Di Susun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini atas rahmat dan hidayah-nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul Agroindustri tanaman pangan ubi kayu tepat waktu,
makalah agroindustri tanaman pangan ubi kayu disusun guna memenuhi tugas dosen pada
bidang studi Pengantar agroindustri di kampus. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang agroindustri tanaman pangan
ubi kayu.
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun produk turunan ubi kayu yang di perdagangkan di pasar dunia antara lain
adalah gaplek, tepung singkong (cassava starch), tapioka dan beberapa produk kimia seperti
alkohol, gula cair (maltose, glukosa, fruktosa) sorbitol, siklodekstrin, asam sitrrat serta bahan
pembuatan edible coating dan biodegradable serta bioetanol. Negara tujuan ekspor RRC, UN,
Eropa, Taiwan dan Korea Selatan (Anonimous, 2009 ).
Oleh karena banyaknya produk yang dapat di hasilkan dari ubi kayu, maka
pengembangan agribisnis ubi kayu menjadi sangat penting. Program pengembangan
agribisnis itu sendiri bertujuan untuk mengembangkan agribisnis yang mampu menghasilkan
produk pertanian yang berdaya saing, meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat petani.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa paham dan
mengerti mengenai pengolahan dari tanaman ubi kayu.
Metode penelitian yang kami gunakan adalah dengan studi literatur melalui media
elektronik yang kemudian kami bahas bersama dalam kelompok belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan karbohidrat alternatif terhadap beras.
Komoditas ini juga dapat dikembangkan menjadi sumber devisa negara. Namun demikian,
hingga kini potensinya belum dikembangkan secara optimal. Kemampuan tanaman ubi kayu
untuk dapat tumbuh pada kondisi sedikit air dan teknik budidaya tanaman yang relatif
sederhana dan murah melahirkan anggapan bahwa menanam dan bahkan mengonsumsi ubi
kayu selalu diartikan sebagai kemiskinan, karena ubi kayu akan dikonsumsi sebagai sumber
pangan alternatif terakhir, atau akan dikonsumsi apabila kekurangan pangan. Anggapan
seperti ini telah berdampak pada kurangnya upaya untuk mendorong ubi kayu sebagai
tanaman andalan ekspor. Pada kenyataannya budidaya tanaman ubi kayu di daerah sentra
produksi, seperti di Lampung, umumnya dilakukan secara tradisional sehingga produktivitas
yang dicapai masih jauh dari potensi yang seharusnya dapat dicapai (sekitar 50% dari potensi
maksimalnya).
Kondisi di sub sistem hilir (pasca panen, pengolahan dan pemasaran) ubi kayu saat ini
juga belum menggembirakan. Industri pengolahan ubi kayu yang berkembang masih sangat
terbatas pada produk-produk tertentu, seperti gaplek, chip, dan tepung, sedangkan untuk
produk olahan lainnya seperti starch (pati) yang banyak dibutuhkan industri pengolahan lebih
lanjut (pangan dan non pangan) belum berkembang dengan baik.
2.3. Masalah Dalam Aspek Pasca Panen dan Pengolahan Ubi Kayu
Pada umumnya industri pengolahan ubi kayu skala perdesaan seperti ITTARA masih
menerapkan metoda tradisional dengan teknologi sederhana, yakni dengan menggunakan
peralatan pengolahan yang sederhana dan proses pengolahan hasil yang belum sesuai
standard GHP (Good Handling Practices) dan GMP (Good Manufacturing Practices) dan
tidak efisien. Oleh karenanya mutu produk yang dihasilkan masih rendah dan sangat
bervariasi. Beberapa kondisi yang mendasar dan harus diperbaiki untuk dapat menerapkan
persyaratan standard tersebut antara lain: (1) kemampuan teknis dan manajemen petani
(penanganan pasca panen dan proses pengolahan ubi kayu berlangsung tanpa memperhatikan
persyaratan mutu), (2) kurangnya informasi tentang teknologi pasca panen dan pengolahan
yang mampu menjaga mutu dan kebersihan produk, (3) terbatasnya peralatan dan mesin
pasca panen dan pengolahan ubi kayu yang sederhana tetapi mampu menghasilkan produk
bermutu, dan (4) terbatasnya modal usaha sehingga petani tidak mampu menerapkan
teknologi dan peralatan mesin dalam menangani pasca panen dan pengolahan ubi kayu. Di
sisi lain, industri pengolahan ubi kayu skala besar masih sangat terbatas, sedangkan industri
pengolahan makanan dan minuman maupun non pangan berbahan baku olahan ubi kayu
cukup berkembang. Kondisi ini telah berdampak pada meningkatnya impor olahan ubi kayu
seperti starch untuk memenuhi kebutuhan industri kertas dan industri makanan lainnya yang
ada di Indonesia. Jumlah kebutuhan industri tersebut tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri
karena di samping jumlah industri yang mengolah ubi kayu menjadi produk olahan yang
terbatas, juga karena pada
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.Agroindustri pengolahan keripik ubi kayu memberikan keuntungan yang diterima adalah
sebesar Rp.6.115.500 per lima kali proses produksi selama satu bulan.
2.Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu mentah menjadi keripik ubi kayu di desa lamahu,
kecamatan bulango selatan, kabupaten bone bolango, adalah sebesar 2,20. Hal ini berarti
bahwa pengolahan keripik ubi kayu di desa lamahu, kecamatan bulango selatan kabupaten
bonebolango menunjukan sudah efisien.
3. Pengolahan ubi kayu menjadikeripik ubi kayu pada UKM keripik barokah memberikan
Nilai tambah bruto sebesar Rp.8.450.000, nilai tambah netto sebesar Rp.8.040.500, nilai
tambah per bahan baku sebesar Rp.37.555,55/Kg, dan nilai tambah pertenaga kerja sebesar
Rp. 33.800/JKO.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Oka, Nyoman. 2011. Kebijakan dan Program Pengembangan Agroindustri Ubi Kayu.
Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Novedtri, Rani. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Tani dan Pengolahan Ubi Kayu. Medan:
Universitas Sumatera Utara. [Diakses melalui http://repository.usu.ac.id pada tanggal
17 Oktober 2011].