Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN AGRIBISNIS KOPI


Diajukan untuk memenuhi tugas manajemen agribisnis yang diampu oleh
Bapak Salamet Ginandjar, Dr. Ir., H., MM., M.Kom

Disusun Oleh :

1. Fauzi Nur Ilyas 1197060031


2. Irfan Maulana Sidiq 1197060037
3. Lusy Laihatul Awalu Sanah 1197060041
4. Moch Irsan Aria Prawira Alfarel 1197060045

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021 M/1442H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen
Agribisnis Kopi”.
Makalah diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua, pada
khususnya mahasiswa/mahasiswi UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
tentang manajemen agribisnis kopi
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bandung, Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Komoditas Kopi.......................................................................................3
B. Manajemen Agribisnis Kopi....................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Subsektor perkebunan merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan


dalam perekonomian Indonesia. Agribisnis subsektor ini mempunyai kontribusi
yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan, penciptaan
lapangan kerja, penerimaan devisa dari ekspor, dan sumber bahan baku bagi
industri hilir hasil pertanian. (Susila dan Drajat, 2009). Negara Indonesia
merupakan salah satu eksportir dunia pada komoditi kopi, dengan rata – rata
sebesar 4,76% terhadap total ekspor di dunia (ICO, 2012). Pada skala nasional
dari total produksi di Indonesia 90% nya adalah kopi robusta dan 10% nya adalah
kopi arabika. Sedangkan pada skala internasional 70% nya adalah kopi robusta,
dan 30% kopi Arabika (Kustari, 2007).

Pengembangan Agribisnis khususnya pada komoditas kopi membutuhkan


keterlibatan semua subsistem yang ada dalam sistem agribisnis tersebut, yaitu
berupa subsistem penyedia saprodi, produksi (on farm), sistem pengolahan, sistem
pemasaran maupun sis-tem penunjang berupa lembaga keuangan maupun
lembaga penelitian

Permasalahan yang terjadi pada agribisnis kopi di Indonesia di sisi subsistem


hulu antara lain terlihat dari produktivitas kopi di Indonesia lebih rendah
dibandingkan negara produsen lainnya seperti (1.000 kg/ha/tahun), Columbia
(1.220 kg/ha/tahun), Vietnam (1.540/kh/ha/thn). Produktivitas tanaman kopi di
Indonesia baru mencapai 700 kg biji kopi/ha/tahun untuk Robusta dan 800 Kg biji
kopi/ha/ Tahun untuk Arabika (Kemenperin, 2013). Sedangkan di sisi subsitem
hilir dalam hal produksi skala kecil memiliki keterbatasan sarana dan prasarana
produksi (mesin pengolahan dan pengemasan), teknologi yang tinggi baru dimiliki
oleh industri skala menengah dan besar, selain itu industri skala kecil kurang
berinovasi dalam menciptakan diversifikasi produk yang saat ini jenis kopi olahan
sudah sangat beragam dikalangan masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu komoditas kopi?

2. Bagaimana manajemen agribisnis kopi?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang komoditas kopi.

2. Mengetahui manajemen agribisnis kopi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komoditas Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai


kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil
devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, penciptaan
lapangan kerja dan pengembangan wilayah (Sutriono, 2009). Di Indonesia
tanaman kopi tersebar diseluruh provinsi kecuali DKI Jakarta. Bibit kopi yang
berkualitas tinggi memiliki tiga ciri ciri antara lain: (1) Produktivitas (2) Kualitas
(aroma dan rasa sangat berbengaruh terutama pada jenis Arabika) (3) Ketahanan
terhadap gangguan hama/penyakit.

Keunggulan kopi Indonesia sebagai komoditas dengan daya saing tinggi


antara lain: 1) masih terbukanya peluang peningkatan produktivitas lahan dan
tanaman dengan ketersediaan IPTEK dan tenaga kerja yang memadai; 2)
terbukanya peluang peningkatan nilai tambah dari kegiatan agroindustri kopi dan
diversifikasi usaha kopi; 3) pola pengembangan yang mendukung usahatani
berkelanjutan; 4) karakteristik yang dimiliki kopi Indonesia yang tidak tergantikan
sehingga eksistensinya diperhitungkan dunia; 5) potensi pengembangan produk
kopi spesialti, kopi organik, serta pengembangan agrowisata berbasis kopi; 6)
potensi lahan yang sesuai agroklimat mencapai 9,6 juta ha di seluruh Indonesia;
serta 7) permintaan dunia terhadap kopi arabika dan robusta yang masih cukup
tinggi (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian,
2004)

Selain ada keunggulan terdapat juga kekurangan atau permasalahan dari sektor
hulu agribisnis kopi ini yaitu rendahnya produktivitas kopi Indonesia yang
disebabkan 95 persen kopi Indonesia merupakan perkebunan rakyat yang
umumnya belum menggunakan bibit kopi unggul, teknik budidaya yang masih
sederhana serta lambat melakukan peremajaan tanaman, minimnya sarana dan
prasarana pendukung mengakibatkan rendahnya mutu kopi Indonesia. Sedangkan

3
permasalahan pada sektor hilir agribisnis kopi ini yaitu hal produksi skala kecil
memiliki keterbatasan sarana dan prasarana produksi, teknologi yang tinggi baru

3
dimiliki oleh industri skala menengah dan besar, selain itu industri skala kecil
kurang berinovasi dalam menciptakan diversifikasi produk yang saat ini jenis kopi
olahan sudah sangat beragam dikalangan masyarakat.

B. Manajemen Agribisnis Kopi

1. Penanaman 
Penanamam bibit di lubang-lubang tanaman yang telah di siapkan perlu di
lakukan dengan hati-hati agar perakaran bibit tanaman tidak rusakm untuk
mencegah agar tidak terjadi genangan air di lubang tanaman, permukaan tanah
tenpat penanaman kopi harus di bikin cenbung. Di anjurkan untuk memberikan
tanaman serasah di sekitar tanaman dan untuk tanah yang keadaan nya miring di
perlukan penanaman tunbuhan penutup tanah untuk mencegah erosi.
2. Pemeliharaan 
Guna memperoleh hasil yang baik perlu di lakukan pemeliharaan tanaman
secara intensif. Perakaran tanaman kopin relatif dangkal dan memerlukan struktur
tanah yang terjaga baik dengan bahan-bahan organik, tata air maupun tata udara
tanahnya.
 Pemupukan
Pemupukan tanaman perlu dilakukan agar persediaan hara dalan tanah tetap
terjamin, untuk kepentingan pertumbuhan vegetatif tanaman kopi maupun untuk
prmbentukan buah. Untuk pemupukan secara tepat dan menghindarkan
pemborosan penggunaan pupuk di perlukan analisa tanah dan analisa daun dengan
percobaan di lapangan. Pemupukan yang intensif akan berpengaruh pada ukuran
biji kopi yang lebih besar. Dan mendasari hasil kebun yang baik. Dosis pupuk
harus di sesuaikan dengan keadaan kebun, kesuburan tanah maupun umr tanaman.
Di anjurkan pula menggunakan pupuk majemuk dan di lakukan secara cermat
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Diawal musim hujan misalnya tanaman lebih
memerlukan unsur N untuk pertunbuhan vegetatif dan unsur P untuk
pembentukan akar. Pada akhir musim hujan tanaman memerlukan banyak unsur K
untuk memasakkan buah kopi. Pemupukan dianjurkan setelah pohon kopi di
pangkas dan

4
di lakukkan pada lingkar piringan pohon kopi agar pupuk dapat di serap secara
maksimal oleh akar serabut tanaman kopi.
 Pemangkasan
 Pemangkasan tanaman di perlukan agar tanaman tidak tumbuh terlalu tinggi
dan supaya merangsang prtumbuhan cabang-cabang yang di perlukan untuk
pembentukan buah. Pemangkasan juga di tujukan untuk memperoleh cahaya
matahari ke batang dan cabang tanaman guna merangsang pembentukan bunga
serta memperlancar peredaran udara yang akan membantu penyerbukan bunga-
bunga tanaman kopi. Pemangkasan tanaman untuk membuang cabang buah yang
kurang produktif dan cabang yang terserang penyakit agar tidak terus menjadi
sumber gangguan kebun. Pemangkasan ini dilakukkan setelah 2-3 kali berbuah.
Pada tanaman berbatang ganda pemangkasan pohon ditujukan untuk pembentukan
tanggul penyanggah yang kuat untuk menumbuhkan beberapa batang. Ini dapat
dilakukan dengan bebarapa cara yaitu  :
 Memelihara beberapa wiwilan pada pangkal batang pohon.
 Mencondongkan batang pohon atau menanam batang pokok dengan arah
miring
 Merundukkan batang pokok atau dengan jalan menanggul batang
3. Panen 
Buah kopi arabika umumnya akan matang setelah 8 bulan dari saat
pembuahaan dan kopi robusta matang stelah 10 bulan dari saat pembuahaan.Buah
kopi yang matang dipohon berwarna merah pada kulit buahnya dan matang tidak
dalam waktu yang serentak, walaupun berasal dari dongkolan buah ataupun dari
cabang yang sama.
Buah kopi yang dipetik matang akan menghasilkan biji kopi yang lezat dan
beraroma khas minuman kopi.Biji-biji kopi dari buah yang terptik mudah dan
belum matang akan menghasilkan biji-biji kopi yang kriput selagi dikeringkan dan
menjadi biji-biji hitam. Biji-biji keriput dan biji-biji hitam trgolong biji-biji cacat
dan sangat merusak cita rasa kopi seduhannya. Maka sangat diperlukan cara
pmetikan secara racutan karena buah-buah yang blum matang dan masih berwarna
hijau akan turut terpetik.

5
4. Processing 
Biji kopi yang sudah siap diperdagangkan adalah berupa biji kopi
kering yang sudah terlepas dari daging buah, kulit tanduk dan kulit arinya,
butiran biji kopi yang emikian ini disebut kopi beras (coffca beans) atau
market koffie. Kopi beras berasal dari buah kopi basah yang telah
mengalami beberapa tingkat proses pengolahan. Secara garis besar dan
berdasarkan cara kerjanya, maka terdapat dua cara pengolahan buah kopi
basah men.iadi kopi beras, yaitu yang disebut pengolahan buah kopi cara
basah dan cara kering. Pengolahan buah kopi sccara basah biasa disebut
W.I..B. (West lndische Bereiding), sedangkan pengolahan cara kering
biasa disebut O.I.B (Ost Indische Bereiding). Perbedaan pokok dari kedua
cara tersebut diatas adalah pada cara kering pengupasan daging buah, kulit
tanduk dan kulit ari dilakukan setelah kering (kopi gelondong), sedangkan
cara basah pengupasan daging buah dilakukan sewaktu masih basah.
5. Marketing 
Biasanya kopi diperdagangkan dalam bentuk kopi beras dengan kadar
air 13 % sebagian kopi ini akan dipasarkan dalam negeri dan sebagian
besar lainnya diekspor.Rantai pemasaan kopi dari petani atau perkebunan
bisa melalui bermacam-macam jalur. Petani dapat nenasarkan kopi secara
bebas dalam bentuk kopi beras atau bentuk  basah ke asosiasi petani kopi
atau langsung ke pedagang pengumpul,selanjutnya pedagang pengumpul
akan memasarkan kopi beras ke pedagang besar atau langsung ke eksportir
dan perusahaan kopi bubuk,syaratnya kopi harus bermutu baik dan sudah
disortasi sehingga memenuhi syarat mutu yang di tentukan.Tujuan dari
kopi Indonesia sendiri adalah negara AS,Jerman,dan Jepang.

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan manajemen


agribisnis kopi yaitu sebagai berikut : (1) Meningkatkan kualitas SDM
melalui pelatihan dan memperluas usahatani kopi yang berkualitas dan
jaringan pemasaran, (2) Membentuk dan membina lembaga penelitian
untuk R&D serta mendukung Asosiasi kopi, (3) Menguatkan modal untuk
usaha agribisnis dan memperluas jaringan pemasaran kopi, (4)

6
Mengembangkan kopi organik, meningkatkan mutu kopi melalui pasca
panen yang baik, dan membuat peraturan bagi mitra usaha, (5)

6
Melakukan pembinaan, pengembangan pemberdayaan kelembagaaan dan
manajemen usahatani, (6) Memperbaiki rantai pemasaran kopi melalui lembaga
yang terkait, 7) Menciptakan kerjasama yang baik dengan pihak investor
(Muhammad Ihsan, 2019)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komoditas kopi menjadi salah satu komoditas andalan perkebunan yang


mempunyai kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai
penghasil devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri,
penciptaan lapangan kerja dan pengembangan wilayah. Yang termasuk dalam
Manajemen agribisnis kopi yaitu penanaman, pemeliharaan , panen, processing,
dan marketing.

8
DAFTAR PUSTAKA

[ICO] International Coffee Organization. 2012. Coffee Market Report.


http://www.ico.org. (9 November 2012)

Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004. Kebijakan Pengembangan


Komoditas Perkebunan. Departemen Perkebunan, Jakarta

Kustiari, R. 2007. Analisis Ekonomi Tentang Posisi dan Prospek Kopi Indonesia
di pasar internasional. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Muhammad Ihsan Syahputra. 2019. Analisis Pengembangan Agribisnis Kopi
(Coffea sp.) di Coffee Shop Seladang Cafe. Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

Susila, Wayan R. dan Bambang Drajat, 2009. Agribisnis Perkebunan Memasuki


Abad 21 beberapa Agenda Penting. http://www.ejournal.unud.ac.id (20 Januari
2009).

Sutriono, 2009. Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta dengan
Model Daya Saing Tree Five.Pusat Analisis Sosial Ekonomi Kebijakan
Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai