Anda di halaman 1dari 7

BOTANI DAN SYARAT TUMBUH

TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L)

Disusun Oleh:

Nancy Magcente C211500128

Devi Enjelita C211500148

Muhammad Hafiz C211500135

Maula Madia Mahreza C211500142

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
2022
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman perkebunan penghasil biji
coklat yang berasal dari hutan-hutan tropis Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan.
Secara umum tanaman kakao dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu Forastero, Criollo, dan
Trinitario yang merupakan hasil persilangan antara Forastero dengan Criollo.Sebagian besar
klon-klon kakao yang dikembangkan sekarang merupakan pengembangan dari tipe Forastero.

Tanaman ini mulai masuk dan diperkenalkan ke Indonesia oleh bangsa Spanyol pada
tahun 1560 di Manado, dan beberapa tempat di Sulawesi. Di Jawa kakao mulai ditanam pada
tahun 1880 di perkebunan Djati Runggo, sehingga kemudian dikenal dengan klom DR yang
merupakan kakao mulia, dan hingga kini masih tetap ditanam . Selanjutnya dihasilkan klon-
klon lain seiring dengan berkembangnya perkebunan kakao di berbagai wilayah di Indonesia,
baik klon-klon yang tergolong mulia maupun lindak. Saat ini lahan penanaman kakao di
Indonsia menempati peringkat ke tiga setelah Pantai Gading dan Ghana.

Klasifikasi Tanaman Kakao


Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) memiliki sistematik sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Family : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies :Theobroma cacao L
Botani Tanaman Kakao:
Botani Tanaman Kakao Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman berbentuk pohon,
bercabang dengan tinggi berkisar antara 6-7,5m. Daun tunggal bentuk memanjang, dengan
tulang daun menyirip. Bunga tunggal dengan tangkai Panjang yang menempel pada batang,
berwarna putih.

1. Akar

Karena termasuk kedalam kelompok tanaman dikotil, tanaman kakao memiliki akar tunggang.
Namun, akar samping (akar lateral) memiliki peran yang tidak kalah penting, akar lateralnya
banyak berkembang didekat permukaan tanah.

Di kedalaman 1 – 30 cm. Jangkauan pertumbuhannya juga dinyatakan lebih luas dari pada
tajuk atau kanopi daunnya.

2. Batang

Tanaman kakao memiliki dua jenis tunas vegetatif, karenanya tanaman kakao disebut memiliki
sifat dimorfisme. Tunas ortotrop atau tunas air (choupon) merupakan tunas yang arah
tumbuhnya ke atas, sedangkan tunas ortotrop atau tunas kipas merupakan tunas yang
tumbuhnya ke samping. Tanaman kakao berumur 3 tahun yang dibudidayakan tingginya
mencapai 3 meter, dan akan terus tumbuh hingga 7 meter pada umur sekitar 12 tahun. Namun
hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti intensitas cahaya dan naungan.

Hal unik yang hanya ditemukan pada batang tanaman kakao dan tidak pada tanaman lain adalah
tanaman ini akan membentuk jorket (jorquette) setelah tinggginya mencapai 1,5 m.

Apa sebenarnya jorket ini?, jadi jorket merupakan tempat peralihan percabangan dari dari
cabang ortotrop ke percabangan plagiotrop dan jorket hanya ditemukan pada tanaman kakao
yang berasal dari biji. Jorket-jorket ini akan membentuk sudut 60 0.

3. Daun

Daun tanaman kakao bentuknya bulat memanjang, dan meruncing pda kedua ujungnya. Tepi
daun tanaman kakao rata dan jika daun sudah tua warnanya menjadi hijau tua dan mengkilap
pada bagian atas.
Yang unik dari daun tanaman kakao adalah, helai daunnya memiliki dua buah persendian yaitu
yang terletak di pangkal tangkai daun dan di ujung tangkai daun.

Dengan demikian, daun tanaman kakao dapat menyesuaikan dengan arah datangnya sinar
matahari. Helai daun dewasa panjangnya mencapai 30 cm sedangkan lebarnya 10 cm.

Panjang tangkai daunnya pun berbeda-beda, daun yang tumbuh pada cabang atau tunas
ortotrop, memiliki tangkai daun dengan panjang 7,5-10 cm. Sedangkan untuk daun yang
tumbuh pada tunas plagiotrop hanya memiliki panjang 2,5 cm saja.

4. Bunga

Bunga tanaman kakao tumbuh di bekas ketiak daun (kauliflori). Bunga tanaman kakao sendiri
memiliki 5 kelopak, 5 mahkota, 10 tangkai sari, dan 5 daun buah.

Warna bunga kakao sebenarnya sangat cantik yaitu putih, ungu, atau kemerahan berbeda-beda
disetiap kultivarnya. Panjang mahkota bunganya tak lebih dari 8 mm, tangkai bunganya pun
kecil hanya sekitar 1-1,5 cm.

5. Buah

Buah kakao yang saat muda berwarna hijau muda atau agak putih ketika sudah tua atau matang
maka akan berubah menjadi kuning, sedangkan buah yang ketika masih muda berwarna merah
maka warnanya berubah menjadi oranye ketika sudah matang.

Pada umumnya buah akan matang pada umur 6 bulan. Ukurannya pun bermacam-macam
tergantung pada kultivar serta faktor lain yang mendukung perkembangan buah.

Biji kakao berwarna agak kecoklatan, dan diselubungi oleh daging buah (pulpa) tipis yang
warnanya putih dan rasanya agak asam, daging buah ini sendiri dipercaya mengandung zat
penghambat perkecambahan, namun demikian jika buah terlambat dipanen dan daging
buahnya mengering, biji kakao akan berkecambah didalam buah.

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao

Sebagai tanaman tahunan, kakao mulai berbuah pada umur 4 tahun setelah tanam. Jika kebun
kakao dikelola dengan tepat, maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun.

Tanaman kakao dapat menghasilkan produksi optimal apabila ditanam dari bibit unggul yang
sehat dengan faktor pendukung, seperti iklim, tanah, nutrisi, dan tanaman pelindung. Itulah
yang menjadi syarat tumbuh dalam menanam kakao.
Untuk berbudidaya tanaman kakao, sangat penting untuk kamu mengetahui syarat-syarat
tumbuh tanaman tersebut. Hal itu sebagai salah satu pendekatan terpadu dan menyeluruh dari
budidaya tanaman kakao. Dengan begitu, terciptalah keberlangsungan peningkatan mata
pencaharian petani kakao dan memperkenalkan perilaku positif dalam berbudidaya di sektor
kakao Indonesia.

Adapun syarat tumbuh tanaman kakao sebagai berikut:

1. Kekuatan Hujan

Agar kakao tumbuh dengan baik, setidaknya daerah tersebut memiliki hujan antara 1800 –
3000 mm dan merata disetiap tahunnya. Hujan yang stabil dan rata berkaitan dengan
pembentukan tunas muda.

Jika hujan di daerah yang digunakan tanaman kakao lebih rendah dari syarat ideal, bisa saja
dilanjutkan dengan air irigasi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih memiliki potensi untuk mengembangkan
kakao dan menghasilkan panen kakao secara stabil sebagaimana turunnya hujan yang merata
disetiap tahun.

2. Jarak Tanam
Jarak tanam yang bisa diterapkan dalam proses budidaya tanaman kakao meliputi 2 tipe jarak
tanam. Anda bisa memilih salah satunya, disesuaikan dengan kondisi lahan dan preferensi
Anda. Berikut ini jarak tanam yang bisa Anda terapkan:

Jarak tanam 3mX3m, dengan kebutuhan bibit per 1 ha adalah 1.111 pohon. Sehingga
membutuhkan persediaan tanaman sulaman sebanyak 20% dari jumlah tanaman, yaitu 222
pohon kakao.

Jarak tanam 4mX2m, dengan kebutuhan bibit per 1 ha adalah 1.250 pohon. Sehingga
membutuhkan persediaan tanaman sulaman sebanyak 20% dari jumlah tanaman, yaitu 250
pohon kakao.

Lubang Tanam Dan Persiapan Lahan

Lubang tanam sudah harus disiapkan setidaknya 6 bulan sebelum tanam. Ukuran yang
dianjurkan adalah 60X60X60X60 cm.
3. Udara

Daerah tumbuh kakao sebaiknya memiliki udara dengan kelembaban 80 – 90%.

4. Angin

Angin tidak boleh terlalu kencang atau terlalu rendah. Angin kencang akan merusak tanaman
kakao dan kelembaban udara sedangkan angin kering akan mematikan sel jaringan daun pada
kakao.

5. Tanaman Penaung

Tanaman penaung atau pohon penaung sangat dibutuhkan sebelum bibit kakao ditanam.
Pastikan pohon penaung sudah siap sebelum bibit tanaman kakao ditanam.

Kriteria tanaman penaung yang baik adalah bisa memberikan intensitas cahaya 30-50% secara
langsung ke tanaman kakao. Ini bertujuan untuk memberikan cahaya matahari langsung kepada
tanaman kakao, namun tidak terlalu berlebihan.

6. Intensitas Cahaya

Cahaya yang cukup didapatkan oleh kakao akan menghasilkan perbungaan yang baik.
Umumnya hutan hujan tropis adalah tempat yang ideal untuk kakao.

Tumbuhan pada hutan hujan tropis akan membantu menghalangi sinar matahari yang berlebih
pada kakao. Kakao sendiri bisa saja berfotosintesis pada suhu rendah sekalipun secara lambat.
Intensitas cahaya untuk fotosintesis kakao berkisar 3 – 30 % dari cahaya matahari.

7. Suhu

Suhu untuk budidaya tanaman kakao berkisar 24 – 28 derajat celcius. Apabila suhu terlalu
rendah, daun pada kakao bisa saja gugur dan mengering serta memperburuk biji kakao dengan
banyak kandungan asam lemak. Kakao masih mungkin bertahan hidup dengan jangka pendek
apabila memiliki suhu diatas syarat idealnya.

8. Media

Tanah yang digunakan sebagai syarat tumbuh kakao adalah tanah yang kaya akan air dengan
pH berkisar 5 -7 dan banyak nutrisi atau humus disekitarnya. Akan lebih baik lagi jika tanah
memiliki kemiringan sekitar 0 – 40 % dengan ketebalan efektif diatas 90 cm.
9. Ketinggian tempat

Di daerah Indonesia kakao akan lebih baik tumbuh ketika ditanam dengan ketinggian 0 – 500
m dari permukaan air laut dan maksimalnya pada 800 m dari permukaan air laut.

10. Pembibitan Kakao

Syarat tumbuh tanaman kakao yang terakhir adalah perihal pembibitan. Kakao dalam
menumbuhkan benihnya perlu naungan agar tidak terkena matahari secara berlebih.
Penanaman akan lebih baik dilakukan pada pagi hari di musim penghujan

Anda mungkin juga menyukai