Agribisnis 2B
Kelompok 3
1. Muhammad Zainur Rozikin (22101032047)
2. Pandu Gumilang (22101032048)
3. Surya Ardly Saputro (22101032049)
4. Dessy Ida Fitria Sohib (22101032050)
5. Ahmad Kamil Arifin (22101032051)
6. Moh. Ridwan (22101032064)
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan basis utama perekonomian bangsa di Indonesia. Sebagai negara agraris, sektor pertanian menjadi
aspek yang sangat penting dalam pertahanan dan kedaulatan pangan. subsektor perkebunan yang merupakan bagian dari sektor pertanian
mengambil peranan penting bagi pembangunan nasional dan turut memacu pertumbuhan ekonomi nasional (Ramawati, dkk., 2020).
Komoditas kopi menjadi salah satu komoditas unggulan pada subsektor perkebunan, Saat ini perkembangan kopi di Indonesia terus
mengalami kemajuan yang cukup signifikan (Ramawati, dkk., 2020). Hal ini menjadi harapan bagi Indonesia untuk bisa menjadi produsen
kopi terbesar di Dunia.
Sejarah perkembangan kopi di Indonesia dimulai sejak abad ke 16. Saat itu Indonesia masih dalam kekuasaan penjajah Belanda.
Jenis-jenis kopi yang ditanam pada saat penjajahan kebanyakan adalah kopi arabika dan robusta (Wahyudi, 2018). Salah satu daerah
penghasil kopi terbesar di Indoesia adalah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Blitar menjadi wilayah yang turut menyumbang nilai produksi
pada komoditas kopi di Jawa Timur. PT. Harta Mulia atau De Karanganjar Koffieplantage menjadi salah satu perusahaan yang mengelola
perkebunan kopi tertua di wilayah Blitar, perkebunan tersebut merupakan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda dengan penghasil
utama komoditas kopi jenis robusta dengan produksi tertinggi (BPS, 2022).
Dari pernyataan diatas, perlu dilakukan analisis mengenai proses pasca panen pada PT. Harta Mulia sebagai salah satu perusahaan
besar swasta di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan kopi dengan harapan sebagai sumber informasi, serta sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dalam strategi pengolahan komoditi kopi.
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pelaku-pelaku yang terlibat dalam subsistem
agroindustri di PT. Harta Mulia.
2. Untuk mengetauhui peran, fungsi serta keterkaitan subsistem agroindustri
dengan subsistem lainnya di PT. Harta Mulia.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam subsistem
agroindustri di PT. Harta Mulia.
4. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan PT. Harta Mulia dalam
menanggulangi hambatan yang terjadi dalam subsistem agroindustri.
TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Metode yang digunakan pada kegiatan praktikum Lapang
Introduction Of Agribisnis Pada PT. Harta Mulia
berdasarkan teknik komunikasinya yaitu menggunakan
metode komunikasi secara langsung Melalui Wawancara
kepada Pemilik/Owner secara langsung dengan cara
menggelar pertemuan kemudian dilakukan pemaparan
Materi, Sharing dan tanya jawab.
PT. Harta Mulia
De Karanganjar Koffieplantage merupakan perkebunan warisan Belanda yang dibuka
sejak 1874 oleh seorang warga negara Belanda bernama H. J. Velsink dengan nama
perusahaannya Kultuur Mij Karanganjar. Sebagai komoditi utama dipilih tanaman kopi
berjenis Robusta. Selama puluhan tahun perkebunan ini silih berganti kepemilikan di
tangan orang-orang Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Belanda pun harus angkat kaki.
Pada tahun 1960 secara resmi perkebunan ini dikelola oleh Denny Roshadi dengan nama
perusahaan PT. Harta Mulia. Hingga saat ini De Karanganjar Koffieplantage telah
dikelola oleh tiga generasi keluarga Roshadi. Salah satu pengelola yang tersohor adalah
Hery Noegroho yang sempat menjabat sebagai Bupati Blitar selama 2,5 periode. Pada
tahun 2018, perkebunan kopi ini dibuka sebagai daerah tujuan wisata dan edukasi kopi
dengan nama Keboen Kopi Karanganjar atau De Karanganjar Koffieplantage.
Visi dan Misi
600 species. Genus Coffea merupakan salah satu genus penting dengan beberapa species yang mempunyai nilai ekonomi dan
dikembangkan secara komersial, terutama: Coffea arabica (dengan hibridanya), Coffea Liberica dan Coffea Canephora
Ada empat jenis kopi yang dikenal, yaitu kopi arabica, kopi robusta, kopi liberica, dan kopi excelsa. Kelompok kopi yang
diketahui memiliki nilai ekonomis dan komersial adalah kopi arabika dan kopi robusta. Sedangkan kelompok kopi liberika dan
ekselsa merupakan kopi yang kurang ekonomis dan kurang komersial. Kopi arabika dan robusta memasok sebagian besar
perdagangan kopi global. Jenis kopi arabika ini memiliki kualitas rasa yang tinggi dan kandungan kafein yang lebih rendah
dibandingkan dengan kopi robusta, sehingga harganya lebih mahal.Sementara kopi robusta memiliki rasa yang lebih sedikit
dibandingkan kopi arabika, kopi robusta memiliki manfaat pada tanaman yang tahan terhadap penyakit karat daun.
Pembudidayaan kopi arabika dibatasi pada dataran tinggi yang berada di atas 1000 meter di atas permukaan laut, untuk
Fungsi dari subsistem agroindustri adalah meminimalisir hasil yang kurang memuaskan pada
periode tanam selanjutnya. Selain itu juga membina dan mengembangkan usahatani dalam rangka
meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan
pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi
primer.
Dalam subsistem agroindustri sendiri sangatlah penting karena di dalamnya terdapat proses
pengolahan terlebih dahulu, yang kemudian didistribusikan ke konsumen. Apabila subsistem ini
tidak berjalan dengan baik maka produk olahan tidak akan sampai ke tangan konsumen dengan
kualitas yang baik pula.
Hambatan Yang Terjadi dalam Subsistem Agroindustri
Masalah yang terdapat dalam subsistem agroindustri lebih terfokus dalam kegiatan
penyimpanan dan hama di gudang. Dimana penyimpanan yang tidak benar rawan
menimbulkan jamur serta gangguan hama penyakit pasca panen yaitu PBKo atau
penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) juga merupakan penyakit menular pada
tanaman kopi yang dapat menurunkan kualitas kopi tersebut. Tak hanya itu hama gudang
juga merupakan gangguan hama dan penyakit yang harus selalu diwaspadai dalam proses
subsistem ini.
Solusi Yang Dilakukan Dalam Menanggulangi Hambatan
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu
biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi.
Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka diperlukan
penanganan pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar.
Saran
Standar operasional prosedur dalam pengelolaan kopi di PT. Harta Mulia harus benar-
benar dilaksanakan sebagai landasan utama dalam pengelolaan pasca panen demi untuk
mendapatkan kualitas, mutu dan karakteristik rasa terbaik yang memiliki ciri khas
tersendiri.
LAMPIRAN
Terimakasih