Disusun Oleh:
Yoga Dwi Ramadhan
17.54211.000543
2.6.3. Penanaman
Seperti tanaman perkebunan lainnya, penanaman cokelat juga diawali dengan persiapan
lahan areal penanaman. Areal lahan yang akan ditanami bisa berupa hutan dan perkebunan
lainnya. Pada awalnya, areal lahan yang akan digunakan untuk penanaman cokelat harus
dilakukan pembersihan di sekitar areal. Menurut Tumpal (1989:50) pembersihan areal untuk
penanaman cokelat memerlukan jadwal yang mantap, karena menyangkut pula penanaman
pohon pelindung tetap dan pohon pelindung sementara yang harus ditanam terlebih dahulu.
Pembersihan areal yang dilakukan pun harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta
memperhitungkan keadaan musim yang ada, sehingga dapat menyesuaikan pembersihan lahan
dan penanaman cokelat.
Pohon pelindung tetap maupun pelindung sementara harus ditanami terlebih dahulu
sebelum penanaman cokelat dilakukan agar pertumbuhan tanaman cokelat dapat berkembang
dengan baik. Masih pendapat dari Tumpal dkk (1989:50) pohon pelindung hendaknya ditanam
12-18 bulan sebelum cokelat ditanam di lapangan dan tanaman cokelat juga harus sudah
dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya, sehingga pohon pelindung tetap maupun pohon pelindung
sementara dapat tumbuh baik disamping tanaman cokelat tumbuh.
Pembersihan lahan yang dilakukan sering diakhiri dengan tahap pengolahan lahan yang
biasanya dilakukan secara mekanis. Terkadang, pembersihan lahan tidak dilanjutkan dengan
pengolahan lahan. Ini disebabkan dengan adanya pengolahan lahan tersebut dianggap dapat
merusak atau terkikisnya lapisan tanah bagian atas. Untuk menghindari terkikisnya lapisan
tanah dan mempertahankan lapisan tanah bagian atas serta menambah kesuburan tanah
dilakukan dengan tahap penanaman penutup tanah (cover crops)dimana tanaman yang
digunakan berfungsi untuk mengurangi masuknya intensitas cahaya matahari secara langsung
ke dalam tanah. penanaman penutup ini biasanya disesuaikan dengan jarak tanam cokelat yang
hendak ditanam.
Jarak tanam adalah hal yang terpenting dalam penanaman cokelat setelah dilakukannya
pengolahan lahan. Jarak tanam yang ideal bagi tanaman cokelat adalah jarak yang disesuaikan
dengan perkembangan bagian atas tanaman serta tersedianya ruang bagi perkembangan
perakaran tunggang didalam tanah. Dengan demikian, pilhan dan penentuan jarak tanam erat
kaitannya dengan sifat pertumbuhan, sumber bahan tanam dan kesuburan areal (Tumpal dkk,
1989:56).
Penentuan pola tanam pada saat penanaman juga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan
areal penanaman yang baik, karena pola tanam berkaitan dengan keoptimuman jumlah pohon
per hektar, keoptimuman peranan pohon pelindung, dan meminimumkan kerugian yang akan
ditimbulkan oleh kesuburan tanah maupun biaya pemeliharaan. Menurut (Tumpal dkk,
1989:58) ada empat pola tanaman yang dianjurkan dalam proses penanaman cokelat, yaitu:
pola pertanaman cokelat segiempat, pohon pelindung segiempat, pola pertanaman cokelat
segiempat, pohon pelindung segitiga, pola pertanaman cokelat berpagar ganda, pohon
pelindung segitiga, dan pola pertanaman cokelat berpagar ganda, pohon pelindung segiempat.
2.5.4. Pemeliharaan
Tahap yang dilakukan setelah proses penanaman usai adalah tahap pemeliharaan
tanaman seperti: penyulaman, penyiangan atau pengendalian gulma, dan pemupukan.
Pemeliharan ini ditujukan untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
cokelat yang maksimal. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi, yaitu: penyulaman, penyiangan
atau pengendalian gulam, dan pemupukan.
a. Penyulaman
Kegiatan penyulaman biasanya dilakukan untuk menghindari masa penurunan produksi
tanaman cokelat. Oleh sebab itu, menurut Sunanto (1992:48) penyulaman tanaman cokelat
dapat dilakukan sampai tanaman tersebut berumur 10 tahun, disebabkan umur bongkar
tanaman cokelat adalah 25 tahun. Dengan demikian, sebelum tanaman cokelat yang sudah tua
dibongkar, tanaman sisipan atau sulaman itu sudah mencapai masa produksi. Tanaman
pengganti sebaiknya seumuran dengan tanaman yang dibongkar, agar diperoleh pertumbuhan
dan hasil produksi yang seragam.
b. Penyiangan atau Pengendalian Gulma
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah perebutan unsur hara maupun persediaan air
antara tanaman cokelat dan gulma. Sunanto (1992:48) juga menambahkan bahwa tujuan
penyiangan atau pengendalian gulma untuk mencegah beberapa hal lainnya, yaitu: gangguan
terhadap tanaman cokelat khususnya gulma yang merambat pada tanaman cokelat, hama dan
penyakit yang biasanya terdapat pada gulma, dan terjadinya kesulitan dalam pemeliharaan dan
panen
Kegiatan ini harus dilakukan secara hati-hati, karena di sekitar kedalaman 20-30 cm
dari permukaan tanah merupakan tempat berkembangnya akar tanaman cokelat yang masih
sekuder. Pendapat Sunanto (1992:49) menyatakan bahwa jika penyemprotan obat herbisida
terkena akar sekunder mengakibatkan kerusakan pada akar-akar tanaman cokelat.
c. Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan untuk menghindari
pertumbuhan cokelat yang kurang baik dan sempurna. Oleh sebab itu, kegiatan ini biasanya
dilakukan pada beberapa bulan awal pada tanaman cokelat. Menurut Tumpal (1989:80) bahwa
cokelat dipupuk setelah berumur dua bulan di lapangan. Dilakukannya pemupukan mampu
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan mempertahankan daya tahan tanaman terhadap hama
dan penyakit.
Pemupukan yang dilakukan pun tidak sembarangan memberi pupuk, melainkan harus
diidentifikasi terlebih dahulu. Menurut Sunanto (1992:48) pemupukan cokelat harus dari
analisis tanah dan analisis daun. Secara umum, pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk yang
mempunyai kandungan pengganti unsur hara yang tidak dimiliki oleh tanah, seperti: sumber
Nitrogen dapat menggunakan pupuk Urea atau ZA, sumber Phosfor dapat menggunakan pupuk
TSP dan sebagai sumber Kalium dapat menggunakan pupuk KCL.
Selain menggunakan pupuk pengganti, sisa pemangkasan dan kulit buah dari tanaman
cokelat pun bisa dijadikan pupuk organik dengan cara dibenamkan di dalam tanah, karena kulit
buah cokelat merupakan unsur hara bagi tanaman cokelat. Menurut tumpal (1989:80) kulit
buah cokelat pada tanaman mengandung unsur nitrogen, Fosfor, kalium, magnesium, dan
kalium yang setara dengan urea. Menurut Sunanto (1992:50) Pemupukan yang dilakukan juga
dibagi menjadi dua, yaitu: pemupukan tanaman belum produksi dan pemupukan tanaman
sudah produksi.
1) Pemupukan tanaman belum berproduksi
Kegiatan pemupukan dilakukan sebelum tanaman menghasilkan produksi agar
menghasilkan hasil produksi yang sempurna. Menurut Sunanto (1992:50) tujuan dari
pemupukan sebelum tanaman cokelat berproduksi adalah untuk menyediakan unsur bagi
pertumbuhan vegetatif yang dapat membawa dampak baik pada fase generatif, sehingga terjadi
proses pembungaan dan pembuahan yang baik.
Tabel 1: Dosis yang dibutuhkan tanaman muda
2 50 – – –
6 75 50 30 25
12 100 – – –
18 150 100 70 50
24 200 – – –