Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung pada beberapa bagian


tertentuyang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui
prosespembelahan sel di meristem. Pertumbuhan (menurut batasan diatas,
yaitupertambahan ukuran) mudah dirancukan dengan pembelahan sel di
meristem.Pembelahan sel itu sendiri tidak menyebabkan pertambahan ukuran,
namunproduk pembelahan sel itulah yang tumbuh dan menyebabkan pertumbuhan
ujungakar dan ujung tajuk mempunyai meristem (Salisbury dan Ross, 1992)

Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering


di jumpai khususnya pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman yangdapat
menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk 5 dengan waktu, yang di kenal
dengan nama Kurva Sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal
pertumbuhan) meningkat perlahan, kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai
konstan dengan pertumbuhan umur tanaman. Liku demikian dapat simetris,
yaitusetengah bagian pangkal sebanding dengan setengah bagian ujung jika titik
belok terletak diantara kedua asimptot (Sitompul dan Guritno, 1995)

Kacang tanah adalah merupakan salah satu komoditas palawija yang


nilai ekonominya tinggi dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang tanah( Ar
achis hypogaaL.) sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun,
diduga masih perlu ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan
danatau jumlah penduduk. Kemungkinan terjadinya peningkatan permintaanyang
dicerminkan dari adanya kecendrungan meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan pasokan
bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering, industri pro
duk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang,
dalamcampuran makanan dan dalam bentuk pasta.

1
Pertumbuhan sebuah tanaman atau suatu tanaman organik
denganserangkaian hasil dari pertumbuhan sel-sel yang meristematik yang
salingmenyatu. Pada ujung batang atau akar terbagi menjadi 3 daerah : daerah
pembentukan sel, daerah pembesaran dan daerah pendewasaan (Pradhan, 1997).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pola


pertumbuhan tanaman kacang tanah

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang


berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan).
Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke Benua Eropa, kemudian
menyebar ke Benua Asia sampai ke Indonesia. Klasifikasi tanaman kacang tanah
dapat dilihat dibawah ini:

1. Kingdom : Plantae
2. Divisi : Spermatophyta
3. Subdivisi : Angiospermae
4. Kelas : Dicotyledone
5. Ordo : Leguminales
6. Family : Papilionnaceae
7. Genus : Arachis
8. Spesies : Arachis hypogaea L.

Tanaman kacang tanah termasuk dalam golongan tanaman leguminosa yang


mampu memfiksasi nitrogen dari udara melalui bintil akarnya. Kebutuhan hara
nitrogen sebagian dipasok melalui fiksasi N dari udara menyebabkan penurunan
12 kebutuhan hara N yang dipasok dari pupuk, atau bahkan tidak merespon lagi
apabila dilakukan pemupukan N (Kasno, 2007).

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk kedalam suku (family)


Papiolionaceae dan genus Arachis yang berasal dari benua Amerika (Brazilia).
Tanaman kacang tanah mempunyai banyak nama daerah seperti kacang una,
kacang jebrol, kacang bandung, kacang koli, kacang tuban, dan kacang bangkala,
Poespadarsono (1988) dalam Setiawan dkk. (2014)

Faktor iklim mempengaruhi pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Suhu,


cahaya dan curah hujan mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi sehingga
berimplikasi pada pertumbuhan dan perkembangbiakan kacang tanah, yang

3
berpengaruh pada komponen hasil. Intensitas cahaya yang rendah mengurangi
jumlah ginofor, jumlah polong dan berat polong (Andrianto dan Indarto, 2004)

Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kekuning-kuningan dan bertangkai


panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung
setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri
(selfing) pada malam hari dan hanya 70-75 % yang membentuk bakal polong
(ginofora). Bunga mekar selama 24 jam kemudian layu dan gugur (Sumarno,
1986).

Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan setiap
polong mempunyai 1-4 biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal
buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan menjadi
tangkai polong. Ginopor terbentuk diudara, sedangkan polong terbentuk di dalam
tanah. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit
biji tipis berwarna putih dan merah (Marzuki, 2007).

Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat
anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu-
kupu, tajuk 4 daun berjumlah 5 dan 2 diantaranya bersatu berbentuk seperti
perahu. Mahkota bunga berwarna kuning kekuningan. Buah berbentuk polong
berada di dalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kulit tipis ada yang berwarna
putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua (Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian, 2006).

2.2 syarat tumbuh tanaman kacang tanah

Tanaman kacang tanah dapat tumbuh pada daerah tropik, subtropik, serta
daerah pada 400LU-400LS dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut.
Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhnya kacang tanah tidaklah
terlalu khusus. Syarat yang terpenting adalah bahwa keadaan tanah tidak terlalu
kurus dan padat. Kondisi tanah yang mutlak diperlukan adalah tanah yang
gembur. Kondisi tanah yang gembur akan memberikan kemudahan bagi tanaman
kacang tanah terutama dalam hal perkecambahan biji, kuncup buah, dan
pembentukan polong yang baik. Kondisi tanah yang gembur juga akan

4
mempermudah bakal buah menembus masuk kedalam tanah untuk membentuk
polong yang baik (Kanisius, 1990).

Kacang tanah menghendaki keadaan iklim yang panas tetapi sedikit


lembab, yaitu rata-rata 65-75% dan curah hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar
800-1300 mm/tahun dengan suhu harian 25-350C (Somaatmadja, 1990). Tanaman
kacang tanah tumbuh baik pada keadaan pH tanah sekitar 6-6,5 (Adisarwanto,
2000).

Adapun syarat-syarat benih atau bibit kacang tanah yang baik yaitu ;

a) Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul,

b) Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat,

c) Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat,

d) Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain,

e) Kadar air benih berkisar 9-12 %

Pupuk dasar seperti pupuk kandang 2 - 4 ton/ha perlu diberikan pada


tanaman kacang tanah yaitu diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih
seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada
lubang tanam. Pupuk anorganik seperti SP-36 (100 kg/ha), Urea (100 kg/ha) dan
KCl (50 kg/ha). Dalam hal budidaya kacang tanah, pola tanaman harus
memperhatikan musim dan curah hujan. Penandaan fase tumbuh kacang tanah
didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku pada batang utama dan perkembangan
bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-buku pada batang utama yang
telah berkembang penuh. Fase vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah
hingga kanopi (tajuk) mencapai maksimum.

Penandaan fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji.
Pembungaan pada kacang tanah dimulai pada hari ke-27 sampai ke-32 setelah
tanam yang ditandai dengan munculnya bunga pertama. Jumlah bunga yang
dihasilkan setiap harinya akan meningkat sampai maksimum dan menurun
mendekati nol selama periode pengisian polong. Ginofor (tangkai kepala putik)

5
muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga mekar, kemudian akan
memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukan
polong. Pembentukan polong dimulai ketika ujung ginofor mulai membengkak,
yaitu pada hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau sekitar satu minggu
setelah ginofor masuk ke dalam tanah (Trustinah, 1993).

2.3 pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang


pentingdalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan
danperkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur
hidup,bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon , dan
substansipertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Susilo, 1991).

Daerah pertumbuhan : setiap organ pertumbuhan seperti sel, melewatifase-


fase pertumbuhan yang diuraikan dalam 126 bagian dan ia menunjukkansuatu
periode pertumbuhan yang hebat. Di bagian akar kita menemukan bahwahanya di
samping apex sel-sel aktif membelah. Pertumbuhan bersifat sederhanadan berisi
peningkatan kualitas protoplasma yang semakin membaik. Seperti sel-sel baru
secara berkelanjutan dibentuk dalam jaringan meristem. Sel-sel tersebutkemudian
kehilangan daya tumbuh, sel yang paling tua atau yang paling ujungletaknya dari
apex, dan akhirnya mereka melewati / memasuki fase kematanganatau kondisi
yang dewasa. Dengan kata lain, setiap bagia akar memiliki periodepertumbuhan
yang hebat dan panjang (Pradhan, 1997).

Pada proses pertumbuhan tanaman jagung dibedakan dalam dua


stadiapertumbuhan, yaitu :

a. stadia vegetatif meliputi fase berkecambah, dilanjutkandengan fase


pertumbuhan vegetatif, yang akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadilambat
hingg dimulainya stadia generatif,

b. stadia generatif dimulai denganpembentukan primordia, proses pembungaan


yang mencakup penyerbukan danpembuahan, hingga masuk ke fase reproduksi
(Aak, 1993).

6
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganyaitu : 

1. Faktor suhu
2. Faktor temperatur lingkungan
3. Faktor kelembaban
4. Faktor cahaya matahari
5. Faktor hormone

Menurut comstock dan robinson (1952), dampak esensial yang palingbanyak


dari program pemuliaan jika tidak semuanya adalah seleksi yangdidasarkan secara
genetik pada individu atau famili yang beragam danpenggunaan bahan yang
diseleksi untuk kreasi populasi baru yang akan digunakansebagai varietas
komersial baru yang potensial atau sebagai dasar untuk siklusyang baru. Serta
identitas dari seleksi yang secara praktis akan mempengaruhikecepatan
perkembangan genetik dari seleksi yang dilakukan (Allard, 2003).

Tumbuhan tumbuh karena adanya meristem yang menghasilkan sel-selbaru,


kemudian membesar dan berdiferensiasi, maka tumbuhan meninggalkancatatan
riwayat pertumbuhannya. Kita semua mengetahui bahwa sebagian besar riwayat
gelondong kayu dapat diamati dan mengamati lingkar tahunan pada
irisanmelintangnya (Ashari, 1995).

Menurut Perwtasari (2012) kurva sigmoid merupakan kurva pertumbuhan


pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman dan
kemudian melambat. Pola pertumbuahan tanaman digambarkan dengan kurva
sigmoid periode awal dengan laju pertumbuhan eksponensial yang pendek,
kemudian linier yang relatif panjang. laju pertumbuhan yang linier diikutu oleh
fase yang lajunya menurun. Berdasarkan hasil pengamatan dilihat dari hasil
kurvasigmoidnya dapat diketahui bahwa hasil tersebut tidak sesuai dengan
literatur. Kurva sigmoid berbentuk huruf S karena adanya perbedaan laju
pertumbuhan sepanjang daur hidupnya. Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat,
kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum,
akhirnya laju tumbuh menurun. Pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi
secara khas dicirikan oleh suatu fungsi pertumbuhan yang berbentuk kurva

7
sigmoid. Pola kumpulan sigmoid merupakan ciri semua organisme, organ,
jaringan dan bahkan penyusun sel. Apabila massa tumbuhan (berat kering),
volume, luas daun tinggi dan penimbunan bahan kimia digambarkan terhadap
waktu, suatu garis yang dapat ditarik dari data secara normal akan berbentuk
sigmoid

Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan.
Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh
faktor keturunan dan lingkungan. Faktor yang memyebabkan lambatnya
pertumbuhan bibit disebabkan oleh sistem perakaran yang tidak sempurna, akar
bersifat rapuh, pertumbuhannya lambat dan peka terhadap kondisi lingkungan
(Halligan,1911)

8
BAB III

METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum kurva sigmoid dilakukan pada hari kamis, 21 Maret 2019 di


lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra

3.2 Alat dan Bahan

1. Alat

1. Cangkul
2. Wangkil
3. Kayu
4. Meteran
5. Penggaris
6. Tali plastik

2. Bahan

1. Benih kacang tanah


2. Air
3. Tanah
4. Pupuk kandang
5. Pupuk N,TSP,Kcl

3.2 Prosedur kerja

1. Membersihkan permukaan tanah dari gulma


2. Membuat plot/bedengan untuk media tanam kacang tanah
3. Menabur pupuk kandang ke bedengan kemudian diratakan dengan
menggunakan wangkil
4. Disiram dengan air agar mudah ditanami
5. Biji kacang tanah direndam selama 30 menit sebelum di tanam
6. Menanam biji kacang tanah dengan mengatur jarak tanam

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel hasil pengukuran tinggi tanaman kacang tanah

Sampel tanaman Pengamatan/2 minggu

2 4 6 8 10
1 1,3 cm 9 cm 23 cm 45 cm 45 cm
2 7 cm 13,5 cm 33 cm 40 cm 41 cm
3 7 cm 16,5 cm 37 cm 44 cm 44 cm
4 4 cm 15 cm 36 cm 43 cm 44 cm
5 8,3 cm 18 cm 42 cm 49 cm 50 cm
6 10 cm 18,5 cm 41 cm 50 cm 50 cm
7 4 cm 11 cm 30 cm 39 cm 39 cm
8 4,5 cm 11 cm 32 cm 42 cm 43 cm
9 5 cm 13 cm 36 cm 55 cm 55 cm
10 5 cm 12 cm 29 cm 49 cm 50 cm
11 6 cm 11 cm 31 cm 51 cm 52 cm
12 8 cm 13,5 cm 39 cm 58 cm 59 cm
13 3 cm 10.5 cm 36 cm 56 cm 56 cm
14 5 cm 14 cm 33 cm 56 cm 56 cm
15 3 cm 14 cm 35 cm 35 cm 36 cm
16 4 cm 8 cm 30 cm 39 cm 40 cm
17 5,5 cm 12,5 cm 30 cm 38 cm 39 cm
18 3cm 14 cm 27 cm 35 cm 36 cm
19 3,5 cm 10 cm 34 cm 39 cm 53 cm
20 2,5 cm 12 cm 34 cm 37 cm 54 cm
21 2 cm 10 cm 36 cm 40 cm 54 cm
22 1,5 cm 12 cm 36 cm 40 cm 58 cm
23 2 cm 12 cm 36 cm 40 cm 49 cm
24 2,5 cm 12 cm 36 cm 41 cm 51 cm
25 3 cm 12 cm 37 cm 39 cm 50 cm
26 3 cm 14 cm 32 cm 36 cm 53 cm
27 2 cm 10 cm 33 cm 39 cm 53 cm
28 3 cm 12 cm 46 cm 48 cm 50 cm
29 4 cm 13 cm 50 cm 55 cm 57 cm
30 3,5 cm 16 cm 40 cm 43 cm 49 cm
31 5,5 cm 12 cm 58 cm 60 cm 63 cm
32 5 cm 17 cm 38 cm 45 cm 50 cm
33 5 cm 14,5 cm 51 cm 55 cm 58 cm

10
34 6 cm 13 cm 36 cm 41 cm 47 cm
35 5 cm 11,5 cm 40 cm 45 cm 50 cm
36 5 cm 12 cm 51 cm 55 cm 57 cm
Rata-rata : 157,6/36 460/36 1324/36 1622/36 1791/36
=4,37 =12,7 =36,7 =45,05 =49,75

kurva sigmoid
60

50

40
kurva sigmoid
30

20

10

0
2 4 6 8 10

Grafik 1. Kurva sigmoid tanaman kacang tanah

4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa tanaman kacang
mempunyai pertumbuhan dan perkembangan karena terjadi pertumbuhan akar,
batang, dan bunga. Optimalisasi budidaya kacang tanah dapat dilakukan dengan
memperhatikan dan memenuhi kondisi serta persyaratan yang diperlukan oleh
tanaman kacang tanah tersebut. Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang
tanah memerlukan persyaratan tumbuh tertentu. Persyaratan ini meliputi faktor
kondisi tanah dan iklim. Kedua faktor tersebut akan sangat mempengaruhi
penentuan saat tanam yang tepat. Kacang tanah tidak terlalu memilih jenis tanah.

11
Pada tanah yang berat kacang tanah masih dapat menghasilkan jika pengolahan
tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi, kacang tanah dapat tumbuh optimal
pada tanah yang ringan yang cukup mengandung unsur hara. Curah hujan yang
sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang
terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah.
Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembapan di sekitar
pertanaman kacang tanah.

Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara
minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 derajat C. Bila suhunya di
bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat,
bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
Kelembapan udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya
curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembapan terlalu tinggi di sekitar
pertanaman. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi
tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya
kacang.

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang
gembur/bertekstur ringan dan subur. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk
budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5. Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan
tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi
penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu
becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah. Ketinggian
tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian
antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian
tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

Pengukuran daun tanaman mulai dari waktu embrio dengan menggunakan


kurva sigmoid juga memiliki hubungan erat dengan perkecambahan biji tersebut
yang otomatis juga dipengaruhi oleh waktu dormansi karena periode dormansi
juga merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak biji. Ada bukti bahwa
pencegah kimia terdapat di dalam biji ketika terbentuk. Pencegah ini lambat laun

12
dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi
perkecambahan ketika kondisi lainnya menjadi baik. Waktu dormansi berakhir
umumnya didasarkan atas suatu ukuran yang bersifat kuantitatif. Untuk tunas dan
biji dormansi dinyatakan berhasil dipecahkan jika 50 % atau lebih dari populasi
biji tersebut telah berkecambah atau 50% dari tunas yang diuji telah
menunjukkan pertumbuhan. Bagi banyak tumbuhan angiospermae di gurun pasir
mempunyai pencegah yang telah terkikis oleh air di dalam tanah.

Dalam proses ini lebih banyak air diperlukan daripada yang harus ada untuk
perkecambahan itu sendiri. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tanaman akan baik jika jumlah unsur
hara yang diberikan turut diperhatikan. Hal ini disebabkan karena pemberian
pupuk dengan dosis yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap hasil tanaman.
Selain itu pemupukan di zona defisien akan meningkatkan bobot kering tanaman,
sedangkan pemupukan di zona berlebihan akan mengakibatkan peningkatan
kandungan unsur hara tertentu di dalam jaringan tanaman. Apabila hal ini terjadi,
maka efisiensi pemupukan tidak tercapai. Dengan demikian, diperlukan adanya
pengujian-pengujian untuk mendapatkan suatu rekomendasi pemupukan yang
sesuai tentang dosis dan frekuensi pemberian pupuk yang dianjurkan, khususnya
pupuk organik cair

13
BAB V

PENUTUP

4.3 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan laju pertumbuhan tanaman kacang


tanah selalu  meningkat mulai dari awal perkecambahan hingga menjadi tanaman
dewasa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, tanaman akan baik jika jumlah unsur hara yang diberikan
turut diperhatikan . Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah
jenis tanah yang gembur/bertekstur ringan dan subur. Dari percobaan yang
dilakukan dapat dilihat bahwa tanaman kacang mempunyai pertumbuhan dan
perkembangan karena terjadi pertumbuhan akar, batang, dan bunga.

4.4 Saran

Dalam melakukan praktiku kurva sikmoid harus memperhatikan jenis biji, dan
dalam melakukan pengukuran harus sesuai dengan jadwal agar mendapatkan data
yang tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T., dan Y. E, Widyaastuti., 2000. Meningkatkan Produksi Jagung


diLahan lering. Penebar Swadaya, Bandung.

Andrianto, T. T dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani;


Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Cetakan Pertama. Penerbit
Absolut, Yogyakarta. Hal. 9-92. Dalam Skripsi M. Ikmal Tawakkal. P.
2009. Respon Pertumbuhan dan Hasil Produksi Beberapa Varietas
Kedelai (Glycine Max L) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang
Kotoran Sapi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kasno, A. 2007. Strategi Pengembangagn Kacang Tanah di Indonesia.


Peningkatan Produksi Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian
Mendukung Kemandirian Pangan. Bogor : Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan.

Marzuki, 2007. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta

Pradhan, S., 1997. Plant Physiology. Har-anand Publication PVT, Ltd., India.

Salisbury , F. B., dan C. W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit


ITB,Bandung.

Sitompul, S. M., dan B. Guritno., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.


UGMPress, Yogyakarta

15
Sumarno, 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung. 79 hlm

Trustinah, 1993. Biologi Kacang Tanah. Di dalam Kasno, A., A. Winarto dan
Sunardi (ed). Kacang Tanah.

16

Anda mungkin juga menyukai