kepemimpinan. Dimensi pertama adalah kepedulian terhadap orang dan dimensi kedua menyangkut tugas atau produksi. Kedua sisi tinjauan model kepemimpinan ini kemudian diformulasikan dalam tingkatan-tingkatan, yaitu antara 0 sampai dengan9. • Seorang pemimpin dalam mengambil suatu sikap terhadap tugas, kebijakan-kebijakan yang harus diambil, proses dan prosedur penyelesaian tugas, maka pemimpin harus memperhatikan pola hubungan dengan staf atau bawahannya secara baik. Managerial Grid • 1,9 Country Club leadership (Model Kepemimpinan Perkumpulan), pimpinan lebih mementingkan hubungan kerja atau kepentingan bawahan, sehingga hasil/tugaskurang diperhatikan. • 9,9 Team leadership (Model Kepemimpinan Tim), pimpinan menaruh perhatian besar terhadap hasil maupun hubungan kerja, sehingga mendorong bawahan untuk berfikir dan bekerja (bertugas) serta terciptanya hubungan yang serasi antara pimpinan dan bawahan. • 5,5 Middle of the road (Model Kepemimpinan Jalan Tengah), di mana si pemimpin cukup memperhatikan dan mempertahankan serta menyeimbangkan antara moral bawahan dengan keharusan penyelesaian pekerjaan pada tingkat yang memuaskan, di mana hubungan antara pimpinan dan bawahan bersifat kebapakan. • 1,1 Impoverished leadership (Model Kepemimpinan yang Tandus), dalam kepemimpinan ini si pemimpin selalu menghidar dari segala bentuk tanggung jawab dan perhatian terhadap bawahannya. • 9,1 Task leadership (Model Kepemimpinan Tugas), kepemimpinan ini bersifat otoriterkarena sangat mementingkan tugas/hasil dan bawahan dianggap tidak pentingkarena sewaktu-waktu dapat diganti. Model Paul Hershey dan Kenneth Blanchard • Hubungan antara gaya pemimpin yang tergantung pada kematangan staf. Kedewasaan berarti seberapa baik anggota memahami pekerjaan dapat melakukan pekerjaan dengan baik. • Contoh :Saat staf bergabung dengan rumah sakit dan tidak dikhususkan untuk pekerjaan tertentu • Pada fase ini, pemimpin memiliki suara untuk staf. Pendekatan partisipatif tidak sesuai untuk tahap ini, tetapi harus bersifat otokratis. • Pada fase kedua, staf mulai mengerti pekerjaannya dan pemimpin memiliki kepercayaan ,dukungan serta hubungan tugas yang tinggi karena stafnya belum siap untuk bertanggung jawab penuh. • Tahap ketiga staf termotivasi dan mampu bertanggung jawab. Pemimpinnya tidak otokratis tapi bisa bersikap demokratis dalam pendekatannya dan bisa menggunakan pendekatan partisipatif. • Pada tahap akhir, pemimpin dapat mengurangi dukungan karena staf dapat mengambil tanggung jawab total. • Dengan demikian dukungan pemimpin untuk staf bawahan tergantung pada kedewasaanya