Anda di halaman 1dari 37

PRODUKSI

TANAMAN KAKAO

IR. EKO SUPRIJONO, M.P.


Theobroma cacao L.
Indonesia produsen biji kakao ke 3
terbesar di dunia (550.000 ton) setelah
Ghana (662.000 ton) dan Pantai
Gading(1.242.000 ton).

Kakao berasal dari Amerika Selatan,


tanaman dapat mencapai tinggi 10 meter
dengan masa produksi buah pertama
diumur 4-5 tahun.
Luas kebun kakao Indonesia (2010)
mencapai 1.475.344 ha, kebun
rakyat 93% (1.372.705 ha).
Biji kakao digunakan untuk makanan,
minuman, kosmetik, parfum, dan obat-
obatan.

Harga biji kering kakao di pasaran


fluktuatif mengikuti harga kakao dunia.
Harga biji kakao kering di tingkat petani
dan pengepul bisa mencapai Rp 18.000,-
hingga Rp 20.000,- per kg biji kakao
kering.
Tanaman kakao
menghasilkan
bunga yang
tumbuh pada
cabang
(Ramiflora)
ataupun pada
batang
(cauflora).
Bunga yang
dihasilkan
merupakan bunga
sempurna dengan
daun kelopak
berjumlah 5 helai
dengan bentuk
lanset berwarna
putih kekuningan
atau kemerahan.
Berdasarkan tipe penyerbukan, tanaman
kakao terbagi atas dua golongan,
yaitu self fertil dan self compatible.

Buah yang dihasilkan berupa buah buni


dengan daging biji yang sangat lunak
dengan endosperm berwarna putih hingga
ungu tua.
Anatomi Buah Kakao

Komposisi
Kulit buah (cocoa pod). 73,73%
Placenta 2,0%
Biji 24,2%

Buah kakao yang sudah masak mempunyai


kulit tebal dan berisi 30-40 biji yang diselimuti
pulp.
Biji terdiri dari dua bagian yaitu kulit biji dan
keping biji.
Anatomi Buah Kakao

Buah kakao pada dasarnya


ada 2 macam warna,
 buah muda berwarna
hijau putih dan bila
masak berwarna
kuning;
 buah muda berwarna
merah dan bila masak
berwarna kuning
orange.
Kakao tumbuh baik pada daerah beriklim
tropis, dengan ketinggian tempat 0 m
hingga 800 m dpl., curah hujan 1.100 mm
hingga 1.300 mm/tahun, suhu ideal 30 o C
hingga 32o C, dan kelembapan udara 40%.
Sifat tanah gembur, lempung berpasir,
lempung berliat serta penuh dengan bahan
organik, pH 6,5 hingga 7,5.
Jenis kakao

 Criollo
 Forastero dan
 Trinitario (campuran Criollo dan Fora
stero).
Jenis CRIOLLO
Tipe tanaman kakao yang menghasilkan
biji kakao kering premium yang
dikenal sebagai Fine Flavour Cocoa,
choiced Cocoa, Edel Cocoa, serta Kakao
Mulia.
Kakao Criollo dibedakan atas 2 jenis

 Central America Criollos dan


 South America Criollos.
Ciri-ciri Kakao Criollo

1) Pertumbuhan tanamn kurang kuat dengan produksi


yang rendah serta lamban berbuah
2) Tunas muda berbulu
3) Agak peka terhadap hama dan penyakit
4) Pada kulit buah terdapat 10 alur dengan letaknya
berselang seling (5 alur agak dalam dan 5 alur
dangkal)
5) Memiliki tongkol buah berwarna hijau atau merah
bila masih muda dan kuning orange ketika sudah
matang
6) Buah berbentuk tumpul, sedikit bengkok serta tidak
memiliki bottle neck
Kakao Forastero

Kakao Criollo
Ciri-ciri Kakao Criollo

7) Tekstur kulit buah kasar berbintil, tipis dan lunak


8) Terdapat 30-40 biji ditiap buah kakao
9) Biji bulat telur dengan kotiledon berwarna putih
pada saat kering.
Jenis FORASTERO

Tipe tanaman yang menghasilkan biji


kakao kering bermutu sedang yang dikenal
sebagai ordinary cacao atau kakao baku,
serta bulk cacao.

Produksi kakao dunia 93% merupakan


jenis Bulk cacao yang dihasilkan dari
negara di Afrika Barat, Brazil dan
Dominica.
Ciri-ciri Kakao Forastero
1) Pertumbuhan tanaman kuat dan produktivitas
tinggi
2) Menghasilkan buah lebih cepat
3) Relatif lebih tahan terhadap hama dan
penyakit
4) Kulit buah agak keras namun permukaannya
halus
5) Buah memiliki bottle neck ada juga yang tidak
6) Endosperm berwarna ungu tua dan berbentuk
gepeng pada waktu basah
7) Kulit buah berwarna hijau dengan alur kulit
buah dalam
Jenis TRINITARIO

