LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Kelompok 1
1. Felomenaria Saores Pardede (141510501005)
2. Nindy Noviani (141510501001)
3. Moh. Agus Susanto (141510501015)
4. Sheka Panji Prasetya (141510501016)
5. Zupri Nur Cahyo (141510501021)
6. Firdha Rafiadani (141510501022)
3.3.2 Alat
1. Karung beras 25 kg
2. Alat pengaduk/cetok
3. Termometer
Tinggi Tanaman
7
6
5.85
5
5.05
4
4.05
3 3.6
2 2.65
1 1.5
0
Kontrol Tanah + NPK Tanah + Tanah + Tanah + MOL Tanah + MOL
Bokashi Bokashi + NPK + NPK
Jumlah Daun
14
12 13
10 11
10
8 9
8
6
4
4
2
0
Kontrol Tanah + NPK Tanah + Tanah + Tanah + MOL Tanah + MOL
Bokashi Bokashi + NPK + NPK
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan praktikum, diperoleh hasil
pertumbuhan dan perkembangan tanaman oleh beberapa perlakuan penggunaan
pupuk. Pupuk yang diaplikasikan yakni pupuk bokashi, MOL dan NPK.
Parameter pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi oleh beberapa
perlakuan ditunjukkan dalam Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 1
menunjukkan tinggi tanaman sawi terhadap perlakuan pupuk, Gambar 2
menunjukkan jumlah daun tanaman sawi terhadap perlakuan pupuk dan Gambar 3
menunjukkan panjang akar tanaman sawi terhadap perlakuan pupuk. Berdasarkan
ketiga gambar tersebut terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanaman sawi dengan perlakuan pupuk bokashi bertumbuh dan
berkembang dengan baik hal ini terlihat dari rata-rata tinggi tanaman sawi, rata-
rata jumlah daun dan panjang akar tanaman. Pupuk bokashi mampu meningkatkan
rata-rata tinggi tanaman, rata-rata jumlah daun dan panjang akar tanaman sawi
dibandingkan dengan tanaman perlakuan kontrol (tanpa pupuk). Hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian Pangaribuan et al. (2012) yang menyatakan bahwa
pupuk bokashi mampu menunjuang dan meningkatkan pertumbuhan vegetatif
tanamaan yaitu meningkatkan rata-rata tinggi tanaman, bobot berat kering
tanaman dibandingkan dengan perlakuan kontrol atau pupuk rekomendasi.
Pengunaan pupuk bokashi berkaitan dengan aplikasi sistem pertanian
berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari bahan pembuatan pupuk bokashi yang
merupakan berasal dari limbah, sehingga menghemat biaya pembelian pupuk.
Pupuk bokashi juga memiliki kandungan yang baik bagi kelestarian lingkungan
karena berasal dari bahan organik yang mudah diurai oleh lingkungan.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pupuk bokashi berkaitan dengan 3
aspek yang dipertimbangkan pada sistem pertanian secara berkelanjutan antara
lain lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Solikin dan Linawati (2014), bahwa sistem pertanian berkelanjutan
merupakan sebuah sistem pertanian yang dilakukan dengan pengelolaan
sumberdaya alam tersedia secara optimal untuk mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam serta
menjaga keberlanjutan ekosistem lingkungan.
Pupuk bokashi dibuat dengan beberapa tahapan proses. Salah satu tahapan
pembuatan pupuk bokashi adalah dengan mendiamkan bahan yang telah diolah
sedemikian rupa dan melakukan perawatan berupa pembalikan dan penyiraman
bila bokashi terlihat terlalu kering hingga terlihat perubahan yang menandakan
puuk bokashi telah matang atau telah siap diaplikaskan pada tanaman.
Berdasarkan kegiatan praktikum, pupuk bokashi yang telah matang ditandai
dengan perubahan warna, bau dan tekstur bokashi. Bokashi yang telah matang
akan berwarna hitam pekat, hal tersebut disebabkan oleh kandungan C organik
pada pupuk bokashi dan C organik memiliki warna kehitaman. Bokashi yang telah
matang ditandai dengan bau menyerupai tanah. Pupuk bokashi yang telah matang
ditandai dengan terdekomposisinya kotoran ternak sehingga menyebabkan
perubahan salah satunya yaitu bau pada bokashi karena kandungan amoniak pada
bokashi telah terdekomposisi. Tekstur bokashi yang telah matang ditandai dengan
tekstur bokashi yang telah gembur menyerupai tekstur tanah subur. Tekstur
bokashi sendiri dipengaruhi oleh bahan baku pembuatan bokashi karena setiap
limbah kotoran ternak memiliki ciri khas masing-masing. Ciri kematangan
bokashi tersebut sesuai dengan penelitian Kusuma (2012) yang menyatakan
bahwa ciri kematangan bokashi dapat dilihat dari perubahan warna, bau, tekstur
dan berbagai kandungan pada bokashi.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pupuk bokashi mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
dibandingkan dengan tanaman tanpa perlakukan maupun pupuk rekomendasi.
2. Penggunaan pupuk bokashi berkaitan dengan sistem pertanian berkelanjutan
karena memenuhi 3 aspek dalam sistem pertanian berkelanjutan.
3. Bokashi yang telah matang ditandai dengan terjadinya perubahan pada bokashi
yaitu berwarna kehitaman, berbau seperti tanah dan bertekstur gembur.
5.2 Saran
Sebaiknya pembuatan bokashi lebih dapat dioptimalkan dengan beberapa
fasilitas yang memadai yaitu berupa tempat mendiamkan pupuk dan alat lain yang
dapat menunjang perawatan bokashi selama proses dekomposisi.
DAFTAR PUSTAKA
Samathamathy, N., and T.H Seran. 2013. Residual effect of Organic manure EM
Bokashi applied to Proceeding Crop of Vegetable Cowpea (Vigna
unguiculata) on succeeding Crop of Radish (Raphanus sativus). Agriculture
and Forestry Science, 1(1): 2-5.
Suriadikarta, D. A., dan D. Setyorini. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian.
Tufaila, M., Yusrina dan S. Alam. 2014. Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu Jaya
Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Akroteknos, 4(1): 18-25.