Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL BISNIS

PENGOLAHAN KULIT PISANG MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR

DISUSUN

NISA QUR’ANI

(1803010064)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS HORTIKULTURA

POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA

MEDAN

2020
DAFTAR ISI……………………………...…………………………………………….…….ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...3


1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………………4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….4
1.4 Kegunaan………………………………………………………………………4
1.5 Luaran………………………………………………………………………….4

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA……………………………………...5

2.1 Kelayakan Usaha………………………………………………………………5


2.2 Analisis Pemasaran…………………………………………………………….5
2.3 Kelangsungan Usaha…………………………………………………………..6
2.4 Evaluasi.……………………………………………………………………….7

BAB III METODE PELAKSANAAN…………………………………………………..8-9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN………………………………………...…10

4.1 Anggaran Biaya ……………………………………………………...………10

4.2 Jadwal Kegiatan………………………………………………….………......11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di daerah Kabupaten Langkat terdapat banyak petani yang menanam pohon pisang,
dan di konsumsi oleh masyarakat sekitar sebagai olahan makanan, seperti pisang
goreng, kripik, es pisang dan sebagai nya. Dari olahan konsumen tersebut banyak dari
mereka yang membuang kulit pisang begitu saja di tempat sampah tanpa ada
pengolahan lebih lanjut, hingga lama kelamaan memberikan efek bau yang kurang
sedap pada lingkungan sekitar dan dapat mencemari lingkungan.

Kulit pisang adalah limbah yang mencemari udara karena menimbulkan bau tidak
sedap dan mengurangi keindahan lingkungan. Pada hakikatnya limbah organik seperti
kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena menyediakan unsur hara
bagi tanaman. Beberapa unsur hara mineral yang dibutuhkan oleh tanmanan terkandung
dalam kulit pisang yaitu unsure P, K, Ca, Mg, Na, Zn masing-masing berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berdampak pada jumlah produksi yang
maksimal . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sriningsih (2014) menunjukan
bahwa pupuk cair kulit pisang dengan bioaktivbator EM-4 mengandung unsur N
sebanyak 0,17% , kandungan P sebanyak 106,53 ppm, kandungan K sebanyak 1686,60
ppm. Pembuatan pupuk cair dari kulit pisang ini dapat di percepat dengan menambah
bahan activator seperti Effective Microorganisme 4 (EM4). EM4 merupakan bioaktivator
yang dapat membantu proses fermentasi dalam pembuatan pupuk dan mengandung
mikrooganisme yang berperan dalam proses fermentasi.

Dari beberapa hal yang telah dipaparkan, dapat kita ketahui bahwa dari kulit pisang
ini dapat kita olah menjadi pupuk organik cair yang dapat digunakan para petani
dengan kandungan unsur hara mineral yang di butuhkan oleh tanaman. Dengan olahan
pupuk cair dari kulit pisang ini tentu kita mendapatkan keuntungan yang cukup
menjanjikan, serta mengatasi masalah yang ada dari sampah kulit pisang yang
memberikan efek bau yang kurang sedap yang dapat mencemari.

3
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan yang di sebabkan oleh sampah dari
kulit pisang
2. Bagaimana pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai bahan dasar pupuk organik cair
yang dapat diterima masyarakat, sehingga olahan limbah kulit pisang menjadi
pupuk organik cair dapat populer dan memberikan keuntungan yang menjanjikan.

1.3 Tujuan
1. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa
2. Mengoptimalkan penggunaan limbah organik, agar menjadi sesuatu yang lebih
bernilai baik bagi masyaraka

1.4 Kegunaan
1.  Memotivasi mahasiswa dan masyarakat untuk berwirausaha
2. Mencipatakan peluang usaha dari pengolahan sampah kulit pisang

1.5 Luaran
1. Produk pupuk organik cair dari kulit pisang
2. Bisnis pupuk organik cair
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kelayakan Usaha

Limbah kulit pisang di jadikan sebagai pupuk organik cair , para petani akan
mendapatkan berbagai manfaat yang beragam. Selain dapat memanfaatkan limbah menjadi
sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi, kulit pisang juga memiliki
kandungan potasium yang sangat tinggi sehingga membantu dalam membentuk bunga yang
lebih besar dan cerah. Kandungan kalium pada kulit pisang kering yaitu sekitar 42%. Kalium
merupakan salah satu unsur hara mikronutrient yang berfungsi untuk meningkatkan
pembungaan dan juga menguatkan perakaran tanaman.  Selain itu, nutrisi kulit pisang yang
lain seperti magnesium dan fosfor juga berperan penting dalam perkembangan tanaman.

Dengan bahan baku kulit pisang yang mudah di dapat ,di harapkan bisa menghasilkan
pemasukan relative besar dibandingkan modal yang telah di keluarkan.

2.2 Analisa Pemasaran

2.2.1 Analisis SWOT

a. Strength (Kekuatan)

 Harga terjangkau
 Ramah lingkungan
 Bahan baku tersedia
 Produksi mudah

b. Weaknees (Kelemahan)
 Masih banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik
 Pola pikir petani tentang pupuk organik masih minim
c. Oppurtunity (Peluang)
 Program pemerintah Go Green Organik
 Mahalnya pupuk kimia sintesis

d. Threat (Ancaman)
 Adanya produk yang sama dan lebih unggul dan bermerek

2.2.2 Analisis Pasar

a. Target pasar
Target pasar mencakup semua lapisan petani dengan melakukan sosialisasi akan
pentingnya melestarikan lingkungan yang sehat

b. Pesaing
Terdapat pesaing dengan produk yang lebih unggul dan bermerek , akan tetapi
di sinilah kreatifitas kita bagaimana cara kita menarik konsumen agar dapat membeli
produk kita tanpa membuat pesaing kita merasa tidak senang dengan tindakan kita.

c. Sasaran pembeli
Dalam menjalankan usaha ini sasaran pembeli yaitu mencakup semua kalangan
masyarakat berprofesi petani, baik kalangan bawah, kalangan menengah dan
kalangan atas. Dari semua kalangan tersebut sebagian besar mampu untuk membeli
produk yang di tawarkan.

2.3 Kelangsungan Usaha


Produk pupuk organik cair yang di hasil kan dari pemanfaatan kulit pisang memiliki
keuntungan yang cukup menjanjikan, dengan ketersediaan bahan baku yang mudah di
dapatkan, serta dalam pembuatannya mudah di lakukan sehingga menghemat upah
tenaga kerja. Disamping itu kendala dalam usaha ini mungkin berada di pelabelan pada
kemasan, karena ketika produk yang tidak terkenal masuk kedalam pasar sangat sulit
untuk mendapatkan konsumen.
O
1
z
I
2
3
4
th
b
5
i6
S
7
g
8
P
ln
v
.E
9
s
a
m
e
k
u
d
o
r
p
j
c
2.3 Evaluasi

Dari uraian kelemahan dan ancaman yang ada , maka perlu di lakukan strategi untuk
pengembangan usaha pupuk organik cair , sehingga usaha lebih baik untuk kedepannya.
Seperti pada kelemahan ,masih banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik
,dapat diatasi dengan melakukan sosialisasi dengan para petani dan memperkenalkan
produk pupuk organik cair, serta melakukan promosi dari mulut kemulut dan berbagai
media social. Sedangkan untuk ancaman seperti adanya produk yang sama dan lebih
unggul dapat diatasi dengan membuat kemasan yang lebih praktis dan membuat harga
sedikit lebih murah tetapi kulitas tidak jauh berbeda.

Berikut metode pelaksanaan :


BAB III

METODE PELAKSANAAN
1. Observasi
Dalam melakukan observasi awal, kegiatan yang di lakukan adalah mencari
lokasi penjuala makanan/cemilan dengan bahan baku buah pisang , yang nantinya
menjadi tempat pengumpulan kulit pisang yang akan digunakan sebagai bahan baku
pupuk organik cair.

2. Izin dan kerja sama


Setelah melakukan observasi perlu di lakukan izin dan kerja sama terhadap
penjual /pedangang agar dapat melakukan pengumpulan bahan baku dengan lancar
dan tidak terjadi kendala apapun.

3. Pengumpulan bahan baku


Pengumpulan bahan baku yang akan di kumpulkan berupa kulit dari buah pisang
yang sudah terkupas

4. Persiapan alat dan bahan


Dalam pembuatan pupuk organik cair ,persiapan alat dan bahan akan di jelaskan
secara rinci di anggarn biaya.

5. Pembuatan pupuk organik cair


Pembuatan di lakukan setelah semua alat dan bahan terkumpul, selanjutnya
pembuatan pupuk organik cair yang di awali dengan penghalusan pada bahan baku
hingga pencampuran seluruh bahan lainnya.

6. Pengemasan produk
Pengemasan produk di lakukan setelah produk jadi , pupuk organik cair akan di
kemas sebagai penambah daya tarik dan kualitas dari produk pupuk organik cair.

7. Sosisalisasi dan pengenalan produk


Sosialisai dan pengenalan produk ini di lakukan untuk memberikan informasi
tentang khasiat /kegunaan dari produk pupuk organik cair dengan bahan baku kulit
pisang.

8. Pemasaran dan promosi


Pupuk organik cair yang sudah di kemas akan langsung di pasarkan dan di
promosikan ke target pasar.

9. Evaluasi produk
Setelah melakukan pemasaran perlu ada evaluasi dari hasil pemasraan dan produk
yang sudah ada

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Angaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya Pupuk Organik Cair Kulit Pisang

Perlengkapan/Peralata
n Kebutuhan/unit Harga Satuan Nilai Total
drum plastik 110 L 5 Rp 180,000 Rp 900,000
Beskom 5 Rp 50,000 Rp 250,000
sekop besar 3 Rp 100,000 Rp 300,000
sarung tangan 1 kotak Rp 100,000 Rp 100,000
saringan 5 Rp 55,000 Rp 275,000
Pisau 5 Rp 60,000 Rp 300,000
Timbangan 2 Rp 150,000 Rp 300,000
Corong 5 Rp 15,000 Rp 75,000
TOTAL Rp 2,500,000
Bahan habis pakai      
kulit pisang 10 kg Rp 1,000 Rp 10,000
gula jawa 2 kg Rp 10,000 Rp 20,000
EM4 1 botol Rp 25,000 Rp 25,000
kemasan botol 1 l 100 Rp 10,000 Rp 1,000,000
TOTAL Rp 1,055,000
Perjalanan      
pengangukatan bahan
baku 3 Rp 20,000Rp 60,000
Observasi 2 Rp 15,000Rp 30,000
Promosi   Rp 70,000Rp 70,000
TOTAL Rp 160,000
Lain-lain      
biaya tidak terduga   Rp 200,000 Rp 200,000
TOTAL Rp 200,000
TOTAL KESELURUHAN Rp 3,915,000
(Terbilang Tiga Juta Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah)

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 jadwal kegiatan produksi pupuk organik cair

No kegiatan Bulan
1 2 3 4
1 Observasi        
2 Izin dan Kerja sama        
3 Pengumpulan bahan baku        
4 Persiapan alat dan bahan        
5 Pembuatan produk        
6 Pengemasan        
Sosialisasi dan pengenalan
7 produk        
8 Pemasaran dan promosi        
9 evalusasi        

Anda mungkin juga menyukai