Anda di halaman 1dari 116

Kelompok 1

• Cindi yulia Mukhda 1710211001


• Suci aulia ramadhan 1710211005
• Abdul latif nasution 1710211006
• Diky kurniawan setyaji 1710211007
• Fajar eka pramudita 1710211008
• Habiburrahman malik al-hamda 1710211009
• Riyes rahmadani 1710211010
• Nur afvizah 1710211011
• Sridahartati ningsih 1710211012
- sejarah
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah
satu komoditas andalan perkebunan yang 
peranannya cukup penting bagi perekonomian
nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan
kerja, sumber pendapatan dan devisa negara.
Tanaman kakao pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman
penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1880. Saat itu kakao
jenis Forastero dari Venezuela diboyong Belanda untuk
ditanam di Indonesia.
Perkembangan kakao yang pesat di Indonesia memicu
Belanda untuk membentuk Asosiasi Perkebunan untuk
membahas budidaya kakao di Tanah Air. Tak hanya itu,
Asosiasi Perkebunan juga membentuk lembaga penelitia yang
tugasnya memecahkan masalah seputar tanaman kakao, demi
mendapatkan tanaman kakao yang unggul.
Tahun 1901, Cacao Profestation resmi dibuka di Salatiga.
Lembaga penelitian cokelat ini dibangun di sekitar kebun
kakao. Dari hasil penelitian, didapat tanaman kakao Djati
Roenggo (DR). Tanaman ini merupakan kakao berkualitas
tinggi. Setelah dibudidayakan, DR diterima baik di pasar
Eropa dengan harga tinggi.
Pasca merdeka, tepatnya tahun 1984, Hari Kakao Indonesia
ditetapkan setiap tanggal 16 Oktober oleh Menteri Pertanian
RI saat itu, Suswono. Sampai saat ini tanaman Kakao DR1,
DR2, dan DR 38 masih diakui sebagai tanaman kakao unggul
di Indonesia.
- Keuntungan menanam kakao
Tanaman kakao ini dapat di olah menjadi berbagai
jenis makanan mulai dari cokelat, wafer, agar-agar,
bubuk es krim cokelat dan lainnya.
- Peluang usaha budidaya kakao
+ memulai bisnis budidaya kakao
+ pelaku bisnis budidaya kakao
+ konsumen bisnis budidaya kakao
+ peralatan bisnis budidaya kakao
+ pemasaran hasil panen budidaya kakao
+ karyawan bisnis budidaya kakao
+ harga jual budidaya kakao
+ keuntungan bisnis budidaya kakao
+ kekurangan bisnis budidaya kakao
+ analisa bisnis budidaya kakao
-kelemahan menanam kakao
= Tingginya serangan cendawan, penyakit, dan buah
busuk.
Solusi:
Lakukan pemeliharaan tanaman dengan cara
memangkas cabang yang tidak produktif,
mengendalikan organisme pengganggu, menjaga
sanitasi lahan, dan membuang bagian tanaman
yang terserang penyakit.
= Rendahnya kualitas kakao Indonesia di mata dunia
Solusi:
Lakukan perbaikan teknis pemanenan dan pascapanen.
Usahakan kakao dipanen saat matang penuh dengan warna
kulit kuning atau merah.
potensi prospek
peluang tanaman
kakao
Kakao merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang
peranannya cukup penting
bagi perekonomian nasional,
khususnya sebagai penyedia
lapangan kerja, sumber
pendapatan dan devisa negara.
 Disamping itu kakao juga
berperan dalam mendorong
pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri.
 Pada tahun 2002, perkebunan kakao
telah menyediakan lapangan kerja dan
sumber pendapatan bagi sekitar 900
ribu kepala keluarga petani yang
sebagian besar berada di Kawasan
Timur Indonesia (KTI) serta
memberikan sumbangan devisa
terbesar ke tiga sub sektor perkebunan
setelah karet dan kelapa sawit dengan
nilai sebesar US $ 701 juta.
 Keberhasilan perluasan areal tersebut
telah memberikan hasil nyata bagi
peningkatan pangsa pasar kakao
Indonesia di kancah perkakaoan dunia
 Indonesia berhasil
menempatkan diri
sebagai produsen kakao
terbesar kedua dunia
setelah Pantai Gading
(Cote d’Ivoire) pada
tahun 2002, walaupun
kembali tergeser ke
posisi ketiga oleh Ghana
pada tahun 2003.
 Tergesernya posisi
Indonesia tersebut salah
satunya disebabkan oleh
 Di samping itu, perkakaoan Indonesia
dihadapkan pada beberapa permasalahan
antara lain: mutu produk yang masih
rendah dan masih belum optimalnya
pengembangan produk hilir kakao.
 Hal ini menjadi suatu tantangan sekaligus
peluang bagi para investor untuk
mengembangkan usaha dan meraih nilai
tambah yang lebih besar dari agribisnis
kakao.
 Indonesia sebenarnya berpotensi untuk
menjadi produsen utama kakao dunia,
apabila berbagai permasalahan utama yang
dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi
dan agribisnis kakao dikembangkan dan
dikelola secara baik
 Kakao Mempunyai nilai
ekonomi tinggi dengan harga
yang berfluktuasi.  Indonesia memiliki beberapa
keunggulan dalam
 Hal ini dipengaruhi oleh pengembangan kakao
produksi dan permintaan dibandingkan negara produsen
kakao lainnya :
konsumen.
1.Ketersediaan lahan yang masih
 Kapasitas produksi kakao di cukup luas
beberapa negara seperti 2.Biaya tenaga kerja relatif murah
Papua New Guinea,Vietnam 3.Potensi pasar domestik yang
besar
dan Filipina masih jauh dari
4.Sarana transportasi cukup baik
Indonesia baik dalam hal luas
areal maupun total produksi.
Prospek Pasar

