Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA PERKEBUNAN KOPI INDIVIDU DI

TEMANGGUNG JAWA TENGAH

Oleh :
Wita Meilia Rosiana
243211003

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dengan penduduk yang berdominan memiliki


mata pencaharian sebagai petani. Dengan julukannya sebagai negara agraris sektor pertanian
di Indonesia menjadi salah satu sektor unggulan. Sektor pertanian yang menjadi salah satu
sektor unggulan di Indonesia tentunya menyumbang nilai yang tinggi untuk pendapatan di
Indonesia. Pada tahun 2021 tercatat sektor pertanian Indonesia berkontribusi sebesar Rp 2,25
kuadriliun pada pdb Indonesia. Salah satu subsektor pertanian yang turut mempengaruhi
perekonomian yaitu perkebunan. Berdasarkan data BPS perkebunan berkontribusi sebesar
3.94% pada tahun 2021 terhadap PDB Indonesia.

Subsektor perkebunan memiliki variasi tanaman yang dihasilkan. Salah satu komoditi
perkebunan yang turut berperan dalam memberikan kontribusi untuk negara dan juga
individu yaitu kopi. Sebagai produk terbesar kedua yang diperdagangkan di dunia, kopi
memiliki potensi yang besar dan pasar yang sangat kompetitif. Disisi lain kopi identik dengan
petani kecil dan ditanam secara tradisional di negara – negara berkembang. Tanaman kopi
sendiri juga memiliki ragam variasi jenis bibit, misalnya kopi arabika, robusta, dan lain –
lain. Kopi umumnya dapat ditanam pada daerah dataran tinggi ataupun dataran rendah sesuai
dengan jenis tanaman kopi tersebut.

Usaha perkebunan kopi termasuk bisnis yang dapat dijalankan oleh setiap masyarakat
maka tidak jarang banyak menemukan pengusaha perkebunan kopi di Indonesia. Dalam
menjalankan usaha perkebunan kopi terdapat berbagai jenis usaha, mulai dari menjual dalam
bentu kopi basah sampai dengan olahan kopi siap saji. Salah satu masyarakat yang
menjalankan usahanya pada sektor perkebunan kopi yaitu pemilik usaha perkebunan kopi
saudara Gati Rizky yang bertempat tinggal di wilayah dataran tinggi yaitu Temanggung Jawa
Tengah.
Usaha perkebunan kopi yang dijalankan oleh saudara Rizky tergolong dalam jenis
usaha perkebunan masyarakat yang menerapkan penanaman secara tradisional. Dengan
ssstem yang masih tradisional dan keterbatasan lahan, tentunya usaha tersebut juga memiliki
kendala dalam penjualan produknya. Kendala yang sering dihadapi oleh pemilik usaha
perkebunan kopi diantaranya yaitu ketidak pastian harga pasar, keadaan musim yang tidak
dapat diprediksi, dan lain sebagainya. Kendala – kendala tersebut dapat menimbulkan
pertanyaan apakah usaha perkebunan kopi yang dijalankan benar memberikan keuntungan
dan layak untuk diteruskan atau tidak. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
melakukan riset terkait Analisis Studi Kelayakan Usaha Perkebunan Kopi Individu Di
Temanggung Jawa Tenggah.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian latar belakang di atas adapun tujuan dilakukannya penelitian ini
yaitu untuk mengetahui atau untuk menganalisis studi kelayakan usaha perkebunan kopi
milik indvidu yang berlokasi di Temanggung Jawa Tengah. Hasil studi kelayakan tersebut
nantinya diharapkan mampu memberikan gambaran apakah usaha yang dijalankan layak
untuk dilanjutkan atau tidak.

TINJAUAN PUSTAKA
Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam
perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan
terhadap PDB, Penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia mengahasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidup. Oleh karenanya sektor pertanian adalah sektor yang paling dasar dalam perekonomian
yang merupakan penopang kehidupan produksi sektor-sektor lainnya seperti subsektor
perikanan, subsektor perkebunan, subsektor perternakan.

Menurut analisis Klasik dari Kuznets adalah pertanian di negara-negara sedang


berkembang merupakan suatu sektor ekonomi yang sangat potensial, terdapat 4 bentuk
kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yaitu sebagai berikut:

a. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada produk-
produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai
makanan tetapi juga untuk penyediaan bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi
di sektor-sektor non pertanian tersebut.
b. Kuatnya agraris dari ekonomi di Indonesia selama tahap pembangunan, maka
populasi di sektor pertanian daerah pedesaan membentuk suatu bagian yang sangat
besar dari pasar permintaan domestik terhadap produk-produk dari industri dan
sektor-sektor lain di dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun
barang-barang konsumen, kuznets menyebutnya kontribusi pasar.
c. Pentingnya sektor pertanian bisa dilihat dari sumbangan output nya terhadap
pembentukan produk domestik bruto dan andilnya terhadap penyerapan tenaga kerja
tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat
pembangunan ekonomi.
d. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus
neraca perdagangan atau neraca pembayaran, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian
atau peningkatan produksi komoditi-komiditi pertanian menggantikan impor.

Perkebunan Kopi

Salah satu subsektor dari sektor pertanian ialah perkebunan. Perkebunan menurut
Hasibuan adalah usaha dalam pembudidayaan tanaman yang menghasilkan komoditi –
komoditi perkebunan, termasuk usaha lanjutan dalam menghasilkan produk turunan dan
produk sampingannya. Proses ini dilakukan melalui sederetan usaha perkebunan, meliputi
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, pengangkutan, dan pengolahan hasil panen,
termasuk pengembangan produk dan penyerahan hasil kepada pelanggan.

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian Republik Indonesia


mengelompokan perkebunan kedalam tiga jenis pengusahaannya, yaitu perkebunan rakyat
(PR), perkebunan besar negara (PBN), dan perkebunan besar swasta (PBS). Perkebunan
rakyat (PR) adalah usaha perkebunan yang diselenggarakan atau dikelola secara komersial
oleh perorangan, tidak memiliki badan hokum yang berakta notaris, dengan luas tanaman
yang diusahakan berkisar antara 100 (seratus) hektar, dan hanya menghasilkan bahan olahan
dari komoditi perkebunan. Perkebunan besar (PB) adalah usaha perkebunan yang
diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan negara (PBN) dan
perusahaan swasta nasional dana sing (PBS) yang berbadan hokum dan berakta notaris yang
disahkan Menteri Kehakiman, luas tanaman yang diusahakan dalam skala yang besar untuk
mencukupi kebutuhan menghasilkan komoditi perkebunan.
Perkebunan memiliki variasi jenis tanaman yang ditanam. Diantaranya yaitu sawit,
karet, kopi, dan lain – lain. Kopi menurut Rahardjo (2012:7) merupakan komoditas rakyat
yang sudah cukup lama dibudidayakan dan mampu menjadi sumber nafkah bagi petani kopi
Indonesia. Dalam Peraturan Menteri Pertanian (2013) Kopi merupakan salah satu komoditi
perkebunan yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil
devisa negara, penyedia lapangan kerja, memelihara konservasi lingkungan, sumber bahan
baku industri makanan dan minuman serta sumber pendapatan petani.

Jenis – jenis Kopi

Jenis-Jenis Kopi Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua
tempat yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari
aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman. Adapun
jenis – jenis kopi diantaranya yaitu :

1) Kopi Arabika Kopi Arabika merupakan kopi yang pertama kali dibudidayakan di
Indonesia. Kopi Arabika akan tumbuh dengan baik di daerah yang mempunya
ketinggian 1.000 – 2.100 m di atas permukaan laut (dpl), temperatur suhu tahunan
antara 17-21°C, dan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun dengan ± 3 bulan
kering.
2) Kopi Robusta memiliki areal perkebunan relatif lebih luas dibandingkan dengan jenis
yang lain karena kopi Robusta dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, tepatnya di
ketinggian 400-800 mdpl, dengan temperatur suhu tahunan antara 21-24°C dan curah
hujan antara 2.000-3.000mm/tahun dan memiliki ± 3 bulan kering.
3) Kopi Liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi liberika dapat tumbuh setinggi 9
meter dari tanah. Kelebihan kopi liberika adalah tahan terhadap serangan karat daun
(Hamelia vastarix) disbanding kopi jenis Arabika.
4) Kopi excelsa tidak termasuk kedalam kopi Arabika atau Robusta, tetapi kelompok
Liberoid. Kopi jenis ini tidak peka terhadap penyakit Hamelia vastarix dan dapat
ditanam di dataran rendah, juga didaerah lembap. Kopi Excelsa mempunyai aroma dan
cita rasa yang kuat dan cenderung pahit.

Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhadap produksi pertanian menurut Banowati


dan Sriyanto (2013:35) secara umum terbagi atas faktor genetic, faktor alam, faktor tenaga
kerja, faktor modal, dan faktor manajemen.
a. Genetik
Peranan penting dari faktor genetik adalah kemampuan suatu tanaman untuk bertahan
dari serangan hama penyakit, kekeringan dan untuk berproduksi tinggi.
Tanamantanaman ini dipilih dari pohon induk potensial yang menjadi bibit tanaman
unggulan.
b. Alam/Lingkungan
Alam atau lingkungan didefinisikan sebagai persyaratan atau kondisi mutlak yang
dapat berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan tumbuhan.
c. Tenaga Kerja
Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh
karena itu, dalam analisis ketenagakerjaan di bidang pertanian, penggunaan tenaga
kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang
dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.
d. Modal
Faktor modal merupakan unsur yang sangat penting dalam pertanian sebab tanpa
modal segalanya tidak akan berjalan. Modal dibedakan menjadi dua macam, yaitu
modal tetap dan modal berjalan. Modal tetap (misalnya lahan/tanah) tidak akan habis
dalam satu kali penggunaan atau produksi. Sedangkan modal berjalan (uang tunai,
pupuk, tanaman) dianggap habis dalam satu kali produksi.
e. Manajemen
Manajemen sangat penting peranannya apabila dikaitkan dengan efesiensi. Artinya,
walaupun produksi tanah, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan modal dirasa cukup,
tetapi apabila tidak dikelola dengan baik maka produksi yang baik dan tinggi tidak
akan tercapai. Manajemen diperlukan untuk efesiensi penggunaan modal, meliputi
kemampuan untuk menentukan, mengorganisasi, mengordinasi, dan menghasilkan
produk seperti yang diharapkan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini berisi tentang gambaran
mengenai lokasi perusahaan dan kelayakan usaha ditinjau dari berbagai aspek-aspek tertentu.
Peneliti memilih jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena menyajikan data yang lebih
akurat, selain itu bentuk yang sederhana, dan teknis yang mudah dipahami.
Jenis dan Sumber Data

Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data
primer dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara dengan
berbagai pihak berupa informasi terkait dengan kondisi perusahaan, meliputi gambaran
umum perusahaan, produk-produk yang dihasilkan, jenis peralatan yang digunakan, serta
proses produksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya:
1. Observasi
2. Wawancara
Alat Analisis

Menurut Soetriono metode yang digunakan untuk mengetahui kelayakan adalah


menggunakan metode analysis finansial. Analisis ini digunakan untuk melihat kelayakan
suatu kegiatan yang dilakukan secara finansial. Aspek penilaian kelayakan dapat dilihat
melalui nilai Net Present Value, Net Benefit-Cost Ratio, Internal Rate of Return , dan
Payback Periode. Kriteria yang digunakan perusahaan tergantung kebutuhan dan
metodemetode yang digunakan. Kriteria penilaian investasi terdiri dari dua metode, yaitu
metode konvensional dan metode discounted cash flow.

1. Metode Konvensional
a. Payback Period (PP)
Payback Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pemngembalian investasi suatu proyek atau usaha. Payback Period merupakan
jangka waktu yang digunakan untuk mengukur berapa lama investasi suatu usaha
akan kembali, dalam satuan waktu tahun atau bulan. Perhitungan PP suatu proyek
yang mempunyai pola cash flow sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan
cara:
Total Invesment
Payback Period= x 1 tahun
Cash flow pertahun
2. Metode Discounted Cash Flow
a. Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan metode penilaian kriteria
investasi yang paling sering digunakan. Rumus perhitungan NPV yaitu sebagai
berikut:
t n
Bt  Ct
NPV  
t 0 (1  i )t
b. Internal Rate of Return. IRR adalah tingkat penghasilan atau dapat disebut dengan
investment rate yang menggambarkan tingkat keuntungan dari proyek atau investasi
dalam satuan persen pada angka NPV sama dengan nol. IRR dapat dirumuskan
sebagai berikut :
NPV1
IRR  i1  i2  i1 
( NPV1  NPV2 )
Kriteria pengambilan keputusan :
- IRR > Discount Factor : Maka usaha tersebut layak untuk dijalankan
- IRR < Dscount Factor : Maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan
- IRR = Discount Factor : Maka usaha tersebut apabila dijalankan tidak untung
dan tidak rugi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Aspek Teknis Usaha Perkebunan Kopi

Usaha perkebunan yang telah dikelompokkan dalam jenis usahanya salah satu
diantaranya yaitu usaha perkebunan rakyat. Usaha perkebunan rakyat merupakan usaha
dibidang perkebunan yang dikelola oleh individu. Perkebunan kopi menjadi salah satu pilihan
seorang individu untuk menjalankan usaha perkebunan rakyat. Dalam penelitian ini saudara
Rizky termasuk individu yang menjalankan usahanya sebagai salah satu usaha perkebunan
rakyat.

Perkebunan yang dikelola oleh saudara Rizky yaitu perkebunan jenis tanaman kopi.
Rizky menjalankan usahanya sejak tahun 2016. Luas lahan yang dijadikan usaha perkebunan
kopi tersebut yaitu seluas 2000 meter persegi yang berlokasi di Temanggung Jawa Tengah.
Untuk modal awal yang digunakan dalam menjalankan usaha tersebut Rizky mengeluarkan
modal sebesar Rp 75.000.000. Jenis kopi yang ditanam yaitu kopi robusta dengan masa panen
dua kali dalam satu tahun dan mempekerjakan dua tenaga kerja dengan durasi kerja 14 hari
dalam 1 tahun. Adapun untuk rincian biaya yaitu sebagai berikut :

Jenis Biaya Komponen Jumlah


Lahan + Tanaman kopi produktif +
Modal Rp 75.000.000
Peralatan Perkebunan
Total Modal Rp 75.000.000
Pupuk (1 x setiap tanam x 350.000) x 2 Rp 700.000
Biaya Operasional Tenaga Kerja (2 tenaga kerja x 75.000 x
Rp 2.100.000
14 hari)
Transportasi Rp 200.000
Total Biaya Operasional Rp 3.000.000

Tujuan dijalankannya usaha perkebunan kopi tersebut tentunya untuk memperoleh


pendapatan. Dalam menjalankan usaha perkebunan kopi tersebut Rizky hanya menjual kopi
dengan kondisi kopi pasar. Kopi yang berhasil ia panen dalam 2 kali tanam setahun
menghasilkan sejumlah 6000 ton atau 3000 ton dalam satu kali panen. Untuk harga yang
diperjualkan dalam kondisi kopi basah yaitu sebesar Rp 7.500 perkilo. Adapun rincian dari
hasil penjualan usaha perkebunan kopi tersebut yaitu sebagai berikut :

Pendapatan

Harga Jual (Rp/Kg) Rp7.500

Kuantitas kopi 6000 ton

Pendapatan Total Rp 45.000.000

Analisis Studi Kelayakan Usaha Perkebunan Kopi

Metode yang digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat
diliat dengan perhitungan NPV, IRR, Payback Period, dan beberapa aspek yang menyangkut
nilai finansial. Tujuan dilakukannya studi kelayakan ini yaitu untuk menentukan apakah
usaha tersebut patut untuk dilanjutkan atau tidak dan apakah memberikan keuntungan atau
tidak. Dalam penelitian ini adapun hasil dari analisis studi kelayakannya yaitu sebagai berikut
:

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kita dapat menentukan kelayakan dari usaha
perkebunan kopi yang dijalankan oleh saudara Rizky. Hasil perhitungan menunjukkan
besarnya NPV sebesar 97679107,59 maknanya karena niali NPV positif maka usaha tersebut
layak untuk dijalankan dan memberikan keuntungan atau manfaat sebesar Rp 97.679.107.
selanjutnya yaitu kriteria kelayakan usaha yang ditinjau melalui nilai IRR. Dalam penelitian
ini nilai IRR yaitu sebesar 35%, maknanya usaha perkebunan kopi tersebut layak untuk
dijalankan karena nilai IRR lebih besar daripada nilai discount factor. Untuk nilai payback
period dalam penelitian ini yaitu sebesar 1,843204 maknanya nilai perolehan modal kembali
atau usaha akan mendapatkan besarnya modal yang telah dikeluarkan salama 1 tahun 10
bulan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan hasil


perhitungan studi kelayakan pada analisis studi kelayakan usaha perkebunan kopi individu di
Temanggung Jawa Tengah milik saudara Gati Rzky dinyatakan layak untuk dilanjutkan. Hal
tersebut dibuktikan dengan nilai NPV yang positif dan mampu memberikan manfaat sebesar
Rp 97.679.107, serta nilai IRR (35%) yang lebih besar dari nilai discount factornya. Untuk
nilai perolehan modal kembali atau payback period dalam usaha perkebunan kopi tersebut
akan diperoleh dalam kurun waktu 1 tahun 10 bulan.

Anda mungkin juga menyukai