Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN


REAKSI YANG TERJADI DI DALAM TUBUH, PERANAN ATP
DAN MEKANISME PEMBENTUKAN ATP

Dosen: Meida Sinta Araini, S.Kep, Ns.

Oleh:
Kelompok 3
1. Emelda Pertiwi 2017C06b0089
2. Evaririn 2017C06b0090
3. Fuathin Nally 2017C06b0091
4. Ina Pebrina 2017C06b0093
5. Intan Floma Hayati 2017C06b0094
6. Intan Kusuma Fabriyani 2017C06b0095
7. Riup Yakup 2017C06b0103
8. Supriadi 2017C06b0106

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KEESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya lah kami selaku kelompok dapat penyusun makalah
“Reaksi Yang Terjadi di Dalam Tubuh, Peranan ATP dan Mekanisme
Pembentukan ATP” dengan baik. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima
dengan senang hati, agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik. Akhirnya
kami mengucapkan banyak terima kasih, semoga makalah ini dapat berguna bagi
kita semua.

Palangkaraya, 18 Oktober 2017

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2
1.4.1 Toritis....................................................................................................................... 2
1.4.2 Praktis ...................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Pengertian Metabolisme ........................................................................................ 3
2.1.1 Reaksi Eksergonik ................................................................................................. 3
2.1.2 Reaksi Endergonik ................................................................................................. 4
2.1.3 Perbedaan Antara Endergonik dan Eksergonik.................................................. 5
2.2 Pengertian Adenosin Trifosfat (ATP) ................................................................. 6
2.3 Peran ATP dalam Metabolisme ........................................................................... 6
2.4 Mekanisme Pembentukan ATP ............................................................................ 7
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 13
3.2 Saran ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua mahkluk hidup memerlukan energi. Energi itu digunakan untuk
tumbuh, bergerak, mencari makanan, mengeluarkan sisa-sisa makanan,
menanggapi rangsangan, dan reproduksi. Tanpa energi, semua proses kehidupan
akan terhenti. Sumber energi utama bagi makhluk hidup di bumi adalah matahari
yang merupakan sumber energi untuk proses biologis yang mengubah energi
radiasi menjadi energi kimia. Energi kimia disimpan dalam molekul biologis,
yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memberikan
kebutuhan energi organisme.
Molekul biologis tersebut termasuk gula (karbohidrat), protein, dan lipid
(lemak). Dalam reaksi metabolisme, banyak jenis molekul yang disintesis
(anabolisme), dan banyak yang dipecah (katabolisme). Perubahan kandungan
energi terjadi pada semua reaksi ini.
Ketika energi dari sistem mengalami perubahan sebagai akibat dari
perbedaan suhu antara sistem dan sekitarnya kita mengatakan bahwa energi yang
ditransfer sebagai kalor.
Semua reaksi yang terjadi di lingkungan yang tidak spontan, tapi kita
melihat reaksi non-spontan terjadi secara alami. Itu karena, reaksi non-spontan
yang digabungkan dengan reaksi spontan dan mereka didorong oleh energi dari
reaksi spontan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana reaksi endergonik dan eksergonik dalam metabolisme?
2. Bagaimana peranan ATP dalam proses metabolisme?
3. Apa sumber utama/mekanisme pembentukan ATP?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ATP.
2. Untuk mengetahui reaksi endergonik dan eksergonik dalam metabolisme.
3. Untuk mengetahui peranan ATP didalam tubuh serta sumber utamanya.

1
2

1.4 Manfaat
1.4.1 Toritis
Memperkuat teori Ilmu Dasar Keperawatan mengenai Reaksi Yang Terjadi
di Dalam Tubuh, Peranan ATP dan Mekanisme Pembentukan ATP.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan perpustakaan dan
dapat digunakan sebaagai perbandingan jika suatu saat akan dilakukan
laporan tentang hal yang sama, serta menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembacanya.
2. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
pengalaman dalam pembuatan makalah ini khususnya mengenai
mengenai bioenergetika khususnya peranan ATP dalam tubuh serta
sumber utama pembentukan ATP.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metabolisme


Metabolisme sangat penting bagi makhluk hidup untuk kelangsungan
hidupnya. Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup bersel satu sampai makhluk
hidup yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Metabolisme berperan mengubah
zat-zat makanan seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak menjadi senyawa-
senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti sumber energi (ATP).
Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara
membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang
berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. Hasil
metabolisme tersebut kemudian dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai
keperluan antara lain sumber energi, mengganti jaringan yang rusak,
pertumbuhan. Metabolisme terdiri atas dua proses sebagai berikut:
1. Anabolisme
Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui
sintesis senyawa-senyawa organik.
2. Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari
senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi. Semua reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang
rumit. Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel makhluk hidup seperti
pada tumbuhan dan manusia, melibatkan sebagian besar enzim (katalisator)
baik berlangsung secara anabolisme dan respirasi katabolisme. Produk
metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi
metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu
bagian tubuh dinamakan metabolomika.
2.1.1 Reaksi Eksergonik
Reaksi eksergonik (katabolisme) adalah reaksi kimia yang melepaskan
energi dalam bentuk panas. Biasanya, energi ini dilepaskan ketika ikatan yang
rusak. Lebih khusus, pada manusia, reaksi ini disebut katabolik, yang berarti

3
4

bahwa molekul sedang dipecah menjadi komponen yang lebih kecil. Dengan
memecah ikatan ini, sistem (seperti tubuh manusia atau contoh mobil di atas)
dapat menerima kebutuhan energi untuk menjalankan fungsinya.
Energi yang tersimpan dalam ikatan dikenal sebagai energi bebas, atau
energi yang tersedia untuk melakukan pekerjaan. Ketika molekul memiliki
sejumlah besar energi bebas, ia menjadi tidak stabil, karena energi akan lebih
memilih untuk dilepaskan daripada disimpan dalam ikatan. Sebagai aturan praktis:
energi lebih bebas dalam ikatan, semakin molekul akan tidak stabil.
Jika molekul tidak stabil, ia akan bekerja untuk mencoba dan menjadi stabil
pada akhirnya. Proses ini dapat menjadi salah satu lambat atau satu cepat, tetapi
itu adalah salah satu tertentu. Molekul yang memiliki energi bebas yang tinggi
tidak stabil. Oleh karena itu, ikatan yang mengandung energi ini akan mudah
pecah untuk melepaskan panas. Karena proses ini pasti terjadi, juga dikenal
sebagai reaksi spontan. Melepaskan energi bebas yang tersimpan dalam ikatan
membantu molekul yang terlibat dalam reaksi menemukan stabilitas energik.
Dalam banyak sistem, pelepasan energi ini diperlukan untuk daya proses
lainnya. Misalnya, jika makan karbohidrat dalam jumlah besar, maka cenderung
merasa lebih berenergi. Hal ini karena glukosa dalam karbohidrat mengandung
sejumlah besar energi bebas, dan ketika rusak, energi akan dilepas. Tubuh dapat
menggunakan energi ini untuk menghasilkan bahan-bahan lain, seperti ATP dan
protein. Singkatnya, energi bebas dilepaskan dari gula dalam reaksi eksergonik,
dan energi yang dapat daya proses lainnya.
Pada proses reaksi eksergonik (katabolisme) meliputi respirasi dan
fermentasi misalnya pengubahan karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam proses
respirasi dan menghasilkan energi bebas. Respirasi dibedakan menjadi dua macam
yaitu respirasi aerob dan anaerob. Fermentasi atau respirasi anaerob merupakan
pemecahan molekul tanpa bantuan oksigen bebas. Pada umumnya fermentasi
dilakukan dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi terdiri dari tiga macam
yaitu fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat, dan asam cuka.
2.1.2 Reaksi Endergonik
Reaksi endergonik (anabolisme) merupakan proses pembentukan atau
penyusunan atau sintesis senyawa organik sederhana menjadi senyawa
5

makromolekul yang lebih kompleks. Jadi, proses dasarnya, reaksi endergonik


merupakan kebalikan dari reaksi eksergonik. Makromolekul yang dimaksud
misalnya komponen sel seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.
Oleh karena proses pembentukannya memerlukan energi bebas maka reaksinya
disebut reaksi endergonik. Reaksi ini dapat terjadi melalui proses fotosintesis dan
kemosintesis.
Fotosintesis digunakan oleh semua tanaman untuk mengubah energi cahaya
menjadi bentuk energi kimia yang dapat digunakan untuk bahan bakar proses
kehidupan mereka.
Fotosintesis tidak terjadi secara spontan. Misalnya, jika Anda mengambil
tanaman dan menutupinya dengan kantong sampah hitam dan memasukkannya ke
dalam sebuah ruangan gelap, tanaman akan akhirnya mati. Mengapa Anda pikir
ini terjadi? Tanaman ini tidak bisa secara spontan membuat makanan atau
menyelesaikan proses kehidupan tanpa masukan energi cahaya untuk bahan bakar
proses. Setelah tanaman muncul dari tanah dan mulai tumbuh, itu tergantung pada
cahaya.
Penting untuk dicatat bahwa tanaman memiliki semua bahan dan organel
untuk fotosintesis terjadi dalam diri mereka setiap saat. Namun, mereka tidak bisa
menyelesaikan proses tanpa masukan energi cahaya. Hal ini membuat fotosintesis
merupakan reaksi endergonik.
2.1.3 Perbedaan Antara Endergonik dan Eksergonik
1. Endergonik berarti menyerap energi dalam bentuk usaha sedangkan
Eksergonik berarti melepaskan energi dalam bentuk usaha.
2. Reaksi endergonik non-spontan dan tidak menguntungkan, sedangkan
reaksi eksergonik adalah spontan dan menguntungkan.
3. Standar energi bebas Gibbs akan positif dalam reaksi endergonik
berbeda dengan reaksi eksergonik.
4. Dalam reaksi eksergonik, produk mengandung energi kurang dari
reaktan tetapi, dalam reaksi endergonik, produk mengandung energi
lebih tinggi dari reaktan.
6

2.2 Pengertian Adenosin Trifosfat (ATP)


ATP (Adenosin Trifosfat) adalah suatu senya kimia yang labil yang terdapat
dalam semua sel. ATP tersusun atas kombinasi adenine, ribosa, dan tiga radikal
fosfat. ATP terdapat dimana-mana dalam sitoplasma dan nukleoplasma semua sel,
dan pada dasarnya semua mekanisme fisiologis yang membutuhkan energi untuk
bekerja, memperoleh energinya langsung dari ATP (atau senyawa berenergi tinggi
lain yang sejenis Guanosin Trifosfat/GTP).
ATP dihasilkan dari oksidasi molekul organik yang ada dalam tubuh
manusia yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Seluruh proses pembentukan ATP
terjadi di mitikondria sel. Ada 2 cara pembentukan ATP yaitu secara aerobic dan
anaerobic.
2.3 Peran ATP dalam Metabolisme
ATP biasanya diproduksi dengan bergabung fosfat anorganik menjadi
Adenosin Difosfat (ADP), yang merupakan reaksi endergonik. Ini juga
merupakan karakteristik dari reaksi kimia, jika reaksi adalah eksergonik dalam
satu arah, maka akan endergonik dalam arah yang berlawanan.
Dengan demikian, kerusakan ATP adalah eksergonik, sedangkan produksi
ATP adalah endergonik. Energi untuk produksi sebagian besar ATP dalam sel
tanaman berasal dari reaksi terang fotosintesis dan sistem transpor elektron di
mitokondria.
Pertama, ada stabilitas tinggi ATP molecule pada pH fisiologis (sekitar 7,4)
terhadap hidrolisis dan dekomposisi dengan tidak adanya katalis enzim. Stabilitas
ini memungkinkan ATP untuk disimpan dalam sel sampai dibutuhkan. Kedua,
ATP adalah salah satu molekul (nukleotida) yang digunakan dalam sintesis DNA.
Akhirnya, besarnya perubahan energi bebas yang terlibat dalam
transformasi ATP-ADP adalah jumlah yang berguna untuk mengemudi banyak
reaksi endergonik dalam sel. Akibatnya, dapat memainkan peran perantara cukup
mudah.
Peranan ATP sebagai sumber energi untuk metabolisme didalam sel
berlangsung dengan suatu mekanisme mendaur. ATP berperan sebagai alat
angkut energi kimia dalam suatu reaksi katabolisme keberbagai proses reaksi
dalam sel yang membutuhkan energi seperti proses biosintesis, proses
7

