Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Membran yang paling luar baik pada sel eukariotik maupun sel prokariotik adalah
membran sel. Membran sel (cell membrane, plasma membrane, plasmalemma)
merupakan perbatasan antara sel hidup dari lingkungan di sekelilingnya. Membran sel
menjaga agar cairan intraseluler (CIS) yang berada di dalam sel tetap berada di
lingkungannya sehingga tidak bercampur dengan cairan ekstraseluler (CES) yang berada
di luar sel. Tebal membran sel hanya sekitar 8nm tetapi mampu lalu-lintas keluar masuk
sel yang diselubunginya. Selain itu, membran sel menjadi penghubung sel dengan
lingkungan luarnya. Membran sel juga menunjukkan permeabilitas selektif (selective
permeability) yang artinya memungkinkan zat-zat tertentu menembus membran tersebut
dengan lebih mudah daripada zat-zat lainnya. Kemampuan sel untuk membeda-bedakan
pertukaran zat kimianya dengan lingkungan di sekitarnya bersifat fundamental bagi
kehidupan dan kemampuan ini dapat dilakukan oleh membran sel beserta komponen-
komponennya. Lipid dan protein adalah bahan utama penyusun membran. Selain itu juga
terdapat karbohidrat sebagai penyusunnya. Lipid yang paling banyak terdapat di
membran sel adalah fosfolipid.
Pada sel eukariot, membran dalam membagi sel menjadi kompartemen bersifat
hidrofobik yang di dalamnya terjadi reaksi yang tidak disertai dengan reaksi lain. Pada
bagian dalam kompartemen terjadi reaksi yang paling penting yang dapat memberikan
energi sel, yaitu reaksi utama di mitokondria dan kloroplas.
Membran plasma memiliki berbagai macam fungsi sehingga menjadikan
membran sel sangat penting bagi organisme. Berbagai fungsi tersebut, selain mengontrol
lalu-lintas keluar masuknya sel yang diselubunginya, antara lain melekatkan membran
pada sitoskeleton atau rangka sel, membentuk pertemuan (junction) di antara dua sel
yang bertetangga, bertindak sebagai reseptor, mempertahankan konsentrasi ion di dalam
sel dan di luar sel, membungkus organel-organel sel, dan berperan dalam transpor
berbagai molekul baik makromolekul maupun mikromolekul.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan teori membran sel ?
2. Bagaimana struktur dan fungsi membran sel ?
3. Apa sajakah komponen dari membran sel dan apa perannya bagi membran sel ?
4. Apa sajakah proses yang terjadi di dalam membrane sel ?

C. TUJUAN
1. Memahami perkembangan teori membrane sel.
2. Memahami struktur dan fungsi membrane sel.
3. Memahami komponen dari membrane sel beserta peranannya.
4. Memahami proses yang terjadi di dalam membrane sel.

2
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN MEMBRAN SEL

Perkembangan penemuan oleh ilmuwan:


1. Charles Overton (1895), mempostulatkan bahwa membran terbuat dari lipid berdasarkan
pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat daripada
zat yang tidak larut dalam lipid.
2. Pada tahun 1915, membran yang diisolasi dari sel darah merah dianalisis secara kimiawi
dan ternyata sel tersebut tersusun dari lipid dan protein.
3. E. Gorter dan E. Grendel (1925), menalar bahwa membran sel pastilah berupa lapisan
ganda fosfolipid. Lapisan ganda pada membran sel tersebut: molekul lemak hidrofilik
(luar) dan molekul lemak hidrofobik (dalam).

4. Cole, juga ada protein selain lemak.


5. Hugh Davson dan James Danielli (1935), mengajukan struktur membran sel sebagai
sandwich: suatu lapisan ganda fosfolipid di antara dua lapisan protein.

3
6. Robertson, lapisan membran sel: trilaminar (unit membran)

7. S.J. Singer dan G. Nicholson (1972), model mosaic fluid.

Teori tentang membran plasma yang masih berlaku hingga saat ini adalah teori membran
plasma yang diajukan oleh Singer dan Nicolson pada tahun 1972 dengan nama teori Fluid
Mozaic Model. Menurut teori ini, membran plasma tersusun dari lapisan lemak bimolekuler yang
disana-sini terputus oleh adanya molekul protein.

Sebelum diajukan teori membran plasma oleh Singer dan Nicolson pada tahun 1972, teori-
teori tentang struktur membran plasma dapat disimpulkan dalam 3 kelompok:
a. Teori lembaran (leaflet theory), pada dasarnya menyatakan bahwa membran plasma
tersusun oleh lapisan-lapisan.

4
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein berbentuk
bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.

c. Teori dinamis, menyatakan bahwa struktur membran plasma dapat berbentuk lembaran berlapis
dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan dan kebutuhan.

B. PENGERTIAN, STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL


B.1. PENGERTIAN MEMBRAN SEL
Membran sel adalah meliputi luar dari sel yang melindungi organel internal.
Dikenal sebagai membran plasma, melaksanakan berbagai fungsi vital.
Ini adalah fakta umum bahwa sel adalah bangunan dasar kehidupan. Sebuah sel
membentuk unit struktural dan fungsional dasar dari setiap makhluk hidup. Sementara
beberapa organisme, seperti bakteri bersel tunggal, sebagian besar makhluk hidup lainnya
yang multiseluler. Dalam kasus organisme multiseluler, ada berbagai jenis sel, yang
ditugaskan dengan tugas yang berbeda. Ketika fungsi dari berbagai jenis sel bervariasi,
bagian-bagian individu dari sel juga memiliki tugas mereka sendiri. Ilustrasi berikut
menunjukkan membran plasma (membran sel) serta organel internal sel.

5
B.2. STRUKTUR MEMBRAN SEL
Membran sel atau membran plasma adalah batas kehidupan, batas yang
memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati. Seperti semua membran biologis,
membran plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran ini memungkinkan
beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi yang
lainnya. Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen
diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membrane
sel juga mengandung karbohidrat.

1. LIPID

Lipid merupakan senyawa yang berisi karbon dan hidrogen, tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam pelarut oganik (Widman, 1989). Lemak disebut juga lipid, suatu zat
yang kaya akan energi yang berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh (Madja, 2007).
Lipid pada membran ters d usun atas fosfolipid (lemak yang
bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling
melimpah dalam sebagian besar membran. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk
membran disebabkan oleh struktur molekulernya. Fosfolipid merupakan suatu molekul
amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah
hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat. Molekul fosfat ini bersifat
6
hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat
mengikat air).

Lipid berfungsi sebagai pemberi struktur dasar dari membran dan berperan
sebagai barier yang relatif impermeable.

Molekul-molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun , dari 3 jenis, yaitu:
a. Fosfolipid
Membran plasma tersusun dari lipid bilayer, yaitu lapisan fosfolipid dengan protein
yang menempel atau terbenam di antara lapisan tersebut (juga disebut model fluid
mosaic. Fosfolipid pada membran sel memiliki kepala yang polar (hidrofilik) dan dua
ekor non polar (hidrofobik), artinya bersifat amfipotik. Fosfolipid-fosfolipid ini tersusun

7
dalam barisan dengan posisi kedua ekor saling berhadapan, sehingga daerah non polar
membentuk region hidrofobik di antara kepala hidrofilik yang terletak di sebelah dalam
dan luar permukaan membran.
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Fosfogliserida
merupakan salah satu tipe fosfolipid. Senyawa ini biasanya mengandung ester dan asam
lemak pada dua posisi gliserol dengan suatu ester fosfat pada posisi ketiga.

b. Glikolipid
Glikolipid adalah gula (glikosuria) yang mengandung lipid. Mereka berasal dari
sphingosine bukannya bentuk fosfolipid yang berasal dari gliserol (fosfolipid ada di kedua
turunan dari gliserol dan platform sphingomyelin). Perbedaan lain dari fosfolipid adalah bahwa
glikolipid mengandung unit gula (glukosa atau bisa galaktosa) bukan gugus fosfat.Glikolipid
dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dinamakan gliserida atau sebagai
spingolipida. Glikolipid berfungsi dalam interaksi sel dengan lingkungannya.
Contoh: molekul Glycolipid ada dari molekul paling dasar, cerebroside yang berisi 1 unit
asam lemak, tulang punggung sfingosin, dan 1 unit gula (glukosa atau galaktosa), untuk molekul
yang paling kompleks yang mengandung rantai bercabang beberapa residu gula.
Ketika glikolipid ada di membran, terminal residu gula mereka selalu menghadapi sisi
ekstraseluler.

8
(Berg, 2007)

c. Sterol (kolesterol)
Kolesterol adalah suatu bentuk lemak yang berbeda dari sisa kerabat. Hal ini
relatif molekul media yang berisi 4 molekul hidrokarbon siklik yang berdekatan
dengan tiga cincin enam-anggota dan satu cincin lima anggota yang memiliki
hidroksil dan terminal rantai hidrokarbon jenuh.
Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi
molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian permukaan
membran.Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk mengatur fluiditas dan
stabilitas mebran serta mencegah asam lemak lebih merapat dan mengkristal dengan
meningkatkan suhu pretransisi.

(Berg, 2007)

9
Menurut Sumadi (2007: 58) gerakan-gerakan molekul lipid dalam bilayer
membran terbagi menjadi 4, yaitu:

1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lainnya atau gerakan lintas lapisan.
Gerakan ini disebut gerakan flip-flop, namun gerakan ini jarang terjadi.
2. Gerakan rotasi. Molekulnya berputar pada sumbu molekulnya sendiri.
3. Difusi lateral, molekul lipid dapat bergerak ke kiri, ke kanan, atau diagonal.
4. Gerakan fleksi, ekor rantai molekul lipid yang mengadakan gerakan.

2. PROTEIN
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara keseluruhan.
Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem informasi di seluruh
membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Protein bisa
dalam bentuk perifer atau integral. Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan bergantung
pada fungsinya bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok protein:

a. Protein peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang membentuk
ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane ganda, terikat pada bagian nonpolar.
Protein peripheral berfungsi sebagai reseptor serta mengubah molekul yang akan masuk
untuk digunakan dalam metabolisme.

b. Protein integral
Protein Integral membentuk mayoritas protein membran. Molekul ini menembus dan
tertanam dalam lapisan. Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah
hidrofobik yang menempel di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari
dua permukaan bilayer, berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.

10
c. Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein hidrofobik,
menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya
merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi. Protein transmembran dibedakan menjadi 2 macam yaitu
protein saluran (channel protein) dan protein pembawa (carrier protein). Channel
protein merupakan komponen membran berupa protein yang berfungsi sebagai
perlintasan molekul-molekul yang diperlukan dalam metabolisme yang berbentuk
protein integral, sedangkan carrier protein adalah protein yang berfungsi sebagai
perlintasan ion-ion yang diperlukan dalam metabolisme dan biasanya berbentuk
protein peripheral.

11
Protein tertanam dalam bilayer. Mereka mungkin melewati bilayer (sebagai
protein transmembran. Seperti yang kita lihat, molekul lipid memiliki globular (kutub)
kepala dan wilayah lurus (non-polar). Setiap baris lipid adalah brosur. Oleh karena itu,
membran plasma terdiri dari dua selebaran dengan daerah non-polar menunjuk ke dalam
(Albert. 1994: 477

d. Protein yang berikatan dengan lipid


Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau sitoplasmik.
Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a. Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,
b. Menerima isyarat (signal) hormonal,
c. Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan
senyawa-senyawa ekstraseluler.

3. KARBOHIDRAT
Berkaitan dengan molekul lipid atau protein. Glikolipid dan glikoprotein yang
dihasilkan dapat memberikan sisi pengenal permukaan untuk interaksi antar sel, seperti
mempertahankan sel-sel darah merah agar tetap terpisah atau memungkinkan
penggabungan sel-sel yang sama untuk membentuk sebuah jaringan. Karbohidrat
membran berperan dalam pengenalan sel, kemampuan sel untuk membedakan sel yang
satu dengan sel lainnya.
Dari lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang
diketemukan pada molekul glikopotein dan gliklipdmembran. Monosakarida yang utama
adalah galaktosa, manosa, galaktosianin, glukosa dan asam sialik. Fungsi rantai cabang
oligosakarida pada glikolipid dan glikoppotein membran plasma belum begitu jelas.
Sangat mungkin bahwa gugus olisakarida pada glikoprotein membran membantu agar
molekul protein dapat terpancang kuat dalam membran dan berperan menstabilkan
strukur protein.

12
Glikoprotein

Glikolipid

13
B.3. FUNGSI MEMBRAN SEL
B.3.1. Kompartementalisasi

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan).


Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma
dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa
kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting
karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari
kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.

14
B.3.2.Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat
bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam
pada saat yang tepat.

B.4. PERMEABILITAS MEMBRAN PLASMA

Membran plasma tidak hanya merupakan pembatas pasif tetapi merupakan penyaring dan
pemilih yang berfungsi untuk memelihara perbedaan kadar ion di dalam dan di luar sel.
Membran plasma lipid bilayer berfungsi sebagai penyekat impermeabel bagi molekul yang
terlarut dalam air dan molekul yang bermuatan. Bahan-bahan yang melewati membran plasma
dikelompokkan menjadi dua kelompok : yaitu mikromolekul dan makromolekul
( Suryani,2004 :62 )

Permeabilitas membrane plasma mempunyai sifat-sifat khas, misalnya :

1. Makromolekul protein tidak dapat melintasi membran plasma, sehingga sitoplasma yang
sebagian berat merupakan protein akan tetap terkurung oleh membran plasma.
2. Membran plasma dapat dilalui ion-ion, sedangkan membran dwi-lapis lipid sintetik tanpa
adanya molekul-molekul protein tidak dapat dilalui ion-ion.
3. Membran plasma dapat dilalui glukosa, sukrosa dan molekul besar lain, sedang dwi-lapis
sintetik tidak dapat dilintasi glukosa, sukrosa, dan molekul besar lainnya. Untuk transpor
glukosa, asam amino, dan asam lemak ke dalam sel dibutuhkan eneri yang tergantung
pada adanya pembawa yang terdapat dalam membran. Pembawa yang terdapat tersebut,
sebenarnya merupakan molekul protein , lagipula untuk membawa molekul-molekul
tersebut membutuhkan energi, sehingga merupakan mekanime transpor aktif. Transpor
aktif membutuhkan sejumlah energi yang biasanya bersumber dari ATP , sehingga
membran sel dilengkapi dengan enzim ATPase. Sedangkan ATP tersebut dihasilkan oleh
mitokondria dalam sitoplasma.
4. Adanya perbedaan tekanan osmotis dalam sel dan di luarnya akan menimbulkan
transportasi air ke arah tekanan osmosis yang lebih tinggi.

15
5. Zat-zat yang tidak larut dalam lipid tetapi dapat menembus membran plasma dapat
diterangkan, bahwa membran plasma ( tidak seperti membran sintetik ) mempunyai pori
atau gerbang sehingga dapat dilalui air ataupun ion-ion kecil (Subowo, 2011).

B.4.1.Transport molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang
mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memiliki
konsentrasi tinggi.  Mesin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam
konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.

B.4.2.Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu
disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki reseptor yang berkombinasi dengan
molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali
dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.

B.4.3.Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran
sel memungkinkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan
informasi.

B.4.4.Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel

Molekul dan ion kecil bergerak melintasi membrane plasma dalam dua arah seperti gula,
asam amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah metabolisme meninggalkan sel.
Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbon dioksida. Sel juga
mengatur konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara membolak-
balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membran plasma. Meskipun lalu lintas
melalui membrane sel itu bersifat selektif permeable (membrane hanya dapat dilewati oleh ion
dan molekul polar tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh molekul air) dan subtansi-
subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara sembarangan.

16
Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak yang
lainnya disamping itu substansi-substansi bergerak melintasi membrane pada laju yang
berbeda. Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam ataupun
dari luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang bersifat hidrofibik merintangi
pengangkutan ion dan molekul polar yang keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer
merupakan penyebab adanya sifat selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion
yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya adalah :

a. Difusi Sederhana

Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Membran bersifat
selektif permeabel sehingga berpengaruh terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis
molekul yang berdifusi bebas menembus banyak jenis membran adalah air. Difusi bergantung
pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut. Molekul-molekul dapat melewati selaput
plasma dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput plasma
masih memiliki penghalang.
Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati membran plasma dengan mudah.
Kemampuan sel untuk dapat memilah senyawa hidrofilik dengan berat molekul (BM) kecil dari
senyawa yang memiliki BM besar sering kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma.
Terdapat dua jenis porus. Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara
kelompok  molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus statistik yang
terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus lipid bilayer.

17
b. Difusi Terfasilitasi

Difusi dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari daerah
dengan konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan tetapi difusi tidak selalu
terjadi melalui lipid bilayer atau suatu saluran terbuka. Sejumlah substansi diketahui berdifusi
dengan terlebih dahulu berikatan dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif
transporter yang memfasilitasi proses difusi. Pengikatan molekul atau senyawa pada fasilitastif
transporter pada satu sisi akan memicu perubahan komformasi pada protein dan menyebabkan
zat terlarut dapat berdifusi ke daerah yang berkonsentrasi rendah.
Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah juga tidak
memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana. Namun gerakan senyawa dari
luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini disebabkan oleh
adanya protein pembawa yang mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah
mengikat senyawa atau molekul yang akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari
luar ke dalam atau sebaliknya.

c. Osmosis

      Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi.
Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel. Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan
konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah
daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi larutan
diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.

18
d. Transpor Aktif 

Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi di dalam prosesnya. Energi ini
berbentuk ATP. ATP digunakan untuk proses kerja memompa zat terlarut melintasi membrane
melawan gradient konsentrasinya. Protein yang diguakan dalam proses ini adalah protein
pembawa atau carrier. Transpor aktif terdiri dari pompa Natrium-Kalium, endositosis dan
eksositosis.

Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik
ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-). Keluar masuknya ion
Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Pompa natrium-kalium bertanggung jawab
terhadap transpor aktif ganda Na+ dan K+ dari dalam keluar sel.

Sel hewan memiliki konsentrasi ion natrium yang lebih rendah dan ion kalium yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lingkunganya. Membran plasa membantu mempertahankan gradient
yang curam ini dengan memompa natrium ke luar sel dan kalium ke dalam sel. Pompa Natrium-
Kalium bekerja untuk mempertahakan konsentrasi ini.. Pompa mengeluarkan tiga ion Na + dari
dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang dimasukkan kedalam sel. 

1.      Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding sites (tempat terjadinya
ikatan ion atau molekul pada membran).

19
2.      Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar membuka
ke bagian luar sel.
3.      Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk, sehingga afinitasnya terhadap Na +
menurun, yang dilepaskan ke sebelah luar.
4.      Bentuk baru protein memiliki afinitas tinggi terhadap K +, yang berikatan ke sisi
ekstraseluler dan memicu pelepasan gugus fosat.
5.     Hilangnya fosfat mengembalikan bentuk awal protein, yang memiliki afinitas lebih rendah
terhadap K+
6.      Ion K+ dilepaskan, afinitas terhadap Na+ tinggi lagi dan kemudian siklus ini berulang.

KOTRANSPORT

Kotransport adalah proses transportasi antara dua substansi yang melalui protein yang terdapat
pada membran sel secara simultan. Proses ini membutuhkan energi berupa ATP. Kotransport
dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan antiport. Simport adalah suatu proses ketika dua
substansi yang berbeda melewati protein di membran dari arah dan tujuan yang sama. Sedangkan
antiport adalah suatu proses ketika dua substansi yang berbeda melewati protein di membran
dari dan menuju arah yang berlawanan.

20
B.4.5. Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma

Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat melalui protein
transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel tetap dapat memasukkan dan
mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul sangat
berbeda dengan pengangkutan mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari
lingkungan eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau invaginasi
membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks ekstraseluer dapat dibagi menjadi
dua kategori yaitu fagositosis yaitu pengambilan maromolekul padat dan pinositosis
pengambilan materi berupa cairan.

a. Endositosis

Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan
cara membentuk vesikula baru dari membrane plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membrane plasma terbenam terdalam
membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk
vesikula yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis,
yaitu fagositosis (pemakanan seluler) pinositosi (peminuman seluler) dan endositosis yang
diperantai reseptor.

Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-phase


endocytosis dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase endocytosis mengambil cairan
ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan oleh permukaan membran plasma. Bulk-phase
endocytosis dapat diamati dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim
horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya. Receptor-mediated
endocytosis merupakan pengambilan makromolekul tertentu (ligand) yang akan berikatan
dengan reseptor pada permukaan luar membran.

21
b. Eksositosis

Sel mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membrane
plasma disebut dengan eksositosis. Vesicula transfor yang lepas dari apparatus golgi dipindahkan
oleh sitoskeleton ke membrane plasma. Ketika membrane vesikula dan membrane plasma
bertemu, molekul lipid keduan bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua
membrane bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah dari sel.

22
C. TEORI MOSAIK CAIR

Dari hasil pembuktian kimia dan mikroskop elektron, dari analisis persamaan dalam
sifat-sifat lapisan ganda fosfolipida sintetik dan sifat-sifat membra sel alami, S. Jonathan Singer
dan Garth Nicolson menyampaikan postulat suatu teori gabungan dari struktur membran yang
disebut model fluida mosaik pada tahun 1972. Menurut S. Jonathan Singer dan Garth
Nicolson , bagian matriks atau bagian yang berkesinambungan dari struktur membran adalah
lapisan ganda lipida polar. Lapisan tersebut bersifat fluida karena ekor hidrofobik dari
kandungan lipida polarnya terdiri dari suatu campuran yang seimbang dari asam lemak jenuh dan
tidak jenuh, yang bersifat fluida pada suhu normal sel. Model fluida mosaik mengusulkan bahwa
protein integral membran memiliki gugus R asam amino yang bersifat hidrofobik pada
permukaan protein yang akan menyebabkan protein tersebut me-“larut” di dalam bagian
hidrofobik di tegah-tengah lapisan ganda. Di lain pihak , model ini menyarankan bahwa protein
membran periferal atau ekstrinsik sesungguhnya memiliki gugus R hidrofilik pada
permukaannya, yang terikat oleh gaya tarik elektrostatis dengan bagian kepala polar dari lipida
lapisan ganda, yang bersifat hidrofilik dan bermuatan listrik. Protein integral membran, yang
meliputi enzim dan sistem transport, bersifat inaktif kecuali jika protein ini ditempatkan di dalam
inti hidrofobik dari lapisan ganda, yang menghasilkan konfirmasi tiga dimensi yang sesuai
dengan aktivitasnya. Tidak terdapat ikatan kovalen di antara molekul lipida pada lapisan ganda
atau di antara komponen protein dan lipida ( Lehninger, 1995 : 361-362).

23
Keistimewaan dari model mosaik cair
Membran bilayer ( membran yang terdiri atas dua lapisan) struktur bilayer yang
diusulkan oleh Singer dan Nicolson untuk bagian lipid membran biologik berada dalam bagian
yang besar atau suatu penegasan dari model yang lebih awal . Keistimewaan yang ditekankan
oleh Singer dan Nicolson adalah bahwa bilayer sangat cair di bawah tekanan fisiologik.
Tambahan pada model asli yang diusulkan bahwa flip-flop (mengubah) molekul phospholipid
dari satu bilayer ke yang lain sangat dibatasi (Suryani, 2004 : 58).
Fluiditas Membran
Membrane tetap bersifat fluid ketika suhu menurun hingga akhirnya fosfolipid-
fosfolipid tersusun sangat rapat dan membrane menjadi padatan ( memadat ), mirip seperti lemak
daging yang membentuk gajih ketika mendingin. Suhu saat membrane memadat bergantung pada
tipe lipid penyusunnya. Membrane tetap fluid pada suhu rendah jika banyak mengandung
fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tak jenuh. Karena lekukan terdapat di ekor tempat ikatan
ganda berada , ekor hidrokarbon tak jenuh tidak dapat tersusun serapat hidrokarbon jenuh dan ini
menjadikan membrane lebih fluid (Campbell, 2010 : 138).
Membrane harus fluid agar bisa bekerja dengan benar . Ketika membrane
memadat, permeabilitasnya berubah, dan protein-protein enzimatik dalam membrane menjadi
tidak aktif – misalnya, jika protein harus bias bergerak lateral dalam membrane agar tetap aktif.
Komposisi lipid dalam sel dapat berubah sebagai penyesuaian terhadap perubahan suhu
(Campbell, 2010 : 138).

24
25
PENUTUP

KESIMPULAN

Para ilmuwan telah mngembangkanan teori membrane sel dari yang awalnya menyatakan
membrane sel tersusun atas lipid saja sampai yang masih berlaku saat ini. Teori tentang
membran plasma yang masih berlaku hingga saat ini adalah teori membran plasma yang
diajukan oleh Singer dan Nicolson pada tahun 1972 dengan nama teori Fluid Mozaic Model.
Menurut teori ini, membran plasma tersusun dari lapisan lemak bimolekuler yang disana-sini
terputus oleh adanya molekul protein. Semua membran disusun dari lemak dan protein di
mana setiap komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membrane
sel juga mengandung karbohidrat. Fungsi membrane sel antara lain untuk
kompartementalisasi, barier selektif permeable, transport molekul, penghantaran sinyal,
interaksi interseluler, dan mekanisme pengangkutan. Pada membrane sel juga terjadi berbagai
proses antara lain difusi, osmosis, eksositosis, endositosis, pengangkutan makromolekul,
fagositosis, dan transport aktif.

26
DAFTAR PUSTAKA

Stryer, Lubert, dkk. 2007. Biochemistry. 6th Edition. W.H. Freeman and Company.

Stryer, Lubert, dkk. 2007. Biochemistry. 7th Edition. W.H. Freeman and Company.

Campbell, Neil A, dkk. 2008. Biologi Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Eichman, Philip. From the Lipid Bilayer to the Fluid Mosaic: A Brief History of Membrane Models.
Diunduh dari www1.umn.edu/ships/9-2/membrane.htm pada 23 September 2014.

Frances K, Widmann, 1989, Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta.

Lehninger, Albert. Dasar-dasar Biokimia. 1982.Jakarta : Erlangga.

Lestari, Sri utami. ____. Gambaran Umum Sel. Diunduh dari elib.fk.uwks.ac.id pada 23 September 2014.

Murray, Robert K, dkk. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.

Subowo. 2011. Biologi Sel. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sumadi & Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: Jurusan Biologi FMIPA UNY.

____.____. Membranes-An Introduction. Diunduh dari www.wiley-vch.de pada 23 September 2014.

27

Anda mungkin juga menyukai