Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

KEBIJAKAN EKSPOR IMPOR

Perekonomian Indonesia
Kelas I

Oleh Kelompok 3 :
Jodi Rahmanto 160810101170
Dimas Abdi P 160810101211

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah untuk memenuhi tugas matakuliah
Perekonomian Indonesia yang berjudul “Perdagangan Luar Negeri” dengan baik tanpa
suatu halangan yang berarti. Tidak lupa pula sholawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang
yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini
dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.

Jember, 27 November 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara
yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan
dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara
saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia.
Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-
benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap
Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi,
demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial.
Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan,
komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau
tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu
negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia
perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana analisis tentang industri pengganti impor Indonesia?
2. Bagaimana analisis tentang industri pendorong ekspor Indonesia?
3. Bagaimana analisis tentang teknologi dan pengangguran di Indonesia?
4. Kebijakan apa yang digunakan dalam kegiatan ekspor dan impor?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis tentang industri pengganti impor Indonesia.
2. Untuk mengetahui analisis tentang industri pendorong ekspor Indonesia.
3. Untuk mengetahui analisis tentang teknologi dan pengangguran di Indonesia.
4. Untuk mengetahui Kebijakan apa yang digunakan dalam kegiatan ekspor dan
impor.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Industri Pengganti Impor

Pemerintah di Negara berkembang telah bertekad untuk mendorong dan


memajukan industrilisasi di negaranya, karena Negara berkembang ini yakin
bahwa dengan industrilisasi ini, dapat menaikkan taraf hidup rakyatnya. Sehingga
pembangunan ekonomi di Negara berkembang dengan industrilisasi ini, sudah
merupakan strategi dalam pembangunan ekonominya.
Industrilisasi tersebut meliputi berbagai cara diantaranya yakni:
1) Subsitusi impor yang dimasudkan supaya banyak barang-barang baru
yang di hasilkan didalam negeri yang semula di impor.
2) Diversifikasi ekspor yang dimaksudkan akan memperbanyak macam
barang yang diekspor. Negara-negara berkembang dalam
menyelenggarakan pembangunan ekonomi terutama industrilisasi ini,
Negara berkembang membutuhkan valuta asing atau devisa yang banyak
untuk mengimpor barng-barang capital dari ngara yang telah maju
industrinya.

Didalam menghasilkan barang-barang subtitusi impor, Negara


dihadapkan dengan masalah-masalah yang diantaranya ialah:
1) Kualitas Barang-barang yang Dihasilkan
Kualitas barang-barang yang dihasilkan didalam negeri sebagai barang
subtitusi impor sering jauh rendah daripada hasil produksi luar negeri yang
diimpor, yaitu pada saat permulaan industry subtitusi impor itu didirikan. Jika
kualitas barang yang rendah ini diekspor karena pasar dalam neegeri sudah jenuh,
akan mengurangi kepercayaan par konsumen luar negeri. Jika demikian industry
subtitusi impor itu bukannya menghemat penggunaan devisa melainkan justru
mengakibatkan penerimaan ekspor akan berkurang.

2) Biaya Produksi
Dalam tahap awal industrialisasi biasanya dibutuhkan biaya yang sangat
besar, baik untuk mendidik tenaga kerja, membeli mesin-mesin, maupun

4
membayar bahan-bahan dasar yang dibutuhkan. Oleh karenanya ongkos produksi
pada permulaan industrialisasi sangat tinggi, lebih-lebih jika kapital yang
dipinjam oleh luar negeri disertai dengan tingkat bunga yang tinggi. Maka dari itu
untuk menghadapi persaingan dari barang-barang impor yang kualitasnya lebih
baik dan biaya produksinya (harganya) lebih murah, pemerintah dapat
memberikan suatu proteksi tarif ataupun pengendalian impor. Pemerintah juga
dapat memberikan subsidi pada industry tersebut, sehingga biaya produksinya
dapat lebih murah untuk menendingi harga barang-barang impor dan diharapkan
industry subtitusi impor dapat berhasil.

3) Efisiensi Alokasi Faktor Produksi


Untuk adanya suatu perkembangan ekonomi diperlukan berbagai macam
faktor, diantaranya faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor sumber alam serta
faktor wiraswasta dan teknologi. Faktor kapital merupakan faktor yang langka
dinegara yang sedang berkembang. Penggunaan kapital pada tingkat permulaan
industrialisasi sering kurang efisien, padahal tujuan negara tersebut adalah
mengadakan atau mengusahakan berdirinya industry subtitusi impor. Dengan
alasan tersebut proteksi dapat dilaksanakan, sehingga dapat menaikkan
penghasilan dari kapital tersebut.

4) Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja yang tersedia di negara berkembang cukup banyak dan
ini dapat digunakan untuk melaksanakan industrialisasi. Kebanyakan dari tenaga
kerja yang ada itu adalah tenaga kerja kurang terdidik. Dalam mengadakan
industrialisasi, disamping dibutuhkan tenaga kerja kurang terdidik dan
semiterdidik juga dibutuhkan tenaga kerja yang cukup terdidik dibidangnya
masing-masing. Untuk mendatangkan atau mendidik tenaga ahli diperlukan
sejumlah besar kapital. Oleh karenanya didalam melaksanakan industrialisasi,
sumber tenaga kerja ini harus dialokasikan sabaik mungkin sehingga efisiensi
kerjanya dapat meningkat dan dapat mendorong perkembangan industry-industri
subtitusi impor lebih jauh lagi.

5) Sumber Daya Alam

5
Untuk dapat mengolah sumber-sumber alam yang potensial menjadi sumber
alam yang riil dibutuhkan berbagai faktor produksi lain yang berwujud kapital,
tingkat teknologi dan wiraswasta yang cukup. Dalam usahanya mengolah
sumber-sumber alam yang potensial menjadi sumber alam riil. Negara-negara
berkembang kerapkali mendatangkan bantuan dari bantuan dari negara-negara
yang sudah maju dalam bentuk kapital maupun tanaga-tanaga ahli. Jelaslah
bahwa pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia dinegara sedang
berkembang kurang efektif. Oleh karenanya didalam melaksanakan
industrialisasi dengan jalan subtitusi impor hendaknya sungguh-sungguh dipilih
sumber-sumber alam yang dapat segera dimanfaatkan guna mendorong
perkembangan industry subtitusi impor itu sendiri.

6) Wiraswasta dan Teknologi


Faktor perkembangan ekonomi yang lain, yaitu wiraswasta dan teknologi,
juga masih sedikit jumlahnya di negara-negara sedang berkembang dan relatif
masih dalam tingkatan yang rendah. Tugas wiraswasta di negara sedang
berkembang lebih ringan daripada di negara-negara maju. Mereka tidak perlu
mengadakan penemuan-penemuan baru, melainkan dengan hanya meniru
penemuan-penemuan baru yang telah ditemukan dahulu di negara-negra maju.
Hal inilah yang menghalangi timbulnya para wiraswasta dan perkembangan
teknologi di negara yang sedang berkembang. Hal lain yang merintangi
tumbuhnya wiraswasta di negara sedang berkembang adalah keadaan sosial dan
kebudayaan yang terdapat di negara tersebut, system politik maupun adat
istiadatnya. Jelas bahwa wiraswasta yang terdapat di negara yang sedang
berkembang masih sedikit sekali.Maka dari itu penggunaan wiraswasta harus
seefisien mungkin. Jangan sampai wiraswasta yang sedikit jumlahnya itu
dialokasikan di sektor-sektor yang kurang efisien dan kurang produktif.

2.2 Analisis Industri Pendorong Ekspor


Strategi Industri Pendorong Ekspor ( Outward looking ) yakni strategi
yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional lebih berorientasi ke
pasar internasiona dalam usaha pengembangan industri. Ekspor komoditi primer
secara langsung berangs – angsur diganti dengan ekpor komoditi yang sudah
diolah di dalam negeri. Strategi pendorong ekspor dilandasi oleh pemikiran

6
bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika
produk – produk yang dibuat didalam negeri dijual dipasar X .
Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :
a) Nilai tukar harus realistis
b) Adanya insentif untuk peningkatkan ekspor
c) Tingkat proteksi impornya harus rendah
Faktor-faktor yang dapat mendorong produsen atau pelaku usaha
melakukan kegiatan ekspor antara lain:
1) Komoditas Tradisional
Biasanya sebuah perusahaan memproduksi suatu komoditas sebagai lanjutan
atau sisa-sisa peninggalan ekonomi jaman kolonial seperti karet, kopi, teh, lada,
tengkawang, timah, tembaga dan hasil tambang sejenis lainnya. Hal ini
kemungkinan berlanjut menjadi kegiatan ekspor sekarang ini
2) Optimalisasi Laba
Selain menjual suatu produk dalam negeri, dengan ekspor, sebuah
perusahaan mampu memperluas daerah penjualan sampai ke luar negeri, selain
itu jenis barang yang ditawarkan menjadi tidak terbatas untuk konsumen
dalam negeri saja
3) Penelusuran Pasar
Bagi perusahaan yang mempunyai pasar domestik yang kuat, ekspor
merupakan peluang untuk melakukan diversifikasi pasar yang dapat memperkuat
kedudukan komoditas yang diperdagangkan
4) Pemanfaatan kelebihan kapasitas (Excess Capacity)
Jika kapasitas produksi suatu industri masih belum melebih kapasitas mesin
maka sisa kapasitasnya (idle capacity) dapat digunakan untuk memenuhi pasar
ekspor
5) Export Oriented Products
Terdapat industri-industri padat karya yang sengaja dipindahkan dari Negara-
negara industri seperti Jepang,
Korea, Taiwan atau Singapura ke Indonesia dengan tujuan relokasi industri
pabrik sepatu, garment, dan
sejenisnya
6) Wisma Dagang atau Trading House

7
Saat ini Pemerintah mengembangkan konsep trading house, seperti yang
dikembangkan Jepang, sehingga akan memudahkan eksportir dalam melakukan
penetrasi pasar Internasional. Trading House ini akan membantu eksportir
menganalisis pasar atau mengidentifikasi Pembeli dan memberikan informasi
lainnya yang bermanfaat
terkait dengan kondisi pasar di Negara di mana wisma tersebut berada
7) Komoditas Berdaya Saing Tinggi
Produk-produk yang berbahan asli Indonesia dan mempunyai keunggulan
tersendiri (absolute advantage) atau produk lain yang memiliki keunggulan
komparatif (comparative advantage) memiliki peluang untuk pasar ekspor.
Misalnya bahan-bahan seperti karet alam, kayu hutan tropis, agrobisnis, kerajinan
dan lainnya, semua memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar ekspor.

2.3 Analisis Teknologi Dan Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tidak bekerja sama
sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan. Sedangkan teknologi merupakan cara melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan membantu pekerjaan atau aktivitas manusia
dengan bantuan alat sehingga memudahkan dan bermanfaat. Teknologi hadir dan
diciptakan dengan tujuan memberikan manfaat dan kemudahan bagi umat manusia bukan
untuk menggantikan manusia sehingga manusia tidak dapat melakukan apa apa dan
menjadi pengangguran. Pengangguran dapat terjadi bukan karena teknologinya, tetapi
sumber daya manusianya yang belum siap dan mampu untuk menerima bahwa teknologi
akan selalu berkembang sangat cepat. Manusia juga harus berkembang seiring dengan
teknologi, Jika ketinggalan jaman, maka manusia akan dapat digantikan oleh mesin
maupun robot dan menjadi pengangguran. Pengangguran memang dapat terjadi karena
faktor teknologi yang terlalu maju sehingga dapat menggantikan posisi manusia.
Contohnya Karyawan yang di phk di perusahaan karena perusahaan telah membeli
peralatan yang canggih yang bisa menggantikan mereka. Contoh lainnya adalah tukang
kirim surat yang dikurangi jumlahnya(diphk) karena kurang digunakannya lagi surat
karena sudah ada SMS atau BBM yang lebih canggih dan praktis. Namun jangan hanya
melihat karena teknologinya, tetapi sumber daya manusianya atau tenaga kerjanya juga
perlu diperhatikan. Sumber daya manusia harus ikut berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi. Suatu teknologi tidak akan bisa berjalan dengan baik jika

8
tanpa operator, dan teknologi tidak akan bertahan lama jika tidak ada yang merawatnya.
Maka Sumber daya manusia masih sangat perlu dibutuhkan untuk menjalankan suatu
teknologi. Setiap teknologi secanggih apapun pasti punya kelemahannya, manusia perlu
pelatihan dan pendidikan tentang pengetahuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
untuk melaraskan dengan teknologi yang ada sekarang ini bahkan sampai yang akan
datang. Solusi untuk mengatasi pengangguran teknologi ialah dengan cara:

1. Memberikan pelatihan khusus untuk mengasah keterampilan yang dibutuhkan di


dunia modern,

2. Memberikan pengarahan pentingnya menguasai teknologi

3. Membuka pusat pelatihan kerja sumber daya manusia untuk membantu transisi
dari pekerjaan tradisional ke pekerjaan modern atau yang menggunakan mesin
dan alat canggih.

Sumber daya manusia di beri pengetahuan dan pelatihan bagaimana berinovasi


dan memiliki sifat trampil dan kreatif. Sehingga kualitas sumber daya manusia lebih baik
dari pada penggunaan mesin. Tidak hanya hal itu, yang membedakan manusia dengan
mesin atau robot adalah manusia mempunyai perasaan dan akal sehat. Teknologi sampai
saat ini tidak bisa menggantikan posisi kedua hal tersebut, karena mesin hanya diciptakan
untuk membantu atau memudahkan kegiatan manusia,bukan untuk menggantikan posisi
manusia. Teknologi juga dapat membuka dan menciptakan pekerjaan yang baru, seperti
situs internet jual beli online yang kian marak di Indonesia. Siapapun bisa berbisnis di
situs Economies atau marketplacet Kemudian juga ada ojekonline dengan aplikasinya
yang cukup membantu, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan sangat bermanfaat
sekali bagi semua orang. Hal ini juga dapat menurunkan tingkat pengangguran di
Indonesia bahkan dapat membuat.

Tingkat pengangguran semakin meningkat akibat perkembangan teknologi yang


semakin canggih. Semua bisa dikatakan baik jika masih dalam keadaan wajar, namun kita
ketahui bahwa teknologi akan selalu maju dan berkembang. Setiap berkembangnya suatu
teknologi, maka juga akan mengubah pola ekonomi dan mengakibatkan pergantian pola
kerja serta percepatan proses dari yang hanya mengandalkan kekuatan dan daya kerja
manusia sekarang telah menggunakan berbagai mesin canggih. Teknologi juga membuat
peran manusia merasa tergantikan posisinya karena teknologi yang dibuat sudah memiliki

9
kemampuan seperti manusia lakukan bahkan bisa lebih baik dan cepat saat melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Hal tersebut berimbas pada tenaga kerja yang akan sedikit
digunakan oleh perusahaan-perusahaan karena telah adanya bantuan dari teknologi yang
dapat membantu efektivitas dan efisiensi pada waktu dan keuntungan perusahaan.
Contohnya saja adalah mesin yang ada di stasiun-stasiun yang seharunya di jaga oleh
manusia kini digantikan oleh sebuah mesin.

Menurut Sukirno (dalam jurnal Pitartono, 2012)Adalah suatu keadaan dimana


seseorang yang termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan akan tetapi
belum mendapatkannya. Menurut Payaman J. Simanjutak (dalam tesis Al Ghofari, 2011),
penganggur adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Untuk
mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari prosentase
membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja dan dinyatakan dalam
persen. Pengangguran Teknologi Menurut Sukirno (dalam jurnal Ngafifi, 2014)
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh
mesin-mesin dan bahan kimia. Racun ilalang dan rumput misalnya, telah mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian
lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang,
memotong rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Sedangkan di pabrik-
pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia.

Akibat Buruknya Pengangguran Beberapa akibat buruk dari pengangguran


dibedakan kepada dua aspek yang di sebutkan oleh Sukirno (dalam jurnal Pramesthi,
2013) dimana dua aspek tersebut yaitu : Akibat buruk terhadap kegiatan perekonomian
Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tangguh.

1) Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi
yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran. Akibat-akibat buruk tersebut dapat
dibedakan sebagai berikut :

a) Pengangguran menyebabkan tidak memaksimalkan tingkat kemakmuran yang


mungkin dicapainya.

10
b) Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
Pengangguran diakibatkan oleh tingkat kegiatanekonomi yang rendah, dan dalam
kegiatan ekonomi yang rendah pendapatan pajak pemerintah semakin sedikit.

c) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran


menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swasta. Yang pertama,
pengangguran tenaga buruh diikuti pula oleh kelebihan kapasitas mesin-mesin
perusahaan. Kedua, pengangguran yang diakibatkan oleh keuntungan kelesuan
kegiatan perusahaan yang rendah menyebabkan berkurangnya keinginan untuk
melakukan investasi.

2) Akibat buruknya terhadap individu dan masyarakat Pengangguran akan


mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial dalam masyarakat. Beberapa
keburukan sosial yang diakibatkan oleh pengangguran adalah :

a) Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan.

b) Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan.

c) Pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kegiatan


ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa tidak
puas masyarakat terhadap pemerintah.

Definisi Teknologi

Secara harfiah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tecnologia”


yangberarti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni dan kerajinan.Istilah tersebut
memiliki akar kata “techne” dalam bahasaYunani kuno berarti seni (art ), atau kerajinan
(craft ). Dari makna harfiah tersebut, teknologi dalam bahasa Yunani kuno dapat
didefinisikan sebagai seni memproduksi alat-alat produksi dan menggunakannya. Definisi
tersebut kemudian berkembang menjadi penggunaan ilmu pengetahuan sesuai dengan
kebutuhan manusia. Menurut Elul (dalam jurnal Setiadi, 2007) menyatakan
bahwa“Teknologi adalah keseluruhan dari metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri–ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”.Sedangkan Iskandar
Alisyahbana (dalam jurnal Setiadi 2007) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang
definisi teknologi yaitu“Teknologi merupakan cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang,

11
memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Janji Teknologi Martono (dalam tesisDewi, 2010) menyebutkan ada beberapa hal yang
dijanjikan teknologi yaitu :

1) Teknologi menjanjikan perubahan Setiap penemuan baru akan melahirkan berbagai


perubahan dalam suatu masyarakat. Ibarat sebuah subsistem, kehadiran teknologi baru
sebagai subsistem baru dalam masyarakat akan membawa konsekuensi, subsistem lain
dalam sistem tersebut mau tidak mau harus menyesuaikan diri akibat kehadiran
teknologi tersebut. Teknologi pasti akan mengubah pola aktifitas keseharian individu.

2) Teknologi menjanjikan kemajuan Teknologi merupakan simbol kemajuan. Siapa saja


yang mampu mengakses teknologi, maka ia akan mengalami sedikit atau banyak
kemajuan ke arahdalam bentuk apa pun. Seseorang tidak akan ketinggalan informasi
apabila ia menggenggam sebuah teknologi. Teknologi telah mempengaruhi gaya
hidup, dan bahkan teknologi juga telah menjadi gaya hidup itu sendiri.

3) Teknologi menjanjikan kemudahan Teknologi memang diciptakan untuk memberikan


kemudahan bagi individu. Orang tidak perlu susah-susah untuk menghubungi sanak
keluarganya di luar kota, bahkan di luar negeri; mereka cukup menekan beberapa
nomor melaluihandphone. Orang tidak perlu mengantri di depan petugasteller bank
untuk melakukan berbagai transaksi, kita cukup masuk ke ruang ATM dan kita dapat
melakukan berbagai transaksi menggunakan mesin tersebut, mulai mengambil uang,
membayar tagihan listrik, air, telepon, membeli pulsa, membeli tiket kereta api,
pesawat, kapal, membayar SPP, mengirim uang ke rekening lain, sampai membayar
tagihan kredit.

2.4 Kebijakan dalam kegiatan Ekspor dan Impor

A. Ekspor

Dapat diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang dari dalam


negeri ke luar negeri. Menurut Murni (2009:208), ekspor adalah suatu kegiatan
ekonomi menjual produk dalam negeri ke pasar di luar negeri. Keuntungan
melakukan ekspor menurut Sukirno (2010:205) adalah dapat memperluas pasar,
menambah devisa negara, memperluas lapangan kerja.

12
 Manfaat dari Kegiatan Ekspor

Menurut Sadono Sukirno(2010),manfaat dari kegiatan ekspor adalah :

1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkanproduk


Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu
produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila
permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat,
pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan
produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.

2. Menambah Devisa Negara

Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk


menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat
menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan
negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber
penerimaan negara.

3. Memperluas Lapangan Kerja

Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.


Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi
di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang
dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

 Jenis Ekspor

Dalam Mankiw(2010) menjelaskan kegiatan ekspor terbagi menjadi 2, yaitu

1. Ekspor langsung

Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui


perantara/ eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor.
Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan
perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol

13
terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi
untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta
proteksionisme.

2. Ekspor tidak langsung

Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui


perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut.
Melalui, perusahaan manajemen ekspor ( export management companies )
dan perusahaan pengekspor ( export trading companies ). Kelebihannya,
sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor
secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan
pengetahuan terhadap operasi di negara lain kurang.

B. Impor

Impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar ke dalam


negeri. Murni (2009:208) menyatakan bahwa impor merupakan kegiatan ekonomi
membeli produk luar negeri untuk keperluan atau dipasarkan di dalam negeri.
Kecenderungan kegiatan impor yang besar tidak sepenuhnya buruk bagi sebuah
negara karena impor juga akan merangsang kegiatan investasi, apabila barang
yang diimpor merupakan barang modal, barang mentah, barang setengah jadi
untuk keperluan perindustrian. Pengembangan industri subtitusi impor didalam
negeri harus sejalan dengan penggalakan ekspor” (Arsyad, 2005: 163).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ekspor impor adalah suatu transaksi menjual dan membeli barang yang dilakukan
oleh dua atau lebih negara untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan di negara
yang bersangkutan.

Manfaat perdagangan ekspor impor:

· Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.


· Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.
· Meningkatkan perekonomian rakyat.
· Mendorong berkembangnya kegiatan industri.
· Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.
· Memperluas pasar dan menambah keuntunganTransfer teknologi modern.
Perkembangan ekspor impor merupakan faktor penentu dalam menentukan
roda perekonomian di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara
yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam
perdagangan internasional.

Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang diupayakan pemerintah dalam kegiatan


ekspor impor di Indonesia maka seiring waktu, ekspor impor akan semakin menuju target
dari tujuan-tujuan negara Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga

https://id.scribd.com/document/345678793/Analisis-Industri-Pengganti-Impor-
Pendukung-Ekspor

Ngafifi, M. (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia dalam PerspektifSosial Budaya. Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi ,2 (1).
Pitartono, R., & Hayati, B. (2012). Analisis tingkat pengangguran di Jawa TengahTahun 1997-
2010 (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Pramesthi, R. N., & Cahyono, H. (2013). Pengaruh Pengangguran dan Inflasiterhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Trenggalek .Jurnal PendidikanEkonomi (JUPE),1(3)
Sedyaningrum Miranti. Pengaruh Jumlah Nilai Ekspor, Impor Dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Dan Beli Masyarakat Indonesia.Malang.Vol
, 34 No 1.

16

Anda mungkin juga menyukai