Anda di halaman 1dari 30

TUGAS

BIOLOGI
SEL
MEMBRAN SEL

DISUSUN OLEH :

● AHMAD BELQOULI (141501196)

● ANISA KRISTIANI P (141501198)

● BAMBANG GUNAWAN (141501200)

● DONNA PUSPA SARI (141501197)

● ERSYA NUR FADHILLAH (141501199)

● LOLYTA FITRI MUSTANTI (141501202)

● VRIONA ADE MAENKAR (141501201)

1
FAKULT
AS
FARMAS
TA
2014-
2015
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah

BAB II : PEMBAHASAN
Membran sel
Fungsi membran sel
Zat-zat yang dapat menembus membran sel
Metabolisme
Anabolisme
Katabolisme
Difusi
Osmosis
Osmosis sel
Hidrolisis ATP
Transport aktif
Konversi energi
Substrat level fosforilation
Major metabolic in mithocondria

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan
Daftar pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Menurut Max Schultze (March 25, 1825 - January 16, 1874) menyatakan bahwa
sel merupakan struktur fungsional makhluk hidup. Secara struktural, sel memiliki membran
plasma yang berfungsi sebagai pembatas antara komponen luar sel dan komponen dalam
sel. Sekarang timbul pertanyaan, “bagaimana struktur dari membran plasma sehingga
fungsi utama nya sebagai pembatas dalam berlangsung dengan baik dan bagaimana pula
proses molekul bisa melewati membran yang molekul tersebut sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita?”
Maka dengan itu makalah ini kami buat untuk mengetahui struktur dan fungsi
membran sel secara khusus dan mendetail.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :


a. Apa itu membran sel?
b. Apa saja zat-zat yang bisa menembus membran sel?
c. Apa fungsi membran sel?
d. Bagaimanakah mekanisme proses-proses yang terjadi pada membran sel?
e. Apa itu konversi energy?

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Membran Sel


Membran sel adalah lipid penghalang dibagian luar sel yang terdiri dari dua lapisan fosfolipid
dengan protein tertanam. Membran sel memisahkan isi sel dari lingkungan luarnya, dan itu mengatur
apa yang masuk dan keluar sel. Pada hewan membran plasma adalah meliputi baian terluar dari sel
sedangkan pada tumbuhan, jamur, dan beberapa bakteri terletak di bawah (dinding sel).

Membran plasma terbuat dari lapisan ganda lipid khusus, yang dikenal sebagai fosfolipid.
Fosfolipid adalah molekul lipid dengan hidrofilik (“suka air “) kepala dan dua ekor hidrofobik (“benci
air”). Karena sifat hidrofilik dan hidrofobik fosfolipid, molekul harus diatur dalam pola tertentu karena
hanya bagian-bagian tertentu dari molekul dapat secara fisik berada dalam bersentuhan dengan air.
Ingat bahwa ada air di luar sel, dan sitoplasma di dalam sel adalah sebagian besar air juga.

Jadi fosfolipid tersebut diatur dalam lapisan ganda (bilayer) untuk menjaga sel terpisah dari
lingkungannya. Lipid tidak bercampur dengan air (ingat bahwa minyak adalah lipid), sehingga lapisan
ganda fosfolipid dari membran sel bertindak sebagai penghalang, menjaga air keluar dari sel, dan
menjaga sitoplasma di dalam sel. Membran sel memungkinkan sel untuk tetap utuh secara struktural
dalam lingkungan berbasis air.

4
Fungsi membran sel
Membran plasma sel memiliki dua peran utama yaitu penghalang fisik serta mengatur
pertukaran materi dengan lingkungannya dan sebagai membran selektif semipermeabel.

a. Fungsi membran sebagai Penghalang fisik


Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari lingkungannya. Hal ini
memungkinkan kondisi intraseluler sel menjadi sangat berbeda dengan kondisi ekstraseluler.
Sebagai contoh, sel-sel saraf dalam tubuh Anda akan mempertahankan konsentrasi tinggi kalium
dibagian dalam. Di luar, dalam cairan ekstraselular, ada sangat sedikit kalium dan banyak sodium.
Perbedaan konsentrasi ini mutlak diperlukan untuk fungsi sel-sel saraf, yang mengirim sinyal atau
impuls saraf.

b. Fungsi membran sebagai Selektif permeabel


Suatu struktur membran sel dan bersifat, seperti memiliki daerah luar hidrofilik dan daerah
bagian hidrofobik, mencegah banyak zat memasuki atau meninggalkan sel. Ini bagus karena itu
berarti bahwa bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak sengaja masuk ke dalam sel. Namun,
banyak bahan, seperti glukosa nutrisi, perlu untuk menyeberangi membran sel. Selain itu, zat-zat
limbah harus keluar dari sel. Jika mereka tidak, limbah akan menumpuk dan menjadi racun bagi
sel.

Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar dari sel. Ini disebut
permeabilitas selektif. Hanya molekul yang sangat kecil, seperti air, oksigen atau karbon dioksida,
dapat dengan mudah melewati lipid bilayer dari membran sel. Setiap zat lain yang harus melintasi
membran sel harus melewati protein transport. Protein ini sangat spesifik tentang apa yang mereka
transportasikan. Misalnya, membran sel Anda memiliki transporter yang hanya akan
memungkinkan pergerakan molekul glukosa. Ada yang lain dengan struktur yang berbeda yang
hanya mengangkut sodium.

Fungsi membran plasma adalah untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari sel.
Beberapa molekul dapat melalui membran sel untuk memasuki dan meninggalkan sel, tetapi
beberapa tidak bisa. Oleh karena itu, sel itu tidak sepenuhnya permeabel. “Permeable” berarti
bahwa apa pun bisa menyeberangi penghalang. Pintu terbuka benar-benar permeabel terhadap
apa pun yang ingin masuk atau keluar melalui pintu. Membran plasma adalah semipermeabel,
yang berarti bahwa beberapa hal dapat masuk ke dalam sel, dan beberapa hal yang tidak bisa.

Zat-zat yang termasuk dalam membran sel

5
a. Fosfolipid:
Membran sel terbuat dari dua lapis fosfolipid dan setiap molekul fosfolipid
memiliki kepala dan sepasang ekor. Kepala daerah hidrofilik (ketertarikan terhadap
molekul air) dan ujung ekor hidrofobik (tinggal jauh dari molekul air). Kedua lapisan
fosfolipid yang diatur sedemikian rupa sehingga daerah kepala membentuk permukaan
luar dan dalam membran ini dan ekor berakhir mendekati ke tengah membran sel.
Selain fosfolipid, membran sel menampung jenis molekul protein, yang tertanam di
lapisan fosfolipid. Sebagian besar dari molekul protein ini serta fosfolipid ini mampu
pergerakan lateral. Membran sel terutama terdiri dari fosfolipid (oranye). kepala
hidrofilik (“suka air”) dan dua ekor hidrofobik (“benci air”) yang ditampilkan diatas.
Fosfolipid membentuk bilayer (dua lapisan). Bagian tengah bilayer adalah daerah
tanpa air. Terdapat air di kedua sisi bilayer. Ada banyak protein diseluruh membran.

b. Protein Membran:
Protein ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga subdivisi utama – integral, protein
perifer dan lipid-anchored. Bagian integral menjangkau seluruh lebar membran sel,
sedangkan yang perifer ditemukan pada permukaan bagian dalam atau luarnya.
Mereka yang berada di kategori ketiga ditemukan berlabuh ke membran dengan
bantuan molekul lipid. Sementara beberapa molekul protein memberikan dukungan
struktural pada membran, beberapa lainnya yang melekat pada sitoskeleton yang
tersuspensi dalam sitoplasma. Ada protein tertentu yang bertanggung jawab untuk
transportasi ion dan molekul melintasi membran sel. Beberapa protein memiliki fungsi
lain, seperti sel untuk komunikasi sel, identifikasi, aktivitas enzimatik dan sinyal.
Beberapa protein membran plasma yang terletak di lapisan ganda lipid dan
disebut protein integral. Protein lain, yang disebut protein perifer, berada di luar dari
lapisan ganda lipid. Protein perifer dapat ditemukan di kedua sisi lapisan ganda lipid:
dalam sel atau di luar sel. Membran protein dapat berfungsi sebagai enzim untuk
mempercepat reaksi kimia, bertindak sebagai reseptor untuk molekul tertentu, atau
bahan transportasi melintasi membran sel.
Komponen lain: Komponen utama dari membran sel fosfolipid dan protein.
Namun, ia memiliki molekul kolesterol yang membuat membran kaku dan fleksibel.
Mereka juga membuat sulit untuk zat larut air untuk melewati membran. Pada
permukaan luar membran sel, glikolipid dan glikoprotein ditemukan. Mereka adalah
apa-apa selain lipid dan molekul protein melekat pada karbohidrat rantai pendek.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk melaksanakan fungsi membran
sel.
6
c. Kolesterol
Ketika Anda mendengar kata kolesterol, hal pertama yang Anda mungkin
pikirkan adalah bahwa itu buruk. Namun, kolesterol sebenarnya merupakan komponen
yang sangat penting dari membran sel. Molekul kolesterol terdiri dari empat cincin
hidrogen dan atom karbon. Mereka adalah hidrofobik dan ditemukan di antara ekor
hidrofobik dalam lipid bilayer.
Molekul kolesterol sangat penting untuk menjaga konsistensi dari membran sel.
Mereka memperkuat membran dengan mencegah beberapa molekul kecil dari
persimpangan itu. Molekul kolesterol juga menjaga ekor fosfolipid sampai bersentuhan
dan pemadatan. Hal ini memastikan bahwa membran sel tetap cairan dan fleksibel.

d. Karbohidrat
Karbohidrat, atau gula, kadang-kadang ditemukan menempel pada protein atau
lipid pada bagian luar membran sel. Artinya, mereka hanya ditemukan di sisi
ekstraseluler membran sel. Bersama karbohidrat ini membentuk glikokaliks.
Glikokaliks sel memiliki banyak fungsi. Hal ini dapat memberikan bantalan dan
perlindungan bagi membran plasma, dan juga penting dalam pengenalan sel.
Berdasarkan struktur dan jenis karbohidrat dalam glikokaliks, tubuh Anda dapat
mengenali sel dan menentukan apakah mereka harus berada di sana atau tidak.
Mereka Glikokaliks juga dapat bertindak sebagai perekat untuk menempelkan sel
bersama-sama.
Membran sel sendiri mempunyai mirip seperti ‘rangka’ yang akan memberikan
dukungan bentuk pada sel yang dinamakan dengan jangkar Sitoskeleton, dan
membran sel juga berperan dalam tranportasi atau keluar masuknya zat dalam sel.
Membran sel juga berfungsi untuk: Interaksi dengan sel lain; Komunikasi dengan sel
lain; Melakukan Aktivitas Metabolik. Uraian topik ini akan dibahas pada judul lain yaitu
transportasi membran sel pada artikel berikutnya.

Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme,
termasuk yang terjadi di tingkat sel. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi
melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-
jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat
pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada
suatu jenjang reaksi disebut metabolom.
Pada umumnya metabolisme ada beberapa jalur seperti berikut

● Metabolisme karbohidrat

7
● Metabolisme lemak

● Metabolisme protein

1. Metabolisme Karbohidrat

Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis


(penguraian dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan karbohidrat
terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.

Ketika makanan dikunyah, makanan akan bercampur dengan air liur yang
mengandung enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis
di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi
maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul
glukosa. Makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin
tidak lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.

Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dalam mulut untuk dipecah
oleh ptialin menjadi maltosa, tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus
selama satu jam setelah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung
bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung. Selanjutnya aktivitas
ptialin dari air liur dihambat oleh zat asam yang disekresikan oleh lambung. Hal ini
dikarenakan ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium
turun di bawah 4,0.

Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus


dua belas jari), makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas. Pati yang
belum di pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.
Sekresi pankreas ini mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan α-
amilase pada air liur,yaitu memecah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya. Namun,pati pada umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa
dan polimer glukosa kecil lainnya sebelum melewati lambung

2. Metabolisme Lemak

Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat


tersebut tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah
lemak. Pencernaan lemak terjadi di dalam usus disebabkan usus mengandung
enzim lipase.

Lemak keluar dari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang


hormon kolesistokinin. Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu
berkontraksi sehingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum (usus
dua belaas jari). Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan
penting dalam mengemulsikan lemak.

Emulsi Lemak merupakan pemecahan lemak yang berukuran besar menjadi


butiran lemak yang berukuran lebih kecil. Ukuran lemak yang lebih kecil
(trigliserida) yang teremulsi akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang
8
dihasilkan dari penkreas.Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi
menjadi campuran asam lemak dan monogliserida (gliserida tunggal). Pengeluaran
cairan penkreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam
meningkatkan jumlah elektrolit (senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas,
serta pankreoenzim yang berperan untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim
dalam cairan pankreas.

Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) terjadi di usus


halus.Pada waktu asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel
mukosa pada dinding usus, keduanya di ubah kembali menjadi lemak (trigliserida
dengan bentuk partikel-partikel kecil). Saat dibutuhkam, timbunan lemak tersebut
akan diangkut menuju hati.

3. Metabolisme Protein

Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan.
Salah satu hal terpenting dari pencernaan yang dilakukan pepsin adalah
kemampuannya untuk mencerna kolagen. Kolagen merupakan bahan dasar utama
jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Proses pencernaan yang dilakukan
pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan protein total. Pemecahan protein ini
merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida.

Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein


meninggalkan lambung, biasanya protein dalam bentuk proteosa, pepton,dan
polipeptida besar. Setelah memasuki usus, produk-produk yang telah di pecah
sebagian besar akan bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim
proteolitik, seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun
kimotripsin memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil. Peptidase
kemudian akan melepaskan asam-asam amino.

Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini
membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam
bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam
nukleat.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut
misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk
pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular.[3] Bila sintesis bahan-bahan ini

9
lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh. Contoh anabolisme
adalah fotosintesis.
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari
yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari
ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.Dalam
fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi
fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh
tumbuhan.

Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau
melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Pada
lintasan katabolisme, molekul berukuran besar seperti polisakarida, lipid, asam nukleat
dan protein akan terombak menjadi beberapa molekul yang lebih kecil seperti
monosakarida, asam lemak, nukleotida, dan asam amino.

Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis
molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi
katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin
trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta
FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).

Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena


itu dalam reaksi tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi
oksidasi bahan organik. Akseptor elektron tersebut diantaranya adalah:
10
● NAD (nikotinamida adenin dinukleotida)
● FAD (flavin adenin dinukleotida)
● Ubikuinon
● Sitokrom
● Oksigen

Contoh dari katabolisme adalah proses penghasilan tenaga/respirasi.

Penghasilan tenaga yang terjadi di dalam sel terjadi dalam 4 tahap besar yaitu :

1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi oksidatif
3. Siklus Kreb’s
4. Sistem transfer elektron.

Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus
terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan
kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi. Contoh dari difusi dapat dilihat pada contoh berikut. Sirup yang kental dan
konsentrasinya tinggi akan menyebar ke bagian bagian air lainnya sehingga
konsentrasinya menjadi lebih rendah dan homogen di setiap tempat.

11
Namun Ada juga faktor faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, diantaranya:

● Ukuran partikel. Semakin besar ukuran partikel,maka semakin lambat partikel itu
akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin rendah dan berlaku juga
sebaliknya.
● Ketebalan membran. Semakin tebal membran, maka semakin lambat kecepatan
difusi.
● Luas suatu area. Semakin luas areanya, maka semakin cepat kecepatan difusinya.

● Jarak. Semakin besar perbedaan dua konsentrasi, maka semakin lambat


kecepatan difusinya.
● Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel akan mendapatkan energi sehingga bergerak
dengan lebih cepat. dan kecepatan difusi menjadi lebih cepat

Berdasarkan prosesnya, Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi


sederhana dan difusi terbantu (facilitated diffusion).

1. Difusi Sederhana

Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan


yang sama dalam suatu ruangan. Contoh Difusi sederhana antara lain adalah:

- setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam


medium udara).
- Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air dalam
gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air)

2. Difusi Terbantu/Khusus

Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein


pembawa (carrier protein). Arah perpindahan molekul seperti halnya pada difusi
biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya saja protein
pembawa membantu proses perpindahan molekul ini. Difusi terbantu
merupakan transpor melalui media pembawa. Difusi khusus ini biasanya terjadi
pada sistem transfortasi sel.

12
Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah atau pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut. Pada proses osmosis,
molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga
dicapai keadaan kesetimbangan laju perpindahan pelarut di antara kedua medium itu.

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis merupakan suatu fenomena alami,
tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.

Tekanan yang
diterapkan untuk
menghentikan proses
osmosis dari larutan
encer atau pelarut
murni ke dalam
larutan yang lebih
pekat dinamakan
tekanan osmotik
larutan, dilambangkan
dengan π.

Contoh-contoh Osmosis

Beberapa proses osmosis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:

1. Jika kita merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan
kehilangan rigiditas (kekakuannya). Hal ini disebabkan potensial air dalam sel
wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam
sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati
dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan
sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya.
Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.

2. Penggunaan cairan infus yang harus isotonik dengan sel darah dalam tubuh, agar
tidak terjadi krenasi maupun plasmolisis. Ini juga cmerupakan contoh Osmosis.

3. Penyerapan air dan mineral dalam tanah oleh akar tanaman.

Akar mempunyai fungsi penyerapan dan penyimpanan. Tumbuhan memperoleh


bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan melalui akarnya. Akar menyerap air
13
dari lingkungan sekitarnya secara osmosis. Akar juga menyerap menyerap mineral dari
lingkungan sekitarnya bersama dengan penyerapan air. Air masuk kedalam akar
melalui rambut-rambut akar. Rambut akar akan meningkatkan luas permukaan akar
dan dapat meningkatkan jumlah air yang di serap atau di ambil oleh tumbuhan. Air
yang ada ditanah masuk karena adanya perbedaan konsentrasi air dan akan masuk
melalui akar dan akan melewati Epidermis – korteks – endodermis – perisikel – xylem.

Penyerapan air oleh akar terjadi melalui mekanisme perbedaan tekanan antara
sel-sel akar dan air tanah. Ketika tekanan bagian dalam sel-sel akar lebih rendah dari
tekanan di luar, tumbuhan memasukkan air dari luar. Jadi, sel-sel akar mengambil air
dari luar tidak setiap saat dan terus menerus, melainkan hanya ketika sel-sel tersebut
memerlukannya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya osmosis, Yaitu :

1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada pori membran
akan meresap lebih mudah.
2. Kelarutan: Molekul yang mempunyai kelarutan yang tinggi meresap lebih cepat
daripada molekul yang memiliki kelarutan rendah seperti lipid.
3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat ketika luas
permukaan membran untuk resapan lebih besar.
4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul yang tipis lebih cepat
daripada yang tebal .
5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi
lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah. Karena
memang suhu dapat mempercepat gerak molekul.

Osmosis Sel

Osmosis terjadi dalam sel dan tumbuhan dan hewan. Pada gambar dibawah ada 3
gambar ilustrasi perbandingan sel hewan dan tumbuhan yang di tempatkan pada larutan
dengan tekanan osmotik yang berbeda beda. Hipotonik, isotonik dan hipertonik. Pada
larutan Hipotonik, karena larutan memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih daripada sel,
14
maka pelarutnya akan
berpindah ke dalam sel
dan menyebabkan sel
menggembung
sedangkan hipertonik
ialah kebalikannya. Dan
pada isotonik tidak
terjadi apa apa karena
konsentrasinya
seimbang. Oleh karena
itu banyak minuman
yang berlabel minuman
isotonik karena memang
baik untuk kesehatan.

Perbedaan Difusi dan Osmosis


DIFUSI OSMOSIS

Pengertian Difusi adalah gerakan Osmosis adalah gerakan


spontan partikel dari bersih spontan air
daerah konsentrasi tinggi melintasi membran
ke daerah konsentrasi semipermeabel dari
rendah. (misal aroma teh daerah konsentrasi zat
bergerak dari daerah terlarut rendah ke larutan
tinggi ke konsentrasi dengan konsentrasi zat
15
rendah dalam air panas.) terlarut tinggi, menuruni
gradien konsentrasi zat
terlarut.

Proses Difusi terutama terjadi Ini terjadi ketika media


pada keadaan gas atau sekitarnya sel memiliki
dalam molekul gas dan konsentrasi air lebih tinggi
molekul cairan. Molekul- dari sel. Sel bertambah
molekul gas selalu air dan pada saat yang
bergerak dan bertabrakan sama, banyak molekul
dengan membran. Jika penting, dan partikel
membran dihilangkan gas untuk pertumbuhan, juga
akan bercampur karena berpindah dari satu sel ke
kecepatan acak. sel lainnya.

Gradien Konsentrasi Berjalan dari gradien Bergerak menuruni


konsentrasi tinggi ke gradien konsentrasi
gradien konsentrasi
rendah

16
HIDROLISIS ATP

17
Reaksi-reaksi metabolisme yang terjadi di dalam tubuh dapat berlangsung secara
eksergonik maupun endergonik. Reaksi eksergonik adalah reaksi yang menghasilkan
energi bebas Gibbs, yaitu energi yang dapat digunakan untuk melakukan kerja pada
temperatur dan tekanan tetap. Reaksi eksergonik menyebabkan energi bebas molekul
pereaksi menjadi turun, karena energi bebasnya dibebaskan pada saat reaksi. Oleh
karena itu, energi bebas produk menjadi lebih rendah dibanding energi bebas pereaksi.
Semakin rendah energi bebas suatu zat, maka zat tersebut semakin stabil. Pada reaksi
eksorgenik, dihasilkan produk yang lebih stabil dibanding pereaksi. Hal sebaliknya terjadi
pada reaksi endorgenik yang membutuhkan energi bebas agar reaksi dapat terjadi. Energi
bebas sistem meningkat sehingga produk menjadi kurang stabil dibanding pereaksi.
Reaksi eksergonik menghasilkan energi bebas yang kemudian digunakan untuk
melaksanakan reaksi endergonik. Reaksi katabolisme seperti reaksi-reaksi pada jalur
glikolisis (penguraian glukosa menjadi asam piruvat) yang merupakan reaksi eksergonik,
menghasilkan energi bebas. Energi bebas yang dihasilkan digunakan untuk melakukan
reaksi endergonik, yaitu reaksi anabolisme seperti reaksi-reaksi pada jalur
glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari asam piruvat).

Energi bebas yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik dapat digunakan dalam reaksi
endergonik karena disimpan dalam bentuk senyawa perantara berenergi tinggi. Senyawa
perantara paling umum yang digunakan oleh tubuh adalah adenin trifosfat (ATP). Energi
bebas yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik digunakan untuk membentuk ATP dari
adenin difosfat (ADP) dan fosfat anorganik (Pi). Sebaliknya, reaksi endergonik
memperoleh energi bebas dari hidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi.
Reaksi hidrolisis ATP merupakan reaksi yang menghasilkan energi bebas yang
dibutuhkan untuk melakukan reaksi endergonik. Untuk itu, reaksi hidrolisis ATP harus
menghasilkan energi bebas yang mencukupi bagi sebagian besar reaksi endergonik yang
terjadi di dalam tubuh. Energi bebas yang dihasilkan oleh hidrolisis ATP sebesar 30,5
kJ/mol pada keadaan standar dengan konsentrasi ATP, ADP, dan Pi sebesar 1,0 M. Akan
tetapi, pada kenyataannya konsentrasi ATP, ADP, dan Pi dalam sel jauh lebih rendah dari
1,0 M. Oleh karena itu, hidrolisis ATP pada konsentrasi sesuai dengan kondisi sel
menghasilkan energi yang lebih besar, yaitu antara 50-65 kJ/mol.
Secara kimia, ada beberapa alasan yang menyebabkan hidrolisis ATP dapat
menghasilkan energi bebas yang tinggi yang dirangkum dalam Gambar 1. Alasan
pertama, adanya ketidakstabilan struktur ATP karena terdapat tolakan antar 4 ion negatif
yang terdapat pada struktur tersebut. Hidrolisis menyebabkan ikatan fosfoanhidrida ujung
pada molekul ATP terputus dan memisahkan satu dari tiga muatan negatif yang terdapat
pada fosfat, sehingga dapat mengurangi tegangan akibat tolakan molekul negatif tersebut.
Alasan kedua, Pi yang terbentuk distabilkan oleh resonansi. Adanya struktur resonansi
menyebabkan suatu molekul menjadi lebih stabil sehingga energi bebasnya menjadi
rendah. Alasan ketiga, adanya aksi massa yang menggeser kesetimbangan ke arah
produk hidrolisis. Hidrolisis ATP menghasilkan ADP yang terionisasi secara langsung. ph
tubuh berada pada kisaran 7, berarti konsentrasi H+ hanya sekitar 10-7 M. Konsentrasi
H+ tersebut sangat rendah dibandingkan konsentrasi ATP dan ADP pada tubuh yang
berada pada kisaran 10-3 M. Hal tersebut menyebabkan reaksi akan bergeser ke arah
produk hidrolisis. Alasan keempat, derajat solvasi produk hidrolisis, yaitu Pi dan ADP lebih
tinggi dibandingkan pereaksi yakni ATP. Hal tersebut lebih lanjut dapat meningkatkan
kestabilan produk.

18
Hidrolisis ATP bersifat eksorgenik sehingga dapat digunakan bagi kebanyakan
reaksi di dalam tubuh sebagai sumber energi bebas. Akan tetapi, reaksi ini juga
merupakan reaksi yang lembam secara kinetik. Reaksinya berjalan sangat lambat (dapat
dikatakan tidak terjadi) tanpa adanya bantuan enzim sebagai katalis. Dalam setiap reaksi
hidrolisis ATP, diperlukan jenis enzim kinase tertentu. Dengan demikian, hidrolisis ATP
dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan tubuh makhluk hidup.

AKTIF ION TRANSPORT

Transpor aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi


ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang
akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula.

● Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

19
● Misal perpindahan air dari korteks ke stele melalui endodermis yang tekanan
osmotiknya rendah
● Transpor aktif merupakan transpor yang mengkonsumsi atau menggunakan energi
untuk mengeluarkan dan/atau memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran
sel, melawan perbedaan konsentrasi . gradasi konsentrasi
● Ini menunjukkan, bahwa sel pada suatu waktu tidak dapat hanya mengandalkan
difusi dan osmosis untuk memperoleh keperluan hidupnya , namun juga perlu
memasukkan materi secara transport altif yang mengabaikan osmosis dan difusi
● Energi diperlukan karena ada zat yang harus dipindahkan melawan kecenderungan
alami berdifusi ke arah yang berlawanan.
● Berbeda dengan difusi yang dapat berjalan ke dua arah, transpor aktif merupakan
gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
● Muatan listrik ini terutama ditentukan oleh ion-ion Natrium (Na+), Kalium (K+), dan
ion klor (Cl-). Keluar masuknya ion Na+, dan K+ dilakukan oleh pompa natrium-
kalium (pompa Na+-K-) dengan menggunakan energi yang diperoleh dari ATP
(adenosin triphospate).
● Pompa Na+- K- bekerja memompa ion Na+ ke luar sel dan memasukkan ion K- ke
dalam sel.
● Konsentrasi ion K+ yang tinggi diperlukan untuk sintesis protein, glikosis,
fotosintesis dan proses vital lainnya.
● Keberadaan ion-ion Na+ dan K+ penting untuk mengendalikan pengaturan
osmosis, mempertahankan kegiatan listrik dalam sel saraf dan memacu transpor
aktif bagi zat-zat lain seperti glukosa dan asam amino.
● Dalam beberapa hal, kombinasi antara transpor aktif dan difusi dapat terjadi.

Transpor aktif terjadi melawan kemiringan konsentrasi, sehingga melibatkan


energi. Transpor aktif melibatkan reseptor dan transporter.

Transpor aktif terdiri dari :

1. Uniport, jika macam zat dan arahnya satu.


2. Symport, jika macam zat dua dan arah sama.
3. Antiport, jika macam zat dua dan arah berbeda.

20
Konversi energi (pembentukan ATP)
Organisme melakukan berbagai cara untuk tetap tumbuh, mempertahankan hidup,
dan melestarikan dirinya. Kemampuan untuk memanfaatkan energi dan menyalurkannya
menjadi kerja biologis seperti ini merupakan sifat-sifat dasar dari semua makhluk hidup.
Semua organisme termasuk tumbuhan memerlukan energi dalam setiap kegiatan
(aktifitas) kehidupan. Berdasarkan hukum I termodinamika, energi di alam semesta
bersifat konstan, tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan. Konversi energi yang
paling umum adalah konversi energi potensial menjadi energi kinetik sehingga energi
dapat digunakan untuk melakukan kerja.

Sebagi contoh konversi energi yaitu pembentukan ATP, yang terlihat pada respirasi
aerob. Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerob
sehingga dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar.
Respirasi Aerob juga diartikan sebagai proses pembebasan energi yang terkandung

21
dalam makanan menjadi energi ATP yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melaksanakan
kinerjanya.

Proses Respirasi Aerob

Respirasi aerob sebagian besar terjadi didalam mitokondria. Energi ini dihasilkan
dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP. Pelepasan
gugus posfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk
melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, dan reproduksi.

Proses respirasi aerob terjadi dalam empat tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.

1. Glikolisis

Tahap pertama respirasi aerob adalah glikolisis dengan pemecahan molekul


glukosa(6C) membentuk senyawa berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa
beratom C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2 molekul
ATP. Glikolisis terjadi pada sioplasma.

Selanjutnya respirasi aerob dimana molekul PGAL kemudian akan membelah


membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat yang disebut 3GP atau 3-
Phospoglycerade, kemudian masing-masing 3GP akan berubah menjadi asam piruvat
dengan melepaskan energi sebanyak 1 molekul ATP dan pelepasan 1 atom hidrogen
yang berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen yang dilepaskan ini akan
ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+ dan membentuk senyawa 2NADH2.

Hasil akhir dari tahap respirasi aerob glikolisis menghasilkan 2 molekul asam
piruvat, 2 molekul ATP, dan 2 molekul NADH2. Selanjutnya senyawa asam piruvat
memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya.

2. Dekarboksilasi Oksidatif

Sebelum masuk ke tahap respirasi aerob selanjutnya dalam mitokondria, asam


piruvat terlebih dahulu akan diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam
membrane mitokondria.

Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom karbon, dioksidasi dengan


bantuan enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom karbonnya dan
mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan terbentuknya CO2, NAD+ akan direduksi
dan membentuk NADH. Selanjutnya proses Respirasi Aerob ini dengan terbentuknya
senyawa dengan 2 atom karbon yang disebut acetyl group, yang kemudian akan
ditambahkan dengan koenzim A membentuk Acetyl Koenzim-A.

22
3. Siklus Kreb

Respirasi aerob siklus krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2)
yang bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat
(beratom C6). Secara bertahap Asam sitrat melepaskan satu per satu atom C nya hingga
akhirnya kembali menjadi asam oksaloasetat (beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan
respirasi aerob oleh reaksi reduksi (pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+ dan
FAD+ menghasilkan 2 molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari
seluruh rangkaian peristiwa respirasi aerob siklus krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6
molekul NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.

4. Transport Elektron

Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap


respirasi aerob glikolisis dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks
pada sistem transpor elektron. Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan
dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase kembali menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan
3 ATP, kemudian diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein
kembali menjadi ion FAD+ dan menghasilkan 2 molekul ATP, keduanya juga
melepaskan ion Hidrogen diikuti elektron, peristiwa respirasi aerob ini disebut reaksi
oksidasi.
Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron
dan dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa respirasi aerob ini disebut
reaksi reduksi. Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini
ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+)
menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari respirasi aerob sistem transpor elektron ini
adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O (air). Dalam langkah ini, elektron energi
tinggi digunakan untuk mengkonversi ADP menjadi ATP. Rantai ini terdiri dari
jaringan elektron pembawa protein yang hadir dalam membran bagian dalam sel,
mitokondria. Elektron ditransfer dari satu tempat ke tempat lain oleh protein. Protein
bertanggung jawab untuk fosforilasi oksidatif (penambahan fosfat) dan transfer
elektron menjelang akhir rantai. Ini adalah proses metabolisme di mana nutrisi yang
teroksidasi dan energi dilepaskan untuk menghasilkan ATP.

SUBSTRAT LEVEL FOSFORILATION

Bakteri memanfaatkan dua kelompok reaksi yang secara mendasar berbeda untuk
membuat persediaan energi. Salah satu dari kelompok reaksi itu adalah Substrat level
fosforilation atau fosforilasi tingkat substrat. Substrat level fosforilation atau fosforilasi
tingkat substrat merupakan reaksi biokimia yang terjadi didalam sitoplasma pada
pembentukan ATP. Dalam substrats level fosfoliration ini, terdapat reaksi-reaksi penghasil
ATP dari jalur glikolisis, fermentasi arginin, dan sejumlah proses penghasilan ATP yang
aneh dari Clostridium.

23
Pada reaksi ini, gliserat 1,3 bifosfat diubah menjadi piruvat dan dihasilkan ATP.
Merupakan reaksi fosforilasi tingkat substrat untuk ADP menjadi 3PG dan ATP. Karena
dihasilkan 2 molekul ATP untuk setiap 1 glukosa, maka pada tahap ini, reaksi menjadi
impas.

Reaksi pada kondisi standar cenderung lebih ke arah kiri untuk membentuk 3PG. Di
dalam sel, konsentrasi 3PG dijaga pada konsentrasi yg selalu tinggi, sehingga reaksi
cenderung ke arah kanan.

Merupakan reaksi dehidrasi sederhana dari 2PG menjadi PEP. Mempunyai efek
naiknya energi hidrolisis ikatan fosfat (dari -15.6 kJ/mol dalam 2PG menjadi -61.9 kJ/mol
dalam PEP ). Energi bebas tersebut digunakan utk reaksi berikutnya 🡪 fosforilasi tingkat
substrat utk ADP menjadi ATP.

Reaksi ini penting, karena menghasilkan ATP dari reaksi fosforilasi tingkat subtrat
ADP. Reaksi ini secara energetik sangat bagus, sehingga berfungsi untuk menarik dua
reaksi sebelumnya . Enzim yg mengkatalisis reaksi ini secara allosterik dinon aktifkan
oleh : ATP, alanine, and acetyl-CoA. Dan secara allosterik diaktifkan oleh F1,6BP. Pada
reaksi ini, hanya terjadi pada bakteri yang memproduksi asetat, butirat, butanol, aseton,
isopropanol.

24
Mayor metabolic in mithocondria

Mitokondria adalah organel sel eukariot yang berfungsi sebagai organ respirasi
pembangkit energi dengan menghasilkan adenosin triphosphat (ATP). Mitokondria
berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Jumlah mitokondria
tiap sel tergantung sperma pada bagian ekornya, sel otot jantung, dan sel yang aktif
membelah seperti epitelium, akar rambut, dan epidermiskulit.

Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran
dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran.
Didalam mitokondria terjadi mayor metabolisme. Salah satu aktivitas protoplasma yang
penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan.
25
Metabolisme Mitokondria

Reaksi pembentukan ATP di mitokondria dapat dibagi menjadi 3 tahap:

1. Reaksi oksidasi piruvat (atau asam lemak) menjadi CO2. Reaksi ini terkait dengan
reduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2. Reaksi-reaksi ini berlangsung
dalam ruang matriks mitokondria.
2. Transfer elektron dari NADH dan FADH2 ke O2. Rentetan reaksi ini berlangsung
pada membran dalam dan terkait dengan pembentukan proton motive force atau
gradien elektrokimia lintas membran dalam mitokondria.
3. Pemanfaatan energi yang tersimpan dalam bentuk gradien elektrokimia untuk
memproduksi ATP. Reaksi ini dikatalisis oleh kompleks enzim F0-F1 ATP sintetase
yang berlokasi pada membran dalam.

Didalam mitokondria tepatnya di matriks mitokondria terjadi proses siklus krebs

26
Selain itu didalam mitokondria juga terjadi proses transfer elektron

27
BAB III
PENUTUP
28
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

● Membran sel adalah lipid penghalang dibagian luar sel yang terdiri dari dua lapisan
fosfolipid dengan protein tertanam.
● Zat-zat yang termasuk dalam membran sel seperi fosfolipid. Kolesrol. Karbohidrat,
& protein membran
● Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk
yang terjadi di tingkat sel
● Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.
● Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim.
● Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah atau pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut.
● Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
● Reaksi hidrolisis ATP merupakan reaksi yang menghasilkan energi bebas yang
dibutuhkan untuk melakukan reaksi endergonik.
● Transpor aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi
ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor
yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain
● Respirasi Aerob diartikan sebagai proses pembebasan energi yang terkandung
dalam makanan menjadi energi ATP yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk
melaksanakan kinerjanya
● fosforilasi tingkat substrat merupakan reaksi biokimia yang terjadi didalam
sitoplasma pada pembentukan ATP

29
DAFTAR PUSTAKA

● Metabolismemikorobiologidownload.fa.itb.ac.id

● Metabolisme karbohidrat 2 www.slideshare.net

● http://diarzahrahyulihardiyanti.blogspot.com/2013/09/makalah-membran-plasma-
biosel.html
● http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-osmosis-dan-difusi.html

● http://bisakimia.com/2014/01/20/perbedaan-osmosis-dan-difusi/

● http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/10/pengertian-osmosis-dan-
contohnya.html
● http://id.wikipedia.org

● http://nandofiles.blogspot.com/p/proses-difusi-dan-osmosis-didalam-sel.html

● http://belajarbiokimia.wordpress.com/2014/04/01/mengapa-hidrolisis-atp-
menghasilkan-energi-bebas-tinggi/
● http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/transport-aktif.html

● http://www.sridianti.com/struktur-fungsi-membran-sel.html

● http://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-part2.html

● http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/
0119%20Bio%203-1h.htm

30

Anda mungkin juga menyukai