Tipe hibrida yang berasal dari persilangan


alami Criollo dan Forastero sehingga
sangat heterogen dengan biji kering yang
dihasilkan bisa Endel Cocoa maupun Bulk
Cocoa yang artinya Kakao jenis ini dapat
menghasilkan biji kakao Fine Flavour
maupun Bulk Cacao.
Ciri-ciri kakao Trinitario
1) Memiliki masa pertumbuhan yang cepat
2) Produktivitas tinggi
3) Bentuk buah bermacam-macam dengan warna
kulit buah berwarna merah dan hijau
4) Kotiledon berwarna ungu dan ungu tua ketika
masih basah
BIJI KAKAO
Berdasarkan bentuk buahnya, jenis Trinitario
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Angoleta
2. Cundeamor
3. Amelonado
4. Calabacillo
1. Angoleta
Berbentuk lebih mirip dengan Criollo, kulit
sangat kasar, tanpa bottle neck, ukuran
buah besar, biji bulat, alur dalam warna
endosperm ungu serta memiliki kualitas
superior.
2. Cundeamor
Bentuk buah seperti angoleta, dengan kulit
kasar bentuk bottle neck terlihat jelas, biji
gepeng dengan rasa agak manis, alur tidak
dlam serta warna endosperma berwarna
ungu gelap. Kualitas yang dihasilkan
merupakan kualitas superior.
3. Amelonado
Bentuk buah bulat telur dengan tekstur
kulit halus, ada yang memiliki bottle neck
ada juga yang tidak, biji gepeng dengan
rasa agak manis, alur jelas dengan
endosperm berwarna ungu. Kualitas yang
dihasilkan merupakan kualitas sedang
bahkan superior.
4. Calabacillo
Buah pendek dan bulat, kulit buah sangat
licin, tidak memiliki bottle neck, biji
gepeng dengan rasa pahit, alur sangat
dangkal, warna indosperma berwaarna
Klon-klon unggul kakao Indonesia

1. Klon unggul kakao generasi pertama,


sebelum 1973).
Terdapat 24 seri klon DR (Djatiroenggo)
diantaranya DR1, DR2, dan DR 38 yang
sampai sekarang menjadi klon andalan
kakao mulia di Indonesia, potensi hasil
1.500 kg per ha per tahun. Klon tersebut
merupakan persilangan alami antara Java
criollo dengan Forastero dari Venezuela
menghasilkan Hibrid Trinitario di Kebun
Djatiroenggo.
Klon-klon unggul kakao Indonesia

2. Klon unggul kakao generasi kedua


(dihasilkan Tahun 1973 – 1998).

1) Klon DRC 16 dengan produksi 1.735


kg/ha/tahun, tahan terhadap penyakit
busuk buah (Phytopthora palmivora)
moderat terhadap hama Helopeltis
dan jumlah biji putih > 90%.
2) Klon GC 7 produksi tinggi (2.035
kg/ha/tahun), moderat terhadap hama
Helopeltis.
Klon-klon unggul kakao Indonesia

3) Klon ICS 13 merupakan hasil


seleksi di Trinidad yang
diintroduksikan di Indonesia.
Produksi 1.827 kg/ha/tahun,
moderat terhadap hama helopeltis.
4) Selanjutnya klon ICS 60, UIT 1,
TSH 858, Pa 300, NW 6267, NIC 7,
GC 29 (GS 29), Pa 191, Pa 4, Pa
310, RCC 70, RCC 71, dan RCC 72.
Klon-klon unggul kakao Indonesia

3. Klon unggul kakao generasi ketiga


(dihasilkan sesudah tahun 1998). Klon
yang dihasilkan adalah :
1) Klon ICCRI 01 dengan produktivitas
2,51 ton per ha.
2) Klon ICCRI 02 dengan produktivitas
2,34 ton per ha.
3) Klon ICCRI 03 dengan produktivitas
2,09 ton per ha.
4) Klon ICCRI 04 dengan produktivitas
2,06 ton per ha.
PEMURNIAN KLON

Klonalisasi perlu entres sebagai calon batang


atas. Penggunaan entres yang tidak murni akan
menghasilkan pertanaman yang produktivitas
maupun kualitasnya sangat beragam. Hal
tersebut menyebabkan kerugian jangka panjang
yang sangat besar.

Kebun entres yang baik dan murni menjadi


sangat penting.
PEMURNIAN KLON

Diperlukan pengetahuan tentang ciri-ciri


identifikasi klon untuk memantau kemurnian
kebun entres.

Faktor-faktor penyebab ketidakmurnian klon di


kebun entres antara lain :
FAKTOR PENYEBAB KETIDAKMURNIAN
KLON DI KEBUN ENTRES
1) Di tempat asal entres, pada saat prosesing
entres, yaitu pada saat pengambilan,
pelabelan, dan pengepakan entres, atau di
tempat penerimaan pada saat pembongkaran
kemasan entres ketika akan
diokulasi/disambung.
2) Di tempat pembibitan, terjadi keteledoran
saat okulasi salah menempelkan bahan tanam
(mata entres), atau saat okulasi menempelkan
mata batang bawahnya, sehingga yang
3) Di lapangan, biasanya ketika membawa bibit
tanaman dari pembibitan ke tempat/larikan di
lapangan, yaitu salah menempatkan bibit ke
lubang tanam yang bukan tempat/larikannya.
4) Tanaman klonal kalah persaingan tumbuhnya
sehingga terubusan batang bawah yang
tumbuh menjadi tanaman semai
(zailing/seedling), atau apabila pekebun
menyulam tanaman dengan cara okulasi di
lapangan, sehingga okulasinya tidak jadi
tetapi yang tumbuh adalah terubusan batang
bawahnya. Oleh karena itu terjadi tanaman
palsu di berbagai larikan secara sporadis.
PEMURNIAN KEBUN KLON
 Pemurnian klon di kebun entres sebaiknya
dilakukan sedini mungkin.
 Pemurnian klon harus dilakukan sejak di
pembibitan, maupun di kebun entres ketika
bibit sudah ditanam di kebun entres.
 Jadi pemurnian dilakukan pada fase bibit,
fase berbunga, dan fase dewasa, sehingga
kebun entres akan terjaga kemurniannya.
 Penandaan kebun
 Tidak mencampur tanaman kakao dengan
varietas lain.
SEKIAN

SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai