KELOMPOK : VI (ENAM)
NAMA : 1. WIRGO SETYO (1610211039)
2. ELDA MARDIANI (1610212073)
3. FAJAR EKA PRAMUDITA (1710211008)
4. SAMY HARITS PURNAMA (1710213004)
5. MIFTAHUL KHAIRANI (1710213008)
KELAS :B
A. Latar Belakang
Hortikultura merupakan salah - satu subsektor penting dalam pembangunan
pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok
tanaman sayuran (vegetables), buah (fruits), tanaman berkhasiat obat (medical
plants),tanaman hias (ornamental plants) termasuk di dalamnya tanaman air,
lumut dan jamur yang dapat berfungsi sebagai sayuran, tanaman obat atau
tanaman hias. Secara umum, komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang
tinggi dan pembudidayaannya memerlukan tenaga kerja intensif dengan
keterampilan yang tinggi. Hortikultura memegang peranan penting dalam sumber
pendapatan produsen, perdagangan maupun penyerapan tenaga kerja. Salah satu
produk hortikultura yang memberikan kontribusi dalam PDB nasional adalah
tanaman hias. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk
mengembangkan agribisnis tanaman hias karena mempunyai wilayah yang luas,
agroklimat tropis dan agroklimat subtropis di dataran tinggi, dan Indonesia
merupakan negara dengan keanekaragaman sumber daya florikultura yang cukup
besar. Selain itu, Indonesia memiliki teknologi dan sumber daya manusia untuk
pengembangan tanaman hias. Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun
daun. Tanaman hias (florikultur) merupakan komoditas yang sangat khas,
biasanya para pengusaha tanaman hias dituntut untuk lebih memberikan perhatian
khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas keterampilan seni,
keterampilan dalam hal penguasaan teknologi, budidaya dan kemampuan dalam
memperdagangkan hasil produksi atau pemasaran.
Bugenvil berasal dari nama Louis Antoine de Bougainviilea, yaitu seorang
pelaut berkebangsaan Perancis. Penemu tanaman ini adalah seorang ilmuwan
yang bernama Philbert Comerson. Pada tahun 1769 – 1776 ilmuwan tersebut
mengikuti pelayaran di samudra pasifik bersama dengan Louis Antoine de
Bougainvillea. Bugenvil merupakan tanaman tropis yang berasal dari Brazilia
yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Tanaman ini digunakan sebagai penghias
taman rumah maupun taman kota karena keindahan dan keragaman warna bunga.
Disamping itu bugenvil adalah salah satu tanaman yang digunakan pewarna
cokelat alami pada kain batik. Untuk menghasilkan warna tersebut dengan
merebus bunga sampai hasil rebusan mengeluarkan warna.
Perbanyakan bugenvil bisa dilakukan dengan pencangkokan, stek batang,
atau okulasi dari batangnya yang tidak terlalu muda atau terlalu tua. Perbanyakan
dengan cara okulasi bisa dilakukan dengan menggunakan okulasi beberapa batang
yang masing – masing ditempeli dengan mata okulasi yang mempunyai bermacam
– macam warna bunga. Dengan cara okulasi semacam ini, dalam satu tanaman
bisa terlihat beberapa macam warna bunga.
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menggunakan sebagian batang, akar atau daun tanaman untuk ditumbuhkan
menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih
ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus, cepat
dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikendalikan oleh
substansi kimia yang konsentrasinya sangat rendah, yang disebut substansi
pertumbuhan tanaman, hormon pertumbuhan atau pengatur pertumbuhan
tanaman. Pengatur pertumbuhan sendiri mencakup hormon tumbuhan (alami)
dan senyawa-senyawa buatan yang dapat mengubah tumbuh dan perkembangan
tumbuhan. Hormon tumbuhan terdiri dari tiga senyawa yakni: auksin, giberalin
dan sitokinin, yang saling bekerja sama untuk menggalakkan respon atau
peranannya terhadap pertumbuhan demi kelangsungan hidup tanaman
tersebut.
Berdasarkan sumbernya, ZPT dapat diperoleh baik secara alami maupun
sintetik. Umumnya ZPT alami langsung tersedia di alam dan berasal dari bahan
organik, contohnya air kelapa, urin sapi, dan ekstraksi dari bagian tanaman (Zhao,
2010). Zat pengatur tumbuh bersumber bahan organik lebih bersifat ramah
lingkungan, mudah didapat, aman digunakan, dan lebih murah.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan stek
bugenvil (Bougainvillea spectabilis willd.) terhadap pemberian beberapa jenis
zat pengatur tumbuh.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Cara pembiakan tanaman sangat banyak ragamnya, mulai dari cara yang
sederhana sampai yang rumit. Hal tersebut disesuaikan beberapa faktor yaitu jenis
tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan pekerja ,dsb. Perbanyakan tanaman
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu generatif, vegetatif, dan generatif-
vegetatif.Pada acara V ini difokuskan pada perbanyakan vegetatif yaitu stek. Ada
berbagai macam stek dan penanamannya biasanya berdasarkan bagian tanaman
yang akan digunakan sebagai bahan stek. Penyetekan merupakan suatu perlakuan
pemisahan, pemotongan beberapa tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas.
Tetapi disini stek batang digunakan sebagai material yang menguntungkan, sebab
batang mempunyai persediaan makanan yang cukup terhadap tunas-tunas batang
dan akar (Hasanah, 2007). Perbanyakan secara vegetatif adalah cara
perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti
batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman
yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas
adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman
sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus (Hasanah, 2007).
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 September 2019 pukul
13.30 WIB di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Andalas,
Padang.
Alat yang digunakan adalah polybag, gelas ukur, gelas plastic, pisau, blender.
Bahan yang digunakan adalah papaya, aquades, tanah, pupuk kandang, stekan
bunga bougenvile.
C. Cara Kerja
A. Hasil
5
Tinggi (cm)
4
Tinggi Tunas ( cm)
3
0
0% 25% 50% 75% 100%
Konsentrasi ZPT
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Bugenvil
12
10
Jumlah Daun
6
Jumlah Daun
4
0
0% 25% 50% 75% 100%
Konsentrasi ZPT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah di dapatkan dapat disimpulkan bahwa zat
pengatur tumbuh jus pepaya memiliki respon yang berbeda-beda terhadap
pertumbuhan tinggi tunas dan jumlah daun stek tanaman bugenvil
B. Saran
Praktikum selanjutnya diperlukan melakukan praktikum untuk mendapatkan
konsentrasi terbaik zat pengatur tumbuh jus pepaya untuk pertumbuhan stek
pepaya. Stek yang telah ditanam diharapkan melakukan perawatan agar tanaman
tidak mati.
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, S. Dharma. 2017. Air kelapa dan perendaman ekstrak bawang merah
berpengaruh terhadap pertumbuhanstek bunga kertas (bougenvillea
spectabilis). Skripsi. UMSU MEDAN.
Siskawati, E., R. Linda., dan Mukarlina. 2013. Pertumbuhan stek batang jarak
pagar (Jatropha curcas L.) dengan perendaman larutan bawang
merah (Allium cepa L.) dan IBA (Indole Butyric Acid). Jurnal
Protobiont 2 (3):167 – 170. Malang.
A. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Tinggi Tunas Tanaman Bugenvil
2. Pengamatan
menghitung jumlah
daun
4. Pembersihan gulma
yang tumbuh di
sekitar media stek
tanaman bugenvil