Baso Ali
Universitas Cokroaminoto Palopo
basoali111@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membantu proses pemilihan bibit kakao unggulan bagi petani,
dengan membandingkan bibit yang sudah ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode AHP dengan program expert choice sebagai media informasi untuk
permilihan, sekaligus untuk memperbandingkan antara bibit kakao yang sudah ada. Penelitian
ini dilakukan pada Kelurahan Noling Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu dengan menggunakan
tiga teknik pengumpulan data yakni dokumentasi, wawancara dan penyebaran angket. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Model ini ada 4
komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bibit kakao unggulan yang banyak
di sukai oleh para petani yaitu pada bibit kakao MMC 02 dan Sulawesi 2, baik dari tiap-tiap
kriteria maupun perbandingan antar alternatif lainnya.
Kata kunci: Pemilihan, Bibit, Kakao, Metode AHP
I. PENDAHULUAN Sub-sektor ini memberikan sumbangan yang
1.1. Latar Belakang cukup besar bagi perekonomian nasional dan
Indonesia dikenal sebagai negara menjadi makin penting, mengingat makin
agraris artinya pertanian memegang peranan terbatasnya peranan minyak bumi yang
penting dari seluruh perekonomian nasional. selama ini merupakan sumber devisa utama
Hal ini dapat ditunjukkan banyaknya bagi Indonesia. Keunggulan komparatif dari
penduduk yang hidup dan bekerja pada sub-sektor perkebunan dibandingkan dengan
sektor pertanian atau dari produk nasional sektor non-migas lainnya disebabkan antara
yang berasal dari pertanian. Oleh karena itu lain oleh adanya lahan yang belum
pembangunan bangsa dititik beratkan pada dimanfaatkan secara optimal dan berada di
sektor pertanian. Pembangunan sektor kawasan dengan iklim yang menunjang serta
pertanian merupakan bagian yang tak adanya tenaga kerja yang cukup tersedia dan
terpisahkan dari pembangunan nasional melimpah sehingga bisa secara kompetitif
secara keseluruhan. Pembangunan sektor dimanfaatkan. Kondisi tersebut merupakan
pertanian ini sangat penting karena suatu hal yang dapat memperkuat daya saing
menyangkut hajat hidup lebih dari setengah harga produk- produk perkebunan Indonesia
penduduk Indonesia yang menguntungkan di pasaran dunia.
perekonomian keluarga pada sektor ini. Komoditas bidang pertanian di pasar
Sehingga wajar pemerintah memprioritaskan internasional yang peranannya cukup
pembangunan pada sektor pertanian yang penting bagi perekonomian nasional adalah
didukung oleh sektor-sektor lainnya. tanaman kakao dan cengkeh. Kakao atau
Sejalan dengan tujuan utama sering disebut cokelat dengan nama latin
pembangunan nasional yaitu untuk Theobroma cacao merupakan tanaman yang
meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan bukan tanaman asli Indonesia. Kakao
kesejahteraan seluruh rakyat. Maka dalam merupakan salah satu komoditas andalan
pembangunan pertanian kesejahteraan petani nasional dan berperan penting bagi
perlu mendapat perhatian dan tingkat perekonomian Indonesia, terutama dalam
pendapatan yang meningkat bisa dijadikan penyediaan lapangnan kerja, sumber
salah satu indikator kesejahteraan petani. pendapatan petani dan sumber devisa bagi
Salah satu sub-sektor di sektor negara disamping mendorong
pertanian adalah sub-sektor perkebunan. berkembangnya agrobisnis kakao dan
8
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
9
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
dihadapi oleh petani kakao yakni pada 2.2. Sistem Pendukung Keputusan
pemilihan bibit Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Berdasarkan penjelasan di atas adalah bagian dari sistem informasi berbasis
peneliti tertarik untuk meneliti tentang komputer termasuk sistem berbasis
System Pendukung Keputusan pemilihan pengetahuan atau manajemen pengetahuan
bibit Kakao unggulan di kelurahan Noling, yang dipakai untuk mendukung pengambilan
Kecamatan Bupon, Kabupaten luwu. keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai
1.2. Rumusan Masalah
sistem komputer yang mengolah data
Berdasarkan latar belakang yang telah
menjadi informasi untuk mengambil
di kemukakan di atas, maka pokok
keputusandari masalah semi terstruktur yang
permasalahan dalam penelitian ini yaitu bibit
spesifik (Antoni Aruan, 2014:13).
unggulan kakao apakah yang paling baik di
Berdasarkan pengertian diatas, dapat
kelurahan Noling Kecematan Bupon
diambil suatu keputusan bahwa sistem
Kabupaten Luwu?
pendukung keputusan bukan merupakan alat
1.3. Batasan Masalah pengambil keputusan, melainkan merupakan
Karena keterbatasan pengetahuan sistem yang membantu pengambil keputusan
penulis tentang data yang dibutuhkan dan dengan melengkapi mereka dengan
waktu yang tersedia maka dalam tugas akhir informasi dari data yang telah diolah dengan
ini, penulis membatasi ruang lingkup relevan dan diperlukan untuk membuat
permasalahan sebagai berikut: keputusan tentang suatu masalah dengan
a. Membahas proses pengambilan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini
keputusan pemilihan bibit kakao di tidak dimasudkan untuk menggantikan
Kelurahan Noling Kecamatan Bupon pengambilan keputusan dalam proses
Kabupaten Luwu pembuatan keputusan.
b. Jenis bibit yang diteliti adalah bibit
2.3. Analitic Hierarchy Process
jenis Sulawesi1 (BR-25), MCC 02 (45),
Analytic Hierarchy Process (AHP)
dan BUNTU BATU (BB)
merupakan sebuah proses yang membantu
c. Kriteria yang digunakan untuk
para pengambil keputusan untuk
membandingkan jenis bibit adalah dari
memperoleh solusi terbaik dengan
segi kesesuaian lahan, potensi produksi,
mendekomposisi permasalahan kompleks ke
kualitas biji, dan ketahanan terhadap
dalam bentuk yang lebih sederhana untuk
hama.
kemudian melakukan sintesis terhadap
1.4 Tujuan penelitian berbagai faktor yang terlibat dalam
Dari hasil penelitian yang telah di permasalahan pengambilan keputusan
lakukan terdapat tujuan yang harus di capai tersebut (Forman, Ernest H. ,2006).
yaitu, untuk mengetahui bibit unggulan yang AHP mempertimbangkan aspek
paling baik di Kelurahan Noling Kecematan kualitatif dan kuantitatif dari suatu
Bupon Kabupaten Luwu. keputusan dan mengurangi kompleksitas
suatu keputusan dengan membuat
II. TINJAUAN PUSTAKA
perbandingan satu-satu dari berbagai kriteria
2.1. Pengertian Sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen yang yang dipilih untuk kemudian mengolah dan
saling berkaitan yang bertanggung jawab memperoleh hasilnya. Teknik ini tidak
memproses masukan (input) sehingga hanya membantu para pengambil keputusan
menghasilkan keluaran (output). Suatu sistem di untuk memperoleh alternatif solusi yang
dalam suatu organisasi mempertemukan terbaik, tetapi juga memberikan pemahaman
kebutuhan pengolahan transaksi harian, rasional yang jelas untuk pilihan yang
mendukung operasi, bersifat manajerial dan diambil (Saaty, Thomas L. dan Michael P.
merupakan kegiatan strategi dari suatu Niemera, 2006:4).
organisasi, serta menyediakan laporan laporan
yang diperlukan oleh pihak luar (Kusrini, 2007: 2.4. Definisi Pertanian
11).
10
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
11
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
panen adalah warna kuning pada alur buah dan produksi tanaman kakao. Faktor iklim
dan punggung alur buah, warna kuning tersebut adalah suhu, curah hujan,
pada seluruh permukaan buah dan warna kelembaban (RH) dan bulan 63 Jurnal MPI
kuning tua pada seluruh permukaan buah. Vol. 2 No. 1. Februari 2007 kering (BK).
Kakao masak pohon dicirikan dengan Tanaman kakao dibudidayakan oleh petani
perubahan warna buah: terutama untuk diambil bijinya, sehingga
upaya yang selama ini dilakukan adalah
1. Warna buah sebelum masak hijau, untuk mempertinggi hasil dan kualitas
setelah masak alur buah menjadi pengelolaan bijinya
kuning,
2. Warna buah sebelum masak merah tua, 2.8. Pembibitan kakao
warna buah setelah Penyiapan bibit dapat dilakukan dari
masak merah muda, jingga, kuning. biji (generative) atau dengan cara okulasi,
3. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan setek, sambung pucuk, sambung samping
(di dataran rendah) atau 6 bulan (di (vegetative). Penyiapan bibit dari biji harus
dataran tinggi setelah penyerbukan). dipilih dari induk yang unggul dan sehat.
4. Pemetikan buah dilakukan pada buah Dipilih buah yang masak fisiologis, bentuk
yang tepat masak. Kadar gula buah dan ukurannya normal dan tidak mengkerut.
kurang masak rendah sehingga hasil Setelah buah dikupas, pilih yang ukurannya
fermentasi kurang baik, sebaliknya pada normal, tidak cacat dan tidak lunak. Setelah
buah yang terlalu masak, biji seringkali daging buah dikupas, biji diangin-anginkan
telah berkecambah, pulp mengering dan hingga kadar air turun menjadi 40%.
aroma berkurang. Menurut Agung wahyu susilo (2014)
pembibitan kakao terlebih dahulu:
2.7. Kakao atau Coklat (Theobroma 1. Bedengan lebih luas dan persyaratan
cacao) sama dengan persamaian
Tanaman Kakao (Theobroma cocoa. 2. Media, campur topsoil, pupuk
L) berasal dari Meksiko dan Amerika kandang, pasir dalam polibeg (ukuran
Selatan. Varietas kakao terdiri atas Criollo 20 x 30 cm untuk bibit 4-6 bulan atau
dan Forestero. Varietas Criollo merupakan ukuran 25 x 40 untuk bibit lebih dari 6
tipe kakao yang bermutu tinggi (kakao bulan
mulia : choiced, edel cocoa) dan tumbuh 3. Mengatur polibeg potensi produksi 15
pada ketinggian di atas 400 m dari x 30 cm, disiram kampai kenyang dan
permukaan laut (dpl), dengan ciri buahnya ditanami bibit kakao
kecil, berwarna merah dengan kulit buah 4. Bibit umur kurang lebih 5-6 bulan
bertonjolan, biji tidak berwarna, mutu tinggi siap tanam atau siap sambung
dengan aroma dan rasa yang khas. Varietas 2.9. Jenis-jenis komoditi bibit kakao
Forestero merupakan tipe bermutu rendah Kakao merupakan salah satu
(kakao lindak : bulk cocoa) yang tumbuh komoditas unggulan Indonesia, karena
pada ketinggian di bawah 400 m dpl, dengan kakao termasuk salah satu dari tiga kooditas
ciri buahnya berwarna ungu dan kuning dari sector perkebunan yang memberikan
dengan kulit buah hampir rata dan licin, biji sumbangan devisa yang tinggi. Kualitas
berwarna ungu dan besar, cepat berbuah kakao di Indonesia tidak kalah dari beberapa
dengan aroma dan rasa yang kurang tajam Negara produsen kakao seperti pantai
dibandingkan Criollo. Hibrida dari Forestero gading.
dan Criollo dikenal dengan istilah Trinitario, Bibit kakao yang ada di Indonesia
buahnya agak bulat dan ada pula yang agak beragam jenisnya. Terkhusus di daerah
panjang dengan warna hijau atau merah Kelurahan Noling, jenis bibit yang ada
(Roesmanto, 1991). beberapa macam diantaranya:
Menurut Nasution, dkk (1985), mutu a. Sulawesi1 (BR 25)
biji kakao Trinitario berada sedikit di bawah Sulawesi 1 memiliki keunggulan
mutu biji kakao mulia. Iklim merupakan istimewa karena relatif tahan dengan
faktor yang sangat menentukan pertumbuhan
12
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
hama VSD yang meresahkan petani salah satu cara mencari data mengenai hal-
kakao di Indonesia hal atau variable yang berupa catatan,
b. MCC 02 (45) transkrip, buku, surat kabar, majalah,
Klon ini ditemukan oleh Andi Mulyadi prasasti, dan sebagainya. Sedangkan
dan M. Nasir di Desa Tingkara Kec. menurut Sugiyono, dokumentasi adalah
Malangke Kab. Luwu Utara. catatan peristiwa yang sudah berlalu.
c. Buntu batu (BB) Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar
atau karya monumental dari seseorang.
Masing-masing klon yang di ambil di
2. Wawancara
atas memiliki kelebihan tersendiri.
Menurut Sugiyono (2010 : 194),
III. METODE PENELITIAN Wawancara digunakan sebagai teknik
3.1. Teknik Pemilihan Lokasi Penelitian pengumpulan data apabila peneliti akan
Tempat yang menjadi fokus penelitian melaksanakan studi pendahuluan untuk
ini adalah Kelurahan Noling, Kec. Bupon, menemukan permasalahan yang harus
Kab. Luwu. Penulis memilih lokasi ini diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui
karena beberapa pertimbangan yaitu: hal-hal dari responden yang lebih mendalam
1. Daerah ini merupakan salah satu daerah dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
penghasil bibit kakao unggulan, dan Wawancara yang digunakan dalam
pertanian kakao sangat dominan di desa penelitian ini adalah dengan mengajukan
ini. Di mana sebagian besar petani kakao pertanyaan terstruktur karena peneliti
mencari bibit kakao di sini. menggunakan pedoman wawancara yang
2. Lokasi ini mudah dijangkau sehingga disusun secara sistematis dan lengkap untuk
penulis dapat memperoleh informasi mengumpulkan data yang dicari.
mengenai fokus yang dibahas dalam Wawancara pada penelitian ini dilakukan
penelitian nantinya. pada petani Kelurahan Noling. Metode
3. Merupakan daerah kelahiran penulis jadi wawancara digunakan untuk memperkuat
secara umum penulis sangat akrab dan memperjelas data yang diperoleh yaitu
dengan kondisi lingkungan sosial data tentang berbagai jenis bibit kakao yang
budayanya yang memungkinkan untuk ditanam, kelebihan dan kekurangan jenis
studi mendalam dan perolehan data atau bibit kakao, serta alasan pemilihan bibit
informasi akurat. kakao yang ditanam atau dibudidayakan.
4. Merupakan salah satu wilayah sentra Wawancara merupakan suatu kegiatan yang
produksi bibit unggulan kakao di dilakukan langsung oleh peneliti dan
sulawesi selatan. mengharuskan antara peneliti serta
narasumber bertatap muka sehingga dapat
3.2. Teknik Pemilihan Informan
Pemilihan informan dalam melakukan Tanya jawab secara langsung
penelitian ini ditentukan secara acak dengan menggunakan pedoman wawancara.
(random). Penentuan informan bersifat 3. Kuesioner
sementara. Informan pada tahap ini dipilih Menurut Arikunto (2006 : 151),
petani kakao, sehingga peneliti mampu Angket adalah pernyataan tertulis yang
melakukan pengumpulan data tentang digunakan untuk memperoleh informasi dari
kakao. Informan yang dipilih adalah mereka responden dalam arti laporan tentang pribadi
yang menguasai atau memahami masalah atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan
penelitian pemilihan bibit kakao. Di ambil menurut Sugiyono (2008:199), Angket atau
dari 17 Responden yang ahli. kuesioner merupakan teknik pengumpulan
3.3. Teknik Pengumpulan Data data yang dilakukan dengan cara memberi
Teknik pengumpulan data dalam seperangkat pertanyaan atau pernyataan
penelitian ini dilakukan melalui cara dan tertulis kepada responden untuk dijawab.
tahapan sebagai berikut: Kuesioner atau angket yang
1. Metode Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
Menurut Suharsimi Arikunto kuesioner atau angket langsung yang
(2006:231), metode dokumentasi adalah tertutup karena responden hanya tinggal
13
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
14
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
hama terlebih dahulu, bagaimana atau lain, seperti pada gambar di bawah ini:
seberapa bagus produk yang di hasilkan oleh
kakao tersebut. Pada kasus ini yang menjadi
alternative adalah klon buntu batu (BB),
MCC 02 (45) dan Sulawesi 2(BR-25).
Kemudian jika dilihat dari segi kesesuaian
lahan, dapat disimpulkan bahwa Sulawesi
2(BR-25) yang memiliki point tertinggi
bibit kakao unggulan yang lain, seperti pada
gambar di bawah ini: Gambar 5.4 Dilihat dari Segi Kualitas bibit
Selanjutnya jika dilihat dari segi
ketahanan hama, sulawesi 2(BR-25) yang
memiliki point tertinggi diantara bibit kakao
unggulan yang lain, seperti pada gambar di
bawah ini:
15
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
16
Jurnal Ilmiah d’Computare Volume 9 Edisi Juli 2019
DAFTAR PUSTAKA
17