Anda di halaman 1dari 17

PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan I

Kelas A yang diampu oleh

Banatul Hayati, S.E., M,Si, dan Edy Yusuf Agung Gunanto, MSc, Ph.D.

Disusun oleh :

SALMA AZZA MAHIRA (12020118140158)

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ekonomi Pembangunan

Ekonomi pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang


bertujuan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dan memperoleh cara
atau metode penyelesaian dalam pembangunan ekonomi, terutama di negara-
negara berkembang, agar pembangunan ekonomi menjadi lebih cepat dan
harmonis. Dalam ilmu ekonomi, analisis dan metode pembangunan berkaitan
atau menyangkut dengan aspek-aspek di luar bidang ekonomi, seperti
masalah kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan ekonomi,
kependudukan dan masalah pendidikan, sosial, budaya, politik, serta
lingkungan.

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan atau perubahan
pendapatan nasional (produksi nasional/GDP/GNP) dalam satu tahun tertentu,
tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya.

2.1.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat
menyebabkan perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan
menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur
ekonomi, baik peranannya terhadap pembentukan pendapatan nasional,
maupun peranannya dalam penyediaan lapangan kerja. (S. Kuznets, H.B
Chenery)

2.2 Definisi Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses


perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk
meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga
dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik
secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui
perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change)
(Iqbal dan Sudaryanto, 2008).

2.2.1 Syarat Pokok Pembangunan Pertanian Meliputi

2
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani
2. Teknologi yang senantiasa berkembang
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
4. Adanya perangsang produksi bagi petani
5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.

Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi:

1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong royong petani
4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.

Pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu


negara juga dikemukakan oleh Meier (1995) sebagai berikut:

1. Dengan mensuplai makanan pokok dan bahan baku bagi sektor lain dalam
ekonomi yang berkembang
2. Dengan menyediakan surplus yang dapat diinvestasikan dari tabungan dan
pajak untuk mendukung investasi pada sektor lain yang berkembang
3. Dengan membeli barang konsumsi dari sektor lain, sehingga akan
meningkatkan permintaan dari penduduk perdesaan untuk produk dari
sektor yang berkembang
4. Dengan menghapuskan kendala devisa melalui penerimaan devisa dengan
ekspor atau dengan menabung devisa melalui substitusi impor.

Beberapa pertimbangan tentang pentingnya mengakselerasi sektor


pertanian di Indonesia dikemukakan oleh Simatupang (1997) sebagai
berikut:

1. Sektor pertanian masih tetap sebagai penyerap tenaga kerja, sehingga


akselerasi pembangunan sektor pertanian akan membantu mengatasi masalah
pengangguran.

2. Sektor pertanian merupakan penopang utama perekonomian desa dimana


sebagian besar penduduk berada. Oleh karena itu, akselerasi pembangunan

3
pertanian paling tepat untuk mendorong perekonomian desa dalam rangka
meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan sekaligus
pengentasan kemiskinan.

3. Sektor pertanian sebagai penghasil makanan pokok penduduk, sehingga


dengan akselerasi pembangunan pertanian maka penyediaan pangan dapat
terjamin. Langkah ini penting untuk mengurangi ketergantungan pangan pada
pasar dunia.

4. Harga produk pertanian memiliki bobot yang besar dalam indeks harga
konsumen, sehingga dinamikanya amat berpengaruh terhadap laju inflasi.
Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian akan membantu menjaga
stabilitas perekonomian Indonesia.

5. Akselerasi pembangunan pertanian sangatlah penting dalam rangka


mendorong ekspor dan mengurangi impor produk pertanian, sehingga dalam
hal ini dapat membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran.

6. Akselerasi pembangunan pertanian mampu meningkatkan kinerja sektor


industri. Hal ini karena terdapat keterkaitan yang erat antara sektor pertanian
dengan sektor industri yang meliputi keterkaitan produk, konsumsi dan
investasi.

2.3 Sektor Pertanian


Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis
dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan
sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam
pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak
satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini
merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan
sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.

Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup


besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam
rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka

4
pemulihan ekonomi bangsa. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber
penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan
lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan sumbangan
terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi negara
dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya
ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-
output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut
relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan
dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga dapat menjadi
basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui
pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri.
Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian
berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang


dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa
Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim
dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau
sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Sektor-sektor yang bergerak lewat pertanian.

Sektor pertanian terdiri atas:

Tanaman pangan Beberapa masalah dalam produksi palawija :

1. - Tanaman Palawija  - Rendahnya produktivitas lahan.


Bi biasanya palawija berupa tanaman kacang-  - Rendahnya tingkat penggunaan lahan.
kacangan, serealia selain padi (seperti
jagung), dan umbi-umbian semusim (ketela - Benih atau bibit masih bersifat lokal.
pohon dan ubi jalar).
 - Pengelolaan yang masih tradisional.

 - Tingginya tingkat susutan pasca panen.


Padi

5
Keanekaragaman budidaya:

    - Padi gogo

    - Padi rawa

2.   Perkebunan Pengusahaan tanaman perkebunan tersebut


berlangsung dualistis, yaitu :
    - Perkebunan rakyat.
- Diselenggarakan rakyat secara perorangan.
    - Perkebunan besar.
-  Diselenggarakan oleh perusahaan perkebunan
(pemerintah atau swasta).

3.   Kehutanan Hutan berdasarkan tata guna :

SUB SEKTOR KEHUTANAN      Hutan lindung.

          Penebangan kayu      Suaka alam dan hutan wisata.

     Hutan produksi terbatas.


          Pengambilan hasil hutan lain
     Hutan produksi tetap.
          Perburuan
     Hutan produksi yang dapat dikonversi.

.   Peternakan BPS dalam melakukan perhitungan produksi


pada sektor ini didasarkan pada :

      - Data pemotongan.

      - Selisih stok atau perubahan

      - populasi.

      - Ekspor netto.

.  Perikanan Faktor penyebab lambannya pertumbuhan sub


sektor ini :

-  Sarana yang kurang memadai

-  Larangan mengoperasikan pukat harimau


(trawl).

6
-  Adanya pencurian ikan secara besar-besaran
oleh kapal asing tanpa berhasil ditangkap oleh
satuan patroli pantai perairan Indonesia.

- Berkaitan dengan perikanan darat khususnya


udang, yaitu rendahnya produktivitas lahan
udang.

PEMBAHASAN

7
3.1 Kegiatan Ekonomi Di Negara Berkembang Hanya Terpusat Di Sektor
Pertanian.

Konsep pembangunan ekonomi dan negara sedang berkembang


merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Mempelajari ekonomi
pembangunan sama halnya mempelajari tentang seluk beluk keadaan di
negara sedang berkembang itu sendiri, dengan demikian sebelum
mempelajari teori-teori ekonomi pembangunan, terlebih dahulu harus
mengetahui apa dan bagaimana negara sedang berkembang itu.

Pada dasarnya pembagian suatu negara dapat digolongkan menjadi 3,


kategori yaitu : negara terbelakang, negara sedang berkembang dan negara
maju. Untuk mengetahui dengan pasti apakah suatu negara masuk kategori
negara berkembang atau bukan tidaklah mudah, sebab dibutuhkan banyak
syarat atau indikator yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh suatu negara.
Oleh karena itu suatu negara kaya belum tentu menjadi negara maju, karena
ada beberapa syarat yang tidak dapat dipenuhi. seperti kemajuan di bidang
ekonomi, teknologi dan kondisi sosial politik. Negara miskin atau terbelakang
pada umumnya di masukan dalam kategori negara sedang berkembang.
Apabila dibandingkan sebetulnya memasukkan negara miskin atau
terbelakang dalam kategori negara sedang berkembang adalah kurang pas,
sebab kondisi kedua negara tersebut sangat berbeda. Sehingga apabila
berbicara masalah negara sedang berkembang akan selalu terkait di dalamnya
tentang negara miskin itu sendiri. Penggolongan negara yang tidak tegas di
dunia ini menjadi suatu permasalahan sendiri, namun demikian
menggolongkan kategori suatu negara sebaiknya menggunakan indikator atau
ciri-ciri yang paling dominan.

Karakteristik atau ciri-ciri negara berkembang satu dengan yang lain tidak
sama, seperti misal kondisi negara berkembang di Asia tentu tidak sama
persis dengan kondisi negara berkembang di Afrika atau Amerika Latin.

8
Namun demikian bukan berarti bahwa karakteristik atau ciri-ciri negara
berkembang tidak bisa di generalisasikan.

3.2 Peran Sektor Pertanian Dengan Pembangunan Ekonomi Nasional

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting


karena sebagian besar anggota masyarakat dinegara-negara miskin
menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan
sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan besar anggota masyarakatnya
yang hidup disektor pertanian itu. Cara ini bisa ditempuh dengan jalan
meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman perdagangan mereka
dan atau dengan menaikkan harga yang mereka terima atas produk-produk
yang mereka hasilkan. Tentu saja tidak setiap kenaikan output akan
menguntungkan sebagian besar penduduk pedesaan yang bergerak dibidang
pertanian itu. Lahirnya sistem mekanisme, perkebunan- perkebunan besar,
dan lain-lain bisa saja hanya menguntungkan petani-petani kaya saja. Dengan
kata lain , kenaikan output pertanian bukanlah merupakan syarat yang cukup
untuk mencapai kenaikan kesejahteraan masyarakat pedesaan, namun ia
merupakan syarat yang penting.

Hampir semua NSB mengandalkan sektor pertanian mereka untuk


kebutuhan negara mereka. Tentu saja ada perkecualian, misalnya Malaysia
atau Saudi Arabia. Kedua negara ini, yang kaya akan sumber daya alam untuk
ekspor (timah dan minyak), mempunyai cadangan devisa yang banyak untuk
mengimpor kebutuhan-kebutuhan pangan mereka.

Para petani di NSB tidak hanya berproduksi untuk kebutuhan mereka saja,
mereka juga berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penduduk perkotaan.
Jika pangsa (share) penduduk perkotaan terhadap penduduk keseluruhan
meningkat, maka produktivitas para petanipun harus meningkat.

Ukuran sektor pertanian menjadikan sektor ini mempunyai peranan


penting dalam menyediakan input, yaitu tenaga kerja, bagi sektor industri dan
sektor-sektor modern lainnya. Sebagian besar (70 persen atau lebih) populasi
9
pada sektor pertanian pedesaan merupakan sumber utama bagi kebutuhan
tenaga kerja yang meningkat disektorperkotaan. Pemasukan tenaga kerja ke
perkotaan adalah mungkin, dan disamping itu biasanya ada kenaikan
penduduk disektor perkotaan itu sendiri, tetapi tidak ada satupun dari kedua
sumber ini yang dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan ekonomi
sepanjang waktu. Jika ada pembatasan keluarnya tenaga kerja dari pertanian,
maka pembangunan ekonomi akan timpang.

Sektor pertanian juga dapat merupakan sumber modal yang utama bagi
pertumbuhan ekonomi modern. Modal berasal dari tabungan yang
diinvestasikan dan tabungan berasal dari pendapatan. Dinegara-negara yang
paling miskin, pangsa pendapatan pertanian terhadap produk nasional
mencapai 50 persen. Berarti separuh atau lebih dari produk nasional
disumbangkan oleh sektor non-pertanian, terutama industri dan perdagangan
(jasa-jasa), dan sektor-sektor ini merupakan penyumbang penting bagi
tabungan yang akhirnya digunakan untuk investasi.

Peranan Pertanian bagi Perekonomian Indonesia


Sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa
peranan, yang juga tertuang dalam Repelita VI sebagai berikut:
1. Mensejahterakan petani
Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan
masyarakat petani. Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan
keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap
teknologi, modal, dan pasar.
2. Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah
penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah
berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia
bahan pangan yang relatf murah, telah memungkinkan biaya hdup di
Indonesia tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup di

10
Indonesia menjadi salah satu daya saing nasional. Keberhasilan dalam
penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil meimilki peran yang
besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang
erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah
Sebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di
perkotaan adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedeaan yang
merupakan sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harus
didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur
maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan.
4. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun
produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan
musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya
cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi,
tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.
Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini
mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi
pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu
melanjutkan proses industrialisasi.
5. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti
ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari
50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
6. Menyediakan lapangan pekerjaan
Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran
penting dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996)
46% dari 82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsector
pertanian primer.

11
Lagi, subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam
pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi
dalam penyediaan lapangan pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah
tersendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan lapangan kerja di
pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian, selain menyediakan
lapangan kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus urbanisasi.
7. Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional.
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan
salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal
penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap
produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga
yang berlaku PDB perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun
pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau
meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dengan peningkatan
tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap PDB sector
pertanian adalah sekitar 16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa migas,
kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6%
PDB total. Jika menggunakan PDB dengan harga konstan tahun 1993,
pangsa subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian adalah
17,6%, sedangkan terhadap PDB non migas dan PDB nasional masing-
masing adalah 3,0% dan 2,8%.
8. Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam
pelestarian lingkungan hidup)
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor).
Maka dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini
digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian
sumber daya pertanian.
3.3. Permasalahan Dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian
Nasional

12
3.3.1 Permasalahan Disektor Pertanian Nasional

Berikut beberapa penjelasan umum mengenai problema yang menghampiri


para petani di Indonesia yang terperinci sebagai berikut:

1. Petani masih miskin

2. Ketergantungan impor

3. Banyak usia produktif meninggalkan pertanian


4. Kondisi Lahan Pertanian di Indonesia

5. Masalah Dari Petani Sendiri dan Mentalitasnya


6. Masalah Teknologi

3.3.2 Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Nasional

Selama ini, Pemerintah berupaya membuat berbagai kebijakan Pertanian


namun program dan kebijakan yang telah digulirkan masih belum sepenuhnya
berjalan secara terpadu, efisien dan efektif. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan oleh pemerintah adalah melalui kebijakan dan program:
1. Kebijakan Harga, kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan yang
terpenting di banyak Negara dan biasanya digabung dengan pendapatan
sehingga disebut kebijakan harga dan pendapatan (price and income policy).
Segi harga dari kebijakan itu bertujuan untuk mengadakan stabilisasi harga,
sedangkan segi pendapatannya bertujuan agar pendapatan petani tidak terlalu
berfluktuasi dari musim ke musim dan dari tahun ke tahun. Kebijakan harga
dapat mengandung pemberian suatu penyangga untuk hasil-hasil pertanian
supaya tidak merugikan petani atau langsung sejumlah subsidi tertentu bagi
petani. Di banyak Negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Australia dan lain-
lain. Banyak sekali hasil-hasil pertanian seperti gandum, kapas, padi, gula dan
lain-lain yang mendapat perlindungan pemerintah berupa penyangga dan
subsidi. Indonesia baru mempraktikan kebijakan harga untuk beberapa hasil

13
sejak tahun 1969. Secara teoritis kebijakan harga dapat dipakai mencapai tiga
tujuan yaitu:
a. Stabilisasi harga-harga hasil pertanian terutama pada petani.
b. Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan nilai tukar (term of
trade).
c. Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi
2. Kebijakan structural, dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki
struktur produksi misalnya luas pemilikan tanah, pengenalan dan penguasaan
alat-alat pertanian yang baru dan perbaikan prasarana pertanian pada
umumnya baik prasarana fisik maupun social ekonomi. Kebijakan structural
ini hanya dapat terlaksana dengan kerjasama yang erat dari beberapa lembaga
pemerintah. Perubahan struktur yang dimaksud disini tidak mudah
mencapinya dan biasanya memakan waktu yang lama. Hal ini disebabkan
karena sifat fisik usaha tani yang tidak saja merupakan unit usaha ekonomi
tetapi juga merupakan bagian kehidupan petani denga segala aspeknya. Oleh
sebab itu tindakan ekonomi saja tidak akan mampu mendorong perubahan
struktur dalam sector pertanian sebagai mana dapat dilaksanakan dengan
penyuluhan-penyuluhan yang intensif adalah merupakan pula satu contoh dari
kebijakan ini.
3. Menyediakan lahan pertanian yang tepat, hal ini dilakukan untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian dalam negeri. Karena seperti yang
diketahui, lahan pertanian saat ini sangatlah sempit. Ini terjadi karena
banyaknya perumahan dan gedung-gedung pembelajaan menggunakan lahan
pertanian yang ada. Maka dari itu, pemerintah sebaiknya menyediakan lahan
pertanian yang sesuai dan strategis. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
produksi, sehingga kedepannya dapat mengekspor hasil pertanian ke luar
negeri.
4. Melakukan penyuluhan kepada petani, hal ini dimaksudkan agar petani dapat
memahami secara jelas tentang cara bercocok tanam yang baik. Karena
sebagian petani pada umumnya kurang memahami dalam hal menggunakan
pupuk tanaman dan obat pembasmi serangga (pestisida). Bila para petani

14
kurang memahami hal itu, maka akan ditakutkan akan terjadi perusakan
ekosistem yang berada disekitarnya. Oleh karena, sebaiknya para petani
diberikan penyuluhan khusus dalam hal bercocok tanam. Ini bertujuan agar
hasil produksi yang dihasilkan dapat memiliki nilai yang berkualitas tinggi.
Kebijakan dan program pangan dari masing-masing instansi harus
dipersatukan menjadi kebijakan dan program nasional yang sistematis,
konsisten dan terpadu. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah
adalah melalui :
1. Intervensi pasar
a. Menetapkan harga minimum untuk hasil produksi pertanian dalam negeri
untuk menjamin kestabilan harga jual komoditas pertanian.
b. Menjamin ketersediaan pasar untuk menampung produksi pertanian
dalam negeri (antar daerah di seluruh Indonesia).
c. Mempromosikan komoditas Indonesia ke negara asing.
d. Memberi bea masuk tinggi untuk impor barang yg sama dari luar negeri
melindungi komoditas yg diproduksi dalam negeri
2. Standardisasi kualitas sektor pertanian
a. Revitalisasi Bulog, kampus dan industri sektor pertanian dalam
penetapan standar dan pelatihan kepada produsen agar produknya dapat
memenuhi standar tersebut
b. Insentif terhadap penelitian yang memberi dampak bagi pertanian
Indonesia.
c. Pelatihan-pelatihan dan sosialisasi penyuluh pertanian yang efektif untuk
petani (petani disini termasuk peternak, nelayan, perkebun) melibatkan
kampus dan swasta yang terlibat dlm industri ini.
3. Subsidi input pertanian dan lanjutan
a. Memberikan subsidi pupuk, alat pertanian, kapal, bibit, obat hewan
peliharaan dan memberikan pengawasan terhadap mekanisme pemberian
subsidi-subsidi tersebut.

15
b. Insentif untuk swasta atau industri-industri yang mau terlibat misalnya
industri input (pupuk, benih) sehingga tercipta harga pupuk yang lebih
masuk akal.
c. Insentif untuk industri lanjutan (industri pengolahan makanan) untuk
mejaga keutuhan mata rantai industri pertanian
4. Peningkatan produktivitas daerah produsen
a. Menjamin ketersediaan sekolah, puskesmas, listrik, pasar di daerah-
daerah (pantai, perkebunan, pedesaan) sehingga usia produktif tertarik
membangun desanya.
b. Diversifikasi pangan lokal seperi: gatot, thiwul, emping, lemper, geplak,
dan lain-lain pangan lokal berbagai daerah di Indonesia. Bahan makanan
tersebut juga memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras.
Cara ini akan meningkatkan pendapatan rumah tangga pedesaan dan
sekaligus menghasilkan pangan lokal yang berdaya saing.
5. Infrastruktur
a. Menjamin irigasi, jalan dan jembatan serta angkutan gratis/murah untuk
distribusi produksi pertanian
b. Mengembangkan fasilitas pembuangan limbah ternak supaya dapat
berdaya guna seperti pupuk kompos dll.
6. Perlindungan terhadap lahan pertanian/kebun
a. Insentif berupa keringanan pajak untuk setiap hektar tanah/jumlah
peliharaan yang dimiliki
7. Penunjukkan/pembentukan lembaga Keuangan (bank atau asuransi) yang pro-
petani
a. Pemberian kredit murah (subsidi bunga) untuk petani khususnya petani
kecil.
8. Perlindungan terhadap gagal panen/masa paceklik untuk petani
a. Kerja sama dengan lembaga lain seperti BNPB, BMKG dll untuk
memitigasi potensi kerugian yang harus ditanggung petani akibat
terjadinya bencana alam dan anomali iklim.

16
17

Anda mungkin juga menyukai