Anda di halaman 1dari 15

Profil dan Biografi Nadiem Makarim Pendiri go-jek.

Nama Nadiem Makarim sebagai Pendiri


GO-JEK semakin terkenal seiring dengan ‘booming’ nya nama Go-Jek di Indonesia.

Biografi Nadiem Makarim - Pendiri Gojek

Daftar Isi

Biodata Nadiem Makarim

Nama : Nadiem Makarim

Lahir : Singapura, 4 Juli 1984

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Orang Tua : Nono Anwar Makarim (ayah), Atika Algadrie (ibu)

Istri : Franka Franklin

Anak : Solara Franklin Makarim

Total Kekayaan : 1.4 trilyun Rupiah (Majalah Globe Asia, 2018)

Biografi Nadiem Makarim Singkat

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi mobile, GO-JEK berhasil merevolusi industri


transportasi Ojek. Fitur yang ditawarkan GO-JEK pun berbagai macam seperti pengiriman
barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Go-Jek sendiri
merupakan sebuah perusahaan teknologi jasa transportasi dengan menggunakan ojek yang
menawarkan segala kemudahan dan kenyamanan kepada penggunanya. Gojek berdiri pada
tahun 2011 tapi Nadiem Makarim lebih senang menyebut perusahaan GO-JEK sebagai
perusahaan Teknologi.

Masa Kecil Nadiem Makarim

Dari berbagai sumber yang didapat, Nadiem Makarim Pendiri Gojek ini lahir di Singapura, 4
Juli 1984. Ia memiliki ayah bernama Nono Anwar Makarim yang berasal dari Minangkabau
yang berprofesi sebagai pengacara dan penulis dan ibu bernama Atika Algadrie keturunan
Arab yang bekerja di bidang non-profit. Ia memiliki dua saudara perempuan.
Istri Nadiem Makarim bernama Franka Franklin, mereka menikah pada tahun 2014 yang lalu.
Dari pernikahannya ini, Nadiem makarim mempunyai anak bernama Solara Franklin
Makarim

Di ketahui bahwa ia mulai bersekolah SD di Jakarta, kemudian ia lulus SMA di Singapura,


dari Singapura ia kemudian melanjutkan pendidikannya di jurusan International Relations di
Brown University, Amerika Serikat.

Lulusan Harvard University

Dan selama setahun Nadiem Makarim mengikuti program foreign exchange di London
School of Economics. Ia juga melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard
University dan lulus dengan menyandang gelar MBA (Master Business Of Administration).
Ia diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan Mckinsey & Company sebuah konsultan
ternama di Jakarta dan menghabiskan masa selama tiga tahun bekerja disana. Diketahui pula
ia pernah bekerja sebagai Co-founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia kemudian
menjadi Chief Innovation officer kartuku.

Resign dari Zalora dan Mendirikan Gojek

Berbekal banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem Makarim kemudian memberanikan


diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan GO-JEK pada tahun 2011.

…Saya tidak betah bekerja di perusahaan orang lain, saya ingin mengontrol takdir saya
sendiri – Nadiem Makarim

Alasan sederhana itulah yang membuatnya mencoba merintis perusahaan sendiri yang
kemudian dikenal dengan nama GO-JEK berbekal pengalaman kerja serta memiliki jiwa
enterpreneurship.

Ide Bisnis gojek

Ide bisnis transportasi GO-JEK sendiri berasal dari pemikirannya ketika ia berdiskusi dengan
tukang ojek langganannya. Ia jarang menggunakan mobil karena mobilitasnya yang tinggi, ia
lebih sering menggunakan jasa ojek.
Biografi Nadiem Makarim Pendiri Gojek - Biografi Nadiem Makarim - Kisah Jatuh Bangun
Pendiri GO-JEK dari perbicangannya dengan para tukang ojek, ia menemukan kenyataan
bahwa hampir sebagian besar tukang ojek menghabiskan waktunya hanya menunggu
pelanggan saja dan susah untuk mencari pelanggan. Selain itu Nadiem juga frustasi ketika
sangat sulit menemukan ojek pangkalan saat sangat dibutuhkan.

Di sisi lain kemacetan Jakarta makin memburuk maka di butuhkan sebuah layanan
transportasi yang cepat serta pengiriman yang cepat untuk membantu warga jakarta.

Awal Berdirinya Gojek

Kemudian pada tahun 2011, GO-JEK sebagai perusahaan resmi didirikan oleh Nadiem
Makarim yang kemudian menjabat sebagai CEO GO-JEK. Awal berdiri Gojek, Nadiem
mempunyai 20 driver gojek. Dan sistem yang ditawarkan yakni via telepon call center.
Dimana pelanggan menghubungi langsung call center untuk mendapatkan driver terdekat.

Pada waktu itu, jumlah karyawan gojek masih sangat terbatas dan drivernya pun juga masih
sangat terbatas. Namun keyakinan dari Nadiem Makarim akan perusahaannya membuat
Gojek bisa bertahan hingga melaju pesat beberapa tahun berikutnya.

Suntikan Modal Dari Perusahaan Besar

Layanan Go-jek menawarkan kemudahan serta kecepatan dengan bekerja sama dengan para
Tukang Ojek di bawah nauangan perusahaan GO-JEK. layanan Go-jek Nadiem Makarim
menawarkan jasa pengantaran barang dan makanan, transportasi, serta jasa belanja. GO-JEK
semakin berkembang setelah pada tahun 2014 mendapat suntikan dana dari perusahaan
investasi asal singapura yaitu Northstar Group.

Perkembangan positif perusahaan membuat perusahaan ojek milik Nadiem Makarim tersebut
juga mendapat suntikan dana pada tahun yang sama dari dua perusahaan yakni Redmart
Limited dan Zimplistic Pte Ltd.

Biografi Nadiem Makarim : Gojek Booming di tahun 2015

Kemudian nama GO-JEK makin semakin terkenal pada tahun 2015 ketika merilis aplikasi
mobilenya sehingga makin banyak menarik minat pelanggan baru yang menggunakan
jasanya. Ia sendiri benar-benar memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kemudahan
pelanggan menggunakan jasa GO-JEK nya.
Biografi Nadiem Makarim - Pendiri GojekPara pelanggan GO-JEK dapat menggunakan
aplikasi melalui smartphone mereka untuk memesan layanan GO-JEK, selain itu Tarif dari
GO-JEK didasarkan pada jarak tempuh dan pembayarannya dapat menggunakan credit (my
wallet).

Awalnya Nadiem Makarim pada awal mendirikan perusahaan GO-JEK, ia hanya membawahi
20 orang tukang ojek, namun sekarang ia sudah memiliki lebih dari 300 ribu orang tukang
Ojek yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dibawah naungan perusahaannya.

Gojek : Perusahaan Teknologi Transportasi Nomor Satu di Indonesia

Segala inovasi ia lakukan sehingga bisnisnya kemudian banyak diliput oleh media sebagai
perusahaan yang merevolusi transportasi ojek.

Berkat kerja keras Nadiem Makarim Pendiri gojek dan para karyawan serta drivernya, kini
Gojek merupakan salah satu perusahaan teknologi jasa transportasi nomor satu di Indonesia.

Perusahaan Gojek kini melayani lebih dari 50 kota di Indonesia dan memiliki lebih dari 300
ribu driver yang tersebar di Indonesia.

Nilai kapitalisasi perusahaan gojek kini mencapai lebih dari 53 triliun rupiah. hal tersebut
menjadikan perusahaan Gojek sebagai salah satu perusahaan unicorn atau perusahaan rintisan
(startup) yang kini memasuki level decacorn yankni perusahaan dengan nilai valuasi lebih
dari 10 miliar dollar.

Kekayaan Nadiem Makarim

Dilansiar dari majalah Globe Asia, pria lulusan Harvard university itu kini memiliki total
kekayaan senilai 100 juta dollar Amerika atau sekitar 1.4 trilyun Rupiah. Kekayaannya ini
berasal dari saham yang ia miliki di Gojek.

Itulah informasi mengenai Biografi Nadiem Makarim Sang pendiri GO-JEK dan kisah
berdirinya perusahaan GO-JEK.
Biografi Pengusaha Muda Hamzah Izzulhaq

Nama : Hamzah Izzulhaq

Tgl. Lahir : 26 April 1993

Tempat Lahir : Jakarta

Pekerjaan : Franchise Entrepreneur CEO Hamasa Indonesia Corp.

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jakarta

Hamzah Izzulhaq, menjadi salah satu pengusaha muda yang menarik perhatian media.
Dia memiliki sifat easy going, membuatnya mudah dikenali. Dan melihat berbagai kisahnya,
banyak pemuda di penjuru Indonesia terinspirasi. Sosoknya itu mudah dikenali, dengan gaya
bicaranya lugas jelas dan mudah akrab. Hamzah telah mampu meyakinkan kita sebagai
seorang pengambil resiko dan deal maker dari pengalamannya. Hamzah itu mudah menjalin
koneksi. Dia mampu bekerja sama di dalam situasi apapun tegas penulis. Ya, selain itu, ia
juga pemuda yang berani mengambil kegagalan lebih awal dari kalian semua.

Hamzah berhasil membuka 44 cabang bimbel dan sebuah bisnis sofabed di


Tangerang, tetapi bukanlah bisnis pertamanya loh. Sejak masih sekolah banyak pula usaha
telah dilakoni. Sebut saja dari menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan,
dan berbagai macam permainan yang sangat digemari anak- anak. Tidak hanya itu, dia juga
pernah berjualan koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen besama teman-
teman.

Pemuda yang gemar bersosialisasi tidak hanya bisa bekerjasama dengan mereka yang
"mapan". Dia tak lah segan membantu mereka yang tak mampu, berteman dan bekