Anda di halaman 1dari 30

BIOLOGI SEL

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel

Yang diampu oleh Ibu Dwi Listyorini

Disusun oleh:

Offering I

Ika Nanda Febriana (180342618007)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

MEI 2019
Membran Sel
Definisi Membran Sel
Membran sel, juga dikenal sebagai membran plasma, adalah lapisan
ganda lipid dan protein yang mengelilingi sel dan memisahkan sitoplasma (isi
sel) dari lingkungan sekitarnya. Ini selektif permeabel, yang berarti bahwa itu
hanya membiarkan molekul tertentu masuk dan keluar. Ini juga dapat
mengontrol jumlah beberapa zat yang masuk atau keluar dari sel. Semua sel
memiliki membran sel. Membran sel atau membran plasma adalah struktur
selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel yang membatasi keberadaan
sebuah sel, sekaligus juga memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi
sel dengan lingkungannya. Namun membran sel tersebut tidak sekedar
merupakan sebuah penyekat pasif, melainkan juga sebuah filter yang
memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang melintasi dengan tetap
memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Bahan bahan yang
diperlukan oleh sel dapat masuk, sedang bahan bahan yang merupakan
limbah sel dapat melintas ke luar sel.

Perkembangan pembentukan membran sel merupakan tahap sangat penting


dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran sel,
sebuah sel mungkin melangsungkan kehidupannya. Semua membran
organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal sel
eukariotik, mempunyai susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas
himpunan molekul lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.

Fungsi Membran Sel


Membran sel memberi sel struktur dan mengatur bahan yang masuk dan
meninggalkan sel. Seperti jembatan gantung yang dimaksudkan untuk
melindungi kastil dan mengusir musuh, membran sel hanya memungkinkan
molekul tertentu untuk masuk atau keluar. Oksigen, yang dibutuhkan sel untuk
melakukan fungsi metabolisme seperti respirasi sel, dan karbon dioksida,
produk sampingan dari fungsi ini, dapat dengan mudah masuk dan keluar
melalui membran. Air juga dapat dengan bebas melintasi membran, meskipun ia
melakukannya dengan kecepatan lebih lambat. Namun, molekul yang
bermuatan tinggi, seperti ion, tidak dapat langsung melewatinya, begitu pula
makromolekul besar seperti karbohidrat atau asam amino. Sebagai gantinya,
molekul-molekul ini harus melewati protein yang tertanam dalam membran.
Dengan cara ini, sel dapat mengontrol laju difusi zat-zat ini.
Cara lain membran sel dapat membawa molekul di dalamnya adalah
melalui endositosis. Ini termasuk fagositosis (“makan”) dan pinositosis
(“minum”). Selama proses ini, membran sel membentuk depresi dan
mengelilingi partikel yang ditelannya. Ini kemudian "mencubit" untuk
membentuk bola kecil membran yang disebut vesikel yang berisi molekul dan
mengangkutnya ke mana pun ia akan digunakan dalam sel. Vesikel juga dibuat
dari membran sel ketika endositosis tidak terjadi, dan digunakan untuk
mengangkut molekul ke berbagai daerah di dalam sel. Sel juga dapat
menyingkirkan molekul melalui eksositosis, yang merupakan kebalikan dari
endositosis. Selama eksositosis, vesikel datang ke permukaan membran sel,
bergabung dengannya, dan melepaskan isinya ke bagian luar sel. Exocytosis
menghilangkan produk limbah sel - bagian dari molekul yang tidak digunakan
oleh sel.
Membran sel juga berperan dalam pensinyalan dan komunikasi sel.
Protein reseptor pada membran sel dapat mengikat molekul zat yang diproduksi
oleh area lain dari tubuh, seperti hormon. Ketika sebuah molekul berikatan
dengan reseptor target pada membran, ia memulai jalur transduksi sinyal di
dalam sel yang mentransmisikan sinyal ke molekul yang sesuai. Kemudian, sel
dapat melakukan tindakan yang ditentukan oleh molekul sinyal, seperti
membuat atau menghentikan produksi protein tertentu.

Struktur Membran Sel

Struktur Membran Sel / Membran Plasma

Sebelum berhasil diisolasinya membran sel, sebagian besar teori tentang


struktur membran sel didasarkan atas data yang diperoleh secara tidak
langsung. Misalnya dalam tahun 1902 oleh Overton diajukan teori bahwa
membran sel merupakan lapisan tipis lipid, karena kenyataan zat-zat yang
larut dalam lipid dapat menembusmembran sel. Sedang dari beberapa sifat
membran sel yang lain, oleh Danielli diusulkan bahwa membran sel terdiri
atas lapisan rangkap lipid yang diapit oleh lapisan protein pada kedua sisinya.
Sebelum diajukan teori membran sel oleh Singer dan Nicolson dalam tahun
1972, teori-teori tentang struktur membran sel dapat disimpulkan dalam 3
kelompok.
a. Teori lembaran (Leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa
membran sel tersusun oleh lapisan-lapisan.
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-
protein berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
c. Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran sel dapat
berbentuk lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola
mengikuti keadaan dan kebutuhan.

Diagram membran sel


Fosfolipid adalah komponen utama membran sel. Ini adalah molekul
lipid yang terdiri dari kelompok gugus fosfat dan dua ekor asam lemak. Sifat-
sifat molekul fosfolipid memungkinkan mereka untuk secara spontan
membentuk membran berlapis ganda. Ketika di dalam air atau larutan berair,
yang mencakup bagian dalam tubuh, kepala hidrofilik fosfolipid akan
mengarahkan diri untuk berada di luar, sedangkan ekor hidrofobik akan berada
di dalam. Istilah teknis untuk lapisan ganda fosfolipid yang membentuk
membran sel ini adalah lapisan ganda fosfolipid. Sel eukariotik, yang
membentuk tubuh semua organisme kecuali bakteri dan archaea, juga memiliki
inti yang dikelilingi oleh membran bilayer fosfolipid.
Selain itu, membran sel mengandung glikolipid dan sterol. Salah satu
sterol penting adalah kolesterol, yang mengatur fluiditas membran sel dalam sel
hewan. Ketika ada lebih sedikit kolesterol, membran menjadi lebih banyak
cairan, tetapi juga lebih permeabel terhadap molekul. Jumlah kolesterol dalam
membran membantu mempertahankan permeabilitasnya sehingga jumlah
molekul yang tepat dapat memasuki sel pada suatu waktu, tidak terlalu banyak
atau terlalu sedikit.
Membran sel juga mengandung banyak protein berbeda. Protein membentuk
sekitar setengah dari membran sel. Banyak dari protein ini adalah protein
transmembran, yang tertanam di membran tetapi menonjol di kedua sisi.
Beberapa protein ini adalah reseptor yang berikatan dengan molekul sinyal,
sementara yang lain adalah saluran ion yang merupakan satu-satunya cara untuk
memungkinkan ion masuk atau keluar dari sel. Para ilmuwan menggunakan
model mosaik fluida untuk menggambarkan struktur membran sel. Membran sel
memiliki konsistensi cairan karena dibuat dalam sebagian besar fosfolipid, dan
karena ini, protein bergerak bebas di permukaannya. Banyaknya protein dan
lipid yang berbeda di dalam membran sel membuatnya tampak seperti mozaik.

Penyusun Membran Sel

(Membran Sel) Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran sel


dalam tubuh organisme hidup tersusun dari molekul molekul lipid dalam dua
lapisan berasal dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925. Lipid yang
diekstraksi dengan aseton dari membran sel darah merah yang ditempati oleh
selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah.
Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel
pada saat itu, sehingga sebagian besar model struktur membran sel
berdasarkan asumsi tersusun oleh molekul lipid dalam dua lapisan dapat
diterima jauh sebelum struktur sebenarnya dapat dipastikan kebenarannya.
(Membran Sel) Selanjutnya pada pengkajian dengan difraksi sinar-X pada
berbagai membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul molekul
lipid tersusun dalam dua lapisan. Kesimpulan ini didukung pula oleh
kenyataan bahwa membran sel tersebut dapat dibelah secara mekanik melalui
bidang tengahnya menjadi dua lembar lapisan tunggal, apabila membran sel
tersebut dibekukan lebih dahulu.
(Membran Sel) Tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut,
tidak lain disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri.
Molekul fosfolipid terdiri atas dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat
dengan air dan hidrofobik yang menjauhi air. Untuk melindungi bagian
hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan, sehingga bagian
hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak larut dalam air,
melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik. Dari sebagian lapisan
lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer, dapat
diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat
6 molekul apabila diambil dari seluruh permukaan sel.
Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun, dari 3 jenis yaitu:
1. Fosfolipid, yang terbanyak
2. Kolesterol
3. Glikolipid
(Membran Sel) Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya
molekulnya memiliki ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan
ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air). Molekul fosfolipid
digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan dua
ekor (ujung nonpolar).
(Membran Sel) Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang
terikat pada molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari
ikatan molekul dengan asam fosfat. Panjang ekor beragam dari 14-24 atom
karbon, yang biasanya salah satunya berasal dari gugus asam lemak jenuh,
sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak tidak jenuh. Adanya
ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya rantai gugus
asam lemak.
(Membran Sel) Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik
tersebut dikitari oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun
diri sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari
air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2
cara:
1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air
dengan ekornya mengarah ke pusat bola
2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding
bola yang mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid
sebuah sel.
(Membran Sel) Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan
in vitro. Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan
membelah membran sel yang dibekukan. Dari percobaan percobaan
selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan gerakan gerakan molekul
lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang
dinamakan “flip-flop” ini sangat jarang terjadi.
2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri
3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah
merupakan struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang
mempunyai sifat fluiditas seperti cairan. Semakin banyak rantai asam lemak
yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak jenuh), makin besar sifat
fluiditasnya.
(Membran Sel) Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia
bagian hidrofobik, juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di
antara molekul fosfolipid. Pada membran sel eukariotik perbandingan
molekul kolesterol dengan molekul fosfolipid adalah 1:1. Makin banyak
molekul kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair. Molekul
kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan
mengurangi permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu
dalam mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di
antaranya endositosis, eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara
2 sel yang bersentuhan.

Protein Membran Sel


(Membran Sel) Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan
adalah kerangka dasar membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat
jenis molekul lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein.
Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan
dengan molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa
molekul protein dalam membran sel seakan-akan “terendam” dalam molekul
lipid-lipid yang berada dalam ukuran 2 dimensional.
(Membran Sel) Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis dan
berat molekul dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan
kemampuan fungsi dari masing masing sel. Molekul-molekul protein dapat
berfungsi sebagai enzim, reseptor, marka, wahana transportasi melalui
membran dan lain-lainnya.
Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan
paling sedikit adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan “band
III”. Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein
yang paling menonjol karena merupakan 30 % dari jumlah protein
seluruhnya, namun spektrin sebenarnya bukan protein yang ada dalam
membran sel. Spektrin bukan bagian dari membran sel, karena berada diluar
membran sel. Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat
bergerak mengalir ke samping, maka molekul-molekul protein ini dapat pula
ditunjukkan bergerak bebas dalam membran sel, tanpa mengubah kedudukan
dalam dua lapisan.
(Membran Sel) Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan
berdasarkan hubungan dan kedudukannya terhadap dua lapisan molekul
lipid.
1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-
ujung molekul dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel.
2. Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari bagian
dua lapisan, ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan
membran sel.
3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid
sebagian ujung molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.
4. Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat
dengan perantaraan molekul protein lain.
(Membran Sel) Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung
pada struktur molekul proteinnya sendiri. Adanya kedudukan penggal-
penggal peptida dalam hubungannya dengan air di lingkungannya akan
dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka kedudukan molekul
protein dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan daerah
daerah tersebut. Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat.
Penggal yang bersifat hidrofobik berada dalam membran, sedang penggal
yang hidrofilik berada pada permukaan membran. Seperti dikemukakan di
depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan mikroskop elektron
setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara mekanik
sehingga terbelah.
Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid
pada struktur membran sel adalah:
1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan
molekul lipid.
2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang
merupakan struktur dasar membran sel / membran plasma yang bersifat
cairan yang bergerak.
(Membran Sel) Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur
membran sel dan sifat fluiditas membran sel mengajukan teori tentang
membran sel berdasarkan model mosaik cair (fluid mosaic model).
Hingga sekarang ini, model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran
sehingga semua pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori
model mosaik cair membran sel.
Model struktur molekular membran sel menurut Singer dan Nicolson dapat
menerangkan bahwa fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya
tidak dapat dijelaskan dengan model model lain yang telah ada sebelumnya.

Molekul Karbohidrat Membran Sel

(Membran Sel) Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada


permukaanya yang sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida
yang terikat dengan protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil
terikat pada lipid (glikolipid). Sebagian besar dari protein membran yang
dapat terlihat pada permukaan membran sel diduga mengikat gugus gula,
sedang kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan luar dari lipid mengikat
karbohidrat. Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki
sejumlah rantai-rantai cabang oligosakarida, namun sebaliknya setiap
molekul glikolipid hanya memiliki sebuah rantai cabang.
Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar
antara 2%-10% terhadap berat membran.
Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu
berada pada permukaan membran sel yang tidak berhadapan dengan
sitoplasma. Inilah salah satu penyebab adanya bentuk asimetri dari membran
sel yang terbentuk dari dua lapisan lipid.
(Membran Sel) Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada
beberapa sel eukariotik memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai
selubung sel atau glikokaliks. Selubung sel ini kadang kadang mudah
ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop cahaya dengan pewarnaan
khusus.
Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel (membran
sel)? Dari lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis
yang ditemukan pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran.
Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin,
glukosamin, glukose, dan asam sialik.
(Membran Sel) Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan
glikoprotein membran sel belum begitu jelas. Sangat mungkin bahwa gugus
oligosakarida membran membantu agar molekul protein dapat terpancang
kuat dalam membran sel dan berperan menstabilkan struktur protein.
(Membran Sel) Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein
dan glikolipid membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan
petunjuk bahwa mereka sangat berperan penting dalam proses pengenalan
dalam komunikasi antar sel. Hal ini sangat jelas terdapat pada sel sel yang
terlibat dalam sistem imunitas.

Selubung Sel (Cell coat)

(Membran Sel) Seperti yang telah diketahui bahwa sel sel tumbuhanselalu
diselubungi oleh dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa,
yang juga merupakan molekul karbohidrat.
Pada mulanya diduga bahwa perbedaan utama antara sel hewan dan sel
tumbuhan terletak pada ada tidaknya selubung karbohidrat sekeliling selnya.
Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar
membran sel hewan masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul
karbohidrat, tetapi bukan dalam bentuk selulosa seperti sel tumbuhan.
Membran sel 2
Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan
permeabilitas membran sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga
adanya fungsi fungsi penting.
Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:
1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan
struktur dinding sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel
yang bersangkutan.
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam
interaksi dalam proses respons imun.
3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul,
khususnya pada kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-
alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat
berfungsi menghambat difusi atau mengubah lingkungan ionik dan
perubahan muatan listrik.
Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight
junction yang merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel
yang berdekatan

Istilah Biologi
1. Sitoplasma - Semua organel dan isi sel kecuali nukleus
2. Phospholipid - Salah satu komponen utama membran sel; terdiri dari
kepala fosfat hidrofilik dan dua ekor asam lemak hidrofobik.
3. Endositosis - Proses dimana membran sel berubah bentuk dan menelan
molekul, membawanya ke dalam sel.
4. Model mosaik fluida - Model struktur membran sel; lipid dan protein
membentuk membran dan bergerak bebas melewatinya.
Struktur Membran
1. Membran sel atau dinding sel merupakan fitur yang dimiliki manusia yang berfungsi
untuk sebagai pemisah antara lingkungan dalam sel dengan lingkungan di luar sel,
membran sel ini tersusun atas senyawa lipoprotein , protein dan lemak ini memiliki sifat
yang berbeda, protein bersifat hidrofiliki sedangkan lemat bersifat hidrofobik. Oleh sebab
itu membran sel memiliki sifat selektif permeable. Struktur membran itu sendiri seperti
lembaran sel yang tersusun atas molekul lipid, karbohidrat, kolesterol, protein dan juga
kerangka membran atau setoskeleton. Dinding sel(membran sel ini memiliki sifat yang
asimetris dan dinamis.
a) Fosfolipid
Lapisan fosfolipid rangkap ganda terbentuk dari penysunan molekul-molekul
membran sel yang berkombinasi sedemikian rupa, lapisan fosolipin ini memiliki da
bagian yang sifatnya saling bertolak belakang, yaitu daerah kepala yag bersifat
hidrofilik dan daerah ekor yang bersifar hidrofobik inila yang dikarenakan disebut
hidrofilik,
b) Protein Membran
Ada dua jenis protein pada lapisan fosfolipid, diantaranya yaitu rotein integral atau
perotein yang terbenam dan menembus lapisan fosfolipid dan protein perifer atau
protein yang menempel pada lapisan lar fosfolipid, perotein integral ini perannya
sebagai proses transpor molekuk yang keluar dan juga masuk sel, sedangkan rotein
perifer fungsinya sebagai tempat menempelnya hormon atau enzim.
c) Glikoprotein dan Glikolipid
Glikoprotein adalah molekul karbohidrat yang menempel pada protein sedangkan
Glikolipid adalah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak. Fungsi dari
Glikoprotein dan glikolipid aialah sebagai tanda pengenal bagi sel.
d) Kolesterol
Kolesterol ini terletak di bagian dekat dengan kepala fosfollipid. Fungsi dari
kolesterol itu sendiri ialah untuk menjaga kestabilitasan fosfolipid dalam segala hal
keadaan. Contohnya pada keadaan panas kolesterol dapat menghambat
pergerakannya agar fosfolipid tidak menjadi terlalu cair.

2. Fungsi dari membran itu sendiri ialah melindungi sel dan juga memberikan bentuk bagi
sebuah sel, membran sel ini bisa menjadi media komunikasi antar lingkungan dalam sel
dan dengan lingkungan luar sel melakukan seleksi terhadap zat yang akan keluar atau pun
masuk dari sel dan Tempat berlangsungnya reaksi kimia.
3. Transportasi antar membran
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2,
O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol), karena membran bersifat
semipermibale. Molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa),
ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam
sel. Banyaknya molekul yang masuk kedalam sel melalui membran sel membentuk suatu
aktivitas sel yang dinamakan transpor antar membran. Transportasi zat melalui membran
sel terdiri dari dua macam yaitu, transport pasif dan transpor aktif.
Tranportasi Membran
1. Transportasi antar membran satu fungsi membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membrane sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol), karena
membran bersifat semipermibale. Molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat
masuk ke dalam sel. Banyaknya molekul yang masuk kedalam sel melalui membran sel
membentuk suatu aktivitas sel yang dinamakan transpor antar membran. Transportasi zat
melalui membran sel terdiri dari dua macam yaitu, transport pasif dan transpor aktif.

a) Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak
melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi. Transport
pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua
sisi membran. Pada transpor pasif tidak memerlukan energi metabolik. Transport
pasif ini bersifat spontan. Transport pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi
sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated
diffusion), dan osmosis. Terdapat dua proses fisikokimiawi yang penting dalam
transport materi dalam sel yaitudifusi dan osmosis.
b) Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel
yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk
ATP. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari
larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi
tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di
dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini. Transpor aktif Merupakan
kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari
transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transport aktif membutuhkan bantuan dari
beberapa protein. Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder.
Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport
(exchange). Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya
pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel
sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel
agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.
c) Eksositosis dan Endositosis. Eksositosis, adalah mekanisme untuk mentransport
materi keluar dari sel. Organel sel yang memiliki peran dalam proses ini adalah
apparatus golgi yang melakukan pengemasan mejadi vesikula-vesikula untuk
disekresikan. Vesikula yang terbentuk dari aparatus golgi akan dipindahkan menuju
membran sel. Vesikula tersebut nantinya akan mengalami penyatuan dengan
membran dan melepaskan materinya ke lingkungan di luar sel Endositosis adalah
mekanisme untuk memasukkan makromolekul ke dalam sel melalui membran sel.
Terdapat duajenis proses endositosis. Pertama, fagositosis. Pada dasarnya fagositosis
adalah kebalikan dari eksositosis, dimana materi ekstraselular melekat di membran
dan terjadi pelekukan ke dalam atau cleavage. Zat yang dimasukkan ke dalam sel
dengan fagositosis adalah materi yang berukuran besar. Sebagai contoh15 suatu
amuba yang ”memakan” bakteri dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia).
Kedua pseudopodia nantinya akan menyatu di baian ujung dan menyelubungi
seluruh bakteri. Pelekukan yang semakin dalam ini nantinya akan memisahkan diri
dari membran sel dan menjadi vakuola.
2. Transduksi sinyal adalah proses mentransfer sinyal ke seluruh organisme, terutama
melintasi atau melalui sel. Transduksi sinyal bergantung pada protein yang dikenal
sebagai reseptor, yang menunggu sinyal kimia, fisik, atau listrik. Sinyal kimia disebut
ligan, dan dapat diproduksi oleh organisme untuk mengendalikan tubuh mereka atau
diterima dari lingkungan. Terlepas dari jenis sinyal yang mana, itu harus ditransfer ke
seluruh tubuh dan melintasi membran sel. Proses ini dikenal sebagai transduksi sinyal.
Selama transduksi sinyal, sinyal mungkin memiliki banyak komponen. Ada pembawa
pesan utama, yang bisa berupa sinyal kimia, pulsa listrik, atau bahkan stimulasi fisik.
Kemudian, protein reseptor yang tertanam dalam membran seluler harus menerima sinyal.
Setelah menerima sinyal, protein ini mengalami perubahan konformasi.
Contoh Transduksi Sinyal yaitu :

a) Sentuh dan Visi


Jalur transduksi sinyal dari sentuhan dan penglihatan bekerja dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan oleh banyak sinyal saraf. Alih-alih membuat messenger
kedua atau memproses sinyal secara internal, stimulasi protein reseptor
menyebabkan masuknya ion ke dalam sel. Ini menyebabkan membran sel
mengalami depolarisasi. Membran sel normal terpolarisasi, atau memiliki potensial
tegangan di atasnya. Tegangan potensial ini dibuat oleh sel yang secara aktif
memompa ion keluar dari sel. Karena ion diisi, dengan membangunnya di tempat,
tegangan dapat dibuat. Ketika hanya satu protein reseptor dirangsang, hanya
sebagian kecil dari membran yang mendepolarisasi. Tetapi ketika Anda menerima
sinyal yang kuat, seperti menekan jari Anda ke permukaan atau melihat cahaya
terang, seluruh membran banyak sel terdepolarisasi pada saat bersamaan. Peristiwa
ini memicu potensi aksi, yaitu bagaimana sinyal bergerak turun ke saraf. Ini
disebabkan oleh serangkaian protein reseptor lain yang sensitif terhadap perubahan
tegangan. Setelah merasakan perubahan tegangan, mereka juga memungkinkan ion
untuk keluar, yang mengirimkan sinyal ke sel. Setelah mencapai ujung sel pertama,
sinyal harus melewati sinapsis ke sel saraf lain. Untuk melakukan ini, jalur
transduksi sinyal lain digunakan. Ketika potensial aksi mencapai akhir sel pertama,
protein reseptor khusus menerima sinyal, dan memicu pelepasan neurotransmiter.
Ligan-ligan kecil ini bergerak melintasi ruang antar sel dengan menyebar melalui
cairan, dan tiba di protein reseptor pada sel berikutnya. Reseptor ini juga merupakan
saluran ion yang terjaga keamanannya, dan pada saat aktivasi menyebabkan
potensial aksi lain pada saraf berikutnya. Dengan cara ini, sebuah sinyal dapat
bergerak dari jari atau mata Anda ke otak Anda dalam hitungan mikrodetik.

b) Hormon
Hormon adalah sinyal yang dibuat tubuh Anda untuk mengatur dirinya sendiri.
Hormon dapat menyebabkan tubuh melakukan banyak hal berbeda, dan hormon itu
sendiri sering dipicu oleh jalur transduksi sinyal yang terpisah. Biasanya, hormon
dilepaskan dari kelenjar endokrin, seperti tiroid atau pankreas. Hormon-hormon ini
mengendalikan segala sesuatu mulai dari metabolisme hingga pertumbuhan. Sinyal
yang mereka kirimkan hampir selalu ditransmisikan melalui jalur transduksi sinyal
reseptor-ligan. Organ reproduksi juga melepaskan hormon, yang berfungsi untuk
mempersiapkan tubuh untuk reproduksi. Mereka beroperasi dengan cara yang sama,
dibahas di bawah. Setelah dipicu untuk melepaskan hormon, sel-sel di kelenjar
endokrin akan melepaskan hormon yang tersimpan, yang telah mereka habiskan
untuk membangunnya. Mereka melakukan ini dengan memaksa vesikel penuh
dengan hormon untuk bergabung dengan membran sel, menumpahkan hormon ke
dalam ruang intraseluler. Kapiler, atau pembuluh darah kecil, mengalir melalui
ruang ini. Hormon ini larut ke dalam aliran darah, di mana ia dapat dibawa ke
seluruh tubuh. Sel-sel tertentu memiliki reseptor spesifik, yang dapat mengaktifkan
jalur yang berbeda setelah menerima sinyal. Misalnya, hormon insulin dapat
menyebabkan sel-sel otot untuk mengambil dan menyimpan glukosa, sedangkan itu
akan menyebabkan sel-sel hati berhenti memproduksi glukosa. Ini membantu
mengatur jumlah total glukosa dalam darah. Reseptor di jaringan yang berbeda ini
menerima insulin sebagai ligan, tetapi jalur transduksi sinyal berbeda. Satu jalur
merangsang proses seluler dalam sel otot yang meningkatkan jumlah transporter
glukosa dalam membran sel mereka. Jalur transduksi sinyal lain di hati mematikan
enzim kunci yang diperlukan untuk menghasilkan glukosa.
SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein adalah proses untuk mengubah asam amino yang terdapat didalam linear
menjadi protein di dalam tubuh. Pada proses ini membutuhkan peran dari DNA dan RNA
serta enzim. Hasil dari proses ini yaitu sebuah protein yang telah diproses secara mekanik dan
kimiawi yang terdapat didalam sel makhluk hidup. menurut buku Basic Medical
Endocrinology Edisi Keempat (2009), Sintesis protein adalah proses kompleks yang dimulai
dengan pasokan asam amino yang cukup untuk mengisi molekul RNA transfer yang
mengantarkannya ke aparatus sintetis protein.

Ada 3 tahap sintesis protein, diantaranya :

1. Tahap Replikasi DNA

pengertian dari replikasi adalah proses sintesis DNA baru yang terjadi di dalam nukleus
sel. Pada proses replikasi DNA ini membutuhkan bantuan dari enzim helikase yang
bertugas untuk melepaskan basa dan ikatan hidrogen yang terdapat pada rangkaian DNA.
Pada saat proses replikasi berlangsung, induk DNA akan membentuk anak DNA yang
memiliki bentuk yang sama dengan induknya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
induk DNA memiliki tugas untuk membentuk DNA baru.

Gambar tahap replikasi DNA


Sumber gambar : https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/sintesis-protein

2. Tahap Transkripsi
Tahap transkripsi adalah tahapan dimana DNA akan membentuk RNA dengan
menguraikan kode genetik yang berasal dari DNA. Pada tahap ini akan menghasilkan
3 jenis RNA, yaitu:
 mRNA
 tRNA
 rRNA
Tahap ini dapat berlangsung di dalam sitoplasma dengan diawali proses
pembukaan rantai ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA
polimerase. Pata tahap ini terdapat rantai tunggal yang bertugas sebagai rantai sense,
sedangkan rantai lain yang berasal dari pasangan DNA dinamakan rantai anti sense.
Tahap transkripsi terbagi atas 3 tahap, yaitu tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.

Gambar tahap transkripsi RNA

Sumber gambar : Gnatt, AL, Cramer, P., Fu, J., Bushnell, DA, Kornberg, RD (2001) "Basis Struktural
Transkripsi: Sebuah Kompleks Pemanjangan RNA Polymerase II pada Resolusi 3,3 Å" Resolusi Sains 292:
1876.

a) Tahap inisiasi (permulaan)


Pada saat proses replikasi terdapat daerah yang disebut sebagai pangkal
replikasi, lalu pada proses transkripsi juga dikenal nama promoter yang merupakan
wilayah DNA yang digunakan sebagai tempat melekatnya RNA polimerase untuk
melakukan transkripsi. Terdapat proses dimana RNA kemudian akan melekat dengan
promoter, kemudian promoter akan mengikat kumpulan protein yang kemudian
proses ini disebut sebagai faktor transkripsi. Dari sini, RNA polimerase, promoter dan
faktor transkripsi akan disebut sebagai kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya
RNA polimerase akan bertugas membuka rantai ganda yang dimiliki oleh DNA.
Gambar tahap inisiasi
Sumber gambar : Gnatt, AL, Cramer, P., Fu, J., Bushnell, DA, Kornberg, RD (2001) "Basis
Struktural Transkripsi: Sebuah Kompleks Pemanjangan RNA Polymerase II pada Resolusi 3,3 Å"
Resolusi Sains 292: 1876.

b) Tahap Pemanjangan (elongasi)


Ketika RNA polimerase suah membuka rantai ganda DNA, maka RNA
tersebut akan menyusun uraian nukleotida-nukleotida RNA dengan ketentuan arah 5′
ke 3′. Pada tahap ini, RNA akan mengalami pemanjangan diri seiring dengan proses
pembentukan pasangan DNA dengan basa nitrogen.
Pada RNA tidak memiliki yang namanya basa pirimidin timin (T), akan tetapi
memiliki urasil (U). Maka dari itu, RNA kemudian akan membentuk pasangan basa
urasil dengan bantuan adenin yang terdapat pada rantai DNA. Dalam rantai RNA
terdapat 3 jenis basa, yaitu guanin, sitosin dan adenin, dimana nantinya 3 basa ini
akan berpasangan dengan basa komplemen yang sudah ditetapkan sesuai dengan
aturan pasangan basa. Pada tahap ini, adenin nantinya akan berpasangan dengan
urasil, sedangkan guanin akan berpasangan dengan sitosin.

Tahap Elongasi Atau Pemanjangan


Sumber gambar : Gnatt, AL, Cramer, P., Fu, J., Bushnell, DA, Kornberg, RD (2001) "Basis
Struktural Transkripsi: Sebuah Kompleks Pemanjangan RNA Polymerase II pada Resolusi 3,3 Å"
Resolusi Sains 292: 1876.
c) Tahap Akhir (terminasi)
Setelah tahap transkripsi selesai, rantai DNA akan menyatu kembali seperti
semula, lalu RNA polimerase akan lepas dari rantai DNA. RNA yang terlepas dari
DNA tersebut kemudian akan membentuk RNA m yang baru. Di dalam sel
prokariotik, RNA hasil dari transkripsi akan berperan aktif sebagai RNA m. Akan
tetapi, RNA yang dihasilkan dari transkripsi kode akan menjadi RNA m yang akan
aktif setelah melalui tahap tertentu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pada rantai
tunggal RNA m memiliki beberapa urutan basa nitrogen. Tiap 3 jenis urutan dari basa
nitrogen yang terdapat pada nukleotida RNA m hasil dari transkripsi akan disebut
sebagai kodon atau triplet.

Gambar tahap terminasi


Sumber gambar : Gnatt, AL, Cramer, P., Fu, J., Bushnell, DA, Kornberg, RD (2001) "Basis
Struktural Transkripsi: Sebuah Kompleks Pemanjangan RNA Polymerase II pada Resolusi 3,3 Å"
Resolusi Sains 292: 1876.

3. Tahap Translasi
Translasi adalah proses menerjemahkan kode kodon yang berasal dari RNA m untuk
menjadi asam amino yang nantinya akan membentuk protein. Masing-masing urutan dari
basa nitrogen yang berbeda nantinya akan diterjemahkan menjadi asam amino yang
berbeda pula. Contohnya disini adalah asam amino fenilalanin yang merupakan
terjemahan dari kodon UUU (3 basa urasil), asam amino glisin (CGC), asam amino serin
(UCA) dan asam amino triptofan (UGG)
Pada tahap ini setidaknya terdapat 20 macam jenis asam amino yang dibutuhkan untuk
dapat membentuk protein yang berasal dari terjemahan kodon mRNA. Selanjutnya,
beberapa dari asam amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida yang spesifik
dan nantinya akan membentuk protein yang spesifik pula. Proses translasi sendiri terbagi
atas 3 tahap :
a. Tahap Awal
Pada tahap awal translasi, unit kecil dari ribosom akan mengikat pada mRNA yang
sudah membawa kode genetik untuk asam amino yang akan dibuat, juga akan
mengikat bagian inisiator dari tRNA. Kemudian, molekul dari ribosom akan mengikat
bersama 3 molekul tersebut dan membentuk komplek inisiasi. Langkah selanjutnya
adalah molekul dari tRNA tersebut akan mengikat dan memindahkan asam amino dari
sitoplasma ke ribosom dengan bantuan enzim dan energi GTP. Masing-masing ujung
tRNA akan membawa 1 antikodon dan 1 asam amino. Langkah selanjutnya adalah
asam amino akan diaktifkan oleh tRNA dan menghubungkan antara kodon dan
antikodon pada mRNA.
b. Tahap Pemanjangan
Setelah asam amino diaktifkan, maka akan dihubungkan lagi oleh ikatan peptida yang
membentuk polipeptida di ujung tRNA yang membawa asam amino. Contohnya
adalah tRNA membawa sebuah asam amino fenilalanin, dengan demikian
antikodonnya akan AAA yang kemudian akan berhubungan dengan kodon mRNA
UUU. Pada proses ini, rantai polipeptida akan memanjang, hal ini disebabkan oleh
adanya menambahan dari asam amino.
c. Tahap Terminasi
Tahap akhir adalah ketika antikodon yang dibawa oleh tRNA bertemu dengan kodon
UAA, UGA dan UAG. Hal tersebut dikarenakan rantai polipeptida yang sudah
terbentuk akan dilepaskan dari ribosom dan diolah untuk menjadi protein yang
fungsional.
ENDOSITOSIS DAN EKSOSITOSIS

Struktur membran sel yang tersusun atas 50% protein dan 50% lemak.
Protein dalam membran sel terbagi 2, yaitu protein ekstrinsik (perifer) dan
protein intrinsik (integral). Protein intrinsik adalah protein yang tersembul
antara 2 lapis fosfolipid, menghuni permukaan dalam membran sel, dan bersifat
hidrofobik (menolak air), sedangkan protein ekstrinsik adalah protein yang
tenggelam di antara 2 lapisan fosfolipid, menghuni permukaan luar membran
sel, dan bersifat hidrofilik (suka air).

Endositosis adalah transportasi makromolekul, partikel besar, dan zat-zat


polar yang tidak dapat masuk melalui membran non-polar ke dalam sel.
Perpanjangan membran plasma atau lipatan membran ke dalam membentuk
vesikel sel, dalam proses endositosis. Setelah itu memasuki
ke sitoplasma vesikel ini mengikat dengan organel terikat membran lain seperti
vakuola atau Retikulum Endoplasma (ER).

Hasil endositosis dalam respon imun, dalam transduksi sinyal, fungsi


saraf dan dalam kondisi patologis (Mark, 2001). Ini lebih sulit dalam sel
tanaman daripada sel hewan, karenasel tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel.
Dengan tekanan turgor, membran plasma dari sel tanaman ditekan dinding sel
tanaman, membatasi dalam melipat ke dalam sitoplasma.

Eksositosis, Ini adalah kebalikan dari proses endositosis. Bahan limbah,


yang perlu dihapus dari sel seperti zat padat, sisa-sisa yang tidak tercerna, atau
bahan yang bermanfaat yang dibutuhkan untuk menghasilkan dinding sel
diangkut luar sel melalui Eksositosis (Taylor et al, 1998). Dalam sitoplasma,
bahan ini dikemas dalam vesikel dan diarahkan ke membran plasma. Ketika
vesikel terjadi kontak dengan membran plasma, menyatu dengan membran
plasma dan melepaskan mereka limbah ke lingkungan eksternal. Vesikel
menjadi bagian dari membran plasma (Bolsover et al, 2004). Eksositosis
penting dalam membuat dinding sel setelah pembagian inti sel. Polisakarida dan
protein diangkut ke dinding sel dengan eksositosis. Pada tumbuhan, nektar
dilepaskan untuk menarik penyerbuk dengan mekanisme ini. Minyak yang
dipancarkan oleh tanaman sawi untuk mengiritasi herbivora, enzim dirilis pada
tanaman karnivora, dan pelepasan eksudat akar akibat stres lingkungan terjadi
melalui eksositosis tersebut.
Perbedaan antara Endositosis dan Eksositosis

a) Endositosis adalah transpor makromolekul, partikel besar, dan zat-zat polar


yang tidak dapat masuk melalui membran non-polar ke dalam sel, sedangkan
eksositosis adalah transpor molekul atau partikel ke luar sel.
b) Endositosis melibatkan dengan nutrisi sampai mengambil ke dalam sel, tapi
eksositosis melibatkan dalam menghilangkan limbah dari sel.
c) Eksositosis terlibat dalam pembuatan dinding sel, tetapi tidak endositosis.
d) Pada endositosis, pada akhir proses vesikel mengikat dengan organel terikat
membran lain seperti vakuola atau Retikulum Endoplasma, sedangkan pada
eksositosis vesikel terikat dengan membran sel pada akhir proses.
JUNCTION
Di antara dua buah sel epitel yang berdekatan biasanya terdapat daerah kontak yang
spesifik, dan disebut pertautan sel (Junctional complex). Ada 3 jenis pertautan sel yaitu
(i) tight junction atau ocluding junction atau taut kedap, (ii) adhering junction atau taut lekat,
dan (iii) gap junction atau taut rekah.

A. Tight Junction
Pada tight junction, membran sel-sel yang bersebelahan menyatu oleh perekat pada
bagian apikal sel dan membentuk sumbatan pada apikal intersel. Ada dua jenis yaitu :

1) Zonula ocludens.
Zonula atau sabuk bila tautan melingkari seluruh sel. Zonula ocludens adalah taut
kedap yang meluas mengelilingi permukaan apikal sel, sehingga tampak menyerupai sabuk.
Zonula ocluden tersusun atas komponen-komponen berupa partikel-partikel protein dari
masing-masing membran sel yang saling berhubungan dan bertautan. Zonula ocludens
berfungsi (i) sebagai penutup pada bagian apikal dari ruang intersel sehingga molekul-
molekul yang larut dalam air tidak bisa lewat, (ii) sebagai perekat diantara sel-sel yang
bersebelahan sehingga memungkinkan organ yang dibentuk oleh sel-sel ini dapat meregang
tanpa terjadi kerusakan sel atau ruang intersel. (iii) sebagai barrier untuk mencegah terjadinya
diffusi protein dari luar sel (pada permukaan apikal) ke daerah baso lateral ruang intersel atau
sebaliknya. Zonula ocludens dijumpai pada sel-sel epitel usus halus.

2) Fasia ocludens.
Fasia atau pita bila tautan hanya menempati daerah kecil pada permukaan sel atau
dinding lateral sel. F. ocludens mirip dengan Z. ocludens, namun bentuknya berbeda, dimana
pada fasia ocludens berbentuk pita terputus-putus. Fasia ocludens dijumpai pada sel-sel
endotel yang melapisis pembuluh darah, kecuali kapiler darah pada otak, sel-sel endotelnya
dilekatkan oleh zona ocludens. Dengan perlekatan yang terputus-putus ini, maka sel endotel
kapiler darah memungkinkan terbentuknya cairan jaringan dan keluarnya leukosit dari kapiler
(f. ocludens membatasi pori-pori kapiler)

B. Adhering Junction
Merupakan tipe tautan sel yang tersebar luas dalam jaringan yang mengikat sel sel yang
bersebelahan dengan sangat erat dimana unit-unit struktural seperti sitoskeleton, membran sel
dan matriks ekstraselluler ikut terlibat mengadakan hubungan. Pada Adhering junction
disusun atas dua jenis protein yaitu (i) intercelluler attachment protein yang menghubungkan
elemen spesifik dari sitoskeleton. Baik filament aktin maupun filamen intermediat dengan
kompleks tautan, (ii) transmembran linker yang merupakan glikoprotein interseluler yang
berbentuk filamen yang saling menganyam. Adhering junction berfungsi (i) untuk mengatur
lumen dan luas permukaan sel (ii) memelihara ketegangan membran sel, dan (iii) mengatur
konstraksi bagian apikal sel. Adhering junction banyak dijumpai pada jaringan tubuh yang
secara subjektif banyak mengalami tegangan mekanis yang berat seperti jantung, epitel kulit,
dan epitel leher rahim. Adhering junction dibedakan atas tiga yaitu:

1) Zonula Adheren
Zonula adherens atau sabuk lekat: Z. adherens merupakan jenis tautan yang terdapat
pada jaringan epitel dan non epitel dan dibawah ocludens terlihat dalam berbagai bentuk
berupa titik-titik kecil yang menghubungkan filamen aktin dari sel yang bersebelahan. Pada
sel-sel epitel terlihat sebagai sabuk dan disebut sebagai adhesion belt. Posisi z. adheren
biasanya terletak di tengah dari tautan yang ada, yaitu di atas adalah z. ocludens dan di
bawahnya terdapat desmosom. Struktur yang membentuk adherins junction adalah
transmembran linker glikoprotein, filamen intermedian (10 nm) yang menyebar dari daerah
tautan ke dalam matriks sitoplasma sel dan membran plasma terpisah pada jarak 10-15 nm.
2) Makula adherens atau desmosom
Desmosom terletak di bawah z. adherens dan merupakan struktur yang memegang sel
berdekatan, dimana setiap sel membentuk setengah desmosom. Struktur yang membentuk
desmosom adalah (i) cytoplasmiq plaque, (ii) filamen intermediat yang jenisnya tergantung
pada tipe sel yang membentuknya misalnya filamen keratin pada jaringan epitel, filamen
desmin pada jantung, filamen vemetin pada membran otak (iii)membran sel, dan (iv)
transmembran linker glikoprotein.
3) Hemidesmosom
Hemidesmosom merupakan struktur yang terbentuk apabila terjadi tautan antar sel
dengan membran basalis. Terlihat hanya setengah desmosom yang terbentuk

C. Gap Junction
Merupakan hubungan antar sel yang paling banyak tersebar pada jaringan tubuh. Dengan
mikroskop electron tampak adanya celah sebesar 3 nm yang menghubungkan dua sel yang
bersebelahan. Celah ini menyebabkan ion-ion anorganik dan molekul-molekul kecil yang
larut di dalam air dapat lewat secara langsung dari sitoplasma dari satu sel ke sel lainnya.
Dengan adanya gap junction ini dapat terjadi komunikasi langsung dari dua sel yang
berdekatan bersatu membentuk saluran yang menghubungkan kedua sel tersebut.
Jika tight junction ‘memutuskan’ hubungan antarsel, sebaliknya gap junction yang
bertugas menghubungkan antarsitoplasma sel-sel yang berbatasan. Penghubung antarsel
dengan fungsi yang sama dengan gap junction dapat juga ditemukan pada tumbuhan,
meskipun dalam bentuk yang sangat berbeda. Struktur tersebut disebut plasmodesmata.

Di dalam tubuh hewan, gap junction terdapat di hampir semua jaringan termasuk
jaringan ikat dan epithelia. Gap junction disusun oleh protein yang terbagi dalam dua
keluarga besar, connexin dan innexin. Keduanya dapat ditemukan pada vertebrata dengan
connexin sebagai protein yang mendominasi. Sedangkan pada invertebrata seperti,
nyamuk, Drosophila, dan C. elegans, hanya innexin yang menjadi penyusunnya.
Kanal (channel) yang dibentuk oleh gap junction dapat dilalui oleh ion anorganik dan
beberapa molekul kecil yang larut dalam air. Molekul dan ion-ion tersebut secara bebas dapat
berpindah dari satu sel ke sel yang lain, sehingga sel-sel yang berhubungan tersebut akan
memiliki hubungan secara elektronik maupun metabolik.

Skema sebuah percobaan untuk menentukan ukuran kanal gap junction. Dalam percobaan ini
molekul berfluoresens diinjeksikan ke dalam salah satu sel di antara dua sel yang
dihubungkan oleh gap junction. Molekul dengan massa kira-kira kurang dari 1000 dalton
dapat melewati gap junction, sedangkan molekul dengan massa yang lebih besar tidak bisa.

gap junction terdiri dari protein-protein penyusun dengan salah satu komponen utamanya
adalah connexin. Setiap connexin tersusun atas empat domain transmembran. Enam buah
connexin membuat sebuah struktur seperti kanal, hemichannel, atau yang disebut connexon.
Dua connexon dari dua sel akan saling berhubungan untuk membentuk gap junction dan
sebuah celah (gap) antarsel dengan ukuran tetap 2-4 nm. Nah, dari penjelasan tersebut kamu
bisa lebih mudah mengingat nama gap junction, gap (celah) dan junction (penghubung).
Organisasi dari mulai struktur protein, connexin menjadi connexon, dan connexon menjadi
kanal interselular. Susunan connexon dapat berupa homomeric atau heteromeric,
sedangkan kanal interselular dapat tersusun dalam bentuk heterotypic atau homotypic.
Sumber: https://mutagenetix.utsouthwestern.edu/phenotypic/pfile.cfm/1359/Connexons.jpg.
Beberapa hingga ribuan kanal gap junction biasanya berkelompok membentuk klaster yang
disebut gap junction plaque.Alih-alih bersifat statis, gap junction plaque ini sangat dinamis.
Setiap kanal dengan mudah dibongkar-pasang, bahkan dimodifikasi. Dalam studi terbaru
tentang pergantian connexon para ilmuwan menemukan bahwa connexon yang baru akan
senantiasa ditambahkan dari pinggiran gap junction plaque, sementara connexon lama
dipindahkan dari tengah-tengah plaque. Proses pergantian dan pemindahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Sayangnya, hingga kini mekanisme detail
tentang proses pergantian dan pemindahan connexon masih belum diketahui.

Penampakan gap junction dilihat dari mikroskop. Dari samping (kiri) dan penampakan gap
junction plaque dari atas (kanan).
Sumber: http://www.udel.edu/biology/Wags/histopage/empage/eep/eep5.gif.
Gap junction memiliki fungsi yang bermacam-macam. Pada sel-sel yang dapat tereksitasi
seperti sel saraf gap junctionberperan sebagai penghubung antarsel sehingga potensial aksi
dapat merambat secara cepat tanpa terjadi delay. Begitu juga dengan sel jantung, gap
junction membantu sel-sel jantung agar berkontraksi secara sikron. Pada bagian yang lain
dalam tubuh kita, gap junction juga berfungsi sebagai alat komunikasi dalam bentuk yang
berbeda. Contohnya, perkembangan normal dari folikel ovari tergantung pada komunikasi
melalui gap junction antara oosit dengan sel granulosa yang mengelilinginya. Mutasi pada
gen yang mengkode connexin pada bagian ini dapat menyebabkan kemandulan.
Sebagaimana kanal-kanal lain, kanal gap junction memiliki fase terbuka maupun tertutup.
Turunnya pH sel atau peningkatan konsentrasi ion kalsium (Ca2+) dalam sel secara signifikan
akan menyebabkan penutupan kanal gap junction secara otomatis. Para ilmuwan masih
belum menemukan tujuan di balik penutupan kanal gap junction ketika pH sel turun. Akan
tetapi, mereka menemukan bahwa penutupan kanal menjadi sangat penting ion kalsium
meningkat.
Membran sel yang rusak biasanya akan mudah ‘bocor’, maksudnya mudah membiarkan ion-
ion yang konsentrasi di ekstrasel tinggi (seperti Ca2+ dan Na+) untuk masuk dan sebaliknya,
mudah melepaskan ion-ion penting dari dalam sel. Jika gap junction tidak segera ditutup, sel-
sel yang berbatasan dengan sel rusak tersebut akan ikut terganggu keseimbangan ionnya.
Dengan tertutupnya gap junction, sel yang rusak akan terisolasi dan sel yang sehat akan tetap
selamat.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN


A. PERSAMAAN
Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki kesamaan dalam hal memiliki sitoplasma, membran
sel, ribosom, badan Golgi, mitokondria, REG, REA, anak inti, nukleoplasma, membran inti,
mikrotubulus, mikrofilamen, dan mikroplasma.

B. PERBEDAAN
Perbedaan Sel Tumbuhan Sel Hewan
Membran Plasma Membran sel dan dinding sel Hanya membran sel
Dinding sel Ada Tidak ada
Plastida Ada Tidak ada
Kloroplas Ada Tidak ada
Vakuola Satu, dari vakuola kecil Banyak, dan kecil-kecil
menjadi satu besar
Lisosom Biasanya tidak jelas Terjadi di sitoplasma
Glioksisom Ada Tidak ada
Sentriol Hanya di Tumbuhan tingkat Selalu ada
rendah
Bentuk Bersegi Bundar
SOAL UTS

1. Berikan pendapat Anda atas pernyataan: "Sel adalah unit struktural dan unit
fungsional persamaan"!
2. Berikan perjelasan atas persetujuan: Sel sebagai unit struktural yang disetujui oleh
organisasi!
3. Berikan perjelasan atas persetujuan: Sel sebagai unit
4. Berikan perjelasan atas persetujuan: Kehidupan biologis dimulai dari dan oleh
sel! Berikan contoh nyata!
5. Berikan perjelasan atas persetujuan: Kehidupan sosial dimulai dari dan oleh
sel! Berikan contoh nyata!
6. Ceritakan apa yang Anda rasakan tentang kursus ini sejauh ini! Tolong, jangan ragu
untuk mengatakan apa pun :)

JAWAB

1. Sel disebut sebagai suatu unit karena sel memiliki bagian-bagian yang terstruktur
dengan baik seperti: inti sel, mitokondria, badan golgi, retikulum endoplasma,
dll. Tidak hanya itu, sel disebut juga unit struktural karena ia memiliki sel membran
yang terkait pada bagian sel dengan lingkungannya, Sel disebut juga sebagai unit
fungsional karena pada setiap sel yang aktif, didalamnya sedang berlangsung berbagai
reaksi kimia dan proses hidup, dari reaksi tersebut sel dapat difungsikan secara
mandiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sel dapat dikatakan unit struktural dan
fungsional karena sel adalah komponen penyusun jaringan untuk semua makhluk
hidup, baik uniselular maupun multiseluler, sel juga memiliki sel membran / kantung
yang terkait dengan bagian-bagian sel yang terstruktur dengan baik sesuai dengan sel
yang diharapkan. dapat dilakukan seperti proses hidup yang mandiri atas bantuan
berbagai reaksi kimia yg ada (proses hidup)

2. Sel disebut sebagai unit struktural Karena sel merupakan komponen penyusun
jaringan tubuh pada semua makhluk hidup, baik uniselular maupun multiseluler.

3. Sel disebut sebagai unit, karena pada setiap sel berlangsung berbagai reaksi kimia dan
proses hidup.

4. Kehidupan biologis dimulai dari dan oleh sel, manusia dapat hidup dan dapat bernafas
karena adanya sel yang terhubung dengan komponen-komponen di dalamnya, tanpa
sel, tubuh kita tidak akan dapat menyusun jaringan, organ, sistem organ dan
seterusnya. Contoh kecilnya yaitu pada jantung manusia, jika jantung ini tidak
memiliki sel, maka jantung manusia dapat dipastikan tidak akan terbentuk ataupun
tidak terstruktur, karena sesuai pembentukannya, sel adalah unit yang paling utama
dalam penelitian pembentukan kehidupan biologis, tidak hanya itu kita dapat
melakukan respirasi dan ekskresi itu semua juga bantuan dari sel yang membuat kita
mudah untuk melakukan respirasi dan ekskresi dengan baik.
5. Kehidupan sosial dimulai dari dan oleh sel, seperti yang telah saya paparkan di nomor
4, sel merupakan bagian utama yang fungsional yang membuat setiap tubuh makhluk
hidup. Dari sel, kemudian akan berubah menjadi jaringan, setelah itu akan berubah
menjadi organ, setelah itu berubah lagi menjadi sistem organ, sistem organ kompilasi
telah terbentuk dengan sempurna, jadilah kita manusia sempurna, dan dari sinilah kita
akan mendapatkan orang tua, kehidupan sosial dimulai dari interaksi diantara anak-
anak dengan orangtuanya, yang pertama kepada ibu. Setelah beranjak dewasa,
seorang anak tadi akan memiliki komunitas baru bersama teman-teman sekolahnya
dan otomatis akan melakukan percakapan/ interaksi bersama di kelas atau di luar
kelas, dan hubungan sosial pun akan terjalin, begitu pula seterusnya. Dalam
menjalankan semua kegiatan pun, seperti "berbicara" sel tetap berjalan aktif untuk
menjalankan perannya, ia akan membuat gen untuk berbicara kata demi kata lalu akan
mentransfer sinyal ke otak, dan dari otak akan disalurkan melalui mulut, dari situlah
nanti sel mencari tahu apa yang bisa dibicarakan. Itulah sebabnya kehidupan sosial
diawali dari dan oleh sel.

6. Awalnya, saya bingung dan tertekan dengan mata kuliah biologi sel, the first time
saya bertemu dengan Bu Dwi, dan pada saat itu ada insiden mengenai salah dalam
mengambil/ merujuk referensi, padahal bukan saya yang dimarahi, akan tetapi salah
satu teman saya karena ia merujuk dari cambell, seketika saya menjadi tertekan
dengan mata kuliah ini. Namun lambat laun, ternyata diluar dari dugaan saya, Bu Dwi
tidak sekejam yang saya kira, beliau memang terkesan jahat, akan tetapi beliau orang
yang tegas, beliau memarahi kami seperti itu bukan karena kami bodoh, akan tetapi
semua itu untuk kebaikan para mahasiswa itu sendiri untuk mengubah karakter
mahasiswa menjadi lebih baik . disinilah saya mulai bisa enjoy dalam menikmati
dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh beliau. Satu hal yang saya sukai
pada kursus ini, yaitu pada tahap pemahaman cara belajar yang unik dan mudah
diingat, yaitu ketika dosen menjelaskan dan ada dari kita yang belum faham mengenai
hal tersebut, seketika kita mempraktekannya didalam kelas dengan benda- benda yang
ada dikelas tersebut, seperti halnya membentuk sel, ada diantara kita yang berperan
menjadi inti sel, badan golgi, retikulum endoplasma, dll. Bukan hanya membuat/
membentuk suatu struktur yang diam/pasif akan tetapi kita dihadapkan langsung
dengan cara kerja masing- masing organ, jadi dari sinilah kita sebagai mahasiswa
tidak hanya mencatat buku saja, akan tetapi kita juga bisa memeragakannya secara
langsung, justru oleh metode seperti inilah yang membuat saya bisa sangat faham dan
mengingat proses jalannya sel didalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai