Fisiologis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah diuatarakan bahwa pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya. Faktor-Faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman. Hal
ini dapat terlihat langsung pada vegetasi hutan bakau yang tumbuh di pantai berlumpur. Bakau
mempunyai akar napas. Begitu pula tumbuhan yang tumbuh pada ekosistem rawa, mempunyai
akar papan. Ini semua ada maksudnya, dan terkandung makna bahwa tumbuhan itu juga
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh di sekitar
ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok
saja yang dapat hidup berdampingan.[1]
Fluktuasi lingkungan setiap hari menantang kehidupan tumbuhan. Kadang-kadang, faktor
dalam lingkungan berubah cukup drastic sehingga membuat tumbuhan menjadi tercekam. Kita
akan mendefinisikan disini sebagai kondisi lingkungan yang dapat member pengaruh buruk pada
tumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidup tumbuhan.[2]
Cekaman merupakan faktor lingkungan biotik dan abiotik yang dapat mengurangi laju
proses fisiologi. Tanaman mengimbangi efek merusak dari cekaman melalui berbagai mekanisme
yang beroperasi lebih dari skala waktu yang berbeda, tergantung pada sifat dari cekaman dan
proses fisiologis yang terpengaruh. Respon ini bersama-sama memungkinkan tanaman untuk
mempertahankan tingkat yang relatif konstan dari proses fisiologis, meskipun terjadinya
cekaman secara berkala dapat mengurangi kinerja tanaman tersebut. Jika tanaman akan mampu
bertahan dalam lingkungan yang tercekam, maka tanaman tersebut memiliki tingkat resistensi
terhadap cekaman. Contoh cekaman adalah kekurangan nitrogen, kelebihan logam berat,
kelebihan garam dan naungan oleh tanaman lain.[3]
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Cekaman tumbuhan terhadap fungsi fisiologis ?
2. Adaptasi tumbuhan terhadap cekaman fisiologis ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui berbagai macam cekaman terhadap fungsi fisiologis.
2. Untuk mengetahui cara tumbuhan beradaptasi terhadap cekaman fisiologis.
BAB II PEMBAHASAN
Pada prinsipnya, setiap tumbuhan memiliki kisaran tertentu terhadap faktor
lingkungannya. Prinsip tersebut dinyatakan sebagai Hukum Toleransi Shelford, yang berbunyi
Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas
bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi factor
lingkungannya.[4] setiap makhluk hidup memiliki range of optimum atau kisaran optimum
terhadap factor lingkungan untuk pertumbuhannya. Kondisi di atas ataupun di bawah batas
kisaran toleransi itu, makhluk hidup akan mengalami stress fisiologis. Pada kondisi stress
fisiologis ini, populasi akan menurun. Apabila kondisi stress ini terus berlangsung dalam waktu
yang lama dan telah mencapai batas toleransi kelulushidupan, maka organism tersebut akan mati.
Cekaman biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang
berpengaruh buruk terhadap tanaman.[5] Campbell mendefinisikan cekaman sebagai kondisi
lingkungan yang dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan, reproduksi, dan
kelangsungan hidup tumbuhan.[6]
pada umumnya cekaman lingkungan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1) cekaman biotik, terdiri dari: (a) kompetisi intra spesies dan antar spesies, (b) infeksi oleh
hama dan penyakit, dan (2) cekaman abiotik berupa: (a) suhu (tinggi dan rendah), (b) air
(kelebihan dan kekurangan), (c) radiasi (ultraviolet, infra merah, dan radiasi mengionisasi), (d)
kimiawi (garam, gas, dan pestisida), (e) angin, dan (f) suara.[7]
menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningakatan ratio akar-tajuk, sensitivitas
stomata, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen,
perubahan produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi.[12]
Tumbuhan merespon kekurangan air dengan mengurangi laju transpirasi
untuk penghematan air. Terjadinya kekurangan air pada daun akan menyebabkan
sel-sel penjaga kehilangan turgornya. Suatu mekanisme control tunggal yang
memperlambat transpirasi dengan cara menutup stomata. Kekurangan air juga
merangsang peningkatan sintesis dan pembebasan asam absisat dari sel-sel
mesofil daun. Hormon ini membantu mempertahankan stomata tetap tertutup
dengan cara bekerja pada membrane sel penjaga. Daun juga berespon terhadap
kekurangan air dengan cara lain. Karena pembesaran sel adalah suatu proses yang
tergantung pada turgor, maka kekurangan air akan menghambat pertumbuhan daun
muda. Respon ini meminimumkan kehilangan air melalui transpirasi dengan cara
memperlambat peningkatan luas permukaan daun. Ketika daun dari kebanyakan
rumput dan kebanyakan tumbuhan lain layu akibat kekurangan air, mereka akan
menggulung menjadi suatu bentuk yang dapat mengurangi transpirasi dengan cara
memaparkan sedikit saja permukaan daun ke matahari. Semua respon daun ini
selain membantu tumbuhan untuk menghemat air, juga mengurangi fotosintesis.
Pertumbuhan akar juga memberikan respon terhadap kekurangan air. Selama musim
kemarau, tanah umumya mongering dari permukaan hingga bawahnya. Keadaan ini menghambat
pertumbuhan akar dangkal, karena sel-selnya tidak dapat mempertahankan turgor yang
diperlukan untuk pemanjangan. Akar yang lebih dalam yang dikelilingi oleh tanah yang masih
lembab terus tumbuh. Dengan demikian, sistem akar memperbanyak diri dengan cara yang
memaksimumkan pemaparan terhadap air tanah.[13]
berlebih cukup tinggi sehingga menurunkan potensial air sebesar 0,05 0,1 Mpa. Stres garam ini
berbeda dengan stres ion yang tidak begitu menekan potensial air.
Toleransi terhadap salinitas adalah beragam dengan spektrum yang luas diantara spesies
tanaman mulai dari yang peka hingga yang cukup toleran.
Kehilangan air, bukan menyerapnya. Kedua, pada tanah bergaram, natrium dan ion-ion
tertentu lainnya dapat menjadi racun bagi tumbuhan jika konsentrasinya relative tinggi.
Membran sel akar yang selektif permeabel akan menghambat pengambilan sebagian besar ion
yang berbahaya, akan tetapi hal ini akan memperburuk permasalahan pengambilan air dari tanah
yang kaya akan zat terlarut.[18]
Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang menghambat
pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan biomass tanaman. Tanaman
yang mengalami stres garam umumnya tidak menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan
langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan perubahan secara perlahan. Gejala pertumbuhan
tanaman pada tanah dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak
normal seperti daun mengering di bagian ujung dan gejala khlorosis. Gejala ini timbul karena
konsentrasi garam terlarut yang tinggi menyebabkan menurunnya potensial larutan tanah
sehingga tanaman kekurangan air. Sifat fisik tanah juga terpengaruh antara lain bentuk struktur,
daya pegang air dan permeabilitas tanah.
Pertumbuhan sel tanaman pada tanah salin memperlihatkan struktur yang tidak normal.
Penyimpangan yang terjadi meliputi kehilangan integritas membran, kerusakan lamella,
kekacauan organel sel, dan akumulasi Kalsium Oksalat dalam sitoplasma, vakuola, dinding sel
dan ruang antar sel. Kerusakan struktur ini akan mengganggu transportasi air dan mineral hara
dalam jaringan tanaman.[19]
Banyak tumbuhan dapat berespon terhadap salinitas tanah yang memadai dengan cara
menghasilkan zat terlarut kompatibel, yaitu senyawa organic yang menjaga potensial air larutan
tanah, tanpa menerima garam dalam jumlah yang dapat menjadi racun. Namun demikian,
sebagian besar tanaman tidak dapat bertahan hidup menghadapi cekaman garam dalam jangka
waktu yang lama kecuali pada tanaman halofit, yaitu tumbuhan yang toleran terhadap garam
dengan adaptasi khusus seperti kelenjar garam, yang memompa garam keluar dari tubuh
melewati epidermis daun.[20]
1. Cekaman Panas
Panas berlebihan dapat mengganggu dan akhirnya membunuh suatu
tumbuhan
dengan
cara
mendenaturasi
enzim-enzimnya
dan
merusak
2. Cekaman Dingin
Satu permasalahan yang dihadapi tumbuhan ketika temperature lingkungan
turun adalah perubahan ketidakstabilan membrane selnya. Ketika sel itu didinginkan
di bawah suatu titik kritis, membrane akan kehilangan kecairannya karena lipid
menjadi terkunci dalam struktur Kristal. Keadaan ini mengubah transport zat terlarut
melewati membrane, juga mempengaruhi fungsi protein membrane. Tumbuhan
merespon terhadap cekaman dingin dengan cara mengubah komposisi lipid
membrannya. Contohnya adalah meningkatnya proporsi asam lemak tak jenuh,
yang memiliki struktur yang mampu menjaga membrane tetap cair pada suhu lebih
rendah dengan cara menghambat pembentukan Kristal. Modifikasi molekuler seperti
itu pada membrane membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Pada
suhu di bawah pembekuan, Kristal es mulai terbentuk pada sebagian besar
tumbuhan. Jika es terbatas hanya pada dinding sel dan ruang antar sel, tumbuhan
kemungkinan akan bertahan hidup. Namun demikian, jika es mulai terbentuk di
dalam protoplas, Kristal es yang tajam itu akan merobek membrane dan organel
yang dapat membunuh sel tersebut. Beberapa tumbuhan asli di daerah yang
memiliki musim dingin sangat dingin (seperti maple, mawar, rhodendron) memiliki
Kesimpulan
didefinisikan
sebagai
faktor
luar
yang
tidak
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami
susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, at al. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dharmawan, Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang: UM Press.
Fallah, Affan Fajar. 2006. Perspektif Pertanian dalam Lingkungan yang Terkontrol.
http://io.ppi jepang.org. Diakses pada tanggal 25 April 2013.
Haryati. 2008. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanamanhttp://library.usu.ac.id/download/fp/hslpertanian-haryati2.pdf. Diakses pada
tanggal 25 April 2013.
Hidayat. 2002. Cekaman Pada Tumbuhan. http://www.scribd.com/document_downloads/
13096496?extension=pdf&secret_password=. Diakses pada tanggal 25 April 2013.
Lakitan, Benyamin. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Petani Wahid. 2006. Cekaman Lingkungan Abiotik pada Lahan-Lahan Marginal.
http://petani wahid.blogspot.com/2008/08/tanah-tantangan-bertani-di-indonesia.html.
Diakses pada tanggal 25 April 2013.
Silvika. 2009. Cekaman Cahaya. http://silvika.atspace.com/acara3.htm. Diakses pada
tanggal 25 April 2013.
Sinaga. 2008. Peran Air Bagi Tanaman. http://puslit.mercubuana.ac.id/file/8Artikel
%20Sinaga.pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2013.
Sipayung,
Rosita.
2006. Cekaman
Garam. http://library.usu.ac.id/download/fp/bdprosita2.pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2013.
[1]
Campbell, dkk., Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 397.
[3]
Lambers, H., F. Stuart Chapin, Thijs L. Pons, Plant Physiological Ecology. New
[5] Fallah, Affan Fajar.,2006. Perspektif Pertanian dalam Lingkungan yang Terkontrol.http://io.ppi
jepang.org. Diakses pada tanggal 25 April 2013.
[6]
Campbell, dkk., Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 397.
Hidayat, 2002, Cekaman Pada Tumbuhan.
[7]
Campbell, dkk, Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 398.
[14]
Campbell, dkk., Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 398.
[15]
[19]
[21]
Campbell, dkk., Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 399.
[22]
Campbell, dkk., Biologi Jilid 2 Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal 399.
cara menutup stomata. Kekurangn air juga merangsang peningkatan sintesis dan pembebasan
asam absisat dari sel-sel mesofil daun. Dengan respon tersebut menyebabkan melambatnya
peningkatan luas permukaan daun. Jika tidak dengan menggugurkan daunnya maka dengan
menggulung menjadi suatu bentuk yang dapat mengurangi transpirasi. Akar merespon
kekurangan air dengan memperbanyak diri dengan cara yang memaksimumkan pemaparan
terhadap air tanah.
2. Respon Tumbuhan Terhadap Kekurangan Oksigen
Tumbuhan yang disiram terlalu banyak air bisa mengalami kekuragan oksigen karena
tanah kehabisan ruangan udara yang menyediakan oksigen untuk respirasi seluler akar.
Kekurangan oksigen merangsang produksi hormon etilen, yang menyebabkan beberapa sel
dalam konteks akar mengalami penuaan dan mati. Perusakan dinding sel secara enzimatik
membentuk saluran udara yang berfungsi sebagai snorkel, yang menyediakan oksigen untuk akar
yang terendam.
3. Respon Tumbuhan Terhadap Cekaman Garam
Kelebihan natrium klorida atau garam-garam lain dalam tanah dapat mengancam
tumbuhan karena dua alasan, yaitu Pertama, dengan cara menurunkan potensial air larutan tanah,
garam dapat menyebabkan kekurangan air pada tumbuhanmeskipun tanah tersebut banyak sekali
mengandung air. Kedua, pada tanah bergaram, natrium dan ion-ion tertentu lainnya dapat
menjadi racun bagi tumbuhan jika konsentrasinya relatif tinggi. Sebagian besar tumbuhan tidak
dapat bertahan hidup menghadapi cekaman garam dalam jangka waktu yang lama. Pengecualian
pada halofit, yaitu tumbuhan yang toleran terhadap garam, dengan adaptasi khusus seperti
kelenjar garam, yang memompa garam keluar dari tubuh melewati epidermis daun.
4.
5.
6.
B.
Cekaman
Cekaman
Sipayung
(2006),
kerusakan
yang
timbul
akibat
stres
dapat
Dibagi dalam dua keadaan, yaitu keadaan titik layu permanen dan keadaan
kapasitas lapang (Dwidjoseputro,1989: 44).
Pengaruh
cekaman
air
terhadap
pertumbuhan
tanaman
tergantung
pada tingkat cekaman yang dialami dan jenis atau kultivar yang ditanam. Pengaruh
awal dari tanaman yang mendapat cekaman air adalah terjadinya hambatan
terhadap pembukaan stomata daun yang kemudian berpengaruh besar terhadap
proses fisiologis dan metabolisme dalam tanaman (Penny Packer at all, 1990)
Setiap
jenis
tanah
mempunyai
daya
cekam
air
yang
berbeda-beda
tergantung :
a. tekstur tanah
b. adanya kekasaran, kelicinan kelengketan dan kekenyalan serta derajat kekilatan
tanah. Semakin licin, lengket dan kenyal maka daya cekam air semakin sedikit
udara yang terkandung di dalam tanah sehingga daya cekap tanah semakin kecil.
c. Semua pori-pori tanah
Baik makro maupun mikro dalam keadaan terisi oleh air sehingga jenuh air. Hal ini
menunjukan besarnya daya pegang tanah terhadap air.
Tanah terdiri atas partikel besar yang kurang dapat menahan air daripada
tanah yang partikelnya halus, yaitu dengan membedakan adanya
a. air yang tidak terbebas karena terikat secara kimia pada suatu partikel disebut air
kimia
b. air yang mengelilingi suatu partikel disebut air higroskopik
c. air yang mengisi sela-sela di antara partikel disebut air kapiler
d. air yang lewat dan tidak tertahan disebut air gravitasi
e. kandungan bahan organic
tersusun dari bahan-bahan sisa tumbuhan dan hewan, jasad-jasad hidup mikro
maupun
makro
organisme
dan
humus.
Tanah
yang
berupa
pasir
sedikit
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, at al. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Fallah, Affan Fajar. 2006. Perspektif Pertanian dalam Lingkungan yang Terkontrol.
http://io.ppi jepang.org. Diakses pada tanggal 5 Juli 2009.
Hidayat.
2002. Cekaman
Tumbuhan. http://www.scribd.com/document_downloads/
Pada
13096496?
Rosita.
2006. Cekaman
Garam. http://library.usu.ac.id/download/fp/bdp-