Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

OLEH :

NAMA : REZA NOFRIANTI

NO BP : 1610252044

KELAS KULIAH : PROTEKSI A

KELOMPOK : II (DUA)

KELAS PRAKTIKUM : PROTEKSI B

ASISTEN : 1. ENDAH TRI WAHYUNI (1510231012)

2. DIANA ANGGRAINI (1710232018)

DOSEN PENJAB : Ir. LUSI MAIRA, M.AgrSc.

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya tercurahkan kepada kami yang tak terhingga ini, sholawat serta salam
penyusun sampaikan kepada junjungan Nabi besar kami Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman.

Karena anugerah dan bimbingan-Nya penyusun dapat menyelesaikan


laporan Agroklimatologi ini dengan tepat waktu. Laporan ini kami buat berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan kepada para pembaca
umumnya.

Padang, 14 Mei 2019

Reza Nofrianti

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

DAFTAR TABEL...............................................................................

DAFTAR GAMBAR..........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................
B. Tujuan.....................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKAN
A. Praktikum Lapangan..............................................................
B. Curah Hujan..........................................................................
C. Pengamatan Terjadinya Curah Hujan...................................
D. Respirasi Serangga................................................................
E. Pengaruh Ketersediaan O2 (terhadap lilin) .........................
F. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman............

BAB III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat................................................................


B. Alat dan Bahan.....................................................................
C. Cara Kerja.............................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.....................................................................................
B. Pembahasan.........................................................................

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................
B. Saran....................................................................................
DAFTAR TABEL

Praktikum Lapangan.....................................................................

A. Curah Hujan......................................................................
B. Pengamatan Terjadinya Curah Hujan...............................
C. Respirasi Serangga............................................................
D. Pengaruh Ketersediaan O2 (terhadap lilin) ......................
E. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman..........
DAFTAR LAMPIRAN

A. Perrhitungan.......................................................................
B. Dokumentasi......................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang pertanian energi matahari sangat berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan perkembangan tanaman hijau misalnya dalam proses fotosintesis
serta kecepatan transpirasi pada tumbuhan. Matahari adalah sumber energi bagi
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang penting bagi sumber
kehidupan. Sinar matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang
pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang
melalui proses fotosintesis diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, sinar matahari
memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhan air tanaman. Bagian dalam matahari mempunyai suhu
jutaan derajat kelvin, dengan suhu permukaan 600 K. Dengan suhu tersebut, radiasi
yang dipancarkan berupa gelombang elektromagnetik sebesar 37,5 juta watt/𝑚2 ,
permukaan matahari radiasi yang sampai dipuncak atmosfer rata-rata 1360
watt/𝑚2 , dan yang sampai ke permukaan bumi hanya sekitar setengahnya, karena
sebagian diserap dan dipantulkan kembali ke luar angkasa oleh atmosfer
(khususnya awan). Radiasi yang sampai ke permukaan bumi juga mengalami
pemantulan kembali ke luar angkasa sebesar 30 %. Lama penyinaran ialah lamanya
surya bersinar sampai ke permukaan bumi dalam periode satu hari, diukur dalam
jam. Alat yang digunakan dalam lamanya penyinaran matahari adalah sun shine
recorder type jordan dan kertas pias tipe jordan. Lamanya penyinaran akan
berpengaruhi terhadap metabolisme yang berlangsung pada tubuh mahluk hidup,
misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan
yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya melalui proses
fotosintesis. Dalam bidang pertanian suhu berperan penting dalam pengaruhnya
terhadap laju pertumbuhan tanaman sejak fase perkecambahan atau pertumbuhan
tanaman sejak fase perkecambahan atau pertumbuhan tunas hingga fase produktif.
Suhu dan temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dan atau derajat panas
disebut termometer. Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang
merupakan kombinasi emisi panjang glombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu
tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius,
derajat Fahrenhit, derajat Kelvin, dll. Untuk mengetahui seberapa besar panas yang
diserap oleh tanah, maka digunakan alat yang dinamakan termometer tanah
selubung logam dan alat termometer tanah selubung lainnya. Suhu udara dan suhu
tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya intensitas radiasi yang sampai ke
permukaan bumi. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari yang sampai ke
permukaan bumi, maka semakin tinggi pula suhu udara dan suhu tanah.
Dalam pertanian kelembaban dan suhu sangat berperan penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkecambahan tanaman, sejak dalam fase
perkecambahan atau pertumbuhan tunas hingga fase produktif, ketika tanah dalam
keadaan lembab. Maka suhu tanah akan menjadi faktor lingkungan yang dominan,
yang menentukan laju perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkecambahan
akar. Kelembaban nisbi merupakan nilai nisbi antara uap air aktual dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada temperatur (suhu) dan tekanan tertentu
yang dinyatakan dalam persen (%). Kelembaban merupakan salah satu faktor
lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap aktivitas organisme di alam. Dan
juga kelembaban adalah salah satu faktor ekeologis yang mempengaruhi aktivitas
organisme seperti: penyebaran keragaman harian, keragaman vertikal dan
keragaman horizontal. Kadar uap air di udara disebut lengas (kelembaban
kebasahan udara). Uap air adalah air dalam bentuk dan keadaan gas, supaya air
dapat menguap maka diperlukan satu jumlah panas tertentu, jumlah yang lepas
disebut panas pengembunan. Jadi, pada pengupan memerlukan (mengikat) radiasi
(pemanasan) yaitu dan atau penguapan dipanaskan, sedangkan pada penguapan
dilepaskan panas.
Dalam pertanian bila evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi) yang
terjadi besar sama dengan 1 mm per hari, ini berarti air yang hilang dalam satu
hektar luas lahan sebesar 10 𝑚3 air per hari. Adapun dalam kaitannya dengan
pertanian dengan pertanian faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi
diantaranya yaitu: faktor tanaman, pengelolaan dan kondisi lingkungan. Evaporasi
merupakan hasil penguapan dari permukaan bentangan air atau permukaan benda
padat yang mengandung air; sedangkan transpirasi merupakan penguapan air dari
dalam jaringan tumbuhan melalui suatu celah pada daun tumbuhan (stomata).
Gabungan penguapan yang berasal dari berbagai jenis permukaan dan jaringan
tumbuhan disebut evapotranspirasi. Evaporasi merupakan proses pemekatan
larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Proses evaporasi akan
menurunkan aktivitas air dalam lahan hasil pertanian dan proses evaporasi
berfungsi menurunkan aktivitas air, evaporasi juga dapat meningkatkan konsentrasi
atau visikositas. Evaporasi (penguapan) terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar
matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi melepaskan
ikatan molekul air tersebut kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air
yang tidak terlihat di atmosfer. Sebagai imbangan dari proses penguapan, uap air di
udara juga sebagian akan mengalami perubahan bentuk dari uap air atau gas ke
bentuk cair. Dalam bidang pertanian hujan memainkan peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, jika terlalu sering curah hujan jatuh pada
tanaman yang dibudidaya maka tanah akan masam, sehingga akan membuat
tanaman/pertumbuhannya kurang baik. Dan juga hujan memainkan peran penting
dalam siklus hidrologi. Biasanya hujan memiliki kadar asam pH-6. Air hujan
dengan pH dibawah 5,6 dianggap hujan asam. Air hujan (curah hujan) besar jatuh
lebih cepat dibanding air hujan yang lebih kecil. Jumlah air hujan diukur dengan
menggunakan ombrometer. Alat ini dinyatakan sebagai kedalaman air yang
terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan curah
hujan menurut SI adalah milimeter (mm), yang merupakan penyingkatan dari liter
per meter persegi. Curah hujan yang tinggi dipengaruhi oleh tingginya penguapan
baik secara evaporasi maupun transpirasi yang mengakibatkan terjadinya
pembentukan awan. Awan yang terbentuk menjadi satu dan memiliki gumpalan
yang besar sangat berpotensi menyebabkan hujan. Jumlah hujan yang jatuh tersebut
ke permukaan bumi dikenal dengan nama curah hujan. Curah hujan dapat
berdampak menguntungkan namun dapat pula berdampak merugikan khususnya
dalam bidang pertanian. Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud
cairan. Presipitasi sendiri yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud
padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan
terbentuk apabila titik air yang terpisah ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara
kering. Hujan jenis ini dinamakan atau disebut hujan jenis virga.
Dalam bidang pertanian angin sangat berperan terhadap pertumbuhan
tanaman. Karena angin bergerak biasanya membawa uap air dalam pergerakannya.
Sedangkan diketahui bahwa air sangat berguna bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dan perairan pada tanah. Sehingga tanah menjadi lembab.
Akan tetapi angin juga dapat memberi pengaruh buruk terhadap pertanian.
Misalnya pada angin yang kering yang tidak mengandung uap air didalamnya,
maka dapat menyebabkan tanaman menjadi rusak karena angin tersebut biasanya
mengandung panas. Angin merupakan udara yang bergerak secara horizontal dari
suatu daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Udara yang bergerak
secara vertikal biasanya tidak disebut angin melainkan gerakan udara sedangkan
udara bergerak berputar disebut turbulensi. Penyebab utama perbedaan tekanan
udara adalah perbedaan pemanas dan pendingin atau suhu pada tempat-tempat di
permukaan bumi. Massa udara yang bergerak ini disebut angin.,Massa udara
dipermukaan bumi hampir selalu bergerak akibat adanya perbedaan tekanan antara
dua tempat atau lebih. Angin juga merupakan udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di
sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara
rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi
lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena
udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di
atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas
dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Angin berfungsi sebagai:
pemindahan panas, pemindahan uap air, awan dan pemindahan bahan-bahan atau
partikel yang ada di udara seperti debu, spora, tepung sari dll. Angin mempunyai
energi, yang berkecepatan tinggi disebut badai dapat menimbulkan kerusakan
bangunan, tumbangnya pohon-pohon, erosi, mengganggu pelayaran dan
penebangan pohon, erosi, mengganggu pelayaran dan penebangan.

Dilihat dari uraian diatas. Oleh karena itu perlu dilakukannya praktikum ini,
untuk mengetahui alat apa yang digunakan dalam mengukur faktor cuaca dan iklim
dan atau unsur cuaca dan iklim, fungsi, dan prinsip kerja dari alat tersebut, serta
keterkaitannya dalam bidang pertanian. Maka dari itu setelah kita mengetahui
tentang keterkaitannya dengan bidang pertanian yaitu sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jadi, mengukur faktor cuaca dan iklim
dan atau unsur cuaca dan iklim itu sangat penting. Karena kita dapat mengetahui
jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dan waktu penanaman yang tepat.
Sehingga dapat meningkatkan ekonomi yang baik, jika kita tinjau dari hasil
produksi pertanian yang meningkat dan melimpah.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Agroklimatologi yaitu untuk
mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim dan pengaruhnya terhadap pertanian,
mengenal alat-alat pengukur unsur-unsur cuaca, mempelajari dan memahami cara
penggunaan alat pengukur unsur cuaca, mengetahui cara pengambilan data cuaca
dan iklim, dan mengetahui hubungan timbal balik antara unsur-unsur cuaca.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Praktikum Lapangan

Secara luas meteorology didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer


yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan
permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan
hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca
dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal
dengan stasiun meteorology.(Kartaspoetra,2004)

Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data


meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dap at
menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup ta naman dan
hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertan ian dan keadaan
alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang s ecara rutin
diamatiantara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling ba wah, suhu dan
kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, da n curahan lainnya,
durasi penyinaran dan reaksi matahari. ( Kartasapoetra,2004)

Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai a rti


pentingdan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam
yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Pemupukan dan penyemprotan
hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraansore hari
akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam
menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian juga memanfaatkan
informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampaidengan
pelaksanaannya. ( Guslim, 2009)

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing-masin
gberarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos
sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran
dan penj elasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan
bagaiman a kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi
memerlukan i nterpretasi dari data-data yang banyak sehingga memerlukan
statistik dalam pengerja annya, orang-orang sering juga mengatakan klimatologi
sebagai meteorologi statistic. ( Kamir, 2009)

Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis tanaman
yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian
klimatologi dal am bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan semakin
berkembangnya isu p emanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim,
membuat sektor pertanian begi tu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan
perubahan awal musim dan akhir mu sim seperti musim kemarau dan musim hujan
membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa
panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas
penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. (Kamir, 2009)

Selain dari hujan terdapat faktor yang juga penting dalam pertanian yaitu Radi
asi Surya. Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang kurang
da ri(0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi,
spect tra photosynthetically Active Radiation (PAR) yang berperan membangkitan
proses f otosintesis dan spectra inframerah (lebih dari 0.74 mikron) yang
merupakan pengatur suhu udara . spectra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut
menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
Ternyata spectrum biru memberi kan sumbangan yang paling potensial dalam
fotosintesis. Untuk memanfaatkan poten si energi surya, ada 2 (dua) macam
teknologi yang sudah diterapkan, yaitu energi sury a termal dan energi surya
fotovoltaik. ( Pettersen, 2006)

B. Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah
hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Dimana hujan adalah butiran-
butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun kepermukaan bumi. Sedangkan
garis yang menghubungkan tempat-tempat dipeta yang mendapat curah hujan yang
sama disebut isohyet atau setara (Hanafi, 2006).

Air hujan yang jatuh langsung pada air permukaan dapat menimbulkan
pengaruh yang berbeda-beda. Kualitas air didanau dapat menjadi baik melalui
pengenceran oleh air hujan yang relatif bersih. Air hujan yang mengandung
sejumlah nitrogen dan sulfur bersifat sangat asam dan bisa mengganggu
keseluruhan kehidupan biokimia yang ada dalam badan air (Wiradjmoko, 2005).

Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh
kepermukaan bumi. Meskipun kabut, embun dan embun beku (frost) dapat berperan
dalam alih kebasahan (moristure) dari atmosfer ke permukaan bumi. Unsur tersebut
tidak ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, salju dan
batu es hujan (hail). Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai dan di
Indonesia yang dimaksud dengan endapan adalah curah hujan. Curah hujan dan
suhu sangat penting bagi kehidupan di permukaan bumi , jumlah curah hujan dicatat
dalam inci atau milimeter. ( Rodjali, 2007).

Hujan sering disebut juga dengan istilah ”presipitasi” karena merupakan salah
satu bentuk presipitasi dapat didefinisikan sebagai massa air baik dalam bentuk cair
atau padat yang merupakan hasil akhir proses pendinginan awan (kondensasi) di
atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi. Jadi presipitasi selalu didahului oleh
proses kondensasi atau pembekuan uap air (Sukartono, dkk. 2006).

Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah
hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di
wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk
medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai
dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa
sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke
permukaan bumi (Handoko, 2003).

C. Pengamatan Terjadinya Hujan


Hujan adalah butir-butir air yang jatuh ke bumi dari atmosfer. Awan adalah
titik-titik air yang melayang-layang di atmosfer dan merupakan bahan baku
hujan. Kadang-kadang butir-butir air yang jatuh akan menguap kembali
sebelum mencapai permukaan bumi.Hujan turun dari awan, adanya awan belum
tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu
menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu di bawah awan
harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang telah
besar dan berat jatuh sebagai hujan. ( Donoso, 2009)
Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air (dalam mm) yang diterima di
permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan
peresapan/perembesan ke dalm tanah. Jumlah hari hujan umumnya di batasi
dengan jumlah dengan curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat
dinyatakan per-minggu,dekade,bulan,tahun atau periode tanam (tahap
pertumbuhan tanaman). Intensitas hujan adalah curah hujan dibagi dengan
selang waktu terjadinya hujan. (Mart, 2005)
Air hujan terdiri atas : ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlo, bikarbinat,
dan sulfat ynag merupakan jumlah yang besar bersama-sama. Ammonia, nitra,
nitrit, nitrogen, dan susunan-susunan nitrogen lain. Bagian yang kecil misalnya:
iodine, bromine, boron, besi, almunium, dan silica. Asal unsure-unsur ini adalah
lautan, sungai-sungai atau danau, permukaan tanah, vegetasi, industri, dan
gunung-gunung berapi. Air hujan pH-nya berkisar antara 3,0-9,8.Hujan yang
jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu
melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari
tempat tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di
permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut. Garis yang
menghubungkan titik-titik dengan curah hujan sama selama periode tertentu
disebut isohyet. Distribusi curah hujan bulanannya kebalikan dari jenis
monsoon.
D. Respirasi

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di
bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya
matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada di dalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).

Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2)


ke dalam paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) serta uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah
seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui
proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun
bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.

Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan


jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan
dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,
respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi
mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan.
Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga
satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan
oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak hanya melibatkan oksigen.

Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :

1. Respirasi Aerob (Oksidasi)

Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen,


reaksi umumnya sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori

2. Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen.
Reaksi umumnya sebagai berikut:

C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori

Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna,


karena masih dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua.
Pada proses tersebut hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat,
sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan
pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organisme tingkat rendah, yaitu pada
ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya berlangsung dalam
keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi
ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.

Dalam bereksperimen atau melakukan praktikum respirasi pada kecambah,


diperlukan alat yang berfungsi untuk mengukur kelajuan respirasi pada kecambah
dengan mengukur rata – rata pertukaran oksigen dan karbondioksida. Alat itu
disebut respirometer. Respirometer memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor
– faktor lain, seperti umur pada kecambah dan cahaya mempengaruhi rata – rata
pernapasan.

Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan, terdapat
oksigen yang digunakan oleh organisme dan terdapat pula karbon dioksida yang
dikeluarkan oleh organisme tersebut. Jika organisme yang bernapas itu disimpan
dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan organisme dalam ruang
tertutup itu diikat (misalnya, oleh kristal KOH), maka penyusutan udara akan
terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam tabung itu dapat dicatat (diamati) pada
pipa kapiler berskala pada respirometer.

Selanjutnya yaitu langkah – langkah bereksperimen atau melakukan


praktikum. Spesimen yang akan digunakan dalam praktikum ini, sebaiknya
kecambah yang masih segar dan tidak layu (kecambah yang digunakan yaitu
kecambah pendek atau kecambah soto). Kemudian, tabung spesimen dipisahkan
dari bagian berskala dan memasukkan zat pengikat 𝐶𝑂2, yaitu kristal KOH yang
dibalut dengan kapas tipis.
Setelah itu, spesimen dimasukkan ke dalam tabung (perlu diperhatikan
bahwa jangan meletakkan spesimen terlalu dekat atau bahkan menempel dengan
balutan kapas 𝐶𝑂2, karena bisa menyebabkan kecambah mati sebelum diamati laju
respirasinya). Kemudian, menutup rapat bagian tabung spesimen dengan tabung
skala (bila diperlukan memakai plastisin dengan tujuan untuk menghindari
kebocoran udara).

Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa
berskala diberi tetesan air. Tetesan air ini akan bergerak ke arah tabung spesimen,
karena terjadinya penyusutan volume udara dalam ruang tertutup (tabung
spesimen). Hal itu merupakan akibat dari adanya pernapasan, yaitu 𝑂2 diserap dan
𝐶𝑂2 dihembuskan, tetapi diikat oleh kristal KOH.

Kecepatan tetesan air yang bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan


pernapasan organisme yang diselidiki. Perhitungan dilakukan untuk memperoleh
angka kecepatan respirasi kecambah dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil
berupa lama pernapasan (diambil 2 menit sekali) dan jarak yang ditempuh oleh
tetesan air yang bergerak.

Faktor yang mempengaruhi laju respirasi, yaitu :

1. Ketersediaan substrat

Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam


melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya, bila
substrat tanaman tinggi, maka akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi
pula.

2. Ketersediaan oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya


pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3. Suhu

Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10oC. Namun hal ini tergantung pada masing – masing
spesies.

4. Tipe dan umur tumbuhan

Masing – masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme. Dengan


demikian, kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing –
masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua.

E. Ketersediaan O2 pada tanaman

Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi pada mahluk hidup yang


meliputi pertambahan ukuran tubuh. Sedangkan perkembangan adalah proses untuk
mencapai kematangan fungsi organisme. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan proses yang saling berhubungan. Kedua proses tersebut dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal (faktor lingkungan).

Faktor internal meliputi faktor genetis (hereditas) dan proses fisiologis


individual yang bersifat spesifik. Sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan
meliputi pengaruh iklim, tanah, dan biota tempat tumbuhan berada. Kondisi ini
akan mempengaruhi tumbuhan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan adalah temperatur, cahaya, air, pH, oksigen, dan nutrisi.

Oksigen merupakan faktor pembatas pada setiap organisme. Kondisi ini juga
berlaku untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kosentrasi oksigen
sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar tumbuhan
memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Dengan
dasar itulah petani sering menggemburkan tanaman mereka secara berkala. Aerasi
yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan unsur-
unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari
tanaman itu sendiri yaitu meliputi gen dan hormon. Sedangkan Faktor eksternal
merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang berasal dari luar tubuh
tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada beberapa faktor
ekstrenal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu air,
cahaya, kelembapan, oksigen, pH, makanan (nutrisi), dan suhu.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat


permanent (tetap)dan tidak dapat balik ( Irrevisible), sedangkan perkembangan
adalah proses perubahandalam bentuk.Pada proses pertumbuhan selalu terjadi
peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukanmerupakan besaran sehingga
tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalaisejak terjadi fertilisasi.
Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yangdibuahi menjadi zigot,
embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon.Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah
(bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks.

Carbon , Oksigen dan Hidrogen merupakan bahan baku dalam pembentukan


jaringan tubuh tanaman, berada dalam bentuk H2O (air), H2CO3 (asam karbonat)
dan CO2 (gas karbondioksida). Karbon adalah unsur penting sebagai pembangun
bahan organik, karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan
organik. Unsur Karbon ( C ), ini diserap tanaman dalam bentuk gas CO2 yang
selanjutnya digunakan dalam proses yang sangat penting yaitu FOTOSINTESIS :
CO2 + H2O-------- C6H12O6 tanpa gas CO2 proses tersebut akan terhambat
sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman pun akan terhambat.

Landegrardh (1924) menyatakan bahwa:

* CO2 pada permukaan tanah sekitar 0.053 - 0.28 %

* Diatas daun 0.04 - 0.06 %

* Satu meter di atas tanah + 0.07 %


Sama halnya dengan karbon, ternyata Hydrogen (H) merupakan elemen pokok
pembangunan bahan organik dan unsur H ini diserap oleh tanaman dalam bentuk
H2O. Esensi unsur ini bagi tanaman adalah pada proses fotosintesis ( CO2 + H2O
C6H12O6 ) di sini jelas terlihat bahwa, unsur H sama pentingnya dengan unsur C.
Sedangkan Oksigen ( O ) juga terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan
termasuk pembangun bahan organik, diambil oleh tanaman dalam bentuk gas O2
esensi utama dari unsur. Oksigen ini adalah pada proses res-pirasi.Kita ingat bahwa
proses respirasi tanaman adalah proses perombakan gula (karbohidrat) hasil
fotosintesis dan hasil akhir dari dari proses respirasi yaitu terbentuknya ATP yang
merupakan sumber energi utama bagi tanaman untuk melakukan semua kegiatan
seperti absorbsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun
fotosintesis.

F. Pengaruh Cahaya terhadap Tanaman

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari
seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan
dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh. Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor
tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor
fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya. ( Ayu, 2011).

Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat


kembali) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat juga
disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara
kuantitatif (dihitung dengan angka). Sedangkan perkembangan adalah
terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak
dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk
dan tingkat kedewasaan. (Kimball, 2002).

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup didunia. Bagi manusia , hewan, dan tumbuhan, cahaya matahari adalah
penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Kekurangan cahaya matahari akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung pada jenis tumbuhan.Seperti teori yang sudah ada, tumbuhan yang
mengalami kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan
gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Semua ini terjadi
dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin
untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat
terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi
relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan
batang kecambah lebih kokoh. (Mart, 2005).

Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa


cahaya matahari. Selain itu, fototropisme ini berkaitan erat dengan zat tumbuh yang
terdapat pada ujung tumbuhan yang disebut auksin. Pada sisi batang yang terkena
cahaya, zat tumbuh lebih sedikit daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya.
Akibatnya, sisi batang yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan lebih lambat
daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke arah
cahaya karena auksin di bagian yang terkena sinar matahari mengalami penguraian
sehingga pertumbuhan pada bagian tersebut terhambat. Sebaliknya, auksin pada sisi
yang tidak terkena sinar tetap bekerja normal. Kecepatan pembelahan yang tidak
sama antar kedua sisi tanaman tersebut menyebabkan tanaman membelok ke arah
cahaya. (Lakitan, 2007).

Hormon auksin bekerja dengan cara mengeluarkan ion H+, sehingga pH di


dalam sel-sel tumbuhan (pada sisi yang lebih gelap) akan turun atau menjadi asam.
Pada suasana asam, dinding sel juga akan menjadi asam, sehingga enzim expansin
akan aktif. Aktifnya expansin akan merusak ikatan-ikatan penyusun pada struktur
dinding sel yang kemudian dinding sel akan menjadi lebih rapuh, sehingga
kekuatannya pun menurun. Saat itulah sel-sel tumbuhan akan mudah mengembang
akibat dari cairan yang masuk ke dalam sel, kemudian tekanan dari dalam sel akan
dihasilkan yang selanjutnya akan memicu terjadinya fototropisme akibat dari
kecepatan tumbuh sisi tanaman yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan tumbuh sisi tanaman yang terkena cahaya. Oleh karena itulah seolah-
olah tumbuhan cenderung tumbuh ke arah datangnya cahaya.( Lakitan, 2007).
BAB III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Agroklimatologi ini dilakukan mulai dari tanggal 23 Februari


sampai dengan 20 April 2019, setiap hari Selasa pada pukul 13:30 sampai selesai,
bertempat di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas,
Padang.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, teko plastik,
kayu berukuran 2 m, gelas ukur, nampan yang berlobang, kompor, kipas angin,
respirometer, parafilm, gunting, kamera dan gelas dengan ukuran berbeda.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah tali raffia, es batu, seragga, larutan
(KOH), larutan dari perasan ubi kayu dan jeruk nipis, kapas, tanaman, kantong
hitam, lilin, dan korek api.

C. Cara Kerja
1. Pengamatan Lapangan BMKG Sicincin

Saat melakukan kuliah lapangan di BMKG Sicincin, pengamatan terfokus


kepada alat-alat yang berhubungan dengan iklim atau klimatologi untuk
mendapatkan ramalan cuaca, sehingga pengamatan dilakukan di taman alat dengan
ukuran seluas 60 X 40 Meter. Alat-alat dan fungsi alat di taman alat dijelaskan oleh
pegawai BMKG yang bertugas disana dan saat dijelaskan alat-alat boleh
didokumentasikan untuk kepentingan perkuliahan. Saat melakukan kuliah lapangan
di BMKG Padang Panjang, lebih terfokus kepada aspek geofisika

2. Pengamatan Curah Hujan Menggunakan Ombrometer

Semua alat dan bahan yang diperlukan disiapkan. Tanah di gali dengan
kedalaman 20 cm. selanjutnya kayu yang berukuran 200 cm dibenamkan sehingga
yang tersisa berukuran 180 cm. timbun kembali lubang dan pastikan kayu berdiri
dengan kokoh. Pada bagian ujung kayu, di pasang teko plastik dan di ikat kuat
menggunakan tali. Pengamatan dilakukan setiap hari sebelum jam 7 pagi.

3. Proses Terbentuknya Hujan

Semua alat dan bahan yang digunakan disiapkan. Es batu yang akan digunakan
di pecahkan dengan ukuran yang sama besar dan dimasukkan kedalam nampan
yang telah dilobangi. Es batu yang berada dalam nampan di letakkan di atas nyala
api dengan jarak lebih kurang 20 cm. terdapat 2 perlakuan yang kan dilakukan..
Pada nampan pertama dengan kipas angin, dan nampan kedua tanpa kipas angin.
Amati bagaiman pengaruh angina terhadap proses terbentuknya hujan.

4. Respirasi Pada Serangga

Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Respirometer terdiri dari tabung
kaca yang tutupnya disambungkan dengan kaca. Kemudian diberi kapas yang telah
ditetesi KOH. Selanjutnya dimasukkan serangga. Lalu, di parafilm dan di ujung
selang di tetesi larutan larutan eosin yang diganti dengan larutan dari perasan ubi
kayu dan jeruk nipis

5. Respon Tanaman terhadap Cahaya Datang

Semua alat dan bahan yang di gunakan dsiapkan. Kantong hitam dipotong
bagian ujungya. Setelah dpotong, tanaman ditutup dan bagian bawahnya di ikat
dengan tali. Setelah beberapa hari, amati arah tumbuh dari tanaman, apakah cahaya
berpengeruh atau tidak terhadap tanaman tersebut.

6. Pengaruh O₂ Terhadap Lilin

Semua alat dan bahan yang di gunakan disiapkan. Lilin dipotong sama besar
dengan ukuran 7 cm. Setelah di potong, lilin ditempelkan pada lantai agar tidak
mudah rebah. Lilin dinyalakan dan ditutup dengan gelas secara bersamaan dimana
ukuran setiap gelas berbeda-beda. Catat waktu lamanya lilin menyala.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Lapangan (bmkg)

No Nama Alat Gambar Fungsi Cara Kerja


1. Penakar huja Mengukur curah Mengukur curah
biasa (OBS) hujan hujan 1x24 jam.
Setiap pagi
ditakar berapa
ml air hujan
yang
tertampung
2. Hellman Mengukur curah air hujan masuk
otomatis hujan melalui corong
kemudian akan
terkumpul
dalam tabung.
Gerakan pena
tersebut akan
mencatat pada
pias yang
dipasang pada
silinder jam, jika
gerakan pena
mencapai skala
10 mm pada pias
maka secara
otomatis air
akan turun
melalui pipa.
tangkai pena
turut
bergerak turun
sampai pena
menunjuk skala
nol, jika hujan
masih turun
pena akan naik
lagi, demikian
seterusnya.

3. Automatic Mengukur curah Curah hujan


Rain Gauge hujan langsung
(ARG) terbaca
dikomputer 1x3
bulan, karena
pada alat
tersimpan
memori.
4. Campbell Mengukur lama Lamanya
Stokes penyinaran penyinaran
matahari. matahari dicatat
dengan jalan
memfokuskan
sinar matahari
tepat mengenai
kertas pias, dan
hasilnya pada
pias akan
terlihat bagian
yang terbakar,
panjang bekas
bakaran
menunjukkan
lamanya
penyinaran
matahari.
5. Aktinograf Mengukur Terdiri dari dua
Bimetal kekuatan cahaya buah lempengan
matahari dalam logam yang
waktu satu hari. berbeda warna
sebagai sensor,
yaitu lempengan
berwarna putih
mengkilat dan
warna hitam
gelap.
Perbedaan
selisih nilai
pemuaian kedua
lempengan
tersebut dipakai
sebagai dasar
pengukuran dan
perbedaan
radiasi.
6. Cup Counter Mengukur Alat ini terdiri
Anemometer. kecepatan angin dari 3 buah
rata-rata selama mangkok yang
periode tertentu akan berputar
bila tertiup
angin, pada
bagian bawah
mangkok
terdapat angka
counter yang
mencatat
perputaran
mangkok
tersebut.
7. Wind Vane Berfungsi untuk Alat ini
Anemometer mengukur arah dipasang pada
dan kecepatan pipa besi dengan
angin. ketinggian 10
meter, dimana
alat ini terdiri
dari sensor dan
alat penunjuk
yang
dihubungkan
melalui kabel.
8. Automatic Mengukur dan WS ini
Weather mencatat unsur dilengkapi
Station cuaca secara dengan alat
(AWS) otomatis sensor , unsur-
unsur cuaca
akan terdeteksi
oleh sensor dan
terekam selama
24 jam. Data
yang sudah
tercatat pada PC
Computer
program AWS
diarsipkan.
9. Lysimeter mengukur jumlah Prinsip kerja
evapotranspirasi alat tersebut
pada sebidang diatas adalah
tanah bervegetasi dengan
secara langsung mengukur
jumlah air yang
menguap
dihitung
berdasarkan
persamaan
kesetimbangan
air.
10 Pskometer Untuk mengukur Suhu max
suhu, dibaca jam 7
kelembaban. malam, suhu
minimum
dibaca jam 7
pagi. Terdiri
dari termometer
bola kering dan
termometer bola
basah.

11, Piche Mengukur Prinsip kerja


evaporimeter penguapan dalam pada alat ini
sangkar didasarkan pada
laju
evapotranspirasi
.
12. Gun Bellani Fungsi alat ini Pengamatan
sama dengan alat dilakukan
aktinograf yaitu dengan
untuk mengukur membaca
total radiasi jumlah air yang
matahari selama terkondensasi
satu hari sejak pada tabung
matahari terbit buret, kemudian
hinga terbenam alat dibalik
sehingga posisi
bola hitam
beradadibagian
bawah dan air
akan masuk ke
dalam sensor.
Selanjutnya alat
dibalik kembali,
sensor ada
dibagian atas
dan zat cair tetap
berada dalam
bola hitam.
13. Evaporimeter Alat yang Evaporimeter
digunakan untuk merekam
mengukur penguapan yang
kecepatan terjadi dengan
penguapan air cara membaca
dalam udara pada angka yang
lingkungan ditunjukkan
tertentu dan waktu
tertentu.
14. Hook gauge Digunakan untuk Untuk jenis
mengukur cassella, terdiri
perubahan tinggi dari sebuah
permukaan air batang yang
dalam panci. berskala, dan
sebuah sekrup
yang berada
pada batang
tersebut,
digunakan untuk
mengatur letak
ujung jarum
pada permukaan
air dalam panci
15. Still Well tempat Bejana
meletakkan hook digunakan untuk
gauge dan membuat
permukaan air
dalam bejana
menjadi tenang
dibandingkan
dengan pada
panci, sehingga
penyetelan
ujung jarum
dapat lebih
mudah
dilakukan.
16. Thermometer Untuk mengukur Thermometer
air suhu air dapat dipasang pada
diketahui hanya rangka baja non
pada waktu magnetis yang
dilakukan terapung sedikit
pembacaan di bawah
permukaan air
oleh pelampung
aluminium.
Kedua bola
thermometer
dilindungi dari
radiasi. Suhu
max
ditunjukkan
oleh kanan
index dalam
tabung atas.
Suhu mini
ditunjukkan
oleh ujung
kanan indeks
dalam tabung
bawah.
17. Thermometer Berfungsi untuk Thermometer
Tanah mengukur suhu ini
tanah dengan menggunakan
kedalaman yang cairan air raksa
berbeda, yaitu : 0 dan diletakkan
cm (permukaan di tanah yang
tanah), 2 cm, 5 permukaan
tanahnya
cm, 10 cm, 20 cm, gundul. Untuk
50 cm dan 100 cm thermometer
dipasang dengan
sudut
kemiringan 60º
dan dipasang
pada penahan
besi untuk
memudahkan
pembacaan.
18. Thermometer Berfungsi untuk Jika suhu turun,
Minimum mengukur suhu alkohol akan
Rumput terendah/ menyusut dan
minimum rumput permukaan
pada suatu alkohol akan
periode menarik indeks
pengamatan ke arah skala
lebih kecil,
sebaliknya jika
suhu naik,
permukaan
alkohol akan
naik sedangkan
indeks tetap
tertinggal
menunjukkan
skala yang
terendah yang
dicapai suhu
udara.
1. Pengamatan Curah Hujan

Pengamatan Ombrometer Kampus Unand

Tabel 2. Data pengamatan ombrometer kampus Unand

Minggu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu


ke-

1 19,45 0,0 0,0 0,0 1,72 0,0 26,33

2 0,0 0,51 41,49 45,68 0,0 0,0 0,0

3 10,86 0,32 2,15 7,20 0,0 0,0 0,86

4 7,52 0,0 0,0 4,30 2,36 36,54 3,32

5 8,06 17,52 0,0 4,62 20,85 3,69 12,01

Total 45,89 18,35 43,64 61,8 24,93 40,23 42,52

Rata- 9,178 3,67 8,728 12,36 4,986 8,046 8,504


Rata

2. Proses Terbentuknya Hujan/Hujan Buatan


Tabel 3. Data hasil Proses terbentuknya hujan
Pengamatan ke- Dengan bantuan kipas Tanpa kipas

1 01‘ 33” 8’ 14”

2 02’ 54” 08’ 27”


3. Respirasi Pada Serangga
Tabel 4. Data hasil respirasi serangga

Serangga Waktu

1 11.12‘

2 13.24‘

3 22.54’

4 26.10’

5 36.30’

4. Respon Tanaman Terhadap Cahaya Datang


Tabel 5. Data pengamatan arah tumbuh tanaman terhadap cahaya
Gambar sebelum Gambar sesudah Keterangan
perlakuan perlakuan
Cahaya tidak
mempengaruhi arah
tumbuh tanaman
5. Pengaruh O₂ Terhadap Lilin
Tabel 6. Data hasil pengamatan O₂ terhadap lilin
Ukuran gelas Lama api lilin mati

Kecil 4”

Sedang 8”

Besar 15”

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil seperti


pada table di atas. Masing-masing materi mempunyai pembahasan tersendiri

Pratikum Lapangan (BMKG)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan berupa pengamatan alat-alat


pengukur cuaca dapat dilihat bahwa BMKG memiliki banyak alat untuk mengukur
cuaca. Alat-alat yang ada di BMKG sicincin adalah sebagai berikut: A). Sangkar
Meteorologi, berfungsi Sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar
tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar
mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi.
Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban
udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban
udara diluar, B). Termometer Tanah, berfungsi untuk mengukur suhu tanah.
Pengukuran dilakukan dengan dua jenis tanah yaitu tanah bervegetasi rumput dan
tanah tidak bervegetasi atau tanah gundul. Termometer tanah jenis ini dapat
digunakan sampai kedalaman pengukuran 300 cm. Terdiri dari termometer yang
berada dalam tabung gelas. Pada masing-masing kedalaman pengukuran
dimasukkan selongsong tabung baja, termometer kemudian diturunkan
menggunakan rantai kedalam tabung tersebut, C). Campbell Stokes, Fungsinya
yaitu untuk menunjukkan seberapa lama matahari menyinari bumi salama 12 jam.
cara pemasangannya adalah lensa bola kaca pada alat Tipe Campbell Stokes tepat
berada di tengah, membagi jarak timur barat kertas pias menjadi dua bagian yang
sama, D). Penakar Hujan Hellman, Berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah,
dan waktu terjadinya hujan,dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan
tanah sampai ke corong penakar dan luas penampang corong 200 cm2.
Prinsip kerja dari Penakar Hujan Hellman adalah ketika Air hujan masuk ke
reservoir yang dihubungkan dengan pipa. Didalam reservoir ditempatkan
pelampung, pada saat air masuk kedalam reservoir, pelampung akan terangkat dan
pada pelampung dipasang tangkai pena yang mencatat pada kertas pias yang
ditempelkan pada silinder yang diputar oleh jam. Bekerjanya penakar hujan ini
apabila air yang tertampung dalam reservoir telah mencapai setara dengan tinggi
curah hujan 10 mm, maka air dalam reservoir akan tumpah secara otomatis melalui
pipa pindah (sifon) dipasang pada reservoir dan pena akan kembali lagi ke angka
nol. Air yang tumpah melaui pipa sifon ditampung dalam sebuah bejana , untuk
selanjutnya ditakar kembali sebagai penteraan apakah yang tercatat pada pias sama
dengan yang ditajar dengan gelas ukur khusus hellman, E). Penakar Hujan ARG,
berfungsi untuk mengukur curah hujan secara otomatis. Prinsip kerja dari Penakar
Hujan ARG adalah ketika air hujan turun melewati corong dan data akan terhitung
otomatis, data akan langsung dikirim ke pusat, F). Anemometer Cup Counter,
berfungsi untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu tertentu. Alat ini
terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, dimana bagian
bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok
tersebut, G). Evaporimeter Pan, berfungsi untuk Evaporimeter panic terbuka
digunakan untuk mengukur evaporasi. Semakin luas permukaan panic, semakin
representative atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai, dan lain-lain. Biasanya diukur sebanyak 3 kali
sehari yaitu jam 7 pagi, 2 siang, dan jam 6 sore. Pada evaporimeter terdapat
thermometer apung. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi
di permukaan bumi/tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air
raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat
dengan menambahkan suhu maksimum dan minimum, kemudian dibagi 2.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat dikatakan bahwa iklim di


suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu radiasi surya,
tekanan udara, suhu, kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi, dan awan.
Dari kedelapan faktor tersebut dinamakan unsur-unsur cuaca. Unsur unsur cuaca
tersebut memiliki pengaruh yang besar terutama terhadap dunia pertanian. Oleh
sebab itu pengetahuan mengenai pengamatan iklim sangat dibutuhkan.

1. Curah hujan

Pada praktikum curah hujan ini, kami mengamati curah hujan di daerah padang
lebih tepatnya di Universitas Andalas, Fakultas Pertanian, dekat rumah kaca. Dari
praktikum ini dapat dilihat hasil praktikum pada tabel yang merupakan curah hujan
selama pengamatan. Pengamatan ini dilakukan selama lima minggu dan dapat
dilihat hasilnya pada tabel. Curah hujan rata-rata pada hari minggu adalah sebesar
9,178 mm. Curah hujan rata-rata pada hari senin adalah sebesar 3,67 mm. Curah
hujan rata-rata pada selasa adalah sebesar 8,728 mm. Curah hujan pada rabu adalah
sebesar 12,36 mm. Curah hujan pada kamis adalah sebesar 4,986 mm. Curah hujan
pada jumat adalah sebesar 8,046 mm. Curah hujan pada sabtu adalah sebesar 8,504
mm

Dari data yang didapatkan pada praktikum dapat dikatakan bahwa intensitas
curah hujan di kampus unand termasuk belum lebat. Intensitas curah hujan dapat
dikatakan tinggi atau lebat apabila curah hujan berada pada rentang 50mm -
100mm per hari. Pada praktikum ini hanya data curah hujan pada minggu pertama
dan minggu kedua yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai intensitas curah
hujan tinggi atau lebat.

Pada tabel selanjutnya dapat dilihat data curah hujan di kota padang selama
sepuluh tahun terakhir dari tahun 2008 sampai tahun 2017. Pada tabel dapat dilihat
curah hujan rata-rata selama sepuluh tahun dalam bentuk perbulan. Dari tabel hasil
juga dapat dilihat bahwa curah hujan pada kota padang sangat tinggi dan dapat
dikatakan sangat lebat. Curah hujan yang sangat lebat ini dapat menyebabkan
bencana seperti banjir dan longsor.

Banyak faktor yang memengaruhi curah hujan salah satunya adalah


evapotranspirasi. Evapotranspirasimerupakan istilah untuk penguapan. Penguapan
yang dimaksud adalah penguapan oleh air laut, air permukaan, dari tumbuhan,
binatang dan juga manusia. Namun penguapan yang paling besar adalah yang
bersumber dari air laut serta air permukaan yang ada di daratan, seperti sungai,
rawa, macam-macam danau, dan lain sebagainya. Evaporasi ini akan menghasilkan
uap air yang kemudian akan naik ke atas karena terbawa oleh angin hingga ke
ketinggian tertentu.

Data dari curah hujan memiliki banyak manfaat terutama untuk bidang
pertanian. Dari data curah hujan petani dapat menentukan tanaman apa yang cocok
untuk ditanam dan juga waktu penanaman tanaman budidaya. Apabila curah hujan
tinggi yang berarti di daerah tersebut sering mengalami hujansehingga tidak cocok
untuk ditanam tanaman kering seperti tanaman jagung(Zea mays). Dengan curah
hujan yang tinggi dapat ditanami dengan tanaman seperti padi, karena padi
membutuhkan air yang banyak. Data curah juga akan membantu petani untuk
menentukan awal untuk memulai masa tanam dan menentukan perkiraan panen.
Pada pertanian data curah hujan juga akan membantu petani untuk menentukan pola
tanam yang akan digunakan. Selain itu data curah hujan juga bisa digunakan untuk
pasca panen, seperti pada pasca panen, padi yang telah dipanen akan dijemur
dibawah cahaya matahari agar menghemat biaya, dengan adanya data curah hujan
akan menentukan perkiraan hari hujan, sehingga bisa jadi patokan untuk
penjemuran padi

Pada praktikum ini kami menggunakan Alat-alat yang sederhana sehingga


memungkinkan untuk terjadinya kesalahan perhitungan pada data curah hujan yang
ada di kampus. Data yang ada pada curah hujan kampus dibuat menggunakan
ombrometer sederhana sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan pembacaan.
Data yang kami buat sebagai data curah hujan kampus hanya sebagai pembanding
untuk data yang berasal dari BMKG. Data yang dimiliki olhe BMKG biasanya lebih
akurat dan terperinci. Hal ini karena data yang diambil pada BMKG menggunakan
cara manual dan cara otomatis yaitu melalui komputer.

2. Hujan Buatan

Hujan merupakan suatu bentuk peristiwa uap air yang berasal dari awan yang
ada di atmosfer.Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan dinamakan
pluviometer/penakar hujan, penakar hujan dapat dikategorikan dalam dua jenis
yaitu penakar hujan jenis biasa dan otomatis.

Pada praktikum ini kami menggunakan Alat-alat yang sederhana untuk


membuat hujan buatan. Alat-alat yang digunakan dapat berupa batu es yang
berperan sebagai awan. Batu es akan mengeluarkan uap air yang akan menyerupai
awan, sehingga batu es dianggap sebagai pengganti awan. Alat yang digunakan
selanjutnya yaitu pemanas listrik. Pemanas listrik berperan sebagai cahaya matahri
yang akan menguap kan air yang ada pada panci. Sehingga pemanas listrik dapat
dikatakan sebagai pengganti cahaya mathari. Alat selanjutnya yang digunakan pada
praktikum adalah panci yang berisi air yang akan dipanaskan menggunakan
pemanas listrik. Air yang ada di dalam panci akan dianggap sebagai pengganti air
sungai dan air laut, karena air dipanci akan diuapkan sehingga melambangkan
proses penguapan yang ada pada lautan, sungai dan danau.

Pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel bahwa kami juga menggunakan
kipas angin, kipas angin disini berperan sebagai pengaruh atau salah satu faktor
yang akan mempengaruhi hujan. Sehingga pada praktikum ini dilakukan dua kali
percobaan yaitu percobaan dengan menggunakan kipas angin sebagai salah satu
faktor dan juga tidak menggunakan kipas angin. Pada tabel hasil dapat dilihat untuk
pengamatan pertama dengan bantuan kipas mendapatkan hasil 01’33” tanpa kipas
8’14”. Sedangkan pada pengamatan kedua dengan bantuan kipas mendapatkan
hasil 02’54” dan tanpa kipas 08’27”.

Secara teori hujan akan turun lebih cepat pada saat menggunakan kipas angin,
tetapi pada praktikum ini hujan turun dengan lebih lambat pada yang menggunakan
kipas angin dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membuat hujan nya
menjadi deras. Banyak hal yang dapat menyebabkan kesalahn selama praktikum ini
seperti peletakkan alat yang kurang tepat sehingga menyebabkan hujan buatan
muncul lebih lama.

Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut
menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun
kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai
untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlah
curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan
waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya
intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya.

Curah hujan sangat penting diketahui dalam sektor pertanian karena curah hujan
dapat menentukan ketersediaan air bagi tanaman di suatu daerah. Pada daerah yang
tidak terairi oleh irigasi, maka pertanian didaerah tersebut sangat tergantung pada
pada hujan. Misalnya jika curah hujan di suatu daerah kurang dari 2.5 mm perhari
maka daerah tersebut dapat menyediakan air bagi tanaman sehingga tanaman tidak
kekurangan air dan dapat berproduksi maksimum. Akan tetapi jika daerah tersebut
merupakan daerah yang memiliki curah hujan yang sedikit, maka petani
danpemerintah dapat membangun saluran irigasi agar air selalu tersedia bagi
tanaman. Proses terjadinya hujan merupakan siklus yang terjadi pada bagian bumi
yakni daratan dan perairan.

3. Respirasi serangga

Penggunaan respirometer pada praktikum ini adalah sebagai alat


untuk mengukur respirasi dari suatu hewan atau tmbuhan yang ingin diukur
respirasinya. dari alat ini kita dapat melihat jumla oksigen yang dikonsumsi mahluk
hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Prinsip kerja respirometer adalah
bahwa dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada
karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu
disimpan dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh
organisme dalam ruang tertutup itu diikat- maka penyusutan udara akan terjadi.

Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dalam tubuh makhluk hidup


disebut pernafasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui
difusi.Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk
hidupmemerlukan oksigen dan karbondiokdisa. Pada hewan vertebrata terlalu
besaruntuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel
tubuhdengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang
bergabungdalam sistem pernafasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas
pernafasan bagi keperluan seluruh sel tubuhnya.

Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada
pipa kapiler berskala. Prinsip kerja respirometer digunakan untuk mengukur laju
konsumsi oksigen hewan-hewan seperti serangga. semakin berat ukuran suatu
hewan makasemakin lambat pula pergerakannya dalam laju respirasinya. Hal
inidisebabkan oleh aktivitas hewan yang berukuran besar lebih cenderung
diam.Meskipun berat tubuh mempengaruhi laju metabolisme dan yang
kemudian juga mempercepat respirasi, itu tidak berlaku jika tubuh dalam keadaan
diamlaju metabolisme dan respirasi dapat terkontrol dengan teratur. Selain
itu,disebabkan juga karena kurangnya aktivitas (bergerak) sehingga suhu tubuhdari
hewan berukuran besar lebih kecil dari dari suhu tubuh hewan berukuran kecil yang
juga akan membutuhkan O2 yang lebih kecil. Dan hewan
yang berukuran tubuh kecil memiliki laju respirasi yang cepat. Hal ini disebabkan
hewan berukuran kecil lebih banyak melakukan aktivitas (bergerak) sehinggadapat
meningkatkan suhu tubuh yang juga akan membuatnya membutuhkan O2 yang
lebih untuk pembentukan energi dan juga untuk aktivitas.

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang


terbuat dari pipa yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari
permukaan respirasi internal yang melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang
disebut trakea.Bagi seekor serangga kecil, proses difusi saja dapat membawa cukup
O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem
respirasi seluler.Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih
tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik)
yang memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus.

Istilah pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau


sebenarnya kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing)
berarti menghirup dan menghembuskan nafas.Bernafas berarti memasukkan udara
dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh
ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses
pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna
memperoleh energi.Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea, sementara pada hewan –
hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan
secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel–sel tubuhnya. Dari alat
pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh
sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan
untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi.
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut
sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling
berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen)
dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan
selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan melalui
proses pernafasan.

4. Respon tanaman pada cahaya

Pada praktikum respon tanaman terhadapa cahaya kami menggunakan tanaman


yang agak tegak lurus dan plastik hitam besar yang digunakan untuk menutupi
tanaman tersebut. Saat menutup tanaman tersebut, plastik yang menutupi tanaman
akan diberi lubang ubtuk melihat pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman

Cahaya merupakanpancaran elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata


manusia. Atau definisi cahaya yang lainnya yaitu merupakan radiasi
elektromagnetik, baik itu dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Sedangkan benda yang memancarkan cahaya disebut dengan sumber cahaya.
Peran cahaya dalam proses tumbuh dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya
membantu tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Cahaya berperan
sebagai energy untuk mengolah unsure hara dan air menjadi nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman. Proses pengolahan unsure hara ini disebut juga dengan
istilah proses forosintesis. kemampuan dari sebuah tanaman dalam mengolah dan
juga memproses makanannya (proses sintesa atau sintesis) dengan menggunakan
bantuan cahaya. Tanaman yang melakukan kegiatan fotosintesis menghasilkan
tepung yang menjadi nutrisi karbohidrat bagi tanaman tersebut. Saat tanaman
mendapatkan pencahayaan yang cukup, maka tanaman bisa memproses unsure hara
yang diperoleh dari tanah melalaui proses fotosintesis tadi. Dengan tercukupinya
kebutuhan nutrisi tanaman tersebut untuk hidup , tumbuh dan berkembang biak
dengan baik maka tanaman juga akan memeberikan feedback untuk alam dan
manusia.

Biasanya pengaruh cahaya terhadap tanaman yang ditutupi oleh plastik dan
diberikan lubang mengikuti arah sumber cahaya. Hal ini terlihat pada tanaman yang
membungkuk, atau membentuk sudut miring ke arah sinar matahari yang datang.
Fenomena ini disebut dengan fenomena fototropisme. Fenomena fototropisme itu
terjadi disebabkan karena pada tumbuhan terdapat hormon auksin yang
mempengaruhi kecepatan tumbuh pada beberapa bagian tanaman, khususnya sel-
sel meristematik yang aktif membelah. Auksin atau Asam Indolasetat akan
membuat bagian tumbuhan yang tidak terkena cahaya tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan bagian tumbuhan yang terkena cahaya. Pada sisi tumbuhan
yang lebih gelap hormon auksin lebih aktif, sementara pada sisi yang terkena
cahaya aktivitas hormon auksin terhambat atau tidak ada sama sekali. Akibat dari
kecepatan tumbuh yang berbeda itu, maka tumbuhan akan cenderung tumbuh
melengkung ke arah datangnya cahaya.

Fenomena tersebut dikenal dengan sebutan fototropisme. Fenomena


fototropisme pertama kali diselidiki oleh seorang naturalis berkebangsaan Inggris,
yaitu Charles Darwin. Darwin coba menjelaskan fototropisme dengan melakukan
percobaan menggunakan benih rumput hijau yang selalu tumbuh ke arah datangnya
cahaya.

Fenomena fototropisme itu terjadi disebabkan karena pada tumbuhan terdapat


hormon auksin yang mempengaruhi kecepatan tumbuh pada beberapa bagian
tanaman, khususnya sel-sel meristematik yang aktif membelah. Auksin atau Asam
Indolasetat akan membuat bagian tumbuhan yang tidak terkena cahaya tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan bagian tumbuhan yang terkena cahaya. Pada sisi
tumbuhan yang lebih gelap hormon auksin lebih aktif, sementara pada sisi yang
terkena cahaya aktivitas hormon auksin terhambat atau tidak ada sama sekali.
Akibat dari kecepatan tumbuh yang berbeda itu, maka tumbuhan akan cenderung
tumbuh melengkung ke arah datangnya cahaya.

Hormon auksin bekerja dengan cara mengeluarkan ion H+, sehingga pH di


dalam sel-sel tumbuhan (pada sisi yang lebih gelap) akan turun atau menjadi asam.
Pada suasana asam, dinding sel juga akan menjadi asam, sehingga enzim expansin
akan aktif. Aktifnya expansin akan merusak ikatan-ikatan penyusun pada struktur
dinding sel yang kemudian dinding sel akan menjadi lebih rapuh, sehingga
kekuatannya pun menurun. Saat itulah sel-sel tumbuhan akan mudah mengembang
akibat dari cairan yang masuk ke dalam sel, kemudian tekanan dari dalam sel akan
dihasilkan yang selanjutnya akan memicu terjadinya fototropisme akibat dari
kecepatan tumbuh sisi tanaman yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan tumbuh sisi tanaman yang terkena cahaya. Oleh karena itulah seolah-
olah tumbuhan cenderung tumbuh ke arah datangnya cahaya.

Pada tanaman yang kami amati tidak memperlihatkan perubhan arah secara
signifikan.

5. Pengaruh Oksigen Terhadap Lilin

Pada praktikum ini dengan menggunakan lilin dan gelas dapat dilihat pada
tabel pada gelas pertama dengan volume gelas ukuran kecil akan memerlukan
waktu sebesar 4 detik agar lilin padam. Pada gelaskedua dengan volume sedang
akan memerlukan waktu sebesar 8 detik agar lilin padam. Pada gelas ketiga dengan
volume gelas besar akan memerlukan waktu sebesar 15 detik untuk memadamkan
api lilin.

Hal ini disebabkan karena pada gelas yang memiliki volume yang kecil, volume
atau jumlah oksigen didalam nya juga kecil. Hal ini dikarenakan oksigentermasuk
didalam bagian benda yang memiliki bentuk gas, sifat-sifat gasyang paling utama
adalah mengisi seluruh ruangan yang ditempati. Misalnya dalam sebuah kamar
akan diisi oleh gas yang tak terlihat, dan begitu juga berlaku untuk praktikum ini
dimana gas oksigen akan mengisi seluruh ruang pada gelas. Sifat kedua dari gas
yaituterdapat di segala tempatbenda gas ada di segala tempat dan dimana-mana.
Seluruh ruang kosong yang ada akan ditempati oleh benda gas atau udara. Bahkan
wadah yang kosong pun sebenarnya berisi udara. Artinya udara ada dimana-mana,
termasuk di sekitar wadah gelas yang dipraktikumkan walau udara yang berbentuk
oksigen ini tidak tetlihat. Sifat ketiga dari gas yaitu menekan ke segala arah. Benda
gas menekan ke segala arah. Gas tidak hanya menekan ke satu arah saja, tapi
menekan ke segala arah. Sifat gas yang ke empat adalah Susunan partikel tidak
teratur. Pada benda gas, susunan partikel penyusunnya tidak teratur.
Ketidakteraturan partikel penyusun zat gas juga melebihi partikel benda padat atau
benda cair. Sifat yang ke lima adalah gaya tarik antar partikel hampir tidak ada.
Gaya tarik menarik antar partikel pada benda gas cenderung lemah. Bahkan bisa
dikatakan gaya tarik antar partikel benda gas hampir tidak ada sama sekali. Sifat
yang ke enam adalah gerakan partikel sangat bebas. Gerakan partikel pada benda
gas sangat bebas. Bahkan gerakan partikel pada benda gas lebih bebas melebih
bebasnya gerakan partikel pada benda cair. Sifat yang benda gas yang ke tujuh
adalah memiliki massa atau berat.

Pada reaksi pembakaran dibutuhkan oksigen dalam melakukan reaksi. Reaksi


pembakaran sempurna terjadi ketika bahan bakar bereaksi secara cepat dengan
oksigen (O2) dan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Persamaan
umum untuk reaksi pembakaran sempurna adalah: Bahan Bakar + O2 → CO2 +
H2O.

Oksigen pada tumbuhan memiliki berbagai macam manfaat terutama untuk


proses metabolisme tumbuhan seperti respirasi dan transpirasi.Pada proses respirasi
oksigen diperlukan untuk melakukan prose fotosintesis. Jika pada tumbuhan
kekurangan oksigen maka tumbuhan juga akan kekurangan energi dan makanan.
Hal ini juga disebabkan karena oksigen sangat diperlukan pada respirasi aerob.
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa iklim, cuaca,
curah hujan akan sangat berperan penting dalam membantu kegiatan pertanian.
Proses metabolisme seperti Transpirasi dan Respirasi juga penting untuk dipelajari.
Oleh sebab itu mata kuliah Agroklimatologi sangat penting untuk dipelajari
terutama untuk orang yang memiliki bidang fokus pada Pertanian.

B. Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih mematuhi aturan yang


berlaku dalam praktikum serta lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum dam
diharapkan agar jumlah praktikan dan asistennya sebanding agar praktikum dapat
terlaksana dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, sitanala dan Rustiadi, E, 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan.
Yogyakarta : Pustaka Obor Indonesia.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolahan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press.
Benyamin, Lakitan 2002. Dasar-dasar klimatologi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Bocah 2008. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/
2010 /04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim/ Diakses pada tanggal 06
November 2013.
Budianto 2003. “Pengaruh Penggunaan AWS terhadap Efisiensi Pertanian”.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 9(1) : 12-13.
Darldjoeni 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. Jakarta : UT.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Feryanto, Indra. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Bangka Belitung : Fakultas Pertanian,
Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung.
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta
: UGM Press.
Hanafi. 2006. Klimatologi. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Hanafiah, K. A., 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Persada.
Handoko. 2003. Klimatologi Dasar. Bogor: IPB.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta. : Rajawali Press.
Herlina 2003. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. Malang : Universitas Brawijaya.
Kartasapoetra, A.G 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.
Kimball,John W.1991. Biologi, jilid2, edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
Kodoatie, R.J dan Roestam sjarif, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Yogyakarta : Andi.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muswita, Yelianti, Upik. 2017. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jambi
: Universitas Jambi.
Neiburger, dkk. 1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB.
Prawirowardoyo, 1996. Pengukuran klimatologi. Makassar : Masagena Press.
Rodjali. 2007. Jumlah, Jenis, dan Spesifikasi Instrumen Hidroklimatologi.
Bandung : ITB.
Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-Aspek Klimatik untuk Sistem
Budidaya Tanaman. Bandung : Alfa Beta.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : UGM
Press.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soekirno. 2010. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung : Bina Cipta.
Soemarto. 1987. Sirkulasi Air Dalam Tanah. Jakarta : Gramedya.
Sukartono, dkk. 2006 Agroklimatologi. Mataram: UPT Mataram University Press.
Suroso 2006. “Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva IDF di Kawasan
Rawan Banjir Kabupaten Banyumas”. Jurnal Teknik Sipil 3(1) : 22-23.
Susanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Tjasyono, Bayang. 2000. Klimatologi. Bandung: ITB.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. Yogyakarta : UGM Press.
Wiradjmoko. 2005. Pengenalan Cuaca. Jakarta : Jaya Abadi.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Yogyakarta : Mitra Gama
Widya.
LAMPIRAN

A.Dokumentasi

Stasiun bmkg

No Nama alat Gambar Fungsi Cara kerja

1. Sangkar Untuk Sangkar di


meteorologi meletakkan alat- buka pada
alat pengukur jam 7 pagi
cuaca dan lakukan
pengukuran

2. Psikometer Untuk mengukur Diukur


suhu, pada
kelembapan sebelum
jam 7 pagi.
Terdiri dari
Termometr
bola kering
dan bola
basah
a. Curah hujan ( ombrometer )
No Gambar Keterangan
1 Pengamatan ombrometer sebelum jam
07:00 WIB

2 Gelas penampung air di ombrometer


yang sudah menampung air dalam
hitungan ml

b. Pembuatan hujan

No Gambar Keterangan

1 Panci memanaskan air yang


dipanaskan diatas kompor

2 Wajan tempat es batu


3 Kipas angin sebagai ganti angin

c. Respirasi pada serangga

No Gambar Keterangan
1 Larutan eosin dimasukkan dan
selanjutnya masukkan
seraangga kedalam alat.

2 Tunggu sampai serangga


menuju garis

d. Pengaruh ketersediaan O2
Gambar pengaruh ketersedian oksigen

Pengaruh ketersedian oksigen pada


perlakuan yang berbeda-beda.
e. Respon tanaman terhadap cahaya
No Gambar Keterangan
1 Tanaman yang dijadikan
sampel dan ditutup.

2 Tanaman yang telah ditutup.

Anda mungkin juga menyukai