Oleh :
Wita Meilia Rosiana
243211003
PENDAHULUAN
Subsektor perkebunan memiliki variasi tanaman yang dihasilkan. Salah satu komoditi
perkebunan yang turut berperan dalam memberikan kontribusi untuk negara dan juga
individu yaitu kopi. Sebagai produk terbesar kedua yang diperdagangkan di dunia, kopi
memiliki potensi yang besar dan pasar yang sangat kompetitif. Disisi lain kopi identik dengan
petani kecil dan ditanam secara tradisional di negara – negara berkembang. Tanaman kopi
sendiri juga memiliki ragam variasi jenis bibit, misalnya kopi arabika, robusta, dan lain –
lain. Kopi umumnya dapat ditanam pada daerah dataran tinggi ataupun dataran rendah sesuai
dengan jenis tanaman kopi tersebut.
Usaha perkebunan kopi termasuk bisnis yang dapat dijalankan oleh setiap masyarakat
maka tidak jarang banyak menemukan pengusaha perkebunan kopi di Indonesia. Dalam
menjalankan usaha perkebunan kopi terdapat berbagai jenis usaha, mulai dari menjual dalam
bentu kopi basah sampai dengan olahan kopi siap saji. Salah satu masyarakat yang
menjalankan usahanya pada sektor perkebunan kopi yaitu pemilik usaha perkebunan kopi
saudara Gati Rizky yang bertempat tinggal di wilayah dataran tinggi yaitu Temanggung Jawa
Tengah.
Usaha perkebunan kopi yang dijalankan oleh saudara Rizky tergolong dalam jenis
usaha perkebunan masyarakat yang menerapkan penanaman secara tradisional. Dengan
ssstem yang masih tradisional dan keterbatasan lahan, tentunya usaha tersebut juga memiliki
kendala dalam penjualan produknya. Kendala yang sering dihadapi oleh pemilik usaha
perkebunan kopi diantaranya yaitu ketidak pastian harga pasar, keadaan musim yang tidak
dapat diprediksi, dan lain sebagainya. Kendala – kendala tersebut dapat menimbulkan
pertanyaan apakah usaha perkebunan kopi yang dijalankan benar memberikan keuntungan
dan layak untuk diteruskan atau tidak. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
melakukan riset terkait Analisis Studi Kelayakan Usaha Perkebunan Kopi Individu Di
Temanggung Jawa Tenggah.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas adapun tujuan dilakukannya penelitian ini
yaitu untuk mengetahui atau untuk menganalisis studi kelayakan usaha perkebunan kopi
milik indvidu yang berlokasi di Temanggung Jawa Tengah. Hasil studi kelayakan tersebut
nantinya diharapkan mampu memberikan gambaran apakah usaha yang dijalankan layak
untuk dilanjutkan atau tidak.
TINJAUAN PUSTAKA
Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam
perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan
terhadap PDB, Penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia mengahasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidup. Oleh karenanya sektor pertanian adalah sektor yang paling dasar dalam perekonomian
yang merupakan penopang kehidupan produksi sektor-sektor lainnya seperti subsektor
perikanan, subsektor perkebunan, subsektor perternakan.
a. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada produk-
produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai
makanan tetapi juga untuk penyediaan bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi
di sektor-sektor non pertanian tersebut.
b. Kuatnya agraris dari ekonomi di Indonesia selama tahap pembangunan, maka
populasi di sektor pertanian daerah pedesaan membentuk suatu bagian yang sangat
besar dari pasar permintaan domestik terhadap produk-produk dari industri dan
sektor-sektor lain di dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun
barang-barang konsumen, kuznets menyebutnya kontribusi pasar.
c. Pentingnya sektor pertanian bisa dilihat dari sumbangan output nya terhadap
pembentukan produk domestik bruto dan andilnya terhadap penyerapan tenaga kerja
tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat
pembangunan ekonomi.
d. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus
neraca perdagangan atau neraca pembayaran, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian
atau peningkatan produksi komoditi-komiditi pertanian menggantikan impor.
Perkebunan Kopi
Salah satu subsektor dari sektor pertanian ialah perkebunan. Perkebunan menurut
Hasibuan adalah usaha dalam pembudidayaan tanaman yang menghasilkan komoditi –
komoditi perkebunan, termasuk usaha lanjutan dalam menghasilkan produk turunan dan
produk sampingannya. Proses ini dilakukan melalui sederetan usaha perkebunan, meliputi
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, pengangkutan, dan pengolahan hasil panen,
termasuk pengembangan produk dan penyerahan hasil kepada pelanggan.
Jenis-Jenis Kopi Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua
tempat yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari
aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman. Adapun
jenis – jenis kopi diantaranya yaitu :
1) Kopi Arabika Kopi Arabika merupakan kopi yang pertama kali dibudidayakan di
Indonesia. Kopi Arabika akan tumbuh dengan baik di daerah yang mempunya
ketinggian 1.000 – 2.100 m di atas permukaan laut (dpl), temperatur suhu tahunan
antara 17-21°C, dan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun dengan ± 3 bulan
kering.
2) Kopi Robusta memiliki areal perkebunan relatif lebih luas dibandingkan dengan jenis
yang lain karena kopi Robusta dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, tepatnya di
ketinggian 400-800 mdpl, dengan temperatur suhu tahunan antara 21-24°C dan curah
hujan antara 2.000-3.000mm/tahun dan memiliki ± 3 bulan kering.
3) Kopi Liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi liberika dapat tumbuh setinggi 9
meter dari tanah. Kelebihan kopi liberika adalah tahan terhadap serangan karat daun
(Hamelia vastarix) disbanding kopi jenis Arabika.
4) Kopi excelsa tidak termasuk kedalam kopi Arabika atau Robusta, tetapi kelompok
Liberoid. Kopi jenis ini tidak peka terhadap penyakit Hamelia vastarix dan dapat
ditanam di dataran rendah, juga didaerah lembap. Kopi Excelsa mempunyai aroma dan
cita rasa yang kuat dan cenderung pahit.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini berisi tentang gambaran
mengenai lokasi perusahaan dan kelayakan usaha ditinjau dari berbagai aspek-aspek tertentu.
Peneliti memilih jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena menyajikan data yang lebih
akurat, selain itu bentuk yang sederhana, dan teknis yang mudah dipahami.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data
primer dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara dengan
berbagai pihak berupa informasi terkait dengan kondisi perusahaan, meliputi gambaran
umum perusahaan, produk-produk yang dihasilkan, jenis peralatan yang digunakan, serta
proses produksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya:
1. Observasi
2. Wawancara
Alat Analisis
1. Metode Konvensional
a. Payback Period (PP)
Payback Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pemngembalian investasi suatu proyek atau usaha. Payback Period merupakan
jangka waktu yang digunakan untuk mengukur berapa lama investasi suatu usaha
akan kembali, dalam satuan waktu tahun atau bulan. Perhitungan PP suatu proyek
yang mempunyai pola cash flow sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan
cara:
Total Invesment
Payback Period= x 1 tahun
Cash flow pertahun
2. Metode Discounted Cash Flow
a. Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan metode penilaian kriteria
investasi yang paling sering digunakan. Rumus perhitungan NPV yaitu sebagai
berikut:
t n
Bt Ct
NPV
t 0 (1 i )t
b. Internal Rate of Return. IRR adalah tingkat penghasilan atau dapat disebut dengan
investment rate yang menggambarkan tingkat keuntungan dari proyek atau investasi
dalam satuan persen pada angka NPV sama dengan nol. IRR dapat dirumuskan
sebagai berikut :
NPV1
IRR i1 i2 i1
( NPV1 NPV2 )
Kriteria pengambilan keputusan :
- IRR > Discount Factor : Maka usaha tersebut layak untuk dijalankan
- IRR < Dscount Factor : Maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan
- IRR = Discount Factor : Maka usaha tersebut apabila dijalankan tidak untung
dan tidak rugi.
Usaha perkebunan yang telah dikelompokkan dalam jenis usahanya salah satu
diantaranya yaitu usaha perkebunan rakyat. Usaha perkebunan rakyat merupakan usaha
dibidang perkebunan yang dikelola oleh individu. Perkebunan kopi menjadi salah satu pilihan
seorang individu untuk menjalankan usaha perkebunan rakyat. Dalam penelitian ini saudara
Rizky termasuk individu yang menjalankan usahanya sebagai salah satu usaha perkebunan
rakyat.
Perkebunan yang dikelola oleh saudara Rizky yaitu perkebunan jenis tanaman kopi.
Rizky menjalankan usahanya sejak tahun 2016. Luas lahan yang dijadikan usaha perkebunan
kopi tersebut yaitu seluas 2000 meter persegi yang berlokasi di Temanggung Jawa Tengah.
Untuk modal awal yang digunakan dalam menjalankan usaha tersebut Rizky mengeluarkan
modal sebesar Rp 75.000.000. Jenis kopi yang ditanam yaitu kopi robusta dengan masa panen
dua kali dalam satu tahun dan mempekerjakan dua tenaga kerja dengan durasi kerja 14 hari
dalam 1 tahun. Adapun untuk rincian biaya yaitu sebagai berikut :
Pendapatan
Metode yang digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat
diliat dengan perhitungan NPV, IRR, Payback Period, dan beberapa aspek yang menyangkut
nilai finansial. Tujuan dilakukannya studi kelayakan ini yaitu untuk menentukan apakah
usaha tersebut patut untuk dilanjutkan atau tidak dan apakah memberikan keuntungan atau
tidak. Dalam penelitian ini adapun hasil dari analisis studi kelayakannya yaitu sebagai berikut
:
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kita dapat menentukan kelayakan dari usaha
perkebunan kopi yang dijalankan oleh saudara Rizky. Hasil perhitungan menunjukkan
besarnya NPV sebesar 97679107,59 maknanya karena niali NPV positif maka usaha tersebut
layak untuk dijalankan dan memberikan keuntungan atau manfaat sebesar Rp 97.679.107.
selanjutnya yaitu kriteria kelayakan usaha yang ditinjau melalui nilai IRR. Dalam penelitian
ini nilai IRR yaitu sebesar 35%, maknanya usaha perkebunan kopi tersebut layak untuk
dijalankan karena nilai IRR lebih besar daripada nilai discount factor. Untuk nilai payback
period dalam penelitian ini yaitu sebesar 1,843204 maknanya nilai perolehan modal kembali
atau usaha akan mendapatkan besarnya modal yang telah dikeluarkan salama 1 tahun 10
bulan.
KESIMPULAN