Anda di halaman 1dari 11

AT-TAJWID

(‫يذ‬ٛ‫)اٌرج‬

Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaedah serta cara-cara membaca


al-quran dengan sebaik-baiknya.
Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan al-quran dari kesalahan dan
perubahan serta memelihara lisan (mulut ) dari kesalahan membaca Hukum
belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedang membaca al-quran dengan ilmu
tajwid hukumnya fardhu ain

BAB I
HAL NUN MATI DAN TANWIN

Nun sukun ) ْْ (
Tanwin ) __ٌ_ٍ_ )
Hukum Nun sukun ada lima:

1. Idh-har Halqi ( ٝ‫اس َح ٍْ ِم‬ ْ ِِ ( adalah apabila nun sukun dan tanwin bertemu
ُ َٙ ‫اظ‬
dengan salah satu huruf halqi yang enam yaitu : ‫ ء ٖ ح خ ع غ‬cara membacanya
harus terang dan jelas sebab bertemu dengan huruf halqi

Contoh: َ . ٌُ ‫ ٌس َح ٍِ ْي‬ْٛ ُ‫ َؼف‬. ُْٕٗ ِِ . ََِٓ ‫َِ ْٓ آ‬


.ٌُ ‫ع ِّ ْي ٌع َع ٍِ ْي‬
Keterangan :
Idh-har: menerangkan atau menjelaskan
Halqi artinya : kerongkongan
Dinamakan huruf halqi karena tempat keuar hurufnya di mulut dari kerongkongan

2. Id-gham Bighunnah ( ‫ ) إِدْؼَا َُ ِتَؽَُّٕح‬adalah apabila Nun sukun dasn tanwin bertemu
dengan salah satu dari pada satu huruf binghunnah yang empat yaitu: ٚ َ ْ ٜ
Cara membacanya harus di masukkan atau di tasydidkan ke dalam salah satu
haruf yang empat dengan suara mendengung kecuali dalam satu kalimat maka ini
disebut Idh-har wajib contohnya: ٌ َ‫ تُ ْٕي‬. ‫ دُ ْٔيَا‬. ُْ‫ا‬َٛ ْٕ ‫ط‬
ْ‫ا‬ ِ
ِ ٔ َ‫ال‬َٚ ٝ
Contoh : ‫َظيْش‬ ّ ٍ ٌِ َٚ ْٓ ِِ ‫ ُي‬ْٛ َ‫ َِ ْٓ يَم‬.‫ َِ ْٓ ََِٕ َع‬. ‫ ٍس‬ْٛ ُٔ ْٓ ِِ
Keterangan :
Id-gham artinya: memasukkan atau mentasydidkan
Bi-ghunnah artinya: dengan mendengung

ُ َ‫ ) ِإدْؼَا َُ ِتال‬adalah apabila nun sukun atau tanwin


3. Id-gham Bila-ghunnah ( ‫ؼ َّٕ ِح‬
bertemu dengan salah satu dari huruf ( ‫ ) ي‬dan ( ‫) س‬
Contoh: ُْ ٌَ ْٓ َِ dibaca ُْ ٍََِّ
: ُْ ِٙ ِ‫ ِِ ْٓ َست‬dibaca ُْ ِٙ ‫ِِ ْٓ ِ َّست‬
: َْْٛ ُّ ٍَ‫ٌَ ِى ْٓ الَ َي ْع‬َٚ dibaca َْْٛ ُّ ٍَ‫ٌَى َْٓ الّ يَ ْع‬َٚ

4. Iqlab ( ُ‫ ) إ ْلالَب‬adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf
Ba’( ‫) ب‬
Cara membacanya dibalik atau di jadikan mim ( َ )
Contoh: ٌ ‫ ِو َشا ٌَ تَ َش َسج‬.‫ظي ٌْش‬
ِ َ‫ع ِّ ْي ٌع ت‬
َ
Keterangan :
Iqlab artinya: membalik atau ditukar

ْ ) adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan


5. Ikhfa haqiqi ( ٝ‫إخفَا ُء َح ِم ْي ِم‬
salah satu dari huruf Ikhfa yang 15 yakni:
‫دضخزنقؾظطػطصر‬
Cara membacanya : samar-samar antara Idh-har ( ‫اس‬ ْ ِِ ( dan Id-Gham ( َُ ‫) إِدْؼَا‬
ُ َٙ ‫اظ‬
artinya: harus terang, tetapi di sambung dengan huruf yang lain di mukanya
dengan mendengung.
ُ ُ‫ أ َ ْٔف‬. ُْ ‫ ِِ ْٕ ُى‬. ‫ أَ ْٔذَادًا‬. ‫ َي ْٕ ِط ُك‬. ٍ‫ع‬ْٛ ‫ِِ ْٓ ُج‬
Contoh : . ُْ ‫غ ُى‬

BAB II
HAL BACAAN PANJANG ATAU MAD
( ‫) َِذ‬

َ ‫ ) َِذ‬adalah apabila ada:


Mad thabi’e ( ‫طثِ ْي ِعي‬
Alif ( ‫ ) ا‬sesudah fathah ( َِ ) atau yaa’ sukun ( ٜ
ْ ) sesudah kasroh ( ِِ ) atau wau
sukun ( ْٚ ) sesudah dhommah ( ُِ )
Cara membacanya : harus panjang sepanjang dua harokat ( dua gerakan huruf )
atau disebut satu alif
Umpamanya: . ‫ا‬َٙ ‫ ِح ْي‬ْٛ ُٔ . ‫ َِا َي‬. ِٗ ‫ ـِ ْي‬. ‫ا‬ْٛ ٌُْٛ ُ‫ل‬
Keterangan :
Mad artinya : panjang
Thabi’i artinya : biasa

BAB 3
MAD FAR'IY
‫) َِذ‬

ِ َّ‫اجةْ ُِر‬
1. Mad Wajib Muttashil ( ًُ ‫ظ‬ ِ َٚ ‫ ) َِذ‬adalah apabila ada mad thabi’I bertemu
dengan hamzah ( ‫ ) ء‬di dalam satu kata ( kalimat) cara membacanya : wajib
panjang 5 harakat atau dua setengah kalimat mad thabi’I atau dua setengah alif
Umpamanya : ‫ َسا َء‬َٚ . ‫عا َء‬
َ . ‫ َجا َء‬. ‫ َء‬ْٛ ‫ع‬
ُ .‫ئ‬
َ ‫ ِج‬. ‫آ ٌء‬ٛ‫ع‬
َ
Keterangan:
Muttashill artinya: bersambung

ِ َ‫ ) َِذ َجائِ ُض ُِ ْٕف‬adalah apabila ada mad thabi’i bertemu


2. Mad Jaiz munfashil ( ًُ ‫ظ‬
dengan hamzah ( ‫ ) ء‬tetapi hamzah itu di lain kalimat
Cara membacanya: boleh dipanjangkan seperti mad thabi’i akan tetapi seperti mad
wajib muttashil lebih baik
َ ُ‫ا أ َ ْٔف‬ًٌْٛٛ ُ‫ ل‬. ‫ ِ َت َّا أ ُ ْٔ ِض َي‬. ُْ ُ ‫الَ أ َ ْٔر‬َٚ
Umpamanya: ُ‫ ـِي أ َ ْٔفُ ِغ ُى‬. ُْ ‫غ ُى‬
Keterangan:
Jaiz artinya: boleh ( dibolehkan )
Munfashil artinya : Terpisah

ِ ٍْ ‫ ) َِذ الَ ِصَ ُِصَمَّ ًْ ِو‬atau mad lazim muthawwal ( َ‫َِذ الَ ِص‬
3. Mad Lazim Mutsaqqal kilmi ( ّٝ
َ ُِ ) adalah apabila ada mad thobi’I bertemu dengan tasydid ( -- ِّ-- ) di dalam
‫ ُي‬َّٛ ‫ط‬
satu perkataan kalimat.
Cara membacanya: harus panjang selama 3 mad thabi’I atau 6 harakat
Umpamanya: ُ ‫ظا َخح‬ َّ ٌ‫ ا‬. َْٓ‫ضا ٌِّي‬
َّ ٌ‫ ا‬. ‫طا َِّح‬ َّ ٌ‫الَ ا‬َٚ
Keterangan:
Lazim artinya: pasti dan wajib
Mustaqqol artinya: diberatkan
Kilmi artinya: sebangsa
Muthawwal artinya:di panjangkan

4. Mad Lazim Mutsaqqal kilmi (ّٝ ِ ٍْ ‫ؿ ِو‬


ْ ‫ ) َِذ الَ ِصَ ُِ َخ َّف‬adalah apabila ada mad thabi’i
bertemu dengan huruf mati /sukun ( --ِ--- ْ ) cara membacanya: seperti mad lazim
muthawwal ( sepanjang 6 harakat )
Umpamanya: ْ‫ اآل‬hanya ada satu perkataan dalam surat yunus ( ‫ٔظ‬ٛ‫) ي‬

5. Mad layin ( ِٓ ِّ‫ ) َِذٌَي‬adalah apabila ada wau sukun ( ْٚ ) atau ya’ sukun ( ٜ
ْ )
sedang huruf yang sebelumnya itu berharakat fathah ( -- َِ-- ) cara membacanya
sekedar lunak atau lemas
Umpamanya: ٌ‫ تَ ْيد‬. ‫ؾ‬
ٌ َْٛ ‫ خ‬. ٌ‫سيْة‬
Keterangan:
Layin artinya: lunak

6. Mad ‘Aridh Lissukun ( ْْٛ ‫اسع ٌٍِغ ُى‬ ٌ ‫ ْل‬َٚ ) atau


َ ‫ ) َِذ َع‬adalah apabila ada waqaf ( ‫ؿ‬
tempat pemberhentian membaca, sedang waqaf itu ada mad thabi’i atau mad layin
Cara membacanya ada 3 macam:
a) Yang lebih utama supaya dibaca panjang ( 6 harakat )
b) Yang pertengahan dibaca 4 harakat
c) Yang pendek yakni boleh dibaca seperti mad thabi’i yaitu dua harakat

Umpamanya: َْْٛ ُٕ‫ اٌ ُّحْ ِغ‬. ‫َتظي ٌْش‬


ِ ‫ع ِّ ْي ٌع‬
َ . َُْْٚ ‫خَا ٌِذ‬
Keterangan:
‘aridh artinya : yang bertemu atau yang bertentangan
li artinya : karena
sukun artinya: mati atau berhenti

ِ َ‫ط ٍِحُ ل‬
7. Mad Shilah Qashiroh ( ُ ‫ظي َْشج‬ ِ ‫ ) َِذ‬adalah apabila ada haa’dhamir ( ٖ ) sedang
ِ ُِ- )
sebelumnya ada huruf hidup yang berharakat (- َِ--ِ--
Cara membacanya: harus panjang seperti mad thabi’i ( dua harakat )
Shilah artinya: hubungan
Qashirah artinya: pendek
َ ُ‫ط ٍِح‬
8. Mad Shilah Thawilah (‫ ْيٍَح‬ِٛ ‫ط‬ ِ ‫ ) َِذ‬adalah apabila ada mad shilah qashirah ( ‫َِذ‬
ِ َ‫ط ٍِحُ ل‬
ُ ‫ظي َْشج‬ ِ ) bertemu dengan hamzah ( ‫) ء‬
Cara membacanya : seperti mad jaiz munfashil
Umpamanya: ِٗ ِْٔ‫ ِع ْٕذَُٖ ِإالَّ ِتإِر‬. َُٖ‫َِا ٌَُٗ أَ ْخٍَذ‬

ُ َٛ ‫ ) َِذ ِع‬adalah apabila ada fathatain ( -- ًِ-- ) yang jatuh pada


9. Mad I’wadh ( ‫ع‬
waqaf ( pemberhentian ) pada akhir kalimat
Cara membacanya: di panjangkan seperti mad thabi’i dan tidak dibaca seperti
tanwin
Umpamanya:‫ ـَرْ ًحا ُِ ِث ْيًٕا‬. ‫ظي ًْشا‬
ِ ‫ع ِّ ْي ًعا َت‬
َ . ‫َع ٍِ ْي ًّا َح ِى ْي ًّا‬
Keterangan: Iwadh artinya: ganti

10.Mad Badal ( ‫ ) َِذ َتذَي‬adalah apabila ada hamzah ( ‫ ) ء‬bertemu dengan mad (
panjang )
Cara membacanya tetap seperti mad thabi’i
ٌ َّ ‫ إْي‬. َُٖ‫آ َخز‬
Umpamanya : ََ َ‫ آد‬. ْ‫ا‬
Keterangan :
Badal artinya: ganti, dinamakan mad badal karena asli hurufnya dalah hamzah
sukun ( ‫ ) ْء‬di ganti dengan wau sukun ( ْٚ ) dasn yaa’ sukun ( ٜ
ْ )
ََ َ‫ آد‬aslinya َُ َ‫أَأْد‬
ٌ َّ ‫ إْي‬asalnya ُْ ‫إإْ َِا‬
ْ‫ا‬
َُٖ‫ آ َخز‬asalnya ُ َٖ‫أَأْ َخز‬

11. Mad lazim Harfi Musyabba’ ( ‫شثَّع‬ ِ ‫) َِذ الَ ِصَ َح ْش‬adalah apabila pada permulaan
َ ُِ ‫ؾ‬
surat Al-qur’an terdapat salah satu atau lebih dari huruf yang delapan yakni: nun
( ْ ) qaff ( ‫ )ق‬shad ( ‫ ) ص‬ain ( ‫ ) ع‬sien ( ‫ ) ط‬laam ( ‫ ) ي‬kaaf ( ‫ ) ن‬dan mim ( َ )
yang di kumpulkan di dalam kalimat yaitu : ( ُ‫) ٔمض عغٍى‬
Cara membacanya : harus dibaca panjang sepanjang 6 harakat
Umpamanya : ‫ يظ‬. ٌُ‫ آ‬. ٍُ‫اٌم‬ٚ ْ
Keterangan :
Musyabba’ artinya : dikenyangkan
ْ َّ‫ ُِ َخف‬ٝ‫ـ‬
12. Mad lazim Harfi Mukhffaf (‫ؿ‬ ِ ‫ ) َِذ الَ ِصَ َح ْش‬adalah apabila pada permulaan
surat dari Al-qur’an ada huruf yang lima yaitu: haa’ ( ٖ ) thaa’ ( ‫ ) ط‬haa ( ‫ ) ح‬raa’
َ ٝ
( ‫ ) س‬yang dikumpulkan dalam satu kalimat ( ‫ ُس‬ْٛ ُٙ ‫ط‬ ٌّ ‫) َح‬
Cara membacanya: ditempatkan dengan tasydid dan mad thabi’i nya
Umpamanya : ‫ يظ‬. ٌُ‫ آ‬. ُ‫ح‬

13.Mad Tamkien ( ُٓ‫ ) َِذ ذ َّْ ِى ْي‬adalah apabila ada yaa’ sukun ( ٜ
ْ ) yang di dahului
dengan yaa’ yang bertasydid dan yang harakatnya kasroh ( --ِ--
ِ )

ِ ‫ ) َِذـَ ْش‬adalah adalah mad yang membedakan antara pertanyaan dan


41.Mad Farq ( ‫ق‬
yang bukan, yang di dalam Al-qur’an terdapat di empat tempat
Cara membacanya:
Harus dipanjangkan untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan
Umpamanya: ْٓ‫آاٌزَّو ََشي ِْٓ َح َّش ََ أ َ َْ األ ُ ْٔصَيَي‬
ُْ ‫لُ ًْ آهللُ أَرَِْ ٌَ ُى‬
َْْٛ ‫آهللُ َخي ٌْش ا َ َْ َِا يُ ْش ِش ُو‬
Keterangan : farq artinya : membedakan atau pembedaan

BAB 4
HAL MIM SUKUN ( َ )

Hukum membaca Mim sukun ada tiga macam :


َ ‫ ) إِ ْخفَا ُء‬adalah apabila mim suku bertemu dengan huruf
1. Ikhfa syafawi ( ِٜٛ َ‫شف‬
ba’( ‫) ب‬
Cara membacanya harus samar-samar di bibir dan didengungkan
ّ ‫ ُ٘ ُْ ِت ِٗ دَخ ٍَْر ُ ُْ ِ ِت‬َٚ . ِ‫َظ ُْ ِتا هلل‬
Contoh: ٓٙ ِ ‫ِإ ْعر‬
2. Id-Gham Mimi ( ُِْ ‫ ) ِإدْؼَا َُ ِِي‬adalah apabila mim sukun ( َْ ) bertemu dengan huruf
mim ( َ )
Cara membacanya seperti ( ْٓ‫) إِدْؼَا َُ ُِر َ َّاشٍَِي‬
: َْْٛ ‫ أَ َْ ِِّ ْٓ يَ ْش ِج‬. ِ‫ ُْ ِِّ ِٓ هللا‬ُٙ ٌَ‫َِا‬
3. Idh-har Syafawi ( ِٜٛ َ‫شف‬ ُ ْ٘‫ ) ِإد‬adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu
َ ‫َاس‬
dengan salah satu dari huruf hijaiyah yang 26 selain Mim ( َ ) dan ba’ ( ‫ ) ب‬cara
membacanya yang terang di bibir dengan mulut tertentu. Dan harus lebih
dijelaskan lagu apabila bertemu dengan haruf wau ( ٚ ) dan fa’ ( ‫) ؾ‬
Contohnya: َْٓ‫الَ اٌضَّا ٌِّي‬َٚ ُْ ِٙ ‫ َعٍَ ْي‬. ‫ا‬َٙ ‫ ُْ ـِ ْي‬ُٙ ٌَ . َ‫أ َ ْٔعَ ّْد‬

BAB 5
(GHUNNAH)
HAL MIM TASYDID DAN NUN TASYDID

Mim tasydid ( َ )
Nun sukun ( ْْ )
Ghunnah ( ُ ‫ؼَّٕح‬
ُ ) adalah apabila adaMim tasydid dan Nun yang bertasydid maka di
baca dengan mendengung
Contohnya:. ‫ أَ َِّا‬. َّْ ‫ ِإ‬. ُ‫ اٌ َجَّٕح‬. ‫اط‬
ُ ٌَّٕ‫ا‬

BAB 6
ID-GHAM MUTAMATSILAIN

Id-gham Mutamatsilain ( ْٓ‫ ) إِدْؼَا َُ ُِر َ َّاشٍَِي‬adalah apabila ada dua huruf yang sama
(‫ب‬
َ dan ْ‫ ) ب‬sedang yang pertama sukun ( mati ) dan harakat yang kedua
berharakat.
Cara membacanya : harus di masukkan ( ditasydidkan ) kepada huruf yang kedua.
Contohnya: ‫اسج‬
َ ‫د ذِ َج‬ َ َ٘‫ اِرْ ر‬. ‫ظانَ اٌ َح َجش‬
ْ ‫ ـَ َّا َستِّ َح‬. ‫َة‬ َ َ‫اِض ِْشبْ تِع‬
َ ‫د ذَّ َج‬
: ٍ‫اسج‬ َ َّ٘‫ اِرْر‬. ‫ظانَ اٌ َح َج َش‬
ْ ‫ ـَ َّا َستِّ َح‬. ‫َة‬ َ َ‫اِض ِْشبْ تِّع‬
Pengecualian: apabila ada dua huruf yang sama bertemu dari huruf wau sukun
( ْٚ ) bertemu dengan huruf wau berharokat (ِٚ ) dan huruf ya sukun ( ٜ
ْ ) bertemu
dengan wau berharokat ( ٜ
ِ ) maka tidak di id-ghamkan / dimasukkan ( َ‫) ادؼا‬
ke dalam huruf yang kedua, tetapi harus dibaca dengan panjang sebagaimana
mestinya.
Umpamanya : َْ‫ َِ َوا‬ْٛ َ‫ ـي ِ ي‬. ‫ا‬ٍُٛ ِّ ‫ َع‬َٚ ‫ا‬ُِٕٛ‫ ِآ‬. ‫ا‬ٚ‫طاتِ ُش‬ ْ ِ‫ا‬
َ َٚ ‫ا‬ٚ‫طثِ ُش‬
BAB 7
ID-GHAM MUTAQORIBAIN
ِ َ‫) ادْ َؼاَُ ُِرَم‬
( ْٓ‫استَي‬

ِ َ‫ ) ادْ َؼاَُ ُِرَم‬apabila ada huruf :


Id-Gham mutaqoribaini ( ِْٓ ‫استَي‬
ْ ) bertemu dengan huruf Dzal ( ‫) ر‬
Tsaa ‘ sukun ( ‫ز‬
Baa’ sukun ( ْ‫ ) ب‬bertemu dengan huruf Mim ( َ )
Qaaf sukun ( ‫ ) ْق‬bertemu dengan huruf kaaf ( ‫) ن‬
Cara membacanya : harus dimasukkan /di idghamkan kedalam huruf yang kedua
itu
Umpamanya:
ْ َٙ ٍْ َ‫ ي‬dibaca َ‫زٌَِّه‬َٙ ٍْ َ‫ي‬
‫س رَ ٌِه‬
‫ ا ِْس َوةْ َِ َعَٕا‬dibaca ‫ا ِْس َو َّّ َعَٕا‬
ُْ ‫ أٌََ ُْ ٔ َْخٍُ ْم ُى‬dibaca ُْ ‫ٌُ ْٔ َْخٍُى‬
َ َ‫أ‬
Keterangan :
Mutaqoribain artinya: dua berdekatan

BAB 8
ID-GHAM MUTAJANISAIN
( ِْٓ ‫) اِدْؼَا َُ ُِر َ َجأِصَي‬

Id-gham mutajanisain ( ْٓ‫ ) اِدْؼَا َُ ُِر َ َجأِصَي‬adalah apabila ada huruf :


ْ ) bertemu dengan huruf thaa’ ( ‫) ط‬
Taa’ sukun ( ‫خ‬
ْ ) bertemu dengan huruf dal ( ‫) د‬
Taa’ sukun ( ‫خ‬
ْ ) bermemu dengan huruf taa’( ‫) خ‬
Thaa’ sukun ( ‫ط‬
Dal sukun ( ‫ ) د‬bertemu dengan huruf taa’ ( ‫) خ‬
Laam sukun ( ‫ ) ْي‬bertemu dengan huruf raa’ (‫) س‬
Dzal sukun ( ْ‫ ) ر‬bertemu dengan huruf Dzoo’ ( ‫) ظ‬
Cara membacanya:
Dimasukkan ( di idghamkan atau di tasydidkan ) ke dalam huruf yang ke dua
Umpamanya:
ٌ‫طاِئفَح‬
َ ‫َد‬
ْ َِٕ َ ‫ا‬ َّ ََِٕ َ ‫أ‬
dibaca ‫طائِفَح‬
َ ‫ ٌَمَذْ ذ‬dibaca ‫اب‬
‫َاب‬ َ َّ ‫ٌَمَر‬
َ‫طد‬ْ ‫غ‬
َ َ‫ ت‬dibaca ّ‫غد‬ َ َ‫ت‬
َّ‫لُ ًْ َسب‬ dibaca ِ ّ‫لُ َّشب‬
َ ‫ِإ ْر‬
‫ا‬ْٛ ُّ ٍَ ‫ظ‬ ْ ‫ِإ‬
dibaca ‫ا‬ْٛ ُّ ٍَ‫ظ‬

BAB 9
HAL LAAM TA’AIEF
( ‫) اي‬

laam Ta’ari adalah alif dan laam ( ‫ ) اي‬yang disambungkan dengan perkataan-
perkataan ( nama benda ) dalam bahasa arab. Laam Ta’arif di bagi beberapa
macam:

1. Idh-qomariah ( ‫اس لَ َّ ِشيَ ِح‬ ْ ِ‫ ) إ‬adalah apabila alif dfasn laam ( ‫ ) اي‬bertemu di
ُ َٙ ‫ظ‬
sambungkan dengan 14 huruf berikut: ‫ ن ض ح ع‬ٚ ‫ ق ع ؾ ح‬ٜ َ ٖ ‫ب ء‬
yang dikumpulkan dalam kalimat satu kalimat ( ُ‫خَؿ َعمَ ْي َّح‬َٚ َ‫) أَتْػِ َحجَّه‬
cara membacanya harus terang
contoh : ُ ‫ اٌ َجَّٕح‬. ُُ ‫ اٌ َح ِّ ْي‬. َُ ‫ اٌؽَ َّا‬. ‫ اٌثِش‬. َُ ‫األ َ ْٔعَا‬
KETERANGAN :
Qomar artinya : bulan
Qomariah artinya : sebangsa bulan

َ َُ ‫ ) إِدْؼَا‬adalah apabila alif dan laam ( ‫ ) اي‬bertemu


2. Id-Gham Syamsyah ( ‫ش ّْ ِشيَّ ِح‬
dengan salah satu huruf yang 14 yakni selain huruf qomariah yaitu: ‫ س‬. ‫ ر‬. ‫ د‬. ‫ ز‬. ‫خ‬
ْ . ‫ ي‬. ‫ ظ‬. ‫ ط‬. ‫ ع‬. ‫ ص‬.‫ ػ‬.‫ ط‬.
Cara membacanya : harus dimasukkan kedalam salah satu huruf yang 14 tersebut.
Contohnya: ‫ظث ِْش‬
َّ ٌ‫ ِتا‬. ‫ظ‬
ُ ّْ ‫ش‬ َّ . ُ‫ َتح‬ْٛ َّ ‫ اٌر‬. َُ َ‫غال‬
َّ ٌ‫ ا‬. ُُ ‫اٌش ِح ْي‬ َّ ٌ‫ا‬
Keterangan :
Syam artinya: Matahari
Syamsyah artinya: sebangsa matahari
BAB 10
HAL LAAM TEBAL DAN TIPIS

1. Laam Tebal ( ‫ ) ُِفَ َّخ َّح‬adalah apabila Laam ( ‫ ) ي‬dalam perkataan Allah ( ‫ ) هللا‬di
dahului oleh fathah atau dhommah maka haruslah dibaca tebal
Umpanya : َُّ ُٙ ٌٍَّ‫ ا‬. ِ‫ ُي هللا‬ْٛ ‫ع‬
ُ ‫ َس‬. ُ‫ذَ هللا‬َٙ ‫ش‬
َ
2. Laam Tipis ( ‫ ) ُِ َش َّلمَح‬apabila laam dalam perkataan Allah ( ‫ ) هللا‬didahului oleh
kasroh dan semua laam yang tidak di dalam perkataan Allah, maka harus dibaca
tipis. Umpamanya: َُ ٍَّ‫ َع‬َٚ . ِّٜ‫ اٌز‬. ُ ‫ٌَُٗ اٌ َح ّْذ‬َٚ . ِ‫ ِتاهلل‬. ‫هللا‬
ِ ُِْ ‫ِتغ‬

BAB 11
HAL MEMBACA RA’
(‫)س‬

Cara membaca raa’ ada itu tiga macam :


1. yang di tebalkan ( ‫ ) ُِ َف َّخ َّح‬yaitu :
a) raa’ Fathah ( ‫ ) َس‬contoh : ‫َستََّٕا‬
b) raa’ dhammah ( ‫ ) ُس‬contoh : ََ ‫َح َّش‬
c) raa’ sukun ( ‫ ) ْس‬sedang huruf sebelumnya berbaris fathah ( -- َِ-- ) atau
dhommah (-- ُِ-- ) contoh : ُ‫ضيَّح‬
ِ ‫َِ ْش‬
d) raa’ sukun ( ‫ ) ْس‬sebelum kasroh ( --ِ--)
ِ tetapi kasroh itu bukan asli dari asal
perkataan contoh : ُُ ‫ ا ِْس َح‬. ‫ا‬ْٛ ُ‫ا ِْس ِجع‬
e) raa’ sukun ( ‫ ) ْس‬huruf sebelumnya juga kasroh yang asli ( -ِ-
ِ ) tetapi sesudah
raa’ itu ada salah satu dari huruf isti’laa’ ( ‫ ) اِ ْعرِ ْعالَء‬yang tujuh yaitu : kha’ ( ‫) خ‬
shod ( ‫ ) ص‬ghoin ( ‫ ) غ‬dhod ( ‫ ) ع‬tha’ ( ‫ ) ط‬dan dzo’ ( ‫ ) ظ‬yang tidak
berharakah huruf isti’laa; dalam satu kalimat bunyinya ( ‫ض ْؽظٍ لِع‬ َّ ‫) ُخ‬
َ ‫ض‬
contohnya: ٌ ‫ ـِ ْشلَح‬. ٌ ‫طاد‬
َ ‫ ِِ ْش‬. ‫اط‬
ٌ ‫ط‬َ ‫لِ ْش‬

2. yang tipis ( ‫ ) ُِ َشلَّصَح‬yaitu:


a) apabila raa’ tadi berharkat kasroh ( ‫ ) ِس‬baik pun dalam permulaan perkataan
atau pertengahan atau penghabisan baik pada kata kerja ( ًٌ ‫ ) ـِ ْع‬atau kata benda
( ٌُ ‫ )ا ْع‬contohnya : ‫ اٌفَجْ ُش‬. ‫ أ َ ِسَٔا‬. ‫ِس ْص ٌق‬
ْ ) contoh: ‫ لَ ِذيْش‬. ‫َخي ٌْش‬
b) apabila sebelum raa’ ada yaa’ sukun ( ٜ
c) apabila sebelum raa’ sukun ( ‫ ) ْس‬itu huruf yang berharakat kasroh yang asli
tetapi yang sesudahnya bukan huruf isti’laa’ ( ‫) اِ ْعرِ ْعالَ ُء‬
contohnya: َْْٛ ‫ ـِ ْش َع‬. ُْ ُ٘ ‫أَ ْٔز ِْس‬

3. yang boleh di baca tebal dan tipis yaitu : raa’ sukun ( ‫ ) ْس‬dan huruf yang
sebelumnya berharakat kasroh ( -ِ-
ِ ) sesudahnya ada salah satu huruf isti’laa’
yang berharakat kasroh ( -ِ-
ِ )
contohnya: ‫ص‬ ِ ‫ِِ ْٓ ِع ْش‬
ٍ ‫ ِت ِح ْش‬. ِٗ ‫ض‬

BAB 12
HAL QAQALAH
( ُ ‫) لَ ٍْمٍََح‬

ُ ُ‫ ) لَ ٍْمٍََح‬adalah apabila ada salah satu huruf : ( ‫) ب ض د ط ق‬


1. Qalqalah shughra (ٜ‫طؽ ََش‬
yang sukun ( mati ) dan matinya dari asal kata-kata dalam bahasa arab. Cara
membacanya : harus bergerak dan berbunyi seperti membalik
َ ‫َي ْم‬
Contoh : ً‫ َٔجْ َع‬. َُْ ‫ ِإت َْشا ِ٘ي‬. َْْٛ ُ‫طع‬
2. Qalqalah kubra (ٜ‫ ) لَ ٍْمٍََحُ ٌوث َْش‬adalah apabila huruf qalqolah yang lima tersebut mati
di sebabkan waqof ( berhenti ) atau titik koma cara membacanya: lebih jelas dan
lebih berkumandang
ْ َ ‫ظش ا‬
Contoh : ‫ط‬ َ . ْ‫ األ َ ٌْ َثاب‬ٌٛٚ
ّ ِ ٌ‫ا ُء ا‬َٛ ‫ع‬ ُ ُ ‫ ا‬. ‫ِِ ْٓ ِخالَ ْق‬
Keterangan :
Qalqalah artinya : getaran suara
Sughra artinya : yang lebih kecil
Kubra artinya : yang lebih besar

Anda mungkin juga menyukai