Anda di halaman 1dari 6

PAPER PRAKTIKUM INDIVIDU PEMASARAN AGRIBISNIS

SISTEM AGRIBISNIS TERPADU KOMODITAS KOPI


Paper ini ini bertujuan untuk memenuhi penugasan dalam mata kuliah Pemasaran Agribisnis

Pengampu : Prof. Ir. I G A A Ambarawati, M.Ec., Ph. D.

OLEH :

NAMA : CITRA YUNIA WARDANI

NIM : 1405315009
PRODI : AGRBISNIS A

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2016

1
I.PENDAHULUAN

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menghasilkan komoditas ekspor non
migas.Sektor ini merupakan sector yang strategis dalam peranannya sebagai sektor yang turut
serta membentuk perekonomian negara. Perkebunan merupakan salah satu sub sector potensial
yang menghasilkan komoditi non migas misalnya kopi.
Kopi adalah salah satu komoditi unggulan hasil perkebunan yang memiliki potensi besar
untuk dikembangkan ,karena permintaan di pasar dunia semakin meningkat. Saat ini, Indonesia
merupakan produsen dan eksportir terbesar ke empat di dunia dibawah Brazil, Vietnam dan
Colombia( ICO,2015). Selain itu kopi merupakan salah satu komoditi andalan perkebunan yang
mempunyai peran sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan bagi petani, penciptaan
lapangan kerja, pendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah.
Menurut International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi meningkat dari tahun ke
tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk
mengekspor kopi ke negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika
Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok ke gerai gerai penjual kopi (coffee shop)
seperti Starbucks dan Quick Check yang berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar
negeri.
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam
proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan
produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).

2
II. PEMBAHASAN

MODEL SISTEM AGRIBISNIS TERPADU KOPI

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor yang penting di Indonesia .
Diluar maupun didalam negeri kopi sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat . Menurut skema
diatas selain kopi yang dapat dipanen , bagian tanaman yang lain juga dapat dimanfaatkan seperti
daun, batang, maupun akar.
Ketika musim panen tiba, usahatani kopi ini juga menghasilkan limbah yang biasanya
jarang dimanfaatkan oleh petani. Tanpa disadari bahwa daun, batang, akar, ataupun ampas kopi
itu sendiri membawa manfaat yang baik untuk sektor industri maupun rumah tangga.
Pada umumnya, petani memanfaatkan daun kopi yang sudah membusuk sebagai pupuk organik
untuk peningkatan hasil produktivitas dari tanaman kopi itu sendiri. Disisi lain manfaat daun
kopi juga dapat diolah menjadi sebuah minuman teh yang dibuat dari seduhan daun kopi yang
sudah disangrai. Kemudian salah satu hasil riset di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ternyata

3
ekstrak daun kopi bisa menjadi bahan dasar pengembangan batik berbasis zat warna alam, dan
hal tersebut memiliki prospek yang mampu menunjang pariwisata di daerah tersebut. Selain itu
limpah panen seperti daun kopi juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Dalam dunia
kesehatan daun kopi yang masih muda mampu berperan dalam pengobatan penderita hipertensi.
Selama ini kebanyakan masyarakat kita memanfaatkan akar dan batang kopi sebagai
kayu bakar. Padahal ada nilai jual tinggi yang dimiliki oleh batang kopi itu sendiri. Dimana
batang kopi dapat dijadikan sebuah meubel perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari,
dipan, dudukan lampu, pigura, dan asbak yang unik.
Dalam proses tata niaga produk pertanian dari produsen hingga konsumen akhir, terjadi
peningkatan nilai tambah baik berupa nilai guna, tempat, maupun waktu. Hal ini disebabkan oleh
pelaksanaan fungsi produksi sebelum produk pertanian sampai ke konsumen. Fungsi-fungsi
pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pertanian mencakup fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitasi.
Fungsi Pertukaran
Dalam tata niaga produk pertanian fungsi ini mencakup kegiatan pengalihan hak
pemilikan atas produk. Sesuai dengan karakteristik konsentrasi distributif pada sistem tataniaga
produk pertanian, fungsi pembelian umumnya diawali dengan aktivitas mencari produk,
mengumpulkan dan menegosiasikan harga.
Buah kopi biasanya dipasarkan dalam bentuk kopi beras, yaitu kopi kering yang sudah
terlepas dari daging buah dan kulit arinya. Pengolahan buah kopi bertujuan untuk memisalkan
biji kopi dari kulitnya dan mengeringkan biji tersebut sehingga diperoleh kopi beras dengan
kadar air tertentu yang siap dipasarkan. Sebagian kopi akan dipasarkan di dalam negeri dan
sebagian lainnya diekspor. Rantai pemasaran kopi dari petani bisa melalui banyak jalur. Petani
dapat memasarkan kopi secara bebas dalam bentuk kopi beras atau bentuk basah ke asosiasi
petani kopi atau langsung kepedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang pengumpul akan
memasarkan kopi beras ke pedagang beras atau lansung ke eksportir dan perusahaan kopi bubuk.
Fungsi Fisik
Fungsi fisik ini mencakup aktivitas handling (perlakuan), pengangkutan (pemindahan),
penyimpanan dan perubahan fisik produk. Pada komoditas kopi itu sendiri fungsi fisiknya berupa
pengolahan kopi dari sortasi buah kopi, pengeringan buah kopi, pengupasan, sortasi biji kopi,
hingga pengemasan dan penyimpanan . Selain itu limbah dari pemanenan kopi juga digunakan

4
untuk berbagai macam produk seperti teh daun kopi, kosmetik, obat obatan, pakan ternak
kerajinan, maupun pupuk organik yang dapat digunakan dalam perawatan budidaya kopi.
Fungsi fasilitasi
Pada dasarnya fungsi fasilitasi adalah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar
fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Dimaksudkan fungsi ini dapat menjadi upaya perbaikan
sistem tata niaga sehingga efisiensi operasional dan penetapan harga jual dapat tercapai.
Termasuk dalam fungsi fasilitasi adalah standarisasi dan grading, fungsi pembiayaan, fungsi
penanggungan resiko, fungsi informasi pasar, riset pemasaran dan penciptaan permintaan.

III. PENUTUP

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang termasuk komoditas
unggulan Indonesia yang berpotensi besar untuk dikembangkan, mengingat permintaan pasar
dunia yang semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut, ketersediaan
kopi dalam sistem agribisnis haruslah tetap seimbang dengan kualitas yang baik. Untuk menjaga
kualitasnya, pengolahan pasca panen tanaman kopi haruslah tepat. Pada tanaman kopi,
pengolahan pasca panennya dapat meliputi sortasi buah kopi, pengeringan buah kopi,
pengupasan, sortasi biji kopi, hingga pengemasan dan penyimpanan . Selain buahnya, bagian
tanaman yang lain seperti akar, batang dan daun kopi juga dapat dimamfaatkan menjadi hal yang
lebih berguna. Misalnya pada daun kopi yang telah dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan pupuk organik, teh daun kopi, kosmetik, obat obatan,dan pakan ternak .
Dalam proses tata niaga produknya, tanaman kopi dapat dipasarkan di dalam maupun
diluar negeri. Biji kopi dari petani dapat memasarkan secara bebas dalam bentuk kopi beras
ataupun bentuk basah ke asosiasi petani kopi atau langsung ke pengumpul. Ketersediaan faktor
penunjang seperti fasilitas juga sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjadi upaya
perbaikan sistem tata niaga sehingga efisiensi operasional dan penetapan harga jual dapat
tercapai.

5
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2012. Pengolahan Kopi Cara Kering. http:// www.starfarmagris.co.cc.html. Akses


Tanggal 24 Februari 2017.
Tatik. 2012. Lembaga, Saluran dan Fungsi Pemasaran dalam Tataniaga Agroproduk.
http://tatiek.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/bab3.pdf. Diunduh pada tanggal 24 Februari
2017.
Anonim. 2010. Budidaya Kopi.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3670/skripsi.pdf?sequence=4.
Diunduh pada tanggal 24 Februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai