Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan I
Banatul Hayati, S.E., M,Si, dan Edy Yusuf Agung Gunanto, MSc, Ph.D.
Disusun oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani
2. Teknologi yang senantiasa berkembang
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
4. Adanya perangsang produksi bagi petani
5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong royong petani
4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
1. Dengan mensuplai makanan pokok dan bahan baku bagi sektor lain dalam
ekonomi yang berkembang
2. Dengan menyediakan surplus yang dapat diinvestasikan dari tabungan dan
pajak untuk mendukung investasi pada sektor lain yang berkembang
3. Dengan membeli barang konsumsi dari sektor lain, sehingga akan
meningkatkan permintaan dari penduduk perdesaan untuk produk dari
sektor yang berkembang
4. Dengan menghapuskan kendala devisa melalui penerimaan devisa dengan
ekspor atau dengan menabung devisa melalui substitusi impor.
3
pertanian paling tepat untuk mendorong perekonomian desa dalam rangka
meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan sekaligus
pengentasan kemiskinan.
4. Harga produk pertanian memiliki bobot yang besar dalam indeks harga
konsumen, sehingga dinamikanya amat berpengaruh terhadap laju inflasi.
Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian akan membantu menjaga
stabilitas perekonomian Indonesia.
4
pemulihan ekonomi bangsa. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber
penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan
lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan
terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara
dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya
ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-
output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut
relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan
dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga dapat menjadi
basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui
pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri.
Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian
berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.
5
Keanekaragaman budidaya:
- populasi.
6
- Adanya pencurian ikan secara besar-besaran
oleh kapal asing tanpa berhasil ditangkap oleh
satuan patroli pantai perairan Indonesia.
PEMBAHASAN
7
3.1 Kegiatan Ekonomi Di Negara Berkembang Hanya Terpusat Di Sektor
Pertanian.
Karakteristik atau ciri-ciri negara berkembang satu dengan yang lain tidak
sama, seperti misal kondisi negara berkembang di Asia tentu tidak sama
persis dengan kondisi negara berkembang di Afrika atau Amerika Latin.
8
Namun demikian bukan berarti bahwa karakteristik atau ciri-ciri negara
berkembang tidak bisa di generalisasikan.
Para petani di NSB tidak hanya berproduksi untuk kebutuhan mereka saja,
mereka juga berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penduduk perkotaan.
Jika pangsa (share) penduduk perkotaan terhadap penduduk keseluruhan
meningkat, maka produktivitas para petanipun harus meningkat.
Sektor pertanian juga dapat merupakan sumber modal yang utama bagi
pertumbuhan ekonomi modern. Modal berasal dari tabungan yang
diinvestasikan dan tabungan berasal dari pendapatan. Dinegara-negara yang
paling miskin, pangsa pendapatan pertanian terhadap produk nasional
mencapai 50 persen. Berarti separuh atau lebih dari produk nasional
disumbangkan oleh sektor non-pertanian, terutama industri dan perdagangan
(jasa-jasa), dan sektor-sektor ini merupakan penyumbang penting bagi
tabungan yang akhirnya digunakan untuk investasi.
10
Indonesia menjadi salah satu daya saing nasional. Keberhasilan dalam
penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil meimilki peran yang
besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang
erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah
Sebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di
perkotaan adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedeaan yang
merupakan sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harus
didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur
maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan.
4. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun
produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan
musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya
cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi,
tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini
mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi
pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu
melanjutkan proses industrialisasi.
5. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti
ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari
50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
6. Menyediakan lapangan pekerjaan
Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran
penting dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996)
46% dari 82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsector
pertanian primer.
11
Lagi, subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam
pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi
dalam penyediaan lapangan pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah
tersendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan lapangan kerja di
pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian, selain menyediakan
lapangan kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus urbanisasi.
7. Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional.
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan
salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal
penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap
produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga
yang berlaku PDB perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun
pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau
meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dengan peningkatan
tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap PDB sector
pertanian adalah sekitar 16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa migas,
kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6%
PDB total. Jika menggunakan PDB dengan harga konstan tahun 1993,
pangsa subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian adalah
17,6%, sedangkan terhadap PDB non migas dan PDB nasional masing-
masing adalah 3,0% dan 2,8%.
8. Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam
pelestarian lingkungan hidup)
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor).
Maka dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini
digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian
sumber daya pertanian.
3.3. Permasalahan Dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian
Nasional
12
3.3.1 Permasalahan Disektor Pertanian Nasional
2. Ketergantungan impor
13
sejak tahun 1969. Secara teoritis kebijakan harga dapat dipakai mencapai tiga
tujuan yaitu:
a. Stabilisasi harga-harga hasil pertanian terutama pada petani.
b. Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan nilai tukar (term of
trade).
c. Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi
2. Kebijakan structural, dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki
struktur produksi misalnya luas pemilikan tanah, pengenalan dan penguasaan
alat-alat pertanian yang baru dan perbaikan prasarana pertanian pada
umumnya baik prasarana fisik maupun social ekonomi. Kebijakan structural
ini hanya dapat terlaksana dengan kerjasama yang erat dari beberapa lembaga
pemerintah. Perubahan struktur yang dimaksud disini tidak mudah
mencapinya dan biasanya memakan waktu yang lama. Hal ini disebabkan
karena sifat fisik usaha tani yang tidak saja merupakan unit usaha ekonomi
tetapi juga merupakan bagian kehidupan petani denga segala aspeknya. Oleh
sebab itu tindakan ekonomi saja tidak akan mampu mendorong perubahan
struktur dalam sector pertanian sebagai mana dapat dilaksanakan dengan
penyuluhan-penyuluhan yang intensif adalah merupakan pula satu contoh dari
kebijakan ini.
3. Menyediakan lahan pertanian yang tepat, hal ini dilakukan untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian dalam negeri. Karena seperti yang
diketahui, lahan pertanian saat ini sangatlah sempit. Ini terjadi karena
banyaknya perumahan dan gedung-gedung pembelajaan menggunakan lahan
pertanian yang ada. Maka dari itu, pemerintah sebaiknya menyediakan lahan
pertanian yang sesuai dan strategis. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
produksi, sehingga kedepannya dapat mengekspor hasil pertanian ke luar
negeri.
4. Melakukan penyuluhan kepada petani, hal ini dimaksudkan agar petani dapat
memahami secara jelas tentang cara bercocok tanam yang baik. Karena
sebagian petani pada umumnya kurang memahami dalam hal menggunakan
pupuk tanaman dan obat pembasmi serangga (pestisida). Bila para petani
14
kurang memahami hal itu, maka akan ditakutkan akan terjadi perusakan
ekosistem yang berada disekitarnya. Oleh karena, sebaiknya para petani
diberikan penyuluhan khusus dalam hal bercocok tanam. Ini bertujuan agar
hasil produksi yang dihasilkan dapat memiliki nilai yang berkualitas tinggi.
Kebijakan dan program pangan dari masing-masing instansi harus
dipersatukan menjadi kebijakan dan program nasional yang sistematis,
konsisten dan terpadu. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah
adalah melalui :
1. Intervensi pasar
a. Menetapkan harga minimum untuk hasil produksi pertanian dalam negeri
untuk menjamin kestabilan harga jual komoditas pertanian.
b. Menjamin ketersediaan pasar untuk menampung produksi pertanian
dalam negeri (antar daerah di seluruh Indonesia).
c. Mempromosikan komoditas Indonesia ke negara asing.
d. Memberi bea masuk tinggi untuk impor barang yg sama dari luar negeri
melindungi komoditas yg diproduksi dalam negeri
2. Standardisasi kualitas sektor pertanian
a. Revitalisasi Bulog, kampus dan industri sektor pertanian dalam
penetapan standar dan pelatihan kepada produsen agar produknya dapat
memenuhi standar tersebut
b. Insentif terhadap penelitian yang memberi dampak bagi pertanian
Indonesia.
c. Pelatihan-pelatihan dan sosialisasi penyuluh pertanian yang efektif untuk
petani (petani disini termasuk peternak, nelayan, perkebun) melibatkan
kampus dan swasta yang terlibat dlm industri ini.
3. Subsidi input pertanian dan lanjutan
a. Memberikan subsidi pupuk, alat pertanian, kapal, bibit, obat hewan
peliharaan dan memberikan pengawasan terhadap mekanisme pemberian
subsidi-subsidi tersebut.
15
b. Insentif untuk swasta atau industri-industri yang mau terlibat misalnya
industri input (pupuk, benih) sehingga tercipta harga pupuk yang lebih
masuk akal.
c. Insentif untuk industri lanjutan (industri pengolahan makanan) untuk
mejaga keutuhan mata rantai industri pertanian
4. Peningkatan produktivitas daerah produsen
a. Menjamin ketersediaan sekolah, puskesmas, listrik, pasar di daerah-
daerah (pantai, perkebunan, pedesaan) sehingga usia produktif tertarik
membangun desanya.
b. Diversifikasi pangan lokal seperi: gatot, thiwul, emping, lemper, geplak,
dan lain-lain pangan lokal berbagai daerah di Indonesia. Bahan makanan
tersebut juga memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras.
Cara ini akan meningkatkan pendapatan rumah tangga pedesaan dan
sekaligus menghasilkan pangan lokal yang berdaya saing.
5. Infrastruktur
a. Menjamin irigasi, jalan dan jembatan serta angkutan gratis/murah untuk
distribusi produksi pertanian
b. Mengembangkan fasilitas pembuangan limbah ternak supaya dapat
berdaya guna seperti pupuk kompos dll.
6. Perlindungan terhadap lahan pertanian/kebun
a. Insentif berupa keringanan pajak untuk setiap hektar tanah/jumlah
peliharaan yang dimiliki
7. Penunjukkan/pembentukan lembaga Keuangan (bank atau asuransi) yang pro-
petani
a. Pemberian kredit murah (subsidi bunga) untuk petani khususnya petani
kecil.
8. Perlindungan terhadap gagal panen/masa paceklik untuk petani
a. Kerja sama dengan lembaga lain seperti BNPB, BMKG dll untuk
memitigasi potensi kerugian yang harus ditanggung petani akibat
terjadinya bencana alam dan anomali iklim.
16
17