Anda di halaman 1dari 42

BDT TAHUNAN

OLEH : IR. H. ZAIRIN, MP.


TOPIK : BDT. KAKAO (Theobroma
cacao, L,)
 Sejarah, Manfaat, Klasifikasi dan Morfolg,
Prospek Pengembangan Tanaman Kakao Di
Indonesia,
 Faktor Lingkungan yang

MempengaruhiPertumbuhan dan Produksi


Tanaman Kakao,
 Aspek Budidaya Tanaman Kakao
Sejarah
Tanaman kakao berasal dari Amerika Tengah dan
Amerika Selatan bagian utara. Penduduk yang
pertama kali mengusahakan sbg bahan makanan
dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku
Astek (Aztec). Mereka mengolah biji kakao
menjadi minuman dan hidangan lainnya.
Herman Cortez kemudian membawa biji kakao ke
Spanyol. Dari Eropa, kakao dan cokelat kemudian
menyebar ke penjuru dunia. Di Indonesia,
tanaman kakao diperkenalkan oleh Spanyol pada
tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara.
Pada zaman penjajahan tahun 1880,
Belanda menanam jenis Forastero dari
Venezuela.
Beberapa pohon dipilih sebagai pohon
induk dan dikembangkan secara
klonal di Djati Runggo Jawa Tengah,
menghasilkan klon baru diberi nama
DR (Djati Runggo) kemudian
dihasilkan DR1, DR2 dan DR38),
kmudian dibw ke Jatim dan Sumatera)
Kakao Indonesia di pasaran internasional
dihargai paling rendah karena:
1. Citarasanya kurang baik yakni didominasi
oleh biji-biji tanpa fermentasi yg sempurna,
biji dg kadar kotoran tinggi, terkontaminasi
serangga, jamur atau mikotoksin
2. Citarasanya lemah

Hal ini menyebabkan ekspor ke Cina, Amerika


dan Eropa harus melalui Malaysia dan
Singapura utk di up grade
Delapan negara penghasil kakao terbesar adalah
(data tahun panen 2005)

Pantai Gading (38%)


Ghana (19%)
 Indonesia (13%, sebagian besar kakao curah )

 Nigeria (5%)

 Brasil (5%)

 Kamerun (5%)

 Ekuador (4%)

 Malaysia (1%)

 Negara-negara lain menghasilkan 9% sisanya.


MANFAAT
 MINUMAN
 MAKANAN
 OBAT-OBATAN
 KOSMETIK
Kakao merujuk pada tanaman,
Cokelat adalah hasil olahan dari biji kakao
Manfaat: sebagai bahan baku industri baik
industri makanan/minuman maupun
farmasi.
Produk makan minuman coklat yang sudah
dikenal masyarakat: cocoa candy,cocoa
powder,cocoa butter(lemak coklat)
Manfaat bagi kesehatan:
1. Mencegah penyakit kanker
2. Mencegah penyakit jantung
3. Mencegah tekanan darah tinggi
4. Menjaga kesehatan kulit
Industri makanan
Biji kakao dipergunakan untuk bahan pembuat
minuman, campuran gula-gula dan beberapa
jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan
lemaknya tinggi biji, kakao dapat dibuat cacao
butter/mentega kakao, sabun, parfum dan obat-
obatan.
Kakao merupakan salah satu komoditas
unggulan nasional setelah tanaman karet,
kelapa sawit, kopi, dan teh.

Kakao penting bagi pertumbuhan


perekonomian Indonesia terutama dalam
- penyediaan lapangan kerja baru,
- sumber pendapatan petani dan
- penghasil devisa bagi negara.
bahkan pernah sbg penyangga krismon 1998 y.l.
Kakao merupakan tanaman tahunan
 mulai berbunga dan berbuah umur 3-4 tahun

setelah ditanam.
 Dengan pengelolaan yg tepat, masa produksinya

dapat bertahan lebih dari 25 tahun.


sentra produksi kakao (67 %) Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah
(Suhendi, 2007).
Klasifikasi
 Taksonomi kakao adalah sebagai berikut:
Kerajaan: Plantae,
 Divisi: Spematophyta,
 Sub divisi: Angiospermae,
 Kelas: Dicotyledoneae,
 Anak kelas: Dialypetalae,
 Ordo: Malvales,
 Famili: Sterculiceae;
 Genus: Theobroma;
 Species: Theobroma cacao L.
Jenis Kakao
Secara umum kakao terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu 
 Criollo atau yang dikenal sebagai kakao

mulia, 
 Forastero  dan 
 Trinitario (campuran Criollo dan Forastero).
1). Kakao Criollo
1) Jenis Criollo (Criollo Amerika
Tengah dan Criollo Amerika Selatan)
mutunya sangat baik dan dikenal sebagai
kakao mulia, ,  fine flavour cocoa, choiced
cocoa dan edel cocoa.
Saat ini bahan tanam kakao mulia banyak
digunakan karena produksinya tinggi serta
cepat sekali mengalami fase generatif.
Ciri ciri
@ Buahnya berwarna merah atau hijau dengan kulit
buah tipis berbintil-bintil kasar dan lunak.
@ Biji kakaonya berbentuk bulat telur dan
berukuran besar dengan kotiledon berwarna
putih pada saat basah.
@ Berjumlah lebih kurang 7% dari produksi kakao
dunia dan merupakan jenis edel yang dihasilkan
di Equador, Venezuela, Trinidad, Grenada,
Jamaika, Srilangka, Indonesia dan Samoa.
lanjut

 Pertumbuhan tanaman kurang kuat dan


produksinya relatif rendah.
 Tunas-tunas muda umumnya berbulu. Masa

berbuah lambat.
 Agak peka terhadap serangan hama dan

penyakit.
 Kulit buah tipis dan mudah diiris. Terdapat

10 alur yang letaknya berselang-seling,


dimana 5 alur agak dalam dan 5 alur dangkal.
 Ujung buah umunya berbentuk tumpul,

sedikit bengkok, dan tidak memiliki bottle


neck.
lanjuty

 Tiap buah berisi 30-40 biji, yang bentuknya


agak bulat sampai bulai.
 Endospermaenya berawrna putih. Warna buah

muda umunya merah dan bila sudah masak


menjadi orange.
 Berjumlah lebih kurang 7% dari produksi

kakao dunia dan merupakan jenis edel yang


dihasilkan di Equador, Venezuela, Trinidad,
Grenada, Jamaika, Srilangka, Indonesia dan
Samoa.
2).Kakao Forastero
2) Jenis Forastero, cacao mutu sedang atau
bulk cacao, atau dikenal juga sebagai
ordinary cacao. Jenis Forastero sering juga
disebut sebagai kakao lindak. Kakao lindak
memiliki pertumbuhan vegetatif yang lebih
baik, relatif lebih tahan terhadap serangan
hama dan penyakit dibandingkan kakao
mulia. Endospermanya berwarna ungu tua
dan berbentuk bulat sampai gepeng, proses
fermentasinya lebih lama dan rasanya lebih
pahit dari pada kakao mulia.
Ciri-ciri
 Pertumbuhan tanaman kuat dan produksinya
tinggi.
 Masa berbuah lebih awal.
 Umunya diperbanyak dengan seamaian

hibrida. Relatif lebih tahan serangan hama


dan penyakit.
 Kulit buah agak keras tetapi permukaanya

halus. Alur-alur pada kulit buah agak dalam.


lanjut

 Memiliki bottle neck dan ada pula yang tidak


memiliki.
 Endospermaenya berwarna ungu-tua dan

berbentuk gepeng.
 Kulit buah berawarna hijau terutama yang

berasal dari Amazona.


 Jumlahnya sekitar 93% dari produksi kakao

dunia dan merupakan jenis bulk yang


dihasilkan Afrika Barat, Brazil dan Dominika.
3). Kakao Trinitario
3) Jenis Trinitario, merupakan campuran atau
hibrida dari jenis Criollo dan Forastero secara
alami, sehingga kakao ini sangat heterogen.
Kakao jenis Trinitario menghasilkan biji yang
termasuk fine flavour cacao dan ada yang
termasuk bulk cacao. Jenis Trinitario antara lain
hybride Djati Runggo (DR) dan Uppertimazone
Hybride (kakao lindak).
Kakao ini memiliki keunggulan:
-pertumbuhannya cepat, -berbuah setelah
berumur 2 tahun, -masa panen sepanjang tahun,
-tahan terhadap penyakit VSD (Vascular streak
dieback) serta aspek agronominya mudah.
Ciri-ciri
 Kakao jenis ini menghasilkan biji kakao fine flavour
cocoa dan ada yang termasuk dalam bulk cocoa.
 Memiliki pertumbuhan yang cepat.
 Fermentasi singkat.
 Produktivitas tinggi.
 Tahan penyakit Vaskular Streak Dieback. Bentuknya
bermacam-macam dengan buah berwarna hijau dan merah.
 Biji kakaonya juga bermacam-macam dengan kotiledon
berwarna unggu muda sampai unggu tua pada saat basah.
Morfologi tanaman kakao

Akar
Kakao adalah tanaman dengan surface root
freeder, artinya sebagian akar lateralnya
(mendatar) berkembang dekat permukaan
tanah, yaitu pada kedalaman (jeluk) 0 – 30 cm.
Menurut Himme (Smyth, 1960 dalam Puslit Kopi
dan Kakao 2004) 56% akar lateral tumbuh pada
jeluk 0-10 cm, 26% pada jeluk 11- 20 cm, 14%
pada jeluk 21-30 cm, dan hanya 4% tumbuh
pada jeluk diatas 30 cm dari permukaan tanah.
jangkauan akar lateral jauh dari luar proyeksi
tajuk tanaman, selain itu pada akar kakao
terdapat cendawan mikoriza yang membantu
penyerapan unsur hara tertentu terutama
unsur P. Tanaman kakao yang
dikembangkan secara vegetatif tidak memiliki
akar tunggang
Batang dan cabang
 Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan

naungan pohon-pohon yang tinggi,


 curah hujan tinggi, suhu sepanjang tahun relatif sama,

serta kelembaban tinggi dan relatif tetap. Kondisi habitat


seperti itu, tanaman kakao akan tumbuh tinggi tetapi
bunga dan buahnya sedikit.
 Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman umur 3

tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun


dapat mencapai 4,50 – 7,0 meter (Hall, 1932 dalam Puslit
Kopi dan Kakao 2004). Tanaman kakao bersifat
dimorfisme, artinya Mempunyai dua bentuk tunas
vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas
disebut dengan
 tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon),
 sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping

disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).


Daun (10 mei 2016)

 Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimosfirme


artinya bersifat tumbuh ke dua arah.
 Pada tunas

- ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10


cm,
- plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya 2,5 cm
(Hall, 1932, dalam Puslit Kopi dan Kakao, 2004).
 Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing

(acuminatus), dan pangkal daun runcing (acatus).


 Susunan tulang daun menyirip dan tulang daun menonjol kepermukaan

bawah helai daun.


 Permukaan daun licin dan mengkilap.
Bunga
 Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun dan tumbuh
secara berkelompok pada bantalan bunga yang menempel
pada bunga tua, cabang-cabang dan ranting-ranting
(Sunanto, 1994).
 Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan

berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang.


 Tempat bunga tersebut semakin lama semakin membesar

dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga


( cushion) (Puslit Kopi dan Kakao, 2004).
2. anomali iklim
 Tanaman kakao ini juga tidak tahan terhadap
penyimpangan temperature yang agak besar
tiap harinya. Penyimpangan temperature harian
dari 9 °C, menyebabkan mata-mata tunas akan
mengembang dan tumbuh menjadi tunas. Hal
tersebut bila terjadi dengan berulang-ulang
maka persediaan makanan di dalam batang
akan habis dan akibatnya pohon akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan,
sehingga pembentukan bunga dan buahpun
akan terganggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman
kakao produktivitasnya mulai menurun
setelah umur 15 - 20 tahun. Tanaman
tersebut umumnya memiliki produktivitas
yang hanya tinggal setengah dari potensi
produktivitasnya. Kondisi ini berarti bahwa
tanaman kakao yang sudah tua potensi
produktivitasnya rendah, sehingga perlu
dilakukan rehabilitasi ( Zaenudin dan Baon,
2004).
 tanaman
ini memiliki kriteria
khusus dalam perkembangan
hidupnya, jadi tidak semua iklim
dan tanah yang ada di Indonesia
cocok untuk ditanami pohon
kakao secara baik.
Prospek Pengembangan Tanaman
Pada tahun 2010 Indonesia menjadi
produsen kakao terbesar ke-2 di dunia
dengan produksi 844.630 ton,dibawah
negara Pantai Gading dengan produksi 1,38
juta ton. Volume ekspor kakao Indonesia
tahun 2009 sebesar 535.240 ton dengan
nilai Rp. 1.413.535.000 dan volume impor
sebesar 46.356 ton senilai 119,32 ribu US$
(Ditjenbun1, 2010)
Kebutuhan industri kakao nasional masih belum
tercukupi. Pada th 2000 kita mengimpor 19
ribu ton, 2004 47 ribu ton, 2005 3 ribu ton.
Rendahnya kualitas dan kuantitas kakao di
Indonsia karena:
89,455 % (887.775 ha) merupakan perkebunan
rakyat,
5,51% (54.737 ha) perkebunan besar swasta dan
5,04% (49.976 ha) perkebunan besar negara
Produksi rata-rata nasional 897 kg/ha/th,
potensi produktivitas 2000 kg/ha/th
Indonesia memiliki beberapa keunggulan
dalam pengembangan kakao dibandingkan
negara produsen kakao lainnya a-l:

1. Ketersediaan lahan yang masih cukup luas


2. Biaya tenaga kerja relatif murah
3. Potensi pasar domestik yang besar
4. Sarana transportasi cukup baik
Terima kasih ………

Anda mungkin juga menyukai