Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

PERBEDAAN UKURAN DAN BENTUK STOMATA TUMBUHAN AIR DAN


TUMBUHAN DARAT

M. Firdaus, Elsje Theodora Maasawet


daus@yahoo.com

ABSTRAK
Stomata merupakan celah pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama
terdapat pada helaian daun permukaan sebelah bawah, yang dibatasi oleh dua sel penutup
yang biasanya bentuknya berlainan dengan sel epidermis disekitarnya, misalnya berbentuk
ginjal atau halter. Bentuk stomata bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan berdasarkan
lingkungan tumbuhan itu sendiri. Lestari (2005), menyatakan bahwa bentuk stomata yang
berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi
tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan
kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relatif besar,
sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.Stomata dapat
mengecil pada keadaan lingkungan yang kurang memungkinkan untuk bertaham hidup, dalam
tumbuhan berlangsung secara teratur pertukaran berbagai gas yang diperlukannya.
Permasalahan penelitian adalah bagaimana perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada
tumbuhan air dan tumbuhan darat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan ukuran dan
bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dengan sampel tumbuhan air dan tumbuhan darat. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan sampling Insidental, penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Variabel yang
diukur dalam penelitian ini adalah ukuran dan bentuk stomata tumbuhan sebagai variabel
terikat, sedangkan tumbuhan air dan tumbuhan darat sebagai variabel bebas Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan kamera HP untuk dokumentasi berupa gambar.Data
hasil penelitian diamati (bentuk) dan diukur (panjang dan lebar) dengan pengamatan bentuk
dan ukuran, diperoleh tumbuhan eceng gondok atau Eichhornia crassipes merupakan
tumbuhan air yang memiliki ukuran lebih besar dari semua sampel tumbuhan yang diamati dan
kedua bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat terdapat perbedaan. Dengan
demikian terdapat perbedaan ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat.

Kata kunci : Ukuran Stomata, Bentuk Stomata.

LATAR BELAKANG
Tumbuhan merupakan salah satu bagian dari mahkluk hidup. Tumbuhan
sangat bervariasi dan beranekaragam dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan
tungkat tinggi. Habitat tumbuhan pun berbeda-beda ada yang hidup di air dan ada juga
tumbuhan yang hidup di darat degan memiliki masing-masing cara untuk dapat
beradaptasi dlingkungannya.
Tumbuhan yang hidup di air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini,
yang media tumbuhnya adalah perairan. Penyebarannya meliputi perairan air tawar,
payau sampai ke lautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika
memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di perairan, tumbuhan air dapat dibedakan
dalam 4 jenis, yaitu: tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan, tumbuhan
air yang hidup pada bagian permukaan perairan, tumbuhan air yang hidup melayang
di dalam perairan, dan tumbuhan air yang tumbuh pada dasar perairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhan air itu terutama ialah suhu, udara,
dan konsentrasi serta komposisi garam-garam dalam air. Ciri strukural yang paling
mencolok pada daun-daun tumbuhan air adalah penyusutan jaringan-jaringan
penunjang dan pelindung, berkurangnya jumlah jaringan pembuluh, khususnya xylem,
dan adanya ruangan udara.

