KELOMPOK 2
1. GINTA PERTIWI
2. MIFTA HASENA
3. SANDI ARRAHMAN
4. SHINTIA EFFENDI
PENGGUNAAN LAHAN
Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri dari iklim,
relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada
diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
penggunaan tanah.
Menurut FAO lahan diartikan sebagai tempat dipermukaan
bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan saling
berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer,
atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan
ekologinya, makhluk hidup serta hasil aktivitas manusia
pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa
variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan manusia
saat ini dan akan datang.
Menurut KBBI lahan berarti tanah terbuka, tanah garapan, atau
suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh
manusia, misalnya untuk lahan pertanian dan lain-lain.
Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada
bidang lahan tertentu, misalnya pemukiman, perkotaan, dan
persawahan.
APA CAKUPAN DALAM
PENGGUNAAN LAHAN ?
1.Pembukaan lahan (Land Clearing)
persiapan yang dilakukan untuk budidaya tanaman di
suatu kawasan.
Syarat-syarat pembukaan lahan, yaitu :
a. Bukan area konservasi
b. Harus dekat dengan
sumber air
c. Memperhatikan analisis
dampak lingkungan
d. Menerapkan berbagai
disiplin ilmu ( agronomi,
irigasi, konservasi, dll)
e. Tidak menyebabkan
kerusakan tanah
Macam-macam cara pembukaan lahan :
1) Cara manual
Membuat rintisan Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan
dan mengimas parang atau kapak.
b) Menumbang.
a) Membabat pendahuluan dan
pohon yang berukuran
mengimas Jenis vegetasi semak
dan atau pohon berkayu ditebas relatif besar maupun kecil
dan menyisakan tunggul dengan ditumbang dengan
tinggi maksimum 40 cm. menggunakan traktor atau
menggunakan gergaji rantai
c) Merumpuk semua kayu yang
masih dapat dimanfaatkan d) Pemberantasan alang-alang
dipotong sepanjang 3-5 m, Pada tempat-tempat tertentu
kemudian dikeluarkan dari areal sering dijumpai alang-alang
dan sisanya dirumpuk pada daerah secara berkelompok.
rendahan dengan menggunakan Pemberantasan dilakukan
traktor rantai. menggunakan herbisida.
Negatif
Positif
-Mengurangi laju penyerapan
-Meregangkan tanah air sehingga meningkatkan
-Membantu erosi tanah.
mencapuradukkan -Menghancurkan agregat
residu tanaman, materi tanah
organik tanah, dan -Risiko terjadi pemadatan
nutrisi tanah pada bagian yang tidak
-Membunuh gulma terbajak
secara mekanis
3. Lahan Basah
Pertanian lahan basah merupakan jenis kegiatan pertanian
yang memanfaatkan lahan basah, maksudnya lahan ini memiliki
kandungan air yang tinggi, bahkkan tidak jarang lahan pertanian
basah ini tergenang oleh air sepanjang waktu.
Ciri-ciri dari pertanian lahan basah
KOLAM SUNGAI
4. Lahan Kering
pertanian lahan kering yaitu lahan yang memilki kandungan
air yang rendah, bahkan ekstrimnya adalah lahan kering ini
merupakan jenis lahan yang cenderung gersang, dan tidak
memiliki sumber air yang pasti, seprti sungai, danau ataupun
saluran irigasi.
Ciri-ciri dari pertanian lahan kering
tanahnya pecah-pecah
CABAI TERONG
UMBI- BUAH
UMBIAN BUAHAN
KONSERVASI LAHAN
1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara
menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan.
Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa
cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
a. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul
dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant.
Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan
tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah.
b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis
tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk
menahan erosi dan diambil kayunya.
c. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu
menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk
menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke
dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan
kemiringan 3 – 8%.
d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam
lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya
untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan,
memperlambat erosi dan memperkaya bahan organik tanah.
e. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu
melakukan pe-nanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris
(larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau
arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman diperbesar,
pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dirapatkan. Fungsinya
untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan
tanah.
f. Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara
bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan
dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak
berkurang.
Contoh penerapan metode vegetatif
2. Metode Mekanik/Teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-
teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan
(run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan
kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada
metode mekanik antara lain:
a. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu
pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat
aliran air, dan memperbesar resapan air.
b. Pembuatan tanggul/ guludan/ pematang bersaluran, yaitu dalam
pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan
dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat
ditanami palawija.
c. Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-
tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk
memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan
mengurangi erosi.
d. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat
untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga
aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.
Contoh penerapan metode mekanik/teknik
3. Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk
memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat
(struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur
oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air
permukaan (run off) tetap kecil.
Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini
antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut
dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian
dicampur dengan tanah.
KLASIFIKASI LAHAN
Klasifikasi lahan berdasarkan bentuknya
1. Bentuk lahan asal struktural yaitu bentuk
lahan yang terjadinya sangat
dipengaruhi oleh keadaan struktur geologinya.
Contohnya:
a. Kuesta yaitu bentuk lahan yang terbentuk
oleh batuan sedimen yang
mempunyai kemiringan perlapisan batuan ke
satu arah.
b. Plato yaitu bentuk lahan yang terbentuk oleh
batuan sedimen yang
membentuk morfologi relatif datar, terdapat
pada elevasi yang relatif
tinggi di atas permukaan laut.
c. Pegunungan lipatan yaitu bentuk lahan yang
terjadi terutama karena
adanya proses perlipatan batuan.
2. Bentuk lahan asal vulkanik (gunung
api). Bentuk lahan ini merupakan
bentuk lahan yang proses terjadinya terutama
akibat dari adanya kegiatan
gunung api.
3. Bentuk lahan asal denudasional (erosi,
mass wasting, dsb). Bentuk
lahan ini merupakan bentuk lahan yang terjadi
terutama oleh prosesproses
pelapukan, erosi, dan transportasi.
4. Bentuk lahan asal fluvial (aliran air),
bentuk lahan ini merupakan
bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses
aktivitas sungai.
5. Bentuk lahan asal marina (pasang
surut). Bentuk lahan ini merupakan
bentuk lahan yang dihasilkan oleh
aktivitas laut.
6. Bentuk lahan asal glasial (es).
Bentuk lahan ini merupakan bentuk
lahan yang dihasilkan oleh proses
pembekuan dan pencairan es.
7. Bentuk lahan asal aeolian (angin).
Bentuk lahan ini merupakan bentuk
lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
angin.
8. Bentuk lahan asal solutional
(karst). Bentuk lahan ini
merupakan
bentuk lahan yang terbentuk dari
batuan yang mempunyai sifat dapat
larut oleh air yaitu batu gamping.
9. Bentuk lahan asal organik.
Bentuk lahan ini merupakan
bentuk lahan
yang terbentuk oleh proses-proses
organik. Misalnya: Terumbu
karang.
DAFTAR PUSTAKA
http://diandaningeyil.blogspot.com/2011/07/konservasi-lahan.html
http://tpta2012.blogspot.com/2012/03/makalah-ruliana-view-more-documents.html
http://organisasi.org/teknik-cara-membuat-tanah-tetap-subur-dan-tips-pengawetan-tanah-ilmu-biolog
i.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2276586-metode-pengawetan-tanah-
dan-air/
http://budgeo90.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-konversi-lahan.html