 Kakao diproduksi oleh lebih  Produsen utama kakao dunia


dari 50 negara yang berada di adalah Pantai Gading dengan
kawasan tropis yang secara total produksi 1,28 juta ton pada
geografis dapat dibagi dalam tahun 2002.
 Produsen utama lainnya adalah
tiga wilayah yaitu Afrika, Asia
Oceania dan Amerika Latin. Indonesia, Ghana, Negeria dan
Brazil dengan produksi pada
 Pada tahun 2002, produksi
tahun 2002/03 masing masing
kakao dunia diperkirakan 450.000 ton, 450.000 ton,
sebesar 2.996 ribu ton. 165.000 ton dan 145.000 ton.
Potensi Lahan

 Pengembangan usaha  Indonesia masih memiliki lahan


yang cukup luas untuk
perkebunan kakao pengembangan perkebunan kakao.
membutuhkan  Pengembangan agribisnis kakao

ketersediaan lahan yang ke depan lebih diprioritaskan pada


upaya rehabilitasi dan peremajaan
luas, tenaga kerja yang
untuk meningkatkan produktivitas
cukup, modal dan sarana kebun kakao, di samping terus
serta prasarana yang melakukan perluasan.
memadai.
Potensi Lahan yang sesuai untuk pengembangan
kakao di indonesia
no Propinsi Areal Lahan
(ha)
1 Nanggroe Aceh Darussalam 152.169
2 Sumatera Utara 195.483
3 Jawa Timur 12.169
4 Nusa Tenggara Timur 81.646
5 Kalimantan Timur 1.574.150
6 . Sulawesi Tengah 807.714
7 Sulawesi Selatan 52.856
8 Sulawesi Tenggara 320.387
9 Maluku 584.686
10 Papua (Irian Jaya) 2.443.853
Jumlah 6.225.113

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan


Agroklimat, 2005
Upaya yg dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi kakao di
Indonesia adalah:

 Melalui penggunaan bahan tanam yang


unggul
 Aplikasi teknologi budidaya yang baik
 Penggendaliaan hama penggerek buah
kakao
 Peremajaan Tanaman
 Peningkatan kemampuan sumber daya
manusia(SDM)
 Kemudahan sarana produksi
 Kerjasama regional dan internasional
 Demo plot dan pilot project
Analisis olahan kakao di indonesia
Perkebunan kakao yang luas dan
habitat alam tanaman kakao yang
cocok dengan iklim diIndonesia
menjadikan produksi kakao Indonesia
melimpah. Menurut Food and
Agriculture Organiza-tion (FAO),
produksi kakao Indonesia tahun 2013
mencapai 777 ribu ton,
menempatkan Indonesia sebagai
negara produsen biji kakao terbesar
ketiga dunia setelah Pantai Gading
dan Ghana. Indonesia adalah negara
penghasil biji kakao terbesar keti-ga
di dunia, hal ini menjadikan kakao
salah satu komoditas ekspor andalan
Indonesia.
Meskipun menjadi salah satu
komoditas andalan,komoditas
kakao Indonesia tetap
menghadapi ber-bagai
masalah kompleks. Salah
satunya adalah ko-moditas
kakao yang diekspor sebagian
besar dalambentuk bahan
mentah. Sebesar 80% ekspor
kakao In-donesia sampai
tahun 2010 masih dalam
bentuk biji kakao (Suryana et
al., 2014). Ekspor biji kakao
yang lebih besar dari pada
kakao olahan menunjukkan
bahwa Indonesia telah banyak
kehilangan potensinilai
tambah dari hasil industri
pengolahan kakao
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan harga
yangjauh antara biji kakao dengan kakao
olahan. Selainitu, umumnya biji kakao
Indonesia bermutu rendah(terkontaminasi
jamur, serangga, dan kadar kotor-an tinggi),
sehingga dengan harga biji kakao yangsudah
rendah, masih juga dikenakan
pemotonganharga (Hasibuan et al., 2012a).
Rendahnya mutu bijikakao Indonesia
disebabkan oleh biji kakao yangbelum
difermentasi, minimnya sarana pengolahan,dan
lemahnya pengawasan mutu serta penerapan
teknologi pada seluruh tahapan pengolahan
bijikakao (Rubiyo dan Siswanto, 2012)
Permasalahan terkait komoditas kakao menun-
jukkan bahwa industri kakao belum
berkembangsecara optimal di Indonesia. Hal
ini mengakibatkankomoditas kakao olahan
Indonesia sulit memasukipasar internasional,
sehingga ekspor kakao olahanmasih sedikit.
Sebagai sesama produsen utama bijikakao
dunia, kakao olahan Indonesia kalah ber-saing
dibandingkan dengan kakao olahan
PantaiGading. Hal ini mengindikasikan bahwa
kegiatan pengolahan kakao (industri hilir
kakao) lebih ber-kembang di Pantai Gading.
Industri pengolahankakao yag belum
berkembang di Indonesia diman-faatkan oleh
Malaysia. Produksi biji kakao Malaysiajauh di
bawah Indonesia, oleh karena itu Malaysia
banyak mengimpor biji kakao dari Indonesia
Biji kakao tersebut kemudian diolah, selanjutnya di-
ekspor ke berbagai negara dalam bentuk
olahan.Berkembangnya industri pengolahan kakao di
Ma-laysia mengakibatkan ekspor kakao olahan dari
Malaysia bisa mengungguli ekspor kakao olahan
Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa mes-
kipun Malaysia hanya memproduksi sedikit biji
kakao, namun Malaysia bisa mendapatkan nilai
tambah yang besar dari hasil industri hilir kakao.
Sedangkan Indonesia yang merupakan negara ter-
besar ketiga penghasil biji kakao di dunia hanya
menikmati sedikit nilai tambah dari hasil menjual
kakao dalam bentuk biji
faktor yang dapat
memengaruhi volume
ekspor kakao olahan
 Produk Domestik Bruto(PDB) riil per
kapita negara tujuan ekspor
 harga riil kakao olahan Indonesia
 jumlah penduduk negaratujuan
ekspor dan kebijakan bea keluar
ekspor biji kakao.
 Selain itu, penelitian ini membatasi
menjadi ekspor kakao olahan
Indonesia ke sembilan negara tujuan
dengan volume ekspor kakao ter-
tinggi menurut data dari UN
Comtrade pada tahun2000 sampai
dengan 2014. Kesembilan negara
terse-but adalah Malaysia, Amerika
Serikat, Singapura,Brazil, Tiongkok,
Spanyol, Jerman, Thailand,
danFilipina
Volume Ekspor Kakao Olahan
Indonesia Tahun 2000–2014 ke
Sembilan Negara Tujuan Utama
Ekspor KakaoIndonesia (Ton)
Kakao adalah sumber magnesium alami
nomor satu. Magnesium mampu Biji kakao kaya akan sejumlah mineral
menyeimbangkan zat-zat kimia di dalam penting, termasuk magnesium, belerang,
otak, membangun tulang yang kuat serta kalsium, zat besi, seng, tembaga, kalium
membantu meregulasi detak jantung dan dan mangan.
tekanan darah

kakao mengandung flavonoid jauh


lebih banyak dibandingkan makanan
lain seperti blueberry, wine merah, kandungan antioksidannya yang
teh hitam dan hijau. Bahkan, kakao tinggi juga mampu mendukung
mengandung antioksidan yang MANFAAT sistem kardiovaskular dan saraf
jumlahnya empat kali lipat dari yang BUAH dengan mencegah terbentuknya
terkandung di dalam teh hijau. KAKAO radikal bebas.

Kandungan mineral kecantikan,


sulfur atau belerang "Belerang
mampu membangun kuku dan
rambut yang kuat, mempercantuk
kulit dan mendetoksifikasi hati”
 Keunggulan tanaman
Tanaman kakao dapat di tumpang sari kan kakao
dengan tanaman lain. tumpang sari memiliki
banyak kelebihan diantaranya menghemat
lahan tanamam, menambah produktivitas
hasil panen dll.
Contoh tumpang sari tanaman kakao adalah
tanaman kakao dengan kelapa, kakao dengan
kelapa sawit dll.
hal ini juga membantu pertumbuhan tanaman
kakao karena tanaman kakao tidak
membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi,
jika tanaman kakao mendapat intensitas
cahaya yang tinggi maka tanaman kakao
akan mengecil,daun menyempit, dan
tanaman relatif mengkerdil.
 Tanaman kakao merupakan tanaman yang dapat dipanen
sepanjang tahun.
Dengan ini para petani kakao dapat memanen lebih dari satu kali
dan dapat menikmati hasil panen lebih dari satu kali.
 Tanaman kakao memiliki akar
tunggang yang disertai dengan
akar serabut.
Berkembang di sekitar permukaan
tanah (dangkal, hanya kurang lebih
sampai 30 cm).
Sehingga tanaman kakao memiliki
perakaran yang kuat.
  Tanaman Kakao merupakan salah
satu komoditas ekspor.
 Kakao Indonesia memiliki titik
leleh yang tinggi
Tingginya titik leleh ini menyebabkan
kakao asal Indonesia selalu dibutuhkan
dalam industri makanan berbahan
dasar kakao, yaitu kakao asal
Indonesia digunakan  sebagai bahan
pencampur  kakao dari negara lain
yang memiliki titik leleh
rendah.Keistimewaan ini menjadikan
peluang pengembangan kakao
Indonesia terbuka luas.
Kelemahan tanaman kakao
 Kelemahamn tanaman kakao
diindonesia dapat dilihat dari
kualitasnya. Mutu biji kakao
masih relatif rendah dibandingkan
dengan yang berasal dari negeri
lain. Rendahnya kualitas tersebut
dapat diakibatkan karena adanya
serangan terhadap tanaman kakao,
biasa berupa serangan dari
penggerek buah kakao (PBK),
Kepik penghisap buah kakao
(Helopeltis), Penggerek
batang/cabang (Zeuzera coffeae),
tikus dan tupai/bajing
dan penyakit penting kakao
diantaranya yaitu busuk buah,
kanker batang,  dan jamur akar.
hal tersebut yang menjadi kendala yang di hadapi para
petani sehingga produksi yang di hasilkan kurang maksimal
dan kualitas produk yang di hasilkan  juga kurang optimal.
Serangan hama yang terus terjadi pada  pada tanaman kakao
cukup menyulitkan para petani untuk mengatasi serangan
dari hama maupun penyakit tersebut, dan apabila serangan
ini terus terjadi maka akan mengakibatkan tanaman kakao
kemungkinan terus mengalami penurunan  baik dari kualitas
maupun kuantitas produksi tanaman kakao.
Kurang tahan air.
Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesis karena turgiditas sel
penjaga stomata akan menurun, sehingga mengakibatkan terhentinya
pertumbuhan. Defisiensi air yang terus-menerus akan menyebabkan
perubahan irreversible (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman
akan mati.
 Biji kakao tidak mempunyai masa dormasi sehingga penyimpanan biji
untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak memungkinkan.Biji ini
diselimuti oleh lapisan yang lunak dan manis rasanya, jika telah masak
lapisan tersebut pulp atau micilage.Pulp ini dapat menghambat
perkecambahan dan karenanya biji yang akan digunakan untuk
menghindari dari kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang
maka didalam penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga
dapat merusak biji.
JENIS KAKAO DAN
KARAKTERISTIKN
YA
JENIS – JENIS KAKAO
1.      Kakao Criollo
Merupakan tipe tanaman kakao yang menghasilkan biji
kakao kering premium yang dikenal sebagai Fine
Flavour Cocoa, choiced Cocoa, Edel Cocoa, serta Kakao
Mulia. Kakao Criollo dibedakan atas 2 jenis, yaitu;
Central America Criollos dan South America Criollos.
Cacao Endel memasok kurang dari 7 % produksi kakao
dunia yang dihasilkan oleh negara Equador, Venezuela,
Trinidad, Grenada, Jamaika, Srilanka serta Indonesia.
Ciri-cirinya Kakao Criollo adalah sebagai berikut:
   Pertumbuhan tanamn kurang kuat dengan produksi yang rendah serta lamban
berbuah
 Tunas muda berbulu
  Agak peka terhadap hama dan penyakit
   Terdapat 10 alur dengan letaknya berselang seling (5 alur ahak dalam dan 5 alur
dangkal)
 Memiliki tongkol buah berwarna hijau atau merah  bila masih muda dan
kuning orange ketika sudah matang
 Buah berbentuk tumpul, sedikit bengkok serta tidak memiliki bottle neck
 Tekstur kulit kasar berbintil, tipis dan lunak
 Terdapat 30-40 biji ditiap buah kakao
 Biji bulat telur dengan kotiledon berwarna putih pada saat kering.
2.      Kakao Forastero
Merupakan tipe tanaman yang menghasilkan biji
kakao kering bermutu sedang yang dikenal sebagai
ordinary cacao atau kakao baku serta bulk cacao.
93% produksi kakao di dunia  merupakan jenis Bulk
cacao yang dihasilkan dari negara di Afrika Barat,
Brazil dan Dominica.
Ciri-ciri Tanaman Kakao Forastero adalah sebgai berikut:
 Pertumbuhan tanaman kuat dan produktivitas tinggi
 Menghasilkan buah lebih cepat
 Relatif lebih tahan terhadap hama dan penyakit
 Kulit buah agak keras namun permukaaannya halus
 Buah memiliki neck bottle neck ada juga yang tidak
 Endosperm berwarna ungu tua dan berbentuk gepeng
pada waktu basah
 Kulit buah berwarna hijau dengan alur kulit buah dalam
3.      Kakao Trinitaro
Merupakan tipe hibrida yang berasal dari persilangan
alami Criollo dan forastero sehingga sangat
heterogen dengan biji kering yang dihasilkan bisa
Endel Cocoa maupun Bulk Cocoa yang artinya
Kakao jenis ini dapat menghasilkan biji kakao Fine
Flavour maupun Bulk Cacao.
Ciri-ciri dari Kakao jenis ini adalah sebagai berikut:
 Memiliki masa pertumbuhan yang cepat
 Produktivitas tinggi
 Bentuk buah bermacam-macam dengan warna
kulit buah  berwarna merah dan hijau
 Warna kotiledon berwarna ungu dan ungu tua
ketika masih basah
Berdasarkan bentuk buahnya, jenis Trinitario
dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:
 Angoleta

Berbentuk lebih mirip dengan Criollo, kult sangat


kasar, tanpa bottle neck, ukuran buah besar, biji bulat,
alur dalam warna endosperm ungu serta memiliki
kualitas superior.
 Cundeamor

Bentuk buah seperti angoleta, dengan kulit kasar


bentuk bottle neck terlihat jelas, biji gepeng dengan
rasa agak manis, alur tidak dlam serta warna
endosperma berwarna ungu gelap. Kualitas yang
dihasilkan merupakan kualitas superior.
 Amelonado

Bentuk buah bulat telur dengan tekstur kulit


halus, ada yang memiliki bottle neck ada juga yang
tidak, biji gepeng dengan rasa agak manis, alur jelas
dengan endosperm berwarna ungu. Kualitas yang
dihasilkan merupakan kualitas sedang bahkan
superior.
 Calabacillo

Buah pendek dan bulat, kulit


buah sangat licin, tidak memiliki
bottle neck, biji gepeng dengan
rasa pahit, alur sangat dangkal,
warna indosperma berwaarna
ungu. Kualitas yang dihasilkan
rendah.
Morfologi
Akar
 Akar tunggang (radix primaria)
 Akar kakao bisa sampai 8 meter ke arah samping
dan 15 meter ke arah bawah.
 Akar kecambah umur 1-2 minggu biasanya
menumbuhkan akar-akar cabang (radix lateralis).
 Dari akar cabang ini tumbuh akar-akar rambut
(fibrillia) .
 Pada bagian ujung akar ini terdapat bulu akar yang
dilindungi tudung akar (calyptra).
 Perkembangan akar akan
terbatas pada tanah yang
permukaan airnya ekstrim
menjadi faktor pembatas
penanaman kakao di daerah
pantai. Pada tanah yang
drainasenya jelek dan
permukaan air tanahnya
tinggi, akar tunggang tidak
dapat tumbuh lebih dari 45
cm.
Batang dan Cabang

• Umur 3 tahun :
tinggi ⇒ 1,8 - 3 m;
• 12 tahun ⇒ 4,5-7m
• Tinggi tanaman
dipengaruhi
intensitas cahaya,
naungan dan faktor
tumbuh lain
 Tanaman kakao asal biji,
setelah mencapai tinggi 0,9
– 1,5 m akan berhenti
tumbuh dan membentuk
jorget.
 Jorget : tempat
percabangan dari pola
percabangan ortotrop ke
plagitrop dan khas hanya
pada tanaman kakao.
 Bentuk tangkai daun silinder,

 Daun
bersisik halus
Bentuk helai daun bulat
memanjang (oblongus)
 Ujung daun : meruncing
(acuminatus)
 Pangkal daun : runcing (acutus)
 Susunan tulang daun menyirip
 Tulang daun menonjol ke
permukaan bawah helai daun.
 Tepi daun rata, daging daun
tipis tetapi kuat seperti
perkamen
 Warna daun dewasa hijau
tua
 Panjang daun dewasa 30
cm, lebarnya 10 cm
 Permukaan daun licin dan
mengilap.
 Jumlah bunga mencapai
5.000 - 12.000 bunga per
Bunga
pohon per tahun,
 Tergolong bunga sempurna,
terdiri atas daun kelopak
(calyx) sebanyak 5 helai,
dan benang sari
(androecium) sejumlah 10
helai.
 Diameter bunga 1,5 cm.
 Bunga disangga oleh tangkai
bunga yang panjangnya 2-4 Jumlah buah matang yang
cm. menumbuhkan akar- dihasilkannya hanya
akar cabang (radix lateralis). berkisar satu persen dari
jumlah bunga
 Buah tanaman kakao
Buah dan Biji
merupakan buah buni yang
daging bijinya sangat lunak
 Kulit buah mempunyai 10
alur dan tebalnya 1-2 cm
 Pada buah, biji menempel
pada bagian kulit dalam
buah, tetapi bila buah
matang, biji terlepas dari
kulit buah.
 Didalam setiap buah kakao
terdapat 30-50 biji
 Buah kakao muda yang ukurannya kurang dari 10 cm
disebut cherelle (buah pentil). Buah muda ini sering
mengalami pengeringan (cherelle wilt) sebagai gejala
yang spesifik dari kakao (physiological effect thinning),
yaitu adanya proses fisiologis yang menyebabkan
terhambatnya penyaluran hara untuk menunjang
pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut bisa saja
dikarenakan adanya kompetisi energi antara vegetatif
dan generatif atau karena adanya pengurangan hormon
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan buah muda.
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) atau
yang lebih familiar dikenal dengan tanaman
coklat merupakan tanaman perkebunan
berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor
tanah yang semakin keras dan miskin unsur
hara terutama unsur hara mikro dan hormon
alami, fktor iklim dan cuaca, faktor hama
hama dan pnykit tnmn serta faktor
prmrliharaan lainnya tdk diprhktian, maka
tingkat produksi dan kualitas akan semakin
rendah.
Syarat tumbuh tanaman kakao

1. Ketinggian tempat ideal untuk


budidaya tanaman kakao :
ketinggian tempat yg ideal untuk
budidaya tanaman kakao adalah
tdk lebih dari 800 mdpl.
2. Curah hujan : curah hujan yg
sesuai untuk tanaman kakao ialah
distribusinya sepanjang tahun atau
yang bercurah hujan 1.100 – 3000
mm per tahun.
3. temperatur : temperatur yg ideal
bagi tanaman kakao adlh 30˚C – 32
˚C (maksimum) dan 18˚C – 21˚C
(minimum).
4. Kebutuhan sinar matahari : untuk
tnman kakao, cahaya matahari yang
terlalu banyak menyoroti tanaman
kakao akn mengakibatkan lilit batang
kecil, daun sempit, dan batang relatif
pendek. Kakao tergolong tanaman
C3 yg mampu berfotosintesis pada
suhu daun rendah.
5. Kebutuhan Air dan hara tanaman kakao :
air dan hara merupakan faktor penentu bila
mana kakao akn ditanam dengan sistem
tanpa tanaman pelindung sehingga terus
menerus mendapat sinar matahari secara
penuh.
6. Naungan tanaman Kakao : pembibitan
kakao membutuhkan naungan, karena
benih kakao akan lebih lambat
pertumbuhannya pada pencahayaan
sinar matahari penuh.
7. Jenis tanah : kakao dpt tmbh pd berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan
kimia dan fisik yg berperan dalam produksi tnman kakao terpenuhim dan
kemiringan lereng maksimum 40˚
Sifat kimia tanah : Tanaman kakao dpt tumbuh dengan baik pd tanah yg
memiliki kemasaman pH 6-7,5 tdk lbh tinggi dari 8, serta tdk lebih rendah dari
8.
bahan organik tanah yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada
masa sebelum panen. Untuk itu pd lapisan tanah setebal 0-15cm sebaiknya
lbh dr 3 persen. Kadar tersebut setara dengan1,75 persen unsur karbon yg dpt
menyediakan hara dan air serta struktur tanah yg gembur.
 sifat fisik tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman kakao : tekstur tanah yg baik yntuk
tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40 persen fraksi liat, 50
prsen [asir dan 10-20 persen debu. Susunan dmkian akn mmpengaruhi ketersediaan air
dan hara serta aerasi tanah. struktur tanah yg remah dgn agregat dpt menciptakan gerakan
air dan udara didalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar.
Kedalaman tanah : kakao juga mengininkan solum tanah minimal 90 cm. walaupun
ketebalan solum tidak selalu mendukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal itu
dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhan kakao.
Teknik pengolahan lahan
1. Persiapan Lahan
Budidaya kakao sangat
mengharapkan tanah yang kaya akan
nutrisi di dalamnya. Pengolahan lahan
dilakukan dengan membersihkan
lahan dari gulma dan kotoran yang
mengganggu. Gunakan tanaman
penutup tanah seperti jenis tanaman
polong-polongan. Pengolahan tanah
budidaya kakao dapat dilakukan
dengan cara mekanis.
2. Tanaman pelindung atau naungan
Tanaman pelindung dalam budidaya
kakao sangatlah penting kegunaannya.
Kegunaan utama dari pohon pelindung
yaitu melindungi tanaman kakao dari
paparan sinar matahari langsung. pohon
pelindung juga berguna sebagai peredam
suhu maksimum pada musim kemarau
yang dapat merusak tanaman kakao.
Kegunaan lainnya adalah sebagai
penahan angina sebab daun muda pada
tanaman kakao sangat mudah rontok 
apabila angina yang kencang.
Pohon pelindung pada
tanaman kakao sebaiknya
ditanam 1 tahun sebelum
tanaman kakao ditanam.
Tanaman penaung yang populer
digunakan petani kakao  adalah
pohon gamal, lamtoro, dan
albazia.
3. Pembibitan Tanaman Kakao
Tanaman Kakao dapat
diperbanyak secara generatif dengan
generatif dan juga vegetatif.
Perbanyakan secara generatif dapat
dilakukan dengan penyemaian biji
kakao. Selain itu perbanyakan secara
vegetatif dapat dilakukan dengan
menggunakan stek ataupun okulasi.
4. Kebutuhan Bibit Tanaman Kakao
Jumlah bibit tanaman kakao yang dibutuhkan sangat
tergantung dengan luas lahan tanaman kakao serta jarak
tanaman yang akan digunakan. Pada jarak tanam 2,5 x
2,5 m membutuhkan bibit sekitar 1600 hingga 1650
batang bibit. Sedangkan untuk jarak tanam 3 x 3 m hanya
membutuhkan bibit 1000 hingga 1100 batang.
5. Penanaman Bibit Kakao
Sebelum masuk ketahap penanaman
sebaiknya pastikan terlebih dahulu bibit
yang akan digunakan. Bibit kakao yang
sudah siap untuk ditanam ke lahan
adalah bibit yang telah berumur 5 bulan.
pada umur tersebut bibit sudah
mencapai ketinggian 50 cm dengan daun
berjumlah 20-35 helai daun. Sedangkan
batang sudah berdiameter 8 mm.
Selanjutnya setelah semua hal tersebut dipastikan
maka hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah
membuat ajir tanaman dengan ketinggian 1 m.
Pengaturan jarak tanam harus disesuaikan dengan
jumlah bibit yang sudah disiapkan.
6. Pemeliharaan Tanaman Kakao
Pada pemeliharaan tanaman kakao ada beberapa hal
yang harus dilakukan antara lain pemangkasan,
penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan
penyakit.
a. Pemangkasan Tanaman Kakao
 Ada tiga tipe pemangkasan pada budidaya kakao
yaitu:
 1.  Pemangkasan Bentuk 
 Pemangkasan bentuk pada tanaman
buah kakao bertujuan untuk
membentuk tajuk tanaman kakao.
Budidaya tanaman kakao sangat
tergantung pada pertumbuhan
cabang lateralnya sehingga
pemangkasan cabang sangat
bertujuan untuk membentuk cabang-
cabang lateral tersebut. Cabang-
cabang lateral adalah cabang yang
akan memunculkan buah kakao.
Pemangkasan tahap pertama dilakukan dengan cara
memangkas bagian pucuk tanaman kakao yang telah berumur 4-6
bulan setelah tanam. pemangkasan pucuk dilakukan pada ujung
tunas paling atas hal tersebut dilakukan agar meningkatkan
pertumbuhan cabang samping. Setelah itu lakukan pemangkasan
tahap kedua setelah tanaman berumur 7-9 bulan. Pemangkasan
bentuk tahap kedua dilakukan dengan cara memotong cabang
lateral dengan tinggi 50 cm dari dasar tanah. Hal ini dilakukan
untuk merangsang pertumbuhan cabang lateral tersebut.
2.  Pemangkasan Tunas Air
 Pemangkasan tunas air pada pohon muda bertujuan untuk
membentuk pohon yang lebih kuat serta mengurangi cabang
lateral yang tumbuh berlebihan. Sedangkan pada tanaman
tua pemangkasan ini bertujuan untuk memicu pertumbuhan
buah karena nutrisi yang seharusnya tersebar kecabang
lateral dapat terfokuskan pada pertumbuhan buah saja.
Pemangkasan ini dilakukan setiap 90 hari sekali
setelah tanaman dilakukan pemangkasan bentuk.
Pemangkasan dilakukan pada cabang dengan
ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Selain itu
pemangkasan juga dilakukan pada tunas vertical yang
tidak tumbuh.
3.  Pemangkasan Sanitasi
 Pemangkasan ini bertujuan untuk mengurangi resiko terserang hama dan
penyakit. Pemangkasan sanitasi akan memberikan sinar matahari yang
masuk pada tanaman lebih banyak dan juga sirkulasi udara lebih teratur.
Pemangkasan ini dilakukan setiap 4-5 bulan sekali dengan cara
memotong cabang utama yang dianggap mengurangi sirkulasi udara dan
menghalangi cahaya matahari. Pemangkasan ini juga bertujuan untuk
meregenerasi cabang yang sudah tua dengan cabang yang lebih muda.
b. Penyiangan
Penyiangan harus dilakukan secara teratur agar pertumbuhan
hama dan penyakit dapat dicegah sejak dini. Penyiangan sebaiknya
dilakukan setiap satu bulan sekali. Penyiangan dilakukan dengan
cara membersihkan tanaman liar yang tumbuh disekitar wilayah
pertanaman, dengan begitu unsur hara dapat maksimal diserap oleh
tanaman kakao dan bukan tanaman pengganggu.
c. Pemupukan 
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal dengan
menggunakan pupuk urea TSP dan KCl. Dosis pupuk
sendiri ditetapkan berdasarkan umur tanaman.
Pemupukan pertama pada tanaman kakao dilakukan
ketika tanaman telah berumur 2 bulan setelah tanam.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman kakao adalah salah satu jenis tanaman yang sangat
rentan terserang hama dan penyakit. Maka dari itu diperlukan
kemampuan dan pengetahuan lebih dalam mengelolanya. Hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga tanaman kakao agar tidak mudah
terserang hama dan penyakit yaitu sanitasi lahan. Tanaman kakao
yang terserang penyakit harus dibakar agar tidak menyebar
ketanaman yang lainnya.
Selain itu pengendalian menggunakan pestisida
juga penting dilakukan. Untuk hama seperti ulat
kilan, ulat jaran, kutu, ngengat buah dapat dilakukan
dengan mengaplikasikan insektisida. Sedangkan
untuk penyakit yang diakibatkan oleh jamur dapat
dikendalikan dengan fungisida.
Panen
Panen buah kakao sudah dapat dilakukan ketika buah
telah berumur 5-6 bulan setelah bunga muncul. Buah kakao
yang sudah dapat dipanen memiliki warna yang kuning.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah langsung
dari pohonnya dapat menggunakan pisau atau gunting buah
yang tajam dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah pada
pohon.
Setelah buah dipanen lakukan pemecahan buah untuk
mengeluarkan bijinya. Selanjutnya biji buah dilakukan
pengeringan dengan cara dijemur. Penjemuran ketika cuaca
cerah dapat memakan waktu selama 2 hari. Setelah biji
kakao kering dapat dilakukan sortasi berdasarkan bentuk dan
kualitas, setelah itu buah barulah bisa dijual ke pengepul
ataupun tengkulak,
Hama dan penyakit
1. Ulat Kilan (Hyposidea infixaria)
Ulat Kilan (Hyposidea infixaria)
merupakan hama yang termasuk dalam
famili Geometridae. Hama ini menyerang
pada saat tanaman berumur sekitar 2
hingga 4 bulan, ham ini memakan daun
muda tanaman kakao dan yang disisakan
hanya bagian tulang daunnya saja.

2. Ulat Matahari (Parasa lepida dan Ploneta


diducta)
Ulat matahari merupakan hama yang menyerang pada
bagian daun muda, kuncup daun dan juga bunga
kakao yang masih muda. Spesies ulat matahari yang
sering menyerang tanaman kakao yaitu Parasa lepida
dan Ploneta diducta.
3. Ulat Jaran (Dasychira inclusa)
Hama yang menyerang tanaman kakao
ini merupakan anggota dari familiki
Limanthriidae. Hama ini memiliki bulu gatal
pada bagian dorsal mirip seperti rambut pada
leher kuda. Pengendalian hama ini
dapat dilakukan dengan melepaskan predator
alami ulat ini yaitu Apanteles mendosa dan
Carcelia spp atau juga dapat dengan
melakukan penyemprotan menggunakan
insektisida kimia.

4. Kutu Putih (Pseudococcus Lilacinus)


Ham yang satu ini menyerang buah kakao yang masih
kecil, bagian buah yang pertama adalah bagian pangkal buah
selanjutnya menjalar kebagian buah lainnya, buah yang terserang
hama ini akan memiliki pertumbuhan yang terhambat kemudian
buah tersebut kering dan mati. Pengendalian
hama ini dapat dilakukan dengan cara memangkas bagian yang
terserang hama lalu membakarnya, bisa juga dengan melepaskan
predator alaminya seperti Scymus sp, semut hitam atau parasit
Coccophagus preudococci, atau bisa juga dengan
menyemprotkan bahan kimia.
5. Kakao Mot atau Lalat Buah (Acrocercops cranerella)
Hama ini merupakan anggota dari famili Lithocolletidae. Hama ini
menyerang bagian buah, buah kakao yang diserang adalah kakao yang masih
muda. Buah yang terserang hama ini akan memiliki kulit buah berwarna kuning
pucat, biji tidak mengembang dan juga lengket. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan sanitasi kebun, menyelumbungi buah dengan
plastik atau yang lainnya dengan bagian bawah terbuka, melepaskan predator
alami hama ini seperti semut hitam dan juga jamur antagonis Beauveria bassiana
dengan cara di semprotkan.
6. Pengerek Buah Kakao
(Conopomorpha cramerella)
Hama ini biasanya menyerang buah
yang memiliki panjang sekitar 8 cm,
buah yang terserang akan memiliki
belang kuning hijau atau kuning jingga,
terdapat lubang bekas keluar larva, biji
kecil saling melekat dan berwarna hitam,
saat buah di goyang maka tidak berbunyi.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemangkasan, mengatur
waktu panen, melakukan penyelumbungan buah, atau juga dapat menyemprotkan insektisida.

7. Kepik Penghisap Buah (Helopeltis spp)


Buah kakao yang terserang hama ini akan memiliki
bercak cekung dengan warna cokelat kehitaman dan ukurannya
sekitar 2 hingga 3 mm, biasa nya bercak itu berada pada ujung
buah. Buah yang terserag hama ini kemudian akan kering dan
mati, apabila hama ini menyerang ranting atau pucuk daun
maka daun serta ranting akan layu, kering kemudian
meranggas.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara
menyemprotkan insektisida, melepaskan predator alaminya
yaitu semut hitam.
nyakit tanaman kakao

1. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora)


Buah kakao yang terserang penyakit ini akan terdapat bercak berwarna cokelat kehitaman
dari ujung hingga pangkal buah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan sanitasi kebun, melakukan kultur teknis, atau juga dapat dengan cara
menyemprotkan fungisida setiap 2 minggu sekali atau juga bisa dengan cara penggunaan
klon yang tahan terhadap hama dan penyakit.
2. Penyakit Jamur Upas (Upasia salmonicolor)
Penyakit jamur ini menyerang bagian batang dan cabang
tanaman kakao.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
mengoleskan pestisida pada bagian batang atau cabang yang
terserang, melakukan penyemprotan pestisida, melakukan
pemangkasan, atau dengan memangkas bagian batang atau
cabang yang terserang kemudian membakarnya.
3. Penyakit Kanker Batang Tanaman Kakao
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Phythotora palmivora
yang penyerang bagian batang dan cabang tanaman kakao. Tanaman kakao
yang terserang penyakit ini akan memiliki bercak hitam pada bagian batang
atau cabang, kemudian bercak tersebut membusuk.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga
kelembapan kebun.
4. Penyakit Vsd (Vaskular Streak Dieback)
Penyakit pada tanaman kakao ini disebabkan oleh infeksi cendawan Oncobasidium
theobromae. Penyakit ini menyerang tanaman pada fase pembibitan hingga produksi. Biasanya
serangan penyakit ini dimulai pada bagian pucuk ranting tanaman kakao. Apabila terserang
penyakit ini maka daun kakao akan menguning dan memiliki bercak berwarna hijau muda dan
mengalami kerontokan.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melepaskan predator alami untuk
penyebab penyakit ini yaitu Trichoderma.

Anda mungkin juga menyukai