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


81
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

Tumbuhan yang hidup di daerah daratan sering mendapatkan masalah dari


segi ketersediaan air untuk kelangsungan hidupnya, hal ini dapat mempengaruhi
berbagai mekanisme seluler, biokimia, dan fisiologi tumbuhan dalam tubuhnya sendiri.
Pada tingkat seluler kekeringan mengakibatkan kehilangan air protoplasmik sehingga
konsentrasi ion meningkat, menghambat fungsi-fungsi metabolik, dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya interaksi antar molekul yang dapat menyebabkan denaturasi
protein dan fusi membran. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tumbuhan
ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan saat mengalami cekaman.
Tumbuhan juga mengalami dehidrasi atau cekaman air tidak hanya karena kondisi
kekeringan dan salinitas tinggi, tetapi juga karena suhu rendah (frost).
Tumbuhan menanggapi dan beradaptasi terhadap cekaman air untuk
mempertahankan diri dari cekaman lingkungan tersebut. Cekaman air sering
menyebabkan hambatan pertumbuhan, produksi, dan bahkan menyebabkan kematian.
Agar tetap dapat hidup dalam kondisi kekurangan air, maka tanaman harus memiliki
sistem pertahanan terhadap cekaman lingkungan tersebut (Widyasari et al., 2004).
Tumbuhan memiliki beberapa organ penting diantaranya adalah akar, batang,
dan daun. Organ-organ pada tumbuhan sangat berpengaruh untuk kelangsungan
hidupnya. Organ seperti daun merupakan tempat yang pokok untuk melangsungkan
kehidupan pada tumbuhan. Daun pada umumnya berbentuk tipis melebar, berwarna
hijau, duduk daun pada batang menghadap ke atas. Bentuk daun umumnya tipis, datar
dan diperkuat oleh tulang daun dan memiliki permukaan luas untuk menerima cahaya.
Daun berfungsi untuk transportasi dan menangkap cahaya untuk fotosintesis,
yaitu perubahan energi matahari menjadi energi kimia. Pertukaran gas ini terjadi
melewati stomata. Stomata merupakan celah pada epidermis organ tumbuhan yang
berwarna hijau, terutama terdapat pada helaian daun permukaan sebelah bawah, yang
dibatasi oleh dua sel penutup yang biasanya bentuknya berlainan dengan sel
epidermis disekitarnya, misalnya berbentuk ginjal atau halter. Bentuk stomata
bervariasi dari segi bentuk dan kerapatan berdasarkan lingkungan tumbuhan itu sendiri
(Syarif, 2009).
Lestari (2005), menyatakan bahwa bentuk stomata yang berbeda ini
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman
itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan
kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan
relative besar, sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan
kerapatan tinggi. Stomata dapat mengecil pada keadaan lingkungan yang kurang
memungkinkan untuk bertaham hidup. dalam tumbuh-tumbuhan berlangsung secara
teratur pertukaran berbagai gas yang diperlukannya.
Pengatur dari gerakan-gerakan pergantian senyawa dari dalam keluar atau
sebaliknya dari luar terjadi di dalam stomata. yang juga mengatur berlangsungnya
penguapan, dalam pengertian mengatur agar tidak terjadi kekurangan air dalam
tumbuhan. Pengaturan ini dilangsungkan melalui porus terletak diantara kedua sel
pentutup. Gerakan-gerakan ini datang dari sel penutupnya yang mampu melakukan
perubahan bentuk, karena memiliki dinding sel yang bersifat elastis. Perubahan bentuk
dan gerakan pada sel-sel penutup ini terpengaruh oleh faktor-faktor dari luar, seperti
pengaruh temperatur, tekanan air, dan zat-zat kimia (Sutrian, 2011).

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


82
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

Stomata sangat berperan dalam beberapa hal yang penting diantaranya dalam
proses fotosintesis. Bila stomata pada tumbuhan rusak akibat polutan maka
mengakibatkan dapat terhambatnya pertumbuhan tumbuhan.
Ukuran, bentuk serta kerapatan suatu stomata dapat di pengaruhi oleh
beberapa hal seperti intessitas cahaya dan kelembapan. Cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses metabolisme. Tanpa adanya
cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis (Annisa,
2008).
Stoma pada daun memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Hal ini berguna
untuk CO2 respirasi dan transpirasi. Tiap stoma terdiri atas porus (celah ), sel penutup
dan sel tetangga pada stoma terdapat kloroplas yang berfungsi dalam proses
fotosintesis, sedangkan sel tetangga yaitu sel-sel yang mengelilingi stoma biasanya
dari dua sampai lima sel epidermis.
Bentuk dan tipe stomata tiap tumbuhan berbeda. Tipe stomata tumbuhan dikotil
terdiri dari Anomocytic, Anisocytic, Cyclocytic, Diacytic, Paracytic, Parallelocytic. Pada
tumbuhan monokotil memiliki tipe stomata Gramineae, dan tipe mononjol. Selain tipe-
tipe tersebut terdapat tipe-tipe stomata yang lain seperti tipe paneropor dan kriptopor,
Heleborus, Mnium, dan Amaryllidaceae (Risfi, 2013).
Haryani dan Tetrinica (2009), menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal yaitu intensitas cahaya matahari, konsentrasi CO 2 dan
hormon asam absisat (ABA). Melalui Cahaya matahari merangsang sel penutup
menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi
CO2 yang rendah di dalam daun juga dapat menyebabkan stomata membuka. Faktor
internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata
membuka, sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata
akan menutup.
Stomata pada kondisi cekaman kekeringan akan menutup sebagai upaya untuk
menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan
menutupnya stomata adalah Asam Absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang
berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera
menutup. Beberapa tanaman beradaptasi terhadap cekaman kekeringan dengan cara
mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran
terhadap cekaman kekeringan sangat efektif, sehingga jaringan tanaman dapat
menghindari kehilangan air melalui penguapan dan Jumlah stomata yang lebih banyak
pada permukaan bawah merupakan suatu mekanisme adaptasi pohon terhadap
lingkungan darat (Champbell et al., 2003). Bagaimana perbedaan ukuran dan bentuk
stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan darat”?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripstif, yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan sesuatu atau status fenomena, dimana hal ini penulis ingin
mengetahui perbedaan stomata (ukuran dan bentuk) yang ada pada tumbuhan air
dan tumbuhan darat di Samarinda

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


83
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas FKIP


Universitas Mulawarman Samarinda. Populasi dalam peneltian ini adalah tumbuhan air
dan tumbuhan darat di Samarinda. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yangn dimiliki oleh populasi. Penelitian ini menggunakan purposiv
sampling teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiono, 2011). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 jenis
tumbuhan air dan 10 jenis tumbuhan darat.
Variabel bebas adalah tumbuhan air dan tumbuhan darat, sedangkan variabel
terikat adalah ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat dalam
hal ini adalah menlihat perbedaan ukuran dan bentuk stomata tumbuhan air dan
tumbuhan darat. Ukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas.
Menentukan ukuran panjang dan lebar pada stomata tumbuhan air dan tumbuhan
darat dengan satuan milimikron (mm).
Tumbuhan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah tumbuhan yang hidup di
parit dan di kolam serta tumbuhan yang biasa dijumpai diatas genangan air seperti;
tumbuhan teratai (Nymphaea), tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes),
tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatic), tumbuhan talas (Colocasia esculanta),
tumbuhan rumput teki (Cyperus rotundus L) ,tumbuhan apu-apu (Pistia stratiotes),
tumbuhan melati air (Echinodorus palaefolius), tumbuhan rumput malela (Brachiaria
mutica), tumbuhan genjer (Limnocharis flava), dan tumbuhan putri malu (Mimosa
pudica).
Tumbuhan darat adalah tumbuhan yang hidup di darat. Tumbuhan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang berada di area
perpustakaan Universitas Mulawarman Samarinda seperti; tumbuhan mengkudu
(Morinda citrifolia), tumbuhan mangga (Mangifera indica), tumbuhan jeruk nipis (Citrus
aurantiifolia), tumbuhan terong (Solanum melongen), tumbuhan sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.), tumbuhan kamboja (Plumeria), tumbuhan ketapang (Terminalia catappa),
tumbuhan palem raja (Roystone regia), tumbuhan beluntas (Pluchea indica), dan
tumbuhan bunga kertas (Bougainvillae).
Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode komparatif atau metode
perbandingan, yang membandingkan antara stomata tumbuhan air dengan stomata
tumbuhan darat dalam segi bentuk dan ukuran, dengan masing-masing satu kali
pengamatan dengan menggunakan mikroskop dan objek mikrometer.

Alat dan Bahan


1. Alat:
a. Mikroskop,
b. Kamera HP
c. Pipet tetes
d. Silet
e. Gelas benda dan penutup
f. Mikrometer
2. Bahan:
a. tissue

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


84
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

b. Air bersih
c. Tumbuhan air :
1) Tumbuhan Teratai (Nymphaea)
2) Tumbuhan Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
3) Tumbuhan Kangkung air (Ipomoea aquatic)
4) Tumbuhan Talas (Colocasia esculanta)
5) Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
6) Tumbuhan Apu apu (Pistia stratiotes)
7) Tumbuhan Melati Air (Echinodorus palaefolius)
8) Tumbuhan Rumput Malela (Brachiaria mutica)
9) Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava)
10) Tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica)
d. Tumbuhan darat :
1) Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia)
2) Tumbuhan Mangga (Mangifera indica)
3) Tumbuhan Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia)
4) Tumbuhan Terong (Solanum melongen)
5) Tumbuhan Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
6) Tumbuhan Kamboja (Plumeria)
7) Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa)
8) Tumbuhan Palem Raja (Roystone regia)
9) Tumbuhan Beluntas (Pluchea indica)
10) Tumbuhan Bunga Kertas (Bougainvillae)
Prosedur Kerja
a. Mengamati bentuk stomata
1) Dibersihkan daun dengan air, kemudian daun dikeringkan menggunakan tisu.
2) Disayat daun hingga tipis (jangan sampai robek).
3) Diletakkan sampel daun (tumbuhan air dan tumbuhan darat) di meja preparat,
kemudian ditutup dengan gelas penutup.
4) Dilakukan pengamatan stomata dengan mikroskop dengan perbesaran kuat
40x10, sambil memperoleh visualisasi yang jelas kemudian mencatat tipe
stomata (Simbolon, 2014).
b. Menentukan ukuran stomata
1) Diganti gelas objek dengan obyek micrometer.
2) Menngganti lensa okuler yang biasa dengan lensa okuler yang berskala.
3) Dikalibrasikan dengan mencari bayangannya, bayangan skala okuler mikrometer
ditepatkan pada bayangan panjang atau lebar.
4) Nilai panjang atau lebar porus stomata ditentukan dengan mengalikan jumlah
bayangan skala panjang atau lebar tersebut dengan nilai peneraan okuler
micrometer (Haryanti, 2009).
Analisis Data
a. Pengambilan Data
Data yang diambil dan diamati dengan penelitian ini meliputi:
1. Menentukan ukuran stomata pada tumbuhan air dan darat dengan rumus:
Panjang stomata = Hasil kalibrasi x Jumlah peneraan okuler.

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


85
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

2. Pengamatan bentuk pada stomata tumbuhan air dan tumbuhan darat dengan
menggunakan kamera yang dideskripsikan dalam bentuk gambar.
b. Analisis Data
Analisis pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif dilakukan dengan menerangkan data-
data fisik stomata yang ada pada tumbuhan air dan darat. Setelah data-data tersebut
terpenuhi maka data tersebut dibandingkan

HASIL PENELITIAN
Hasil pengamatan gambar dokumentasi dari stomata tumbuhan air dengan
perbesaran yang digunakan adalah perbesaran 40x10.
Tabel 1. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Air
Ukuran Stomata
No. Nama Tumbuhan Bentuk Stomata
Panjang Lebar
1 Tumbuhan Teratai Merah (Nymphaea rubra) 0.0225 mm 0.0125 mm Menonjol
2 Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia
0.0475 mm 0.035 mm Phaneropore
crassipes)
3 Tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatic) 0.0275 mm 0.0175 mm Parasitik
4 Tumbuhan Talas (Colocasia esculanta) 0.03 mm 0.025 mm Anisositik
5 Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus
0.0375 mm 0.0225 mm Graminae
L)
6 Tumbuhan Apu-Apu (Pistia stratiotes) 0.02 mm 0.0125 mm Menonjol
7 Tumbuhan Melati Air (Echinodorus
0.05 mm 0.0325 mm Kriptopore
palaefolius)
8 Tumbuhan Rumput malela (Brachiaria mutica) 0.025 mm 0.015 mm Graminae
9 Tumbuhan Genjer (Limnocharis flava) 0.025 mm 0.015 mm Amarylidaceae
10 Tumbuhan Putri Malu (Mimosa pudica) 0.025 mm 0.0175 mm Diasitik

Hasil pengamatan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan darat dengan
perbesaran 40x10. Tabel 2
Tabel 2. Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Darat
Ukuran Stomata
No. Nama Tumbuhan Bentuk Stomata
Panjang Lebar
1 Tumbuhan Mengkudu (Morinda citrifolia) 0.0225 mm 0.0175 mm Parasitik
2 Tumbuhan Mangga (Mangifera indica) 0.02 mm 0.015 mm Anomositik
3 Tumbuhan Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia) 0.0225 mm 0.015 mm Anisositik
4 Tumbuhan Terong (Solanum melongena) 0.0225 mm 0.01 mm Anomositik
5 Tumbuhan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
0.0275 mm 0.02 mm Diasitik
sinensis. L)
6 Tumbuhan Kamboja (Plumeria) 0.0325 mm 0.02 mm Anomositik
7 Tumbuhan Ketapang (Terminalia catappa) 0.0225 mm 0.0125 mm Diasitik
8 Tumbuhan Palem (Arecaceae) 0.0325 mm 0.0175 mm Graminae
9 Tumbuhan Bunga kertas (Bougainvillae) 0.003 mm 0.02 mm Anomositik
10 Tumbuhan Bluntas (Pluchea indica) 0.025 mm 0.0125 mm Diasitik

PEMBAHASAN
Struktur dan fungsi pada tumbuhan merupakan derivat jaringan epidermis pada
daun. Stomata berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup,
yaitu sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Perhatikan
Gambar 1. Stomata berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian-bagian stomata
sebagai berikut.

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


86
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

Gambar 1. Epidermis pada daun

1. Sel Penutup (Guard Cell)


Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari sepasang sel
yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan
sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas.
2. Celah (Aperture = porus)
Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil.
Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan
perubahan osmosisnya.
3. Sel Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di
sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang
secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan selsel penutup.
4. Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda
dalam fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi. Keadaan keempat bagian tersebut
berbeda pada saat stomata terbuka dan tertutup. Perhatikan Gambar 2. berikut.

Gambar 2. Stomata terbuka dan tertutup

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


87
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua


macam sebagai berikut.
1. Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada
permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya
pada tumbuhan hidrofit.
2. Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah
permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang
berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit
Tumbuhan yang hidup di air merupakan tumbuhan yang memiliki persedian air
berlimpah karena media tumbuhnya adalah perairan. Penyebaranya meliputi perairan
air tawar, payau sampai ke lautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya.
Tumbuhan air ada yang hidup pada bagian permukaan perairan, yang hidup melayang
di dalam perairan, dan yang tumbuh pada dasar perairan. Berlawanan dengan
berbagai tipe habitat xerofitik, air meyediakan habitat yang seragam dan karena itu
struktur anatomi tumbuhan air kurang bervariasi dibandingkan dengan xerofit. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tumbuhan air itu terutama ialah suhu, udara, dan
konsentrasi serta komposisi garam dalam air. Ciri strukur yang paling mencolok pada
daun-daun tumbuhan air adalah penyusutan jaringan-jaringan penunjang dan
pelindung, berkurangnya jumlah jaringan pembuluh, khususnya xylem, dan adanya
ruangan udara.
Tumbuhan air memiliki cara untuk beradaptasi dengan lingkungannya seperti
daun yang ada pada tumbuhan air lebih besar, akar yang tidak terlalu panjang, tidak
mempunyai lapisan lilin, dan stomata yang pada umumnya besar serta letak
stomatanya berada di atas permukaan daun (Eka, 2012).
Daun yang lebar pada tumbuhan air dikarenakan stomata yang banyak
sehingga hal ini dapat mempercepat proses fotosintesis. Lapisan lilin juga tidak dimiliki
oleh daun pada tumbuhan air di karenakan lapisan lilin tersebut hanya akan
memperlambat proses penguapan pada tumbuhan air dan letak stomata yang ada di
bagian atas dikarenakan stomata tersebut langsung berhadapan dengan atmosfer
sehingga mempercepat proses transpirasi (Eka, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan 10 stomata
tumbuhan air yang telah di identifikasi ukuran dan bentuknya seperti: teratai, eceng
gondok, melati air, genjer, apu-apu, rumput teki, dan rumput malela. Masing- masing
dari tumbuhan air tersebut memiliki ukuran stomata dan tipe yang berbeda.
Tumbuhan teratai merah memiliki ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm
dan lebar 0.0125 mm yang memiliki tipe menonjol. Tumbuhan eceng gondok, pada
daun tumbuhan eceng gondok yang merupakan tumbuhan air, jumlah stomatanya
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah stomata pada daun waru (tumbuhan darat).
Hal ini dikarenakan adaptasi tumbuhan eceng gondok yang memerlukan stomata yang
lebih banyak untuk membantu melakukan penguapan. mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.0475 mm dan lebar 0.035 mm yang memiliki tipe phanerpore,
tumbuhan kangkung air mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0275 mm dan
lebar 0.0175 mm yang memiliki tipe parasitik, tumbuhan talas memiliki ukuran stomata
dengan panjang 0.03 mm dan lebar 0.025 mm yang memiliki tipe anisositik, tumbuhan
rumput teki dengan ukuran stomata panjang 0.0375 mm dan 0.0225 mm yang memiliki
tipe graminae, tumbuhan apu-apu mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.02

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


88
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

mm dan lebar 0.0125 mm yang memiliki tipe menonjol, tumbuhan melati air
mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.05 mm dan lebar 0.0325 mm yang
memiliki tipe diasitik, tumbuhan rumput malela mempunyai ukuran stomata dengan
panjang 0.025 mm dan 0.015 mm yang memiliki tipe graminae, tumbuhan genjer
mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.025 mm dan lebar 0.015 mm yang
memiliki tipe amarylidaceae, dan tumbuhan putri malu mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.025 mm dan lebar 0.0175 mm yang memiliki tipe diasitik.
Tanaman teratai tumbuh di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai
memiliki daun yang tumbuh mengambang di permukaan air. daun teratai keluar dari
tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam,
sungai atau rawa. Teratai putih (Nymphaea alba) satu diantara 50-an jenis teratai.
Tangkai teratai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk
oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak
mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk
butiran air.. Teratai memiliki struktur anatomis yang berbeda dengan tumbuhan
lainnya. Struktur tersebut merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya yang
memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan air dan kelembapan yang tinggi serta
keadaan yang kekurangan oksigen. Teratai memiliki lebih banyak ruang-ruang udara
untuk membantu pengapungan di permukaan air.
Struktur Anatomi Daun Teratai (Nymphae sp.)
Tidak memiliki kutikula, pada umumnya tumbuhan hidrofit memiliki kutikula
yang sangat tipis bahkan tidak memiliki kutikula sama sekali.Epidermis yang dimiliki
hanya selapis. Fungsi epidermis lebih berperan dalam hal penyerapan gas dan nutrien.
Sel-sel epidermis ini memiliki dinding yang tipis.
Pada permukaan epidermis terdapat banyak stomata. Tipe stomata yang
dimiliki adalah tipe menonjol keluar karena pada Nymphae sp. memiliki daun yang
mengapung di atas air. Daun Nymphae sp. tergolong daun epistomatik karena
stomata berada di permukaan atas daun (adaksial). Di bawah lapisan epidermis
terdapat jaringan palisade yang didalamnya mengandung klorofil. Sementara itu, di
bawah jaringan palisade terdapt jaringan bunga karang. Berdasarkan keberadaan dari
jaringan palisade dan jaringan bunga karang, daun Nymphae sp. tergolong daun tipe
dorsoventral. Pada bagian jaringan palisade, terdapat sklereid yang bercabang dan
berujung runcing, dan percabangannya masuk ke ruang antar sel. Sklereid bertipe
trikosklereid. Sklereid ini berfungsi sebagai penyokong dan terkait dengan sistem
pengapungan tumbuhan Nymphae sp. ini. Selain pada palisade, trikosklereid juga
terdapat pada jaringan spons, dimana ujung-ujung percabangannya masuk ke ruang-
ruang antar sel. Trikomata tergolong trikoma non glanduler dimana ujungnya
meruncing. Trikomata ini berfungsi sebagai pelindung dan mengurangi penguapan.
Pada daun Nymphae sp., trikomata banyak dijumpai pada bagian permukaan bawah
daun (abaksial). Pada bagian permukaan bawah daun terdapat epidermis bawah yang
berjumlah selapis.
Berdasarkan hasil penelitian tentang ukuran dan bentuk stomata ini, tumbuhan
yang hidup di air mempunyai ukuran yang berbeda serta bentuk yang berbeda-beda.
Perbedaan yang terlihat antara ukuran dan bentuk stomata tumbuhan diakibatkan oleh
pengaruh lingkungan seperti cahaya dan kelembapan. Stomata mempunyai fungsi
pada tumbuhan sebagai tempat yang dilalui oleh gas CO2 dan O2 dan hal ini berkaitan

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


89
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

dengan proses penguapan atau yang disebut dengan proses transpirasi. Lestari
(2006), menyatakan bahwa proses transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor
dalam maupun luar. Faktor dalam yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain:
a. Lebar tidaknya bukaan porus pada stomata akan mempengaruhi sedikit banyaknya
air yang keluar dari tubuh tumbuhan tersebut. faktor yang mempengaruhi membuka
dan menutupnya stomata adalah tingkat cahaya dan kelembaban. Pada sebagian
besar tumbuhan, cahaya menyebabkan stomata membuka. Pada tingkat
kelembaban, sel-sel pengawal kehilangan turgornya mengakibatkan menutupnya
stomata.
b. Jumlah dan ukuran stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.
c. Jumlah daun , makin luas daerah permukaan daun, makin lebar transpirasi.
d. penggulungan atau pelipatan daun apabila lingkungan kurang menguntungkan.
Ukuran dan Bentuk Stomata Tumbuhan Darat
Tumbuhan yang hidup di daerah daratan sering mendapatkan masalah dari
segi ketersediaan air untuk kelangsungan hidupnya, hal ini dapat mempengaruhi
berbagai mekanisme seluler, biokimia, dan fisiologi tanaman dalam tubuhnya sendiri.
Pada tingkat seluler kekeringan mengakibatkan kehilangan air protoplasmik sehingga
konsentrasi ion meningkat, menghambat fungsi-fungsi metabolik, dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya interaksi antar molekul yang dapat menyebabkan denaturasi
protein dan fusi membran. Pengaruh negatif cekaman kekeringan terhadap tanaman
ditentukan oleh tingkat cekaman dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami
cekaman. Tanaman juga mengalami dehidrasi atau cekaman air tidak hanya karena
kondisi kekeringan dan salinitas tinggi, tetapi juga karena suhu rendah. Tumbuhan
menanggapi dan beradaptasi terhadap cekaman air untuk mempertahankan diri dari
cekaman lingkungan tersebut. Adaptasi yang terjadi pada tumbuhan yang yang hidup
di daerah daratan yaitu dapat dilihat dari segi akar yang memanjang hal ini agar dapat
menjangkau jauh air di dalam tanah. Tumbuhan darat memiliki lapisan lilin yang
berfungsi untuk menghambat proses penguapan yang berlebihan serta memiliki ukuran
stomata yang kecil bahkan mengecil disaat mengalami cekaman kekeringan yang
berfungsi agar tumbuhan tetap bertahan hidup (Widyasari et al., 2004).
Cekaman air sering menyebabkan hambatan pertumbuhan, produksi, dan
bahkan menyebabkan kematian. Agar tetap dapat hidup dalam kondisi kekurangan air,
maka tanaman harus memiliki sistem pertahanan terhadap cekaman lingkungan
tersebut.
Tumbuhan darat yang terpilih menjadi sampel ada 10 sampel seperti tumbuhan
mangga, kembang sepatu, kamboja, palem, bluntas, bugenvil, terong, ketapang,
mengkudu, dan jeruk. Masing – masing dari tumbuhan tersebut seperti: Tumbuhan
mengkudu mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm dan lebar 0.0175
mm yang memiliki tipe parasitic, tumbuhan mangga mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.02 mm dan lebar 0.015 mm yang memiliki tipe anomositik,
tumbuhan jeruk nipis mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm dan
lebar 0.015 mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan terong mempunyai ukuran
stomata dengan panjang 0.0225 mm dan lebar 0.01 mm yang memiliki tipe anomositik,
tumbuhan bugenvil mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.003 mm dan lebar
0.02 mm yang memiliki tipe anomositik, tumbuhan kamboja mempunyai ukuran
stomata dengan panjang 0.0325 mm dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe anomositik,

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


90
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

tumbuhan ketapang mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0225 mm dan lebar
0.0125 mm yang memiliki tipe diasitik, tumbuhan palem mempunyai ukuran stomata
dengan panjang 0.0325 mm dan lebar 0.0175 mm yang memiliki tipe gramine,
tumbuhan kembang sepatu mempunyai ukuran stomata dengan panjang 0.0275 mm
dan lebar 0.02 mm yang memiliki tipe diasitik, dan tumbuhan bluntas mempunyai
ukuran stomata dengan panjang 0.025 mm dan lebar 0.0125 mm yang memiliki tipe
diasitik. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka di peroleh ukuran dan
bentuk stomata yang terdapat pada tumbuhan darat lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran stomata pada tumbuhan air. demikian juga terdapat perbedaan bentuk stomata
pada masing-masing tumbuhan darat.
Lestari (2006), menyatakan bahwa stomata berperan penting sebagai alat
untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman
kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju
transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya
stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai
sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan ukuran dan bentuk stomata pada tumbuhan air dan tumbuhan
darat.
2. Ukuran stomata tumbuhan air Eceng gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai
ukuran yang lebih besar dibanding ukuran stomata tumbuhan air lainnya.
3. Bentuk-bentuk dari stomata tumbuhan air yaitu menonjol, Phaneropore, graminae,
amarylidaceae , dan kriptopor.
4. Ukuran stomata tumbuhan darat bervariasi, tumbuhan Palem (Arecaceae)
mempunyai ukuran yang lebih besar dibanding ukuran stomata tumbuhan darat
lainnya.
5. Bentuk-bentuk stomata tumbuhan darat yaitu parasitik, anomositik, anisositik,
diasitik, graminae, dan diasitik.

SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu bahwa masih begitu banyak
tumbuhan air dan tumbuhan darat belum terdeteksi ukuran dan bentuk stomata, maka
dari itu disarankan dapat meneruskan kegiatan meneliti ukuran dan bentuk tumbuhan
air dan tumbuhan darat lainnya.

DAFTAR RUJUKAN
Annisa. 2008. Fotosintesis. https://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/
fotosintesis/. Diakses Tanggal 07 Desember 2008.
Campbell, Niel et al . 2003. Biologi Jilid III.Jakarta: Erlangga
Eka. 2012. Transpirasi Tumbuhan. Http://ekaratnawati2492.wordpress.com/2012/11/12/Transpirasi-
pada-Tumbuhan-/2. Diakses Tanggal 12 November 2012.
Guan ZJ, Zhang SB, Guan KY, Li SY, Hu H (2011) Leaf anatomical structures of
Paphiopedilum and Cypripedium and their adaptive significance. Evolutionary

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


91
Prosiding Seminar Nasional I Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 22 Agustus 2015

Association of Stomatal Traits with Leaf Vein Density in Paphiopedilum, Journal


of Plant Research 124: 289–298.
Haryanti, S. dan Tetrinica Meirina, 2009. Jurnal Optimalisasi Pembukaan Porus
Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) Merril) Pada Pagi Hari Dan Sore.
Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Diponegoro Semarang.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan Antara Kerapatan Stomata Dengan Ketahanan
Kekeringan Pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal
Biodiversitas. Volume 7 Nomor 1 Halaman 44-48.
Risfi, Pratiwi Sutrisno. 2013. Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan
(Stomata).http://risfipratiwisutrisno.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-
anatomi-fisiologi.html
Sugiono, 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutrian, Yayan. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan: Tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syarif 2009. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Bandung: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidikan.
Simbolon. 2014. Pengukuran Kerapatan Stomata Pada Berbagai Jenis Tanaman.
http://www.academia.edu/9294316/proses_membuka_dan_menutuonya_stomata

“Peran Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Cerdas di Abad 21”


92

Anda mungkin juga menyukai