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya
perpindahan glukosa dan asam amino berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus
dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil
hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi Na+
ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan
ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran,

selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama
tetapi pada sisi yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder.

E. RIBOSOM
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang
memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein
dan sejumlah molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya


sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar
dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa
beberapa juta dalton.

Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada
bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom
bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat
protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di
dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas
dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat
menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu metabolismenya
berubah.
Fungsi Ribosom dalam Sel
Dalam sel, ribosom berada di dua area sitoplasma. Beberapa ribosom
ditemukan tersebar dalam sitoplasma yang disebut sebagai ribosom bebas.
Sedangkan ribosom lain yang menempel pada retikulum endoplasma disebut ribosom
terikat. Oleh karena itu, permukaan retikulum endoplasma dimana terdapat ribosom
menempel disebut retikulum endoplasma kasar (RER). Baik ribosom bebas maupun
ribosom terikat memiliki struktur yang mirip dan sama-sama bertanggung jawab
untuk memproduksi protein.
Fungsi utama ribosom adalah menyusun asam amino untuk membentuk
protein tertentu. Ribosom dapat melakukan sintesis protein dengan tepat karena
urutan penyusunan asam amino selama sintesis protein ditentukan oleh mRNA.
mRNA disintesis dalam nukleus kemudian dibawa ke sitoplasma untuk melanjutkan
proses sintesis protein.

Dalam sitoplasma, dua subunit ribosom akan menempel di sekitar polimer


mRNA yang kemudian dengan bantuan RNA transfer (tRNA) akan menjalani proses
sintesis protein sesuai dengan kode genetik. Seluruh proses sintesis protein disebut
juga sebagai dogma sentral. Biasanya protein yang disintesis oleh ribosom bebas
hanya digunakan di dalam sitoplasma. Sedangkan molekul protein yang diproduksi
oleh ribosom terikat akan dibawa ke luar sel. Bila dilihat dari fungsi utama ribosom
yakni proses sintesis protein, maka tanpa adanya ribosom suatu sel tidak akan bisa
berfungsi.
F. Nukleus
Nukleus adalah membran inti sel yang mengkontrol pertumbuhan sel serta
bertanggung jawab terhadap reproduksi sel dalam tubuh. Nukleus merupakan pusat
komando dari sel eukariotik yang umumnya adalah organel paling menonjol dalam
sebuah sel. Dalam ilmu biologi pengertian nukleus pertama kali di deskripsikan oleh
Franz Bauer pada 1802 dan di jabarkan secara terperinci oleh Robert Brown, pada
tahun 1831.

Sel

Nukleus

sebagian

besar

terdiri

dari materi

genetik

sel,

disusun sebagai molekul DNA yang sangat kompleks dengan berbagai macam
protein, seperti histon, dan membentuk kromosom.

Fungsi Nukleus
Fungsi Nukleus adalah mengatur semua aktivitas
sel yang dilakukan dengan mengendalikan enzim. Berikut
adalah 8 fungsi dari sel nukleus:
1. Melakukan kontrol terhadap aktivitas Sel (memproduksi RNA)
2. Puast material genetik (DNA)
3. Membawa gen pada kromosom
4. Mengorganisasikan gen dalam kromosom untuk melakukan pembelahan sel
5. Pengaturan transport dan produk gen melalui pori pori nuklir (nuclear pores)
6. Menghasilkan pesan (Ribonukleat atau mRNA) sebagai kode untuk protein
7. Menghasilkan ribosom di nukleolus
8. Mengatur uncoiling DNA untuk mereplikasi gen kunci
G. Nukleoulus
The nucleolus (nukleolus) adalah padat, bulat berbentuk struktur hadir di
dalam nukleus. Beberapa organisme eukariotik memiliki inti yang berisi hingga
empat nukleolus. Nukleolus memainkan peran tidak langsung dalam sintesis protein
dengan memproduksi ribosom. Ribosom ini adalah organel sel terdiri dari RNA dan
protein; mereka diangkut ke sitoplasma, yang kemudian melekat pada retikulum
endoplasma. Ribosom adalah organel yang memproduksi protein sel. Nucleolus
menghilang ketika sel mengalami pembelahan dan direformasi setelah selesainya
pembelahan sel.

Struktur nukleolus akan tampak jika dilihat dengan menggunakan mikroskop


elektron , bagian-bagian nukleolus antara lain :
1. Zona Granuler
Merupakan bagian pinggir nukleolus dibentuk dari butiran-butiran padat
berukuran sedikit lebih kecil dari ribosom dalam sitoplasma yaitu sekitar 150-200 A.
Bagian ini mengandung protein ribonukleat.
2. Zona Fibrosa/Nukleolonema
Daerah yang terdapat di tengah anak inti dan tampak sebagai benang-benang
halus, berupa serat-serat yang berukuran 50-60A, fibril terdiri dari protein
ribonukleat.
3. Zona Amorf
Daerah amorf yang merupakan matriks anak inti yang tampak homogen dan
terdiri dari protein sebagai pengikat kedua bagian diatas. Daerah ini hanya terdapat
pada nukleolus tertentu.
4. Nukleolus Kromatin
Terdiri dari serat-serat tebalnya 100 A , mengandung DNA pada bagian
tertentu .
Fungsi Nukleolus
Fungsi nukleolus menurut penelitian adalah sebagai tempat pembuatan protein
yang akan digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat mengadakan
sintesis RNA. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian tentang jumlah nukleolus pada
sel-sel tertentu yang mendapatkan bahwa pada sel-sel yang sedang aktif membuat
protein maka nukleolus akan tampak lebih besar. Dalam menjalankan fungsinya ini
nukleolus dikontrol oleh bagian kromosom yang mengandung gen tertentu yang
dinamakan nucleolar organizer.
Fungsi nukleolus mempunyai hubungan dengan sintesis protein . Adalah jelas
bahwa fungsi primer nukleolus adalah sebagian besar tRNA yang terdapat pada
subunit kecil dan besar pada ribosom dan penumpukan rRNA dengan protein ribosom
untuk membentuk partikel-partikel preribosom.
Nukleolus berfungsi sebagai tempat sintesis nukleoplasma dan RNA ribosom
(rRNA). Jadi fungsi inti sel selain mengatur seluruh kegiatan sel juga sebagai
pembawa faktor keturunan.

Jadi fungsi nukleolus adalah membentuk RNA ribosom dengan bantuan pusat
organisasi inti. RNA ribosom dibentuk untuk pembentukan macam-macam molekul
protein. Sel-sel yang lebih aktif membuat protein, seperti neuron dan sel kanker,
memiliki banyak nukleolus yang besar-besar.
H. Aparatus Golgi (Badan Golgi)
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun
atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat
tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan
Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada
jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein
dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum
endoplasma dan membran plasma.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan
dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzimenzim pembentuk dinding sel. Badan Golgi
merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya
saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh
membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans.
Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari
Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam
Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk
penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari
bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan
memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagianbagian sel yang lain atau ke luar sel.

Mikrograf badan Golgi, terlihat sebagai tumpukan cincin setengah lingkaran berwarna hitam di
bagian bawah gambar. Sejumlah vesikel bulat terlihat di sekitar organel ini.

Fungsi badan golgi:


a) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel
kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
b) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
c) Membentuk dinding sel tumbuhan
d) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
e)
f)
g)
h)

enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.


Tempat untuk memodifikasi protein
Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
Untuk membentuk lisosom
Membentuk Akrosom pada spermatozoa

I. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri
dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling
terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma
kasar dan retikulum endoplasma halus.
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya
ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat
tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada
retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam
retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut
mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat
untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan
bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan
distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan
memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya.
Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen

membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum
endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan
produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang
kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.
1) Mitokondria

Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang


menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang
besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama
mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang (bahasa Yunani mitos,
'benang') di bawah mikroskop cahaya.
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran
dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam
lebih besar daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang
menyembul ke dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses
kimiawi yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh
molekul makanan berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida
oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan
energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh molekul yang disebut ATP.
Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar ATP sel. Energi kimiawi ATP
nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel.
Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut
dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian
sel lain. Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein
mitokondria, yang dibuat pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom
prokariota.
2) Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis
enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan
kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang

diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini
dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui
endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses
yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar.
Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel
untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang
melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang
berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
3) Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam
semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu
atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen
peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di
dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan
menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam
lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk
oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi
berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu,
peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji
menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.
4) Sitoskeleton

Sitoskeleton sel eukariota; mikrotubulus diwarnai hijau, sementara mikrofilamen diwarnai


merah.
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus,
filamen intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan
berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota.
Mikrotubulus berupa silinder berongga yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan

organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Silia dan
flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan, juga berisi mikrotubulus.
Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap berada di
tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin,
berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia
untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.[53]
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton
eukariota. Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu
kinesin, dinein, dan miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus,
sementara miosin bergerak pada mikrofilamen.

Anda mungkin juga menyukai