ABSTRAK
Stomata merupakan celah pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama
terdapat pada helaian daun permukaan sebelah bawah, yang dibatasi oleh dua sel penutup
yang biasanya bentuknya berlainan dengan sel epidermis disekitarnya, misalnya berbentuk
ginjal atau halter. Bentuk stomata bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan berdasarkan
lingkungan tumbuhan itu sendiri. Lestari (2005), menyatakan bahwa bentuk stomata yang
berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi
tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan
kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relatif besar,
sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.Stomata dapat
mengecil pada keadaan lingkungan yang kurang memungkinkan untuk bertaham hidup, dalam
tumbuhan berlangsung secara teratur pertukaran berbagai gas yang diperlukannya.
Permasalahan penelitian adalah bagaimana perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada
tumbuhan air dan tumbuhan darat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan ukuran dan
bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dengan sampel tumbuhan air dan tumbuhan darat. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan sampling Insidental, penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Variabel yang
diukur dalam penelitian ini adalah ukuran dan bentuk stomata tumbuhan sebagai variabel
terikat, sedangkan tumbuhan air dan tumbuhan darat sebagai variabel bebas Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan kamera HP untuk dokumentasi berupa gambar.Data
hasil penelitian diamati (bentuk) dan diukur (panjang dan lebar) dengan pengamatan bentuk
dan ukuran, diperoleh tumbuhan eceng gondok atau Eichhornia crassipes merupakan
tumbuhan air yang memiliki ukuran lebih besar dari semua sampel tumbuhan yang diamati dan
kedua bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat terdapat perbedaan. Dengan
demikian terdapat perbedaan ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat.
LATAR BELAKANG
Tumbuhan merupakan salah satu bagian dari mahkluk hidup. Tumbuhan
sangat bervariasi dan beranekaragam dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan
tungkat tinggi. Habitat tumbuhan pun berbeda-beda ada yang hidup di air dan ada juga
tumbuhan yang hidup di darat degan memiliki masing-masing cara untuk dapat
beradaptasi dlingkungannya.
Tumbuhan yang hidup di air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini,
yang media tumbuhnya adalah perairan. Penyebarannya meliputi perairan air tawar,
payau sampai ke lautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika
memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di perairan, tumbuhan air dapat dibedakan
dalam 4 jenis, yaitu: tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan, tumbuhan
air yang hidup pada bagian permukaan perairan, tumbuhan air yang hidup melayang
di dalam perairan, dan tumbuhan air yang tumbuh pada dasar perairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhan air itu terutama ialah suhu, udara,
dan konsentrasi serta komposisi garam-garam dalam air. Ciri strukural yang paling
mencolok pada daun-daun tumbuhan air adalah penyusutan jaringan-jaringan
penunjang dan pelindung, berkurangnya jumlah jaringan pembuluh, khususnya xylem,
dan adanya ruangan udara.
Stomata sangat berperan dalam beberapa hal yang penting diantaranya dalam
proses fotosintesis. Bila stomata pada tumbuhan rusak akibat polutan maka
mengakibatkan dapat terhambatnya pertumbuhan tumbuhan.
Ukuran, bentuk serta kerapatan suatu stomata dapat di pengaruhi oleh
beberapa hal seperti intessitas cahaya dan kelembapan. Cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses metabolisme. Tanpa adanya
cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis (Annisa,
2008).
Stoma pada daun memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Hal ini berguna
untuk CO2 respirasi dan transpirasi. Tiap stoma terdiri atas porus (celah ), sel penutup
dan sel tetangga pada stoma terdapat kloroplas yang berfungsi dalam proses
fotosintesis, sedangkan sel tetangga yaitu sel-sel yang mengelilingi stoma biasanya
dari dua sampai lima sel epidermis.
Bentuk dan tipe stomata tiap tumbuhan berbeda. Tipe stomata tumbuhan dikotil
terdiri dari Anomocytic, Anisocytic, Cyclocytic, Diacytic, Paracytic, Parallelocytic. Pada
tumbuhan monokotil memiliki tipe stomata Gramineae, dan tipe mononjol. Selain tipe-
tipe tersebut terdapat tipe-tipe stomata yang lain seperti tipe paneropor dan kriptopor,
Heleborus, Mnium, dan Amaryllidaceae (Risfi, 2013).
Haryani dan Tetrinica (2009), menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal yaitu intensitas cahaya matahari, konsentrasi CO 2 dan
hormon asam absisat (ABA). Melalui Cahaya matahari merangsang sel penutup
menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi
CO2 yang rendah di dalam daun juga dapat menyebabkan stomata membuka. Faktor
internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata
membuka, sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata
akan menutup.
Stomata pada kondisi cekaman kekeringan akan menutup sebagai upaya untuk
menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan
menutupnya stomata adalah Asam Absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang
berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera
menutup. Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara
mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran
terhadap cekaman kekeringan sangat efektif, sehingga jaringan tanaman dapat
menghindari kehilangan air melalui penguapan dan Jumlah stomata yang lebih banyak
pada permukaan bawah merupakan suatu mekanisme adaptasi pohon terhadap
lingkungan darat (Champbell et al., 2003). Bagaimana perbedaan ukuran dan bentuk
stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat”?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripstif, yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan sesuatu atau status fenomena, dimana hal ini penulis ingin
mengetahui perbedaan stomata (ukuran dan bentuk) yang ada pada tumbuhan air
dan tumbuhan darat di Samarinda
b. Air bersih
c. Tumbuhan air :
1) Tumbuhan Teratai (Nymphaea)
2) Tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
3) Tumbuhan Kangkung air (Ipomoea aquatic)
4) Tumbuhan Talas (Colocasia esculanta)
5) Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
6) Tumbuhan Apu apu (Pistia stratiotes)
7) Tumbuhan Melati Air (Echinodorus palaefolius)
8) Tumbuhan Rumput Malela (Brachiaria mutica)
9) Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava)
10) Tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica)
d. Tumbuhan darat :
1) Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia)
2) Tumbuhan Mangga (Mangifera indica)
3) Tumbuhan Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia)
4) Tumbuhan Terong (Solanum melongen)
5) Tumbuhan Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
6) Tumbuhan Kamboja (Plumeria)
7) Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa)
8) Tumbuhan Palem Raja (Roystone regia)
9) Tumbuhan Beluntas (Pluchea indica)
10) Tumbuhan Bunga Kertas (Bougainvillae)
Prosedur Kerja
a. Mengamati bentuk stomata
1) Dibersihkan daun dengan air, kemudian daun dikeringkan menggunakan tisu.
2) Disayat daun hingga tipis (jangan sampai robek).
3) Diletakkan sampel daun (tumbuhan air dan tumbuhan darat) di meja preparat,
kemudian ditutup dengan gelas penutup.
4) Dilakukan pengamatan stomata dengan mikroskop dengan perbesaran kuat
40x10, sambil memperoleh visualisasi yang jelas kemudian mencatat tipe
stomata (Simbolon, 2014).
b. Menentukan ukuran stomata
1) Diganti gelas objek dengan obyek micrometer.
2) Menngganti lensa okuler yang biasa dengan lensa okuler yang berskala.
3) Dikalibrasikan dengan mencari bayangannya, bayangan skala okuler mikrometer
ditepatkan pada bayangan panjang atau lebar.
4) Nilai panjang atau lebar porus stomata ditentukan dengan mengalikan jumlah
bayangan skala panjang atau lebar tersebut dengan nilai peneraan okuler
micrometer (Haryanti, 2009).
Analisis Data
a. Pengambilan Data
Data yang diambil dan diamati dengan penelitian ini meliputi:
1. Menentukan ukuran stomata pada tumbuhan air dan darat dengan rumus:
Panjang stomata = Hasil kalibrasi x Jumlah peneraan okuler.
2. Pengamatan bentuk pada stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat dengan
menggunakan kamera yang dideskripsikan dalam bentuk gambar.
b. Analisis Data
Analisis pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif dilakukan dengan menerangkan data-
data fisik stomata yang ada pada tumbuhan air dan darat. Setelah data-data tersebut
terpenuhi maka data tersebut dibandingkan
HASIL PENELITIAN
Hasil pengamatan gambar dokumentasi dari stomata tumbuhan air dengan
perbesaran yang digunakan adalah perbesaran 40x10.
Tabel 1. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Air
Ukuran Stomata
No. Nama Tumbuhan Bentuk Stomata
Panjang Lebar
1 Tumbuhan Teratai Merah (Nymphaea rubra) 0.0225 mm 0.0125 mm Menonjol
2 Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia
0.0475 mm 0.035 mm Phaneropore
crassipes)
3 Tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatic) 0.0275 mm 0.0175 mm Parasitik
4 Tumbuhan Talas (Colocasia esculanta) 0.03 mm 0.025 mm Anisositik
5 Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus
0.0375 mm 0.0225 mm Graminae
L)
6 Tumbuhan Apu-Apu (Pistia stratiotes) 0.02 mm 0.0125 mm Menonjol
7 Tumbuhan Melati Air (Echinodorus
0.05 mm 0.0325 mm Kriptopore
palaefolius)
8 Tumbuhan Rumput malela (Brachiaria mutica) 0.025 mm 0.015 mm Graminae
9 Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava) 0.025 mm 0.015 mm Amarylidaceae
10 Tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica) 0.025 mm 0.0175 mm Diasitik
Hasil pengamatan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan darat dengan
perbesaran 40x10. Tabel 2
Tabel 2. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Darat
Ukuran Stomata
No. Nama Tumbuhan Bentuk Stomata
Panjang Lebar
1 Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia) 0.0225 mm 0.0175 mm Parasitik
2 Tumbuhan Mangga (Mangifera indica) 0.02 mm 0.015 mm Anomositik
3 Tumbuhan Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia) 0.0225 mm 0.015 mm Anisositik
4 Tumbuhan Terong (Solanum melongena) 0.0225 mm 0.01 mm Anomositik
5 Tumbuhan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
0.0275 mm 0.02 mm Diasitik
sinensis. L)
6 Tumbuhan Kamboja (Plumeria) 0.0325 mm 0.02 mm Anomositik
7 Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa) 0.0225 mm 0.0125 mm Diasitik
8 Tumbuhan Palem (Arecaceae) 0.0325 mm 0.0175 mm Graminae
9 Tumbuhan Bunga kertas (Bougainvillae) 0.003 mm 0.02 mm Anomositik
10 Tumbuhan Bluntas (Pluchea indica) 0.025 mm 0.0125 mm Diasitik
PEMBAHASAN
Struktur dan fungsi pada tumbuhan merupakan derivat jaringan epidermis pada
daun. Stomata berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup,
yaitu sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Perhatikan
Gambar 1. Stomata berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian-bagian stomata
sebagai berikut.
mm dan lebar 0.0125 mm yang memiliki tipe menonjol, tumbuhan melati air
mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.05 mm dan lebar 0.0325 mm yang
memiliki tipe diasitik, tumbuhan rumput malela mempunyai ukuran stomata dengan
panjang 0.025 mm dan 0.015 mm yang memiliki tipe graminae, tumbuhan genjer
mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.025 mm dan lebar 0.015 mm yang
memiliki tipe amarylidaceae, dan tumbuhan putri malu mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.025 mm dan lebar 0.0175 mm yang memiliki tipe diasitik.
Tanaman teratai tumbuh di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai
memiliki daun yang tumbuh mengambang di permukaan air. daun teratai keluar dari
tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam,
sungai atau rawa. Teratai putih (Nymphaea alba) satu diantara 50-an jenis teratai.
Tangkai teratai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk
oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak
mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk
butiran air.. Teratai memiliki struktur anatomis yang berbeda dengan tumbuhan
lainnya. Struktur tersebut merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya yang
memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan air dan kelembapan yang tinggi serta
keadaan yang kekurangan oksigen. Teratai memiliki lebih banyak ruang-ruang udara
untuk membantu pengapungan di permukaan air.
Struktur Anatomi Daun Teratai (Nymphae sp.)
Tidak memiliki kutikula, pada umumnya tumbuhan hidrofit memiliki kutikula
yang sangat tipis bahkan tidak memiliki kutikula sama sekali.Epidermis yang dimiliki
hanya selapis. Fungsi epidermis lebih berperan dalam hal penyerapan gas dan nutrien.
Sel-sel epidermis ini memiliki dinding yang tipis.
Pada permukaan epidermis terdapat banyak stomata. Tipe stomata yang
dimiliki adalah tipe menonjol keluar karena pada Nymphae sp. memiliki daun yang
mengapung di atas air. Daun Nymphae sp. tergolong daun epistomatik karena
stomata berada di permukaan atas daun (adaksial). Di bawah lapisan epidermis
terdapat jaringan palisade yang didalamnya mengandung klorofil. Sementara itu, di
bawah jaringan palisade terdapt jaringan bunga karang. Berdasarkan keberadaan dari
jaringan palisade dan jaringan bunga karang, daun Nymphae sp. tergolong daun tipe
dorsoventral. Pada bagian jaringan palisade, terdapat sklereid yang bercabang dan
berujung runcing, dan percabangannya masuk ke ruang antar sel. Sklereid bertipe
trikosklereid. Sklereid ini berfungsi sebagai penyokong dan terkait dengan sistem
pengapungan tumbuhan Nymphae sp. ini. Selain pada palisade, trikosklereid juga
terdapat pada jaringan spons, dimana ujung-ujung percabangannya masuk ke ruang-
ruang antar sel. Trikomata tergolong trikoma non glanduler dimana ujungnya
meruncing. Trikomata ini berfungsi sebagai pelindung dan mengurangi penguapan.
Pada daun Nymphae sp., trikomata banyak dijumpai pada bagian permukaan bawah
daun (abaksial). Pada bagian permukaan bawah daun terdapat epidermis bawah yang
berjumlah selapis.
Berdasarkan hasil penelitian tentang ukuran dan bentuk stomata ini, tumbuhan
yang hidup di air mempunyai ukuran yang berbeda serta bentuk yang berbeda-beda.
Perbedaan yang terlihat antara ukuran dan bentuk stomata tumbuhan diakibatkan oleh
pengaruh lingkungan seperti cahaya dan kelembapan. Stomata mempunyai fungsi
pada tumbuhan sebagai tempat yang dilalui oleh gas CO2 dan O2 dan hal ini berkaitan
dengan proses penguapan atau yang disebut dengan proses transpirasi. Lestari
(2006), menyatakan bahwa proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor
dalam maupun luar. Faktor dalam yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain:
a. Lebar tidaknya bukaan porus pada stomata akan mempengaruhi sedikit banyaknya
air yang keluar dari tubuh tumbuhan tersebut. faktor yang mempengaruhi membuka
dan menutupnya stomata adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada sebagian
besar tumbuhan, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat
kelembaban, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan menutupnya
stomata.
b. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
c. Jumlah daun , makin luas daerah permukaan daun, makin lebar transpirasi.
d. penggulungan atau pelipatan daun apabila lingkungan kurang menguntungkan.
Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Darat
Tumbuhan yang hidup di daerah daratan sering mendapatkan masalah dari
segi ketersediaan air untuk kelangsungan hidupnya, hal ini dapat mempengaruhi
berbagai mekanisme seluler, biokimia, dan fisiologi tanaman dalam tubuhnya sendiri.
Pada tingkat seluler kekeringan mengakibatkan kehilangan air protoplasmik sehingga
konsentrasi ion meningkat, menghambat fungsi-fungsi metabolik, dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya interaksi antar molekul yang dapat menyebabkan denaturasi
protein dan fusi membran. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tanaman
ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami
cekaman. Tanaman juga mengalami dehidrasi atau cekaman air tidak hanya karena
kondisi kekeringan dan salinitas tinggi, tetapi juga karena suhu rendah. Tumbuhan
menanggapi dan beradaptasi terhadap cekaman air untuk mempertahankan diri dari
cekaman lingkungan tersebut. Adaptasi yang terjadi pada tumbuhan yang yang hidup
di daerah daratan yaitu dapat dilihat dari segi akar yang memanjang hal ini agar dapat
menjangkau jauh air di dalam tanah. Tumbuhan darat memiliki lapisan lilin yang
berfungsi untuk menghambat proses penguapan yang berlebihan serta memiliki ukuran
stomata yang kecil bahkan mengecil disaat mengalami cekaman kekeringan yang
berfungsi agar tumbuhan tetap bertahan hidup (Widyasari et al., 2004).
Cekaman air sering menyebabkan hambatan pertumbuhan, produksi, dan
bahkan menyebabkan kematian. Agar tetap dapat hidup dalam kondisi kekurangan air,
maka tanaman harus memiliki sistem pertahanan terhadap cekaman lingkungan
tersebut.
Tumbuhan darat yang terpilih menjadi sampel ada 10 sampel seperti tumbuhan
mangga, kembang sepatu, kamboja, palem, bluntas, bugenvil, terong, ketapang,
mengkudu, dan jeruk. Masing – masing dari tumbuhan tersebut seperti: Tumbuhan
mengkudu mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm dan lebar 0.0175
mm yang memiliki tipe parasitic, tumbuhan mangga mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.02 mm dan lebar 0.015 mm yang memiliki tipe anomositik,
tumbuhan jeruk nipis mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm dan
lebar 0.015 mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan terong mempunyai ukuran
stomata dengan panjang 0.0225 mm dan lebar 0.01 mm yang memiliki tipe anomositik,
tumbuhan bugenvil mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.003 mm dan lebar
0.02 mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan kamboja mempunyai ukuran
stomata dengan panjang 0.0325 mm dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe anomositik,
tumbuhan ketapang mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm dan lebar
0.0125 mm yang memiliki tipe diasitik, tumbuhan palem mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.0325 mm dan lebar 0.0175 mm yang memiliki tipe gramine,
tumbuhan kembang sepatu mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0275 mm
dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe diasitik, dan tumbuhan bluntas mempunyai
ukuran stomata dengan panjang 0.025 mm dan lebar 0.0125 mm yang memiliki tipe
diasitik. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka di peroleh ukuran dan
bentuk stomata yang terdapat pada tumbuhan darat lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran stomata pada tumbuhan air. demikian juga terdapat perbedaan bentuk stomata
pada masing-masing tumbuhan darat.
Lestari (2006), menyatakan bahwa stomata berperan penting sebagai alat
untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman
kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju
transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya
stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai
sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan
darat.
2. Ukuran stomata tumbuhan air Eceng gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai
ukuran yang lebih besar dibanding ukuran stomata tumbuhan air lainnya.
3. Bentuk-bentuk dari stomata tumbuhan air yaitu menonjol, Phaneropore, graminae,
amarylidaceae , dan kriptopor.
4. Ukuran stomata tumbuhan darat bervariasi, tumbuhan Palem (Arecaceae)
mempunyai ukuran yang lebih besar dibanding ukuran stomata tumbuhan darat
lainnya.
5. Bentuk-bentuk stomata tumbuhan darat yaitu parasitik, anomositik, anisositik,
diasitik, graminae, dan diasitik.
SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu bahwa masih begitu banyak
tumbuhan air dan tumbuhan darat belum terdeteksi ukuran dan bentuk stomata, maka
dari itu disarankan dapat meneruskan kegiatan meneliti ukuran dan bentuk tumbuhan
air dan tumbuhan darat lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
Annisa. 2008. Fotosintesis. https://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/
fotosintesis/. Diakses Tanggal 07 Desember 2008.
Campbell, Niel et al . 2003. Biologi Jilid III.Jakarta: Erlangga
Eka. 2012. Transpirasi Tumbuhan. Http://ekaratnawati2492.wordpress.com/2012/11/12/Transpirasi-
pada-Tumbuhan-/2. Diakses Tanggal 12 November 2012.
Guan ZJ, Zhang SB, Guan KY, Li SY, Hu H (2011) Leaf anatomical structures of
Paphiopedilum and Cypripedium and their adaptive significance. Evolutionary