Oleh :
Nopita sari (E1D015007)
Budidaya kakao (Theobroma cacao L.) dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal di
Indonesia terutama kakao rakyat sangat pesat, karena kakao merupakan salah satu komoditas
unggulan nasional setelah tanaman karet, kelapa sawit, kopi, dan teh. Kakao merupakan salah
satu komoditas perkebunan yang berperan penting bagi pertumbuhan perekonomian
Indonesia terutama dalam penyediaan lapangan kerja baru, sumber pendapatan petani dan
penghasil devisa bagi negara. Kakao merupakan tanaman tahunan yang mulai berbunga dan
berbuah umur 3-4 tahun setelah ditanam. Apabila pengelolaan tanaman kakao dilakukan
secara tepat, maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun, selain itu untuk
keberhasilanbudidaya kakao perlu memperhatikan kesesuaian lahan dan faktor bahan tanam.
Penggunaan bahan tanam kakao yang tidak unggul mengakibatkan pencapaian produktivitas
dan mutu biji kakao yang rendah, oleh karena itu sebaiknya digunakan bahan tanam yang
unggul dan bermutu tinggi (Raharjo, 1999).
Indonesia merupakan negara terbesar ketiga mengisi pasokan kakao dunia yang
diperkirakan mencapai 20% bersama Negara Asia lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan
Papua New Guinea (UNCTAD, 2007; WCF, 2007 dalam Supartha, 2008). Peningkatan luas
areal pertanaman kakao belum diikuti oleh produktivitas dan mutu yang tinggi. Data Biro
Pusat Statistik menunjukkanbahwa pada tahun 1983 luas areal tanaman kakao 59.928 ha,
dengan produksi sekitar 20.000 ton, dan pada tahun 1993 luas areal tanaman kakao menjadi
535.000 ha dengan produksi mencapai 258.000 ton (Direktur Jenderal Perkebunan, 1994).
Produksi kakao saat ini 435.000 ton dengan produksi dari perkebunan rakyat sekitar 87%.
Produksi tertinggi yakni 67% diperoleh dari wilayah sentra produksi kakao yang berpusat di
daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah (Suhendi, 2007).
1.3Tujuan Praktikum
Praktikum bertujuan untuk mengetahui proses produksi dan aspek usaha di Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia.Jl PB Sudirman No 90 Jember.
2.1.1.3 Daun
Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimosfirmeartinya
bersifat tumbuh ke dua arah. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm,
sedangkan pada tunas plagiotroppanjang tangkai daunnya hanya 2,5 cm(Hall, 1932,dalam
Puslit Kopi dan Kakao, 2004). Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun
meruncing (acuminatus), dan pangkal daun runcing (acatus). Susunan tulang daun menyirip
dan tulang daun menonjol kepermukaan bawah helai daun. Permukaan daun licin dan
mengkilap.
2.1.1.4 Bunga
Tanaman kakao berbunga sepanjang tahun dan tumbuh secara berkelompok pada
bantalan bunga yang menempel pada bunga tua, cabang-cabang dan ranting-ranting (Sunanto,
1994). Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas
ketiak daun pada batangdan cabang. Tempat bunga tersebut semakin lama semakin membesar
dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga ( cushion) (Puslit Kopi dan Kakao,
2004).
2.1.1.5Buah dan biji
Warna buah tanaman kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua
macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak
akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak
berwarna jingga (orange). Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal silih berganti.
Untuk jenis Criollo dan Trinitarioalur buah nampak jelas, kulit tebal tetapi lunak dan
permukaan kasar. Sedangkan jenis Forasteroumumnya permukaan halus atau rata dan
kulit buah tipis ( Susanto, 1994; PuslitKopi dan Kakao, 2004).
BAB III
PEMBAHASAN
Tanaman kakao mulai memproduksi buah pada umur 2,5 – 3 tahun setelah tanam.
Produksi buah kakao di tahun pertama cenderung sedikit dan akan terus meningkat seiring
pertambahan umur.Produktivitas optimal dicapai pada pada umur 7-11 tahun, sekitar 1,8 ton
biji kakao kering per hektar per tahun. Produktivitas tersebut akan terus menurun hingga
tanaman tua dan mati. Buah kakao dihasilkan dari proses penyerbukan bunga jantan dan
bunga betina yang tumbuh menempel pada semua bagian batang tanaman. Bunga-bunga yang
tumbuh pada batang pokok umumnya akan menghasilkan buah yang besar dan berkualitas
baik.Buah kakao yang memenuhi kriteria panen adalah buah yang sudah menunjukan tanda-
tanda sebagai berikut:
Kulit buah sudah berubah warna secara sempurna, dari yang ketika mentah berwarna
hijau menjadi kuning saat masak, atau dari yang ketika mentah berwarna merah
menjadi jingga tua.
Tangkai buah mulai mengering.
Buah kakao mengeluarkan bunyi jika digoncangkan atau dikocok.
Buah kakao yang telah memenuhi kriteria siap panen harus segera dipetik agar
mutubijinya tidak turun. Jika panen ditunda, biji bisa berkecambah saat masih di dalam buah
dan hal ini akan membuat kadar lemak biji turun secara drastis. Biji-biji yang demikian
umumnya memiliki harga jual yang sangat rendah.pemetikan buah kakao adalah hal yang
sangat perlu diperhatikan dalam kegiatan panen. Cara pemetikan yang salah dapat
menyebabkan penurunan produktivitas tanaman kakao pada bulan-bulan
berikutnya.Pemetikan buah dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan bantuan
alat berupa gunting pangkas, golok, atau sabit. Pemotongan tangkai dilakukan sedekat
mungkin dengan buahnya yaitu menyisakan tangkai dengan panjang sekitar 1-1,5 cm.
Tangkai buah ini adalah investasi karena bunga-bunga kakao baru nantinya akan tumbuh di
bekas tangkai buah ini.
Pemanenan dengan cara memelintir buah, menendang, atau menarik buah sangat tidak
dianjurkan karena dapat merusak tangkai dan melukai tanaman. Tangkai buah yang rusak
tidak lagi dapat ditumbuhi bunga kakao sehingga buah tidak mungkin tumbuh lagi disana,
sedangkan kulit tanaman yang terlukai akan mudah terinveksi jamur-jamur patogen.
Untuk buah yang terletak pada bagian yang sulit dijangkau, pemetikan buah dilakukan
dengan bantuan gunting pangkas bergalah. Pemanenan menggunakan galah saja beresiko
merusak tangkai buah dan kulit tanaman.Buah-buah yang sudah dipetik kemudian dibawa
dan dikumpulkan ke tempat penampungan hasil untuk dipecah dan diambil bijinya.
2) Sortasi
Sortasi merupakan proses memisahkan buah yang baik dengan buah yang buruk
atau terserang hama/penyakit.Buah yang terserang hama/penyakit langsung dibuang dengan
cara membenamkannya ke dalam tanah.Selanjutnya buah yang baik diolah lebih lanjut
dengan.Buah sehat adalah buah matang yang tidak terkena serangan hama dan penyakit,
ditandai oleh tampilan kulit buah yang mulus dan segar.Selanjutnya buah yang baik diolah
dengan pemeraman atau penyimpanan buah kemudian dipecahkan.
3) Pemeraman
Pemeraman bertujuan untuk memudahkan pengeluaran biji dari kakao. Caranya buah
dimasukkan dalam keranjang atau karung goni dan disimpan ditempat yang bersih dengan
dialasi daun-daunan,kemudian tumpukkan buah ditutup dengan daun-daunan Waktu
pemeraman berkisar 5-12 hari tergantung kondisi setempat dan tingkat kemasakan
buah.proses pemeraman dilakukan setelah sortir buah.
5) Fermentasi
Fermentasi biji kakao,merupakan inti pengolahan biji kakao,karena dalam
proses ini terbentuknya cita rasa khas coklat,mutu,aroma dan warna coklat cerah dan
bersih,pengurangan rasa pahit dan sepat serta perbaikan kenampakan fisik biji.Cara
fermentasi dengan menumpuk biji kakao dengan daun pisang dalam keranjang
bambu atau dimasukkan kedalam kotak kayu atau bisa juga dengan menumpukkan
diatas ranting-ranting kayu dialasi dengan daun pisang,kemudian ditutup dengan
daun pisang.
Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menentukan selesainya pengringan biji kakao adalah
sebagai berikut:
a. Berdasarkan berat penurunan biji adalah bila berat biji hancur mencapai 1/3 berat basah
b. Berdasarkan kekerasan kulit biji. Biji kakao yang sudah cukup kering biasanya mudah patah
atau rapuh.
c. Mengukur kadar air biji dengan alat pengukur yang sudah dikalibrasi.
7) Penggudangan
Biji kakao atas dasar ukurannya dikemas dalam karung goni [@ 60 kg]
berlabel produksi dan disimpan dalam gudang yang bersih dan berventilasi
cukup.Tumpukan karung-karung [6 lapis] disangga di atas palet kayu dan tidak
menempel di dinding gudang.
9) Hasil Produksi
1.BIJI KAKAO
Biji kakao fermentasi yang memenuhi syarat mutu fisik, kimiawi dan kebersihan sesuai SNI 2323-
2008 digunakan sebagai bahan baku pengolahan cokelat.
2.PENYANGRAIAN
Penyangraian merupakan tahap awal proses produksi makanan dan minuman cokelat dan bertujuan
untuk membentuk aroma dan citarasa khas cokelat dari biji kakao. Penyangraian dilakukan pada
suhu 115 – 120 oC selama 20 sampai 30 menit.
Biji sangrai dikupas untuk memperoleh daging biji [nib] yang digunakan sebagai bahan baku cokelat.
Kulit biji [shell] diolah menjadi pakan ternak dan kompos.
4.PEMASTAAN
Proses penggilingan menyebabkan dinding-dinding sel daging biji pecah dan cairan lemak keluar dari
dalam biji sehingga daging biji yang semula padat menjadi cairan kental yang disebut pasta kakao.
5.PENGEMPAAN
Pasta kakao merupakan campuran lemak kakao yang berbentuk cair dan partikel non-lemak yang
mempunyai bentuk padat. Keduanya dapat dipisahkan dengan alat kempa [hidrolik] di dalam silinder
yang dilengkapi dengan saringan.
6.LEMAK KAKAO
Lemak kakao cair akan menerobos saringan dan keluar dari dinding silinder. Lemak kakao memiliki
sifat khas yakni bersifat plastis, warna putih-kekuningan dan mempunyai aroma khas cokelat.
7.BUNGKIL KAKAO
Sisa hasil kempaan adalah bungkil yang tertinggal di dalam silinder. Bungkil dihaluskan menjadi
bubuk halus yang merupakan bahan baku utama minuman cokelat, es krim dan kue cokelat kering.
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari Aspek pusat Penelitian Kakao di Jember Jatim, Yaitu:
1. Pembudidayaan kakao dengan teknologi perbanyakan tanaman secara vegetatif
yaitu cara sambung samping, sambung pucuk, dan okulasi.
2. Tidak terdapat interaksi antara jenis klon dan lama penyimpanan entresterhadap
pertumbuhan sambung samping (side grafting) kakao.
3. Sambung samping pada tanaman kakao dapat digunakan segala jenis klon
danpertumbuhan vegetatifnya tidak dipengaruhi oleh jenis klon.
4. Dapat mengenali dan menggambarkan karakteristik morfologi (akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji) tanaman kakao. Sehingga dapat mengetahui karakteristik
morfologi (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) tanaman kakao
5. Dapat mengetahui golongan tanaman kakao yang tergolong dalam kelompok
tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang berbunga dan berbuah pada batang dan
cabang.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini yaitu praktikan diharuskan
benar-benar mengetahui mrofologi dari tanaman kakao karena dengan mengetahui
morfologi tanaman kakao, dapat menentukan cara budidaya tanaman kakao yang baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Budidaya Kakao. Pusat penelitian Kopi dan Kakao. Agromedia Pustaka.
Jember.
Abdoellah, S dan Pujiyanto. 1992. Beberapa Metode Penentuan Jenis dan Dosis Pupuk untuk
Kakao dan Kopi. Prosiding Simposium Optimasi Kesuburan Tanah. Jember.
http://nomist07.blogspot.com/2009/11/pendahuluan-keberhasilan-budidaya-suatu.html.
Diakses pada tanggal 23 November 2010.
Siregar, T,H,S. S, Riyadi. L, Nuraeni. 2000. Budidaya Pengolahan Dan Pemasaran Coklat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunanto, H., 1992. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil Dan Aspek Ekonominya. Kanisius.
Yogyakarta.