TANAMAN KAKAO
Kelompok 4:
Sulhinengsi (G061231096)
Nurhayati (G061231012)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai, yang berjudul “ Manfaat dan kegunaan dari setiap bagian dari
tanaman kakao”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai kegunaan dan manfaat dari setiap bagian tanaman
kakao. Seluruh tanaman kakao memiliki potensi pemanfaatan baik dalam makanan, industri,
atau pertanian. Makalah ini berisi paparan pemanfaatan seluruh bagian tanaman kakao. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kakao ( Theobroma cacao L. ) berasal dari daerah hutan tropis di daratan
hutan hujan tropis di daratan Amerika Selatan. Tanaman kakao diperdagangkan dalam
bentuk: biji kering, pasta, margarin, tepung atau bubuk yang tidak mengandung gula
maupun mengandung gula dan kakao batang. Pasar-pasar berpotensi untuk ekspor
tanaman bakau Indonesia adalah negara-negara Eropa Barat (Belanda dan Jerman),
Amerika, Australia, Inggris, Spanyol, Jepang, Filipina, Singapura, dan Arab Saudi.
( Cahyano, 2010).
Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan khusus
untuk dapat bereproduksi dengan baik. Lingkungan tempat tumbuh kakao adalah hutan
hujan tropis. Saat ini, kakao bukan hanya tanaman perkebunan besar tetapi telah
menjadi tanaman rakyat. Mengingat pentingnya kakao sebagai salah satu komoditas
perkebunan sumber devisa negara, maka usaha untuk memperluas areal pertanaman
maupun meningkatkan produktivitas areal pertanaman yang sudah ada harus tetap
dilakukan. Perkembangan area kakao di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2012,
area gagal mencapai 1.732,954 ha dengan produksi 936.266 ton. Sekitar 94,2%
perkebunan kakao merupakan usaha milik rakyat dan selebihnya berupa perkebunan
negara dan swasta.( Ditjenbun, 2008).
Kakao masuk ke Indonesia pada tahun 1560 di Sulawesi Utara dan berasal dari
Filipina jenisnya adalah criollo dan jenis ini diduga berasal dari Venezuella. Produksi
dari tanaman kakao ini rendah dan peka terhadap hama dan penyakit, tetapi rasanya
enak. Pada tahun 1806 perluasan kakao dilakukan di Jawa Timur dan Jawa Tengah
dengan kakao jenis criollo (Soehardjo,1996).
Menurut Nisa dan putri (2014), Indonesia merupakan tiga negara terbesar penghasil
buah kakao (Theobroma cacao L) di dunia. Data dari PBB untuk pangan dan pertanian
(FAO) menyebutkan, Indonesia memproduksi 574.000 ton kakao pada tahun 2010 atau
menyumbang sekitar 16% dari produksi kakao secara global. Indonesia berpotensi
menjadi produsen utama kakao di dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang
dihadapi perkebunan kakao dapat dibatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan
dikelola secara baik. Kebun yang telah dibangun masih berpeluang untuk ditingkatkan
produktivitasnya karena produktivitas rata-rata saat dikurang dari 50% potensinya.
Disisi lain situasi perkakaoan di dunia beberapa tahun terakhir sering mengalami
defisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao selain faktor lingkungan
tanaman kakao juga memerlukan pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk memelihara
atau memperbaiki kesuburan tanah, sehingga Kakao dapat tumbuh lebih cepat subur
dan sehat. Pemupukan dapat menambah unsur hara yang kurang tersedia di dalam tanah
dalam jumlah yang cukup seperti nitrogen, posfor dan kalium. Roesmarkam dan
Yuwono (2002) menyatakan bahwa pemupukan dimaksudkan untuk mengganti
kehilangan unsur hara pada media atau tanah dan merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Upaya pemberian pupuk
organik dilakukan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bibit Kakao.
Badan pusat statistik (BPS) melaporkan, produksi Kakao nasional pada 2021
mencapai 706,5 ribu ton. Angka ini turun 0,97% dari tahun sebelumnya yang sebanyak
713,4 ribu ton. Ditinjau dari daerahnya 4 provinsi di pulau Sulawesi menjadi penghasil
Kakao terbesar di tanah air Sulawesi Tengah tercatat memproduksi Kakao sebanyak
130,6 ribu ton disusul Sulawesi tenggara sebanyak 114,8 ribu ton kemudian
produksinya di Sulawesi Selatan dilaporkan sebanyak 107,1 ribu ton adapun di
Sulawesi Barat sebanyak 70,9 ribu ton. Daerah utama penghasil kakao di provinsi
Sulawesi Tengah adalah kabupaten Parigi Moutong, kabupaten Poso, kabupaten Sigi
Biromaru, kabupaten Donggala, dan kabupaten Banggai Kepulauan. (Monavia, 2022)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kegunaan dan manfaat setiap bagian tanaman kakao?
2. Varietas apa saja yang terdapat pada tanaman kakao?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja kegunaan dan manfaat dari setiap bagian tanaman kakao.
D. Manfaat
Dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu dapat memperkaya
ilmu dan sebagai acuan penelitian yang lebih mendalam tentang kegunaan serta manfaat
pada setiap bagian tanaman kakao. Serta dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang kegunaan dan manfaat dari setiap bagian tanaman kakao. Sehingga
dapat digunakan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan nilai guna pada setiap
bagian tanaman kakao
BAB II
PEMBAHASAN
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai
ketinggian 10 m. Meskipun demikian, dalam budidaya tanaman ini tingginya dibuat tidak lebih
dari 5 m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas hal ini dilakukan untuk memperbanyak
cabang produktif. Bunga kakao sebagaimana anggota sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung
dari batang (cauliflorous) bunga sempurna berukuran kecil diameter maksimum 3 cm tunggal,
tetapi dampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) forcipomiya, semut
bersayap, afid, dan beberapa lebah trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari, bunga siap
diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari. kakao secara umum adalah tumbuhan penyerbuk
silang dan memiliki sistem inkompatibilitas sendiri lihat penyerbukan walaupun demikian,
beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis
komoditas dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah kakao tumbuh dari bunga yang diserbuki ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya,
dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah memiliki ruang dan di
dalamnya terdapat biji warna buahnya berubah-ubah, sewaktu muda warna hijau hingga ungu
dan ketika sudah masak kulit luar buahnya bisa berwarna kuning. Biji terangkai pada plasenta
yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam biji dilindungi oleh salut biji lunak berwarna
putih dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar
yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pasca panen difermentasi selama 3 hari lebih
dikeringkan di bawah sinar matahari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kakao adalah pohon budidaya di perkebunan yang berasal dari Amerika Selatan,
tetapi sekarang ditanam di berbagai kawasan tropika. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan
produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Biji buah kakao (cokelat) yang telah
difermentasi dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk
ini banyak dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan
dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–lain. Tanaman kakao terdiri atas tiga
varietas utama, yakni criollo, forastero, dan trinitario. Dan buah kakao mengandung
antioksidan yang menawarkan manfaat kesehatan, mulai dari mencegah penyakit
jantung, menyehatkan pencernaan sampai meredakan stres.
B. Saran
1. Dapat di jadikan bahan acuan bagi masyarakat untuk membudidayakannya tanaman
kakao dengan memanfaatkan seluruh bagian-bagian tanaman kakao yang dapat di
manfaatkan.
2. Edukasi petani untuk menerapkan praktik budidaya yang ramah lingkungan, seperti
penggunaan pupuk organik, pengelolaan air, dan penanaman kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Soehardjo, H., Harahap, H. H., dan Hasibuan, N. D. 1996. Kakao. PTPN IV. Bah Jambi,
Pematang Siantar. Hlm 53-56.
Roesmarkam, A dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta
Neila, D. Dan W. D. R. Putri. 2014. Pemanfaatan Selulosa Dari Kulit Buah Kakao.
(Theobroma cacao L) Sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (carboxymethyl cellulose).
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2 (3): 34-42