pengangkutan, proses kontraksi otot, proses pengaliran listrik dalam saraf, dan
proses pemancaran sinar (bioluminesensi) yang terjadi pada organisme tertentu
seperti kunang-kunang.
2.4 Mekanisme Pembentukan ATP
Pembentukan ATP paling banyak terjadi pada saat sel melakukan respirasi.
Reaksi oksidasi-reduksi terjadi didalam sel yang pada akhirnya akan
menghasilkan ATP.
1. Respirasi Seluler
Respirasi selular adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang
kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah
(proses katabolik) pada tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat
sebagai reaktan bersama dengan bahan bakar organik dan akan
menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi utamanya ATP. ATP
(adenosin trifosfat) memiliki energi untuk aktivitas sel seperti
melakukan sintesis biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil,
menjalankan kerja mekanik seperti pada kontraksi otot, dan mengangkut
biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah berkonsentrasi lebih tinggi.
Secara garis besar, respirasi sel melibatkan proses-proses yang
disebut glikolisis, siklus Krebs atau siklus asam sitrat, dan rantai transpor
elektron.
2. Glikolisis
Glikolisis berasal dari dua kata, yaitu glukosa (gliko-) yang berarti gula,
danlisis yang berarti pemecahan. Jadi, glikolisis merupakan serangkaian
reaksipemecahan glukosa menjadi senyawa produk glikolisis yang disebut asam
piruvat. Reaksi pemecahan glukosa tersebut terjadi di sitoplasma. Reaksi
glikolisis terdiri dari dua tahapanutama, yaitu:
1) Reaksi tahap I terdiri dari lima reaksi spesifik yang digunakan untuk memecah
glukosa menjadi dua molekul gliseraldehid-3-posfat. Glukosa pertama kali
akan diposforilasi menjadi glukosa-6-posfat. Proses tersebutmerupakanreaksi
palingawal yangterjadi dalam glikolisis.Tahap I dalam reaksi glikolisis
merupakan reaksi yang membutuhkan energi. Duamolekul ATP dibutuhkan
untuk menjalankan reaksi tahapanI glikolisis. Hasil dari reaksi tahap I
8

sebenarnya adalah gliseraldehid-3-posfat (G3P) dan dehidroksi aseton posfat


(DHAP). Akan tetapi, molekul DHAP tersebut diubah oleh enzim isomerase
menjadi gliseraldehid3-posfat, sehingga total G3P yang di hasilkan menjadi
dua buah.
2) Reaksi tahap II juga terdiri dari lima seri reaksi. Hasil dari reaksitahap II
adalah molekul asam piruvat. Dua molekul G3P masing-masing diubah
menjadi asam piruvat, sehingga produk dari glikolisis adalah asam piruvat.
Berbeda dengan reaksi tahap I, reaksi tahap II menghasilkan energi berupa 4
molekul ATP. Oleh karena itu, hasil bersih ATP dariglikolisis adalah 2
molekul ATP, karena tahapan I membutuhkan 2 molekul ATP sedangkan
reaksi tahap II menghasilkan 4 molekul ATP. Selain itu, glikolisis juga
menghasilkan NADH (Nicotinamid adenindinucleotid tereduksi) yang berasal
dari awal reaksi tahap IIsebanyak 2 molekul. NADH merupakan molekul yang
berfungsi untuk membawa elektron hasil reaksi dehidrogenasi. Elektron
tersebut akan dibawa oleh NADH menuju tahapan transport elektron pada
akhir tahapan reaksi oksidatif.
Glikolisis menghasilkan produk akhir: 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2
NADH
3. Siklus Krebs
Siklus Krebs dikenal juga dengan istilah siklus asam sitrat, karena senyawa
pertama yang terbentuk adalah asam sitrat. Selain itu, senyawa penyusun pada
awal pembentukan siklus juga dapat berupa asam trikarboksilat (-COOH) yang
merupakan gugus asam sehingga siklus kreb disebut juga siklus asam
trikarboksilat.
Pada prinsipnya, Siklus kreb ialah tahapan kedua reaksi aerob yang
merupakan bagian dari proses pernapasan yang panjang . Siklus kreb berlangsung
di dalam mitokondria yang membawa asetat aktif berupa Asetil Ko-A yang
dengan oksidasi glukosa diubah menjadi CO2 dan H2O menyebabkan pelepasan
dan penangkapan ATP (adenosin trifosfat) sebagai energi yang dibutuhkan
jaringan.
Jadi kesimpulannya, Siklus kreb merupakan jalur metabolisme utama dari
berbagai senyawa hasil metabolime yang mengikuti proses glikolisis
9

(mengkonversi lemak dan karbohidrat) menjadi ATP (adenosin trifosfat) sebagai


sumber utama energi tubuh.
Sebagai jalur metabolisme, siklus kreb sangat berperan penting terhadap
ketersediaan ATP yang dibutuhkan oleh jaringan. Adapun fungsi dari siklus kreb,
meliputi:
1. Jalur akhir oksidasi karbohidrat, protein, dan lipid yang akan
dimetabolisme menjadi Asetil Ko-A;
2. Menghasilkan sebagian besar CO2 dengan oksidasi glukosa;
3. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai
pernapasan untuk produksi ATP (adenosin trifosfat);
4. Menyediakan sejumlah bahan (prekursor-prekursor) untuk kebutuhan
sintesis protein dan asam nukleat;
5. Mengkonversi sejumlah energi serta zat yang berlebihan untuk digunakan
pada sintesis asa lemak sebelum pembentukan trigleserida untuk
penimbunan lemak;
6. Bertindak sebagai pengendalian langsung maupun tidak langsung terhadap
sistem enzim melalui komponen-komponen siklus.
4. Transport Elektron
Transport elektron disebut sebagai reaksi pemanenan energi kimia. Hal
tersebut disebabkan karena transport elektron menghasilkan molekul ATP
sebanyak 30 molekul dari elektron yang dibawa oleh NADH dan FADH2. Reaksi
transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria. Transport elektron
merupakan reaksi yang membutuhkan oksigens ebagai akseptor elektron terakhir.
Reaksi penangkapan elektron oleh oksigen akan menyebabkan terbentuknya
molekul air (H2O). Proses transpor elektron ini sangat kompleks. Pada dasarnya,
elektrondan H+ dari NADH dan FADH2 dibawa dari satu substrat ke substrat lain
secara berantai. Pembawa elektron dalam transpor elektron antara lainprotein
besi- sulfur (FeS) dan sitokrom. Selain itu terdapat pula senyawa ubikuinon yang
bukan protein. Setiap kali di pindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk
mengikatkan fosfat anorganik (P) ke molekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada
bagian akhir terdapat oksigen (O2)sebagai penerima (akseptor), sehingga
terbentuklah H2O.
10

Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan
FADH2 sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh
molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai
reaksi berikut
10 NADH + O2 ——> 10 NAD+ + 10 H2O 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 FAD + 2 H2O 4 ATP
Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP
untuksetiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34
ATP.Ditambah dari hasil glikoli sis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan
reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa.
Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka
hasilbersih dari setiap respires iseluler adalah:
Tempat Proses Produk Setara ATP Total ATP
Dalam sitoplasma
Glikolisis 2 ATP 2 ATP 2 ATP
Dalam Mitokondria
dari Glikolisis 2 NADH 6 ATP 6 ATP
Dari respirasi asma piruvat-
1 NADH 3 ATP (2 x) 6 ATP
Asetil KoA
Siklus Krebs 3 NADH 9 ATP
1 FADH 2 ATP (2x) 24 ATP
1 ATP 1 ATP
Total 38 ATP

5. Glikolisis Anaerob
Semua organisme hidup membutuhkan energi untuk melakukan berbagai
fungsi. Energi ini diperoleh dengan proses yang dikenal sebagai glikolisis, yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam proses glikolisis, glukosa akan
teroksidasi dengan baik laktat atau piruvat. Ada dua jalur yang berbeda dengan
yang proses glikolisis berlangsung glikolisis tempat aerobik dan glikolisis
anaerobik.
Sebuah jalur metabolisme, yang melibatkan transformasi glukosa menjadi
piruvat, dan konversi lebih lanjut dari piruvat menjadi laktat, dalam ketiadaan
oksigen dikenal sebagai glikolisis anaerobik. Sistem ini juga dikenal sebagai
sistem asam laktat, sebagai produk akhirnya adalah laktat, yang merupakan basa
konjugat dari asam laktat. Konversi piruvat menjadi laktat dibawa dengan bantuan
11

sebuah enzim laktat dehidrogenase (LDH). Energi yang dihasilkan oleh jalur ini
berkisar antara 10 detik sampai 20 menit. Glikolisis anaerobik umumnya terjadi
ketika energi instan diperlukan tidak adanya lengkap oksigen atau terbatasnya
pasokan oksigen.
1. Sistem Glikolisis anaerobik
Bentuk glikolisis adalah sumber utama energi bagi beberapa tanaman dan
organisme. Ini merupakan sumber penting dari ATP selama latihan berat, ketika
tidak ada pasokan oksigen yang cukup. glikolisis ini aktif pada bakteri yang
terlibat dalam souring susu dan pembentukan yoghurt. Jalur ini juga ada pada ragi,
dimana piruvat pertama-tama diubah menjadi asetaldehida dan karbon dioksida
dan kemudian menjadi etanol dalam ketiadaan oksigen.
Ada dua jenis proses fermentasi anaerob yang dapat terjadi tanpa adanya
oksigen. Mereka adalah sebagai berikut: fermentasi asam laktat dan fermentasi
alkohol. Mari kita mendapatkan beberapa informasi lebih lanjut tentang proses ini.
2. Fermentasi Asam Laktat
Jalur fermentasi Asam laktat umumnya terjadi pada sel hewan dan bakteri
asam laktat. Jaringan hewan menghasilkan energi dengan menggunakan jenis
glikolisis. Selama proses ini, pemecahan glukosa terjadi dengan tidak adanya
oksigen. Karbohidrat dipecah berlangsung dalam sel dan menghasilkan
pembentukan asam piruvat dan ion hidronium. Piruvat selanjutnya mengalami
oksidasi, membentuk asam laktat yang terdisosiasi menjadi laktat dan H +. NADH
akan teroksidasi dalam seluruh proses ini yang merupakan sumber energi untuk
sel. Reaksi yang terlibat dalam konversi piruvat menjadi laktat dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
Puruvate + NADH + H+ → Lactate + NAD+
Laktat yang dihasilkan berdifusi keluar dari sel dan masuk ke dalam hati.
Hal ini kemudian diubah menjadi glukosa yang mampu melewati kembali ke
dalam sel perifer untuk memasukkan kembali glikolisis dan membentuk suatu
siklus yang berkelanjutan. Sel-sel darah merah mengambil sebagian besar energi
mereka melalui proses glikolisis anaerobik. Namun, kelebihan produksi asam
laktat dapat menyebabkan asidosis laktat.
12

3. Fermentasi alkohol
Jalur ini umumnya berlangsung pada organisme seperti ragi dan banyak
tanaman. Proses ini melibatkan konversi piruvat ke asetaldehida dan karbon
dioksida yang selanjutnya diubah menjadi etanol. NADH diubah kembali ke NAD
+ dan etanol adalah produk akhir dari jalur ini. Proses ini digunakan dalam
pembuatan minuman beralkohol dan juga dalam industri bioteknologi untuk
menghasilkan karbon dioksida yang diperlukan untuk pembuatan roti.
Perbedaan utama antara glikolisis aerobik dan anaerobik adalah bahwa gula
tidak dipecah sepenuhnya dibagian kedua. Sebaliknya, ia diubah menjadi asam
laktat atau etil alkohol. Namun, banyak hewan dan tumbuhan menggunakan
glikolisis anaerob untuk produksi ATP.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Semua mahkluk hidup memerlukan energi. Energi itu digunakan untuk
tumbuh, bergerak, mencari makanan, mengeluarkan sisa-sisa makanan,
menanggapi rangsangan, dan reproduksi. Tanpa energi, semua proses kehidupan
akan terhenti. Sumber energi utama bagi makhluk hidup di bumi adalah matahari
yang merupakan sumber energi untuk proses biologis yang mengubah energi
radiasi menjadi energi kimia. Energi kimia disimpan dalam molekul biologis,
yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memberikan
kebutuhan energi organisme.
Molekul biologis tersebut termasuk gula (karbohidrat), protein, dan lipid
(lemak). Dalam reaksi metabolisme, banyak jenis molekul yang disintesis
(anabolisme), dan banyak yang dipecah (katabolisme). Perubahan kandungan
energi terjadi pada semua reaksi ini.
Ketika energi dari sistem mengalami perubahan sebagai akibat dari perbedaan
suhu antara sistem dan sekitarnya kita mengatakan bahwa energi yang ditransfer
sebagai kalor.
3.2 Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demi
kesempurnaan makalah ini, agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih
baik dan mahasiswa pun dapat mengetahui pentingnya belajar tentang Reaksi
Yang Terjadi Di Dalam Tubuh, Peranan ATP Dan Mekanisme Pembentukan
ATP.

13
DAFTAR PUSTAKA

Yanti.2013.Proses Glikolisis Anaerob.From:http://www.sridianti.com/proses-


glikolisis-anaerobik.html(diakses 17 Oktober 2017).
Murray, Robert K.2003.Biokimia Harper.Edisi 25.Jakarta:EGC.
Anonim.2016.Perbedaan antara endergonik dan Eksergonik.From:
http://artikeltop.xyz/perbedaan-antara-endergonik-dan-eksergonik.html
(diakses 17 Oktober 2017).
Mulyadi, Tedi.2015.Pengertian Reaksi Eksergonik dan
Endergonik.From:http://budisma.net/2015/03/pengertian-reaksi-eksergonik-
dan-endergonik.html (diakses 17 Oktober 2017).

14

Anda mungkin juga menyukai