Oleh:
Kelompok 3
1. Emelda Pertiwi 2017C06b0089
2. Evaririn 2017C06b0090
3. Fuathin Nally 2017C06b0091
4. Ina Pebrina 2017C06b0093
5. Intan Floma Hayati 2017C06b0094
6. Intan Kusuma Fabriyani 2017C06b0095
7. Riup Yakup 2017C06b0103
8. Supriadi 2017C06b0106
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya lah kami selaku kelompok dapat penyusun makalah
“Reaksi Yang Terjadi di Dalam Tubuh, Peranan ATP dan Mekanisme
Pembentukan ATP” dengan baik. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima
dengan senang hati, agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik. Akhirnya
kami mengucapkan banyak terima kasih, semoga makalah ini dapat berguna bagi
kita semua.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Toritis
Memperkuat teori Ilmu Dasar Keperawatan mengenai Reaksi Yang Terjadi
di Dalam Tubuh, Peranan ATP dan Mekanisme Pembentukan ATP.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan perpustakaan dan
dapat digunakan sebaagai perbandingan jika suatu saat akan dilakukan
laporan tentang hal yang sama, serta menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembacanya.
2. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
pengalaman dalam pembuatan makalah ini khususnya mengenai
mengenai bioenergetika khususnya peranan ATP dalam tubuh serta
sumber utama pembentukan ATP.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
bahwa molekul sedang dipecah menjadi komponen yang lebih kecil. Dengan
memecah ikatan ini, sistem (seperti tubuh manusia atau contoh mobil di atas)
dapat menerima kebutuhan energi untuk menjalankan fungsinya.
Energi yang tersimpan dalam ikatan dikenal sebagai energi bebas, atau
energi yang tersedia untuk melakukan pekerjaan. Ketika molekul memiliki
sejumlah besar energi bebas, ia menjadi tidak stabil, karena energi akan lebih
memilih untuk dilepaskan daripada disimpan dalam ikatan. Sebagai aturan praktis:
energi lebih bebas dalam ikatan, semakin molekul akan tidak stabil.
Jika molekul tidak stabil, ia akan bekerja untuk mencoba dan menjadi stabil
pada akhirnya. Proses ini dapat menjadi salah satu lambat atau satu cepat, tetapi
itu adalah salah satu tertentu. Molekul yang memiliki energi bebas yang tinggi
tidak stabil. Oleh karena itu, ikatan yang mengandung energi ini akan mudah
pecah untuk melepaskan panas. Karena proses ini pasti terjadi, juga dikenal
sebagai reaksi spontan. Melepaskan energi bebas yang tersimpan dalam ikatan
membantu molekul yang terlibat dalam reaksi menemukan stabilitas energik.
Dalam banyak sistem, pelepasan energi ini diperlukan untuk daya proses
lainnya. Misalnya, jika makan karbohidrat dalam jumlah besar, maka cenderung
merasa lebih berenergi. Hal ini karena glukosa dalam karbohidrat mengandung
sejumlah besar energi bebas, dan ketika rusak, energi akan dilepas. Tubuh dapat
menggunakan energi ini untuk menghasilkan bahan-bahan lain, seperti ATP dan
protein. Singkatnya, energi bebas dilepaskan dari gula dalam reaksi eksergonik,
dan energi yang dapat daya proses lainnya.
Pada proses reaksi eksergonik (katabolisme) meliputi respirasi dan
fermentasi misalnya pengubahan karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam proses
respirasi dan menghasilkan energi bebas. Respirasi dibedakan menjadi dua macam
yaitu respirasi aerob dan anaerob. Fermentasi atau respirasi anaerob merupakan
pemecahan molekul tanpa bantuan oksigen bebas. Pada umumnya fermentasi
dilakukan dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi terdiri dari tiga macam
yaitu fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat, dan asam cuka.
2.1.2 Reaksi Endergonik
Reaksi endergonik (anabolisme) merupakan proses pembentukan atau
penyusunan atau sintesis senyawa organik sederhana menjadi senyawa
5
pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam saraf, dan
proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu
seperti kunang-kunang.
2.4 Mekanisme Pembentukan ATP
Pembentukan ATP paling banyak terjadi pada saat sel melakukan respirasi.
Reaksi oksidasi-reduksi terjadi didalam sel yang pada akhirnya akan
menghasilkan ATP.
1. Respirasi Seluler
Respirasi selular adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang
kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah
(proses katabolik) pada tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat
sebagai reaktan bersama dengan bahan bakar organik dan akan
menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi utamanya ATP. ATP
(adenosin trifosfat) memiliki energi untuk aktivitas sel seperti
melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil,
menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dan mengangkut
biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah berkonsentrasi lebih tinggi.
Secara garis besar, respirasi sel melibatkan proses-proses yang
disebut glikolisis, siklus Krebs atau siklus asam sitrat, dan rantai transpor
elektron.
2. Glikolisis
Glikolisis berasal dari dua kata, yaitu glukosa (gliko-) yang berarti gula,
danlisis yang berarti pemecahan. Jadi, glikolisis merupakan serangkaian
reaksipemecahan glukosa menjadi senyawa produk glikolisis yang disebut asam
piruvat. Reaksi pemecahan glukosa tersebut terjadi di sitoplasma. Reaksi
glikolisis terdiri dari dua tahapanutama, yaitu:
1) Reaksi tahap I terdiri dari lima reaksi spesifik yang digunakan untuk memecah
glukosa menjadi dua molekul gliseraldehid-3-posfat. Glukosa pertama kali
akan diposforilasi menjadi glukosa-6-posfat. Proses tersebutmerupakanreaksi
palingawal yangterjadi dalam glikolisis.Tahap I dalam reaksi glikolisis
merupakan reaksi yang membutuhkan energi. Duamolekul ATP dibutuhkan
untuk menjalankan reaksi tahapanI glikolisis. Hasil dari reaksi tahap I
8
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan
FADH2 sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh
molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai
reaksi berikut
10 NADH + O2 ——> 10 NAD+ + 10 H2O 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 FAD + 2 H2O 4 ATP
Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP
untuksetiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34
ATP.Ditambah dari hasil glikoli sis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan
reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa.
Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka
hasilbersih dari setiap respires iseluler adalah:
Tempat Proses Produk Setara ATP Total ATP
Dalam sitoplasma
Glikolisis 2 ATP 2 ATP 2 ATP
Dalam Mitokondria
dari Glikolisis 2 NADH 6 ATP 6 ATP
Dari respirasi asma piruvat-
1 NADH 3 ATP (2 x) 6 ATP
Asetil KoA
Siklus Krebs 3 NADH 9 ATP
1 FADH 2 ATP (2x) 24 ATP
1 ATP 1 ATP
Total 38 ATP
5. Glikolisis Anaerob
Semua organisme hidup membutuhkan energi untuk melakukan berbagai
fungsi. Energi ini diperoleh dengan proses yang dikenal sebagai glikolisis, yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam proses glikolisis, glukosa akan
teroksidasi dengan baik laktat atau piruvat. Ada dua jalur yang berbeda dengan
yang proses glikolisis berlangsung glikolisis tempat aerobik dan glikolisis
anaerobik.
Sebuah jalur metabolisme, yang melibatkan transformasi glukosa menjadi
piruvat, dan konversi lebih lanjut dari piruvat menjadi laktat, dalam ketiadaan
oksigen dikenal sebagai glikolisis anaerobik. Sistem ini juga dikenal sebagai
sistem asam laktat, sebagai produk akhirnya adalah laktat, yang merupakan basa
konjugat dari asam laktat. Konversi piruvat menjadi laktat dibawa dengan bantuan
11
sebuah enzim laktat dehidrogenase (LDH). Energi yang dihasilkan oleh jalur ini
berkisar antara 10 detik sampai 20 menit. Glikolisis anaerobik umumnya terjadi
ketika energi instan diperlukan tidak adanya lengkap oksigen atau terbatasnya
pasokan oksigen.
1. Sistem Glikolisis anaerobik
Bentuk glikolisis adalah sumber utama energi bagi beberapa tanaman dan
organisme. Ini merupakan sumber penting dari ATP selama latihan berat, ketika
tidak ada pasokan oksigen yang cukup. glikolisis ini aktif pada bakteri yang
terlibat dalam souring susu dan pembentukan yoghurt. Jalur ini juga ada pada ragi,
dimana piruvat pertama-tama diubah menjadi asetaldehida dan karbon dioksida
dan kemudian menjadi etanol dalam ketiadaan oksigen.
Ada dua jenis proses fermentasi anaerob yang dapat terjadi tanpa adanya
oksigen. Mereka adalah sebagai berikut: fermentasi asam laktat dan fermentasi
alkohol. Mari kita mendapatkan beberapa informasi lebih lanjut tentang proses ini.
2. Fermentasi Asam Laktat
Jalur fermentasi Asam laktat umumnya terjadi pada sel hewan dan bakteri
asam laktat. Jaringan hewan menghasilkan energi dengan menggunakan jenis
glikolisis. Selama proses ini, pemecahan glukosa terjadi dengan tidak adanya
oksigen. Karbohidrat dipecah berlangsung dalam sel dan menghasilkan
pembentukan asam piruvat dan ion hidronium. Piruvat selanjutnya mengalami
oksidasi, membentuk asam laktat yang terdisosiasi menjadi laktat dan H +. NADH
akan teroksidasi dalam seluruh proses ini yang merupakan sumber energi untuk
sel. Reaksi yang terlibat dalam konversi piruvat menjadi laktat dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
Puruvate + NADH + H+ → Lactate + NAD+
Laktat yang dihasilkan berdifusi keluar dari sel dan masuk ke dalam hati.
Hal ini kemudian diubah menjadi glukosa yang mampu melewati kembali ke
dalam sel perifer untuk memasukkan kembali glikolisis dan membentuk suatu
siklus yang berkelanjutan. Sel-sel darah merah mengambil sebagian besar energi
mereka melalui proses glikolisis anaerobik. Namun, kelebihan produksi asam
laktat dapat menyebabkan asidosis laktat.
12
3. Fermentasi alkohol
Jalur ini umumnya berlangsung pada organisme seperti ragi dan banyak
tanaman. Proses ini melibatkan konversi piruvat ke asetaldehida dan karbon
dioksida yang selanjutnya diubah menjadi etanol. NADH diubah kembali ke NAD
+ dan etanol adalah produk akhir dari jalur ini. Proses ini digunakan dalam
pembuatan minuman beralkohol dan juga dalam industri bioteknologi untuk
menghasilkan karbon dioksida yang diperlukan untuk pembuatan roti.
Perbedaan utama antara glikolisis aerobik dan anaerobik adalah bahwa gula
tidak dipecah sepenuhnya dibagian kedua. Sebaliknya, ia diubah menjadi asam
laktat atau etil alkohol. Namun, banyak hewan dan tumbuhan menggunakan
glikolisis anaerob untuk produksi ATP.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Semua mahkluk hidup memerlukan energi. Energi itu digunakan untuk
tumbuh, bergerak, mencari makanan, mengeluarkan sisa-sisa makanan,
menanggapi rangsangan, dan reproduksi. Tanpa energi, semua proses kehidupan
akan terhenti. Sumber energi utama bagi makhluk hidup di bumi adalah matahari
yang merupakan sumber energi untuk proses biologis yang mengubah energi
radiasi menjadi energi kimia. Energi kimia disimpan dalam molekul biologis,
yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memberikan
kebutuhan energi organisme.
Molekul biologis tersebut termasuk gula (karbohidrat), protein, dan lipid
(lemak). Dalam reaksi metabolisme, banyak jenis molekul yang disintesis
(anabolisme), dan banyak yang dipecah (katabolisme). Perubahan kandungan
energi terjadi pada semua reaksi ini.
Ketika energi dari sistem mengalami perubahan sebagai akibat dari perbedaan
suhu antara sistem dan sekitarnya kita mengatakan bahwa energi yang ditransfer
sebagai kalor.
3.2 Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demi
kesempurnaan makalah ini, agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih
baik dan mahasiswa pun dapat mengetahui pentingnya belajar tentang Reaksi
Yang Terjadi Di Dalam Tubuh, Peranan ATP Dan Mekanisme Pembentukan
ATP.
13
DAFTAR PUSTAKA
14