Anda di halaman 1dari 4

Managerial Grid

Blake dan Mouton (1961)

• Model ini menggambarkan dua dimensi gaya


kepemimpinan. Dimensi pertama adalah kepedulian
terhadap orang dan dimensi kedua menyangkut tugas atau
produksi. Kedua sisi tinjauan model kepemimpinan ini
kemudian diformulasikan dalam tingkatan-tingkatan, yaitu
antara 0 sampai dengan9.
• Seorang pemimpin dalam mengambil suatu sikap terhadap
tugas, kebijakan-kebijakan yang harus diambil, proses dan
prosedur penyelesaian tugas, maka pemimpin harus
memperhatikan pola hubungan dengan staf atau
bawahannya secara baik.
Managerial Grid
• 1,9 Country Club leadership (Model Kepemimpinan Perkumpulan), pimpinan
lebih mementingkan hubungan kerja atau kepentingan bawahan, sehingga
hasil/tugaskurang diperhatikan.
• 9,9 Team leadership (Model Kepemimpinan Tim), pimpinan menaruh
perhatian besar terhadap hasil maupun hubungan kerja, sehingga
mendorong bawahan untuk berfikir dan bekerja (bertugas) serta terciptanya
hubungan yang serasi antara pimpinan dan bawahan.
• 5,5 Middle of the road (Model Kepemimpinan Jalan Tengah), di mana si
pemimpin cukup memperhatikan dan mempertahankan serta
menyeimbangkan antara moral bawahan dengan keharusan penyelesaian
pekerjaan pada tingkat yang memuaskan, di mana hubungan antara
pimpinan dan bawahan bersifat kebapakan.
• 1,1 Impoverished leadership (Model Kepemimpinan yang Tandus), dalam
kepemimpinan ini si pemimpin selalu menghidar dari segala bentuk
tanggung jawab dan perhatian terhadap bawahannya.
• 9,1 Task leadership (Model Kepemimpinan Tugas), kepemimpinan ini bersifat
otoriterkarena sangat mementingkan tugas/hasil dan bawahan dianggap
tidak pentingkarena sewaktu-waktu dapat diganti.
Model Paul Hershey dan Kenneth
Blanchard
• Hubungan antara gaya pemimpin yang tergantung pada kematangan staf.
Kedewasaan berarti seberapa baik anggota memahami pekerjaan dapat
melakukan pekerjaan dengan baik.
• Contoh :Saat staf bergabung dengan rumah sakit dan tidak dikhususkan untuk
pekerjaan tertentu
• Pada fase ini, pemimpin memiliki suara untuk staf. Pendekatan partisipatif tidak
sesuai untuk tahap ini, tetapi harus bersifat otokratis.
• Pada fase kedua, staf mulai mengerti pekerjaannya dan pemimpin memiliki
kepercayaan ,dukungan serta hubungan tugas yang tinggi karena stafnya belum
siap untuk bertanggung jawab penuh.
• Tahap ketiga staf termotivasi dan mampu bertanggung jawab. Pemimpinnya tidak
otokratis tapi bisa bersikap demokratis dalam pendekatannya dan bisa
menggunakan pendekatan partisipatif.
• Pada tahap akhir, pemimpin dapat mengurangi dukungan karena staf dapat
mengambil tanggung jawab total.
• Dengan demikian dukungan pemimpin untuk staf bawahan tergantung pada
kedewasaanya

Anda mungkin juga menyukai