Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Rhoe discolor
Rhoeo discolor merupakan tanaman herba dengan batang
yang besar namun pendek dengan daun yang tersusun
melingkar, berbentuk lancelot berujung lancip, melebar,
dimana permukaan dorsal berwarna hijau sedangkan
permukaan ventral berwarna ungu yang disebabkan oleh
kekurangan krolofil serta adanya pigmen anthocyanin (Abdul,
2008 ; Rahman, et al. 2015; Tjitosoepomo, 2010). Perbedaan
warna pada daun tersebut membuat tanaman ini tergolong ke
dalam tanaman hias varigata. Varigata adalah daerah dalam
daun atau batang yang memiliki warna yang berbeda dengan
bagian lainnya (Tjitosoepomo, 2010). Daun berjumlah 30-45
helai berukuran panjang 4-6 cm (Rahman, et al. 2015).
Daunnya merupakan daun tidak lengkap, dimana hanya terdiri
atas helaian daun (lamina) saja yang duduk memeluk batang
pada bagian pangkal daunnya. Jenis daunnya hipsofil
(hypsophyllum) atau brachte yakni daun terletak pada dasar
perbungaan dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dengan
daun yang lain (Taiz dan Zeiger, 2002).
Tanaman ini merupakan tanaman perennial dengan
habitat di tanah kering atau kebun (Rahman, et al. 2015).
Berikut ini merupakan taksonomi dari R. discolor:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Commeliniidae
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Species : Rhoeo discolor
(Tantiado, 2012)
Gambar 1. Rhoeo discolor (Tantiado, 2015)

2.2 Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Stomata


Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme
tumbuhan yaitu transpirasi dan fotosintesis pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar dan stomata menutup
karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan yang biasanya terjadi pada
siang hari (Fatonah, et al., 2013).
Stomata dibatasi oleh adanya sel penjaga atau sel penutup
(Rahayu, et al. 2015).Sel penutup adalah serat halus
selulosa pada dinding selnya yang tersusun melingkar.
Pola susunan ini dikenal sebagai miselasi radial. Karena
serat selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel
penutup menyerap air mengakibatkan diameter tidak
membesar melainkan memanjang , sehingga sel penutup
akan melengkung ke arah luar dan terbukalah porus atau
celah stomata. Ketika sel penutup mengambil air melalui
osmosis, sel penutup akan membengkak dan semakin
dalam keadaan turgid. Perubahan tekanan turgor yang
menyebabkan pembukaan dan penutupan stomata
terutama disebabkan oleh pengambilan dan kehilangan
ion kalium (K) secara reversibel oleh sel penutup
(Haryanti dan Meirina, 2011). Sel penutup mengontrol
diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan
melebarkan dan menyempitkan celah di antara kedua sel
tersebut. Ketika sel penutup mengambil air melalui osmosis,
sel penutup akan membengkak dan semakin dalam keadaan
turgid. Perubahan tekanan turgor yang menyebabkan
pembukaan dan penutupan stomata terutama disebabkan oleh
pengambilan dan kehilangan ion kalium (K) secara reversibel
oleh sel penutup (Campbell et al, 2003).
Selain itu, stomata terbuka terjadi karena pompa H+ -
ATPase mengeluarkan H+ dari sel penjaga. Di sel penjaga,
aktivitas H+-ATPase diregulasi positif oleh cahaya dan auksin
sedangkan Ca2+ dan ABA sebagai regulator negatif.
Pengeluaran H+ menghiperpolarisasi membrane plasma dan
menyebabkan penyerapan K+ melalui potassium channel.
Penyerapan K+ melalui potassium channel menyebabkan
asidifikasi pada apoplas dan membuat sel penjaga kehilangan
H+. senyawa anionic yaitu malat yang dipecah dari pati
mentransport NO3-, ion Cl- berfungsi sebagai sintesis gula.
Ion-ion dan air yang ditransportasikan melalui aquaporin
menuju sel penjaga dan menyebabkan turgor sehingga
membuat stomata terbuka. Pada saat stomata tertutup, inhibisi
H+-ATPase dan aktivasi channel anion menyebabkan
depolarisasi membran. Channel anion seperti rapid channel
(R-type) dan slow channel (S-type) memfasilitasi pengeluaran
malat2-, Cl- dan NO3-. Pada waktu yang sama terjadi
pengeluaran K+ dan mengaktifkan depolarisasi membrane.
Penurunan malat2- di sel penjaga juga dipengaruhi oleh
konversi gluconeogenic malat menjadi pati. Pada stomata
yang tertutup juga terjadi peningkatan konsentrasi Ca2+ dan
menyebabkan pelepasan Ca2+ melalui channel di membran
plasma dan tonoplas. kehilangan larutan di sel penjaga
menyebabkan tekanan turgor menurun dan stomata menutup
(Golec dan Szarejko, 2013).
Gambar 2. Mekanisme buka tutup stomata (Golec dan
Szarejko, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2008. Tanaman Hias Bernuansa Varigata.


Yogyakarta: Lily Publisher

Campbell, Reece . 2003. Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

Rahman, A. A. and Oladele, F. A. 2003. Stomatal complex


types, stomatal size, density and index in some vegetable
species in Nigeria. Nigerian Journal of Botany, 16; 144-150.

Tjitosoepomo,Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan


Spermatophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Golec, A.D and I. Szarejko. 2013. Open or Close The


gate-Stomata Action Under The Control of
Phytohomones in Drought Stress Condition. Frontiers in
Plant Cell. Vol. 4(138): 1-16

Haryanti S., Meirina T. 2009. Optimalisasi Pembukaan


Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril)
Pada Pagi Hari dan Sore. BIOMA. Vol. 11. No. 1. Hal.
18-23

Fatonah,S, Asih, D, Mulyanti, D, Irian,D. 2013.


Penentuan Waktu Pembukaan Stomata Pada Gulma
Melastoma malabathricum L. Di Perkebunan Gambir
Kampar, Riau. Biospecies Vol. 6 No.2: 15-22

Tantiado, R.G. 2012. Survey on Ethnopharmacology of


Medicinal Plants in Iloilo, Philippines. International
Journal of Bio-Science and Bio-Technology. Vol. 4 (4)

Taiz, L. dan Zeiger, E. 2002. Plant Physiology. Third


Edition. Sinauer Associates . Inc. Publishers, Sunderland,
Massachusetts, p 111-192.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto dan Perlakuan Pengamatan


Tabel Perlakuan Pengamatan
Nomer Gambar Perlakuan
1 Hasil stomata yang
diberi akuades
2 Hasil stomata yang
diberi larutan gula

Anda mungkin juga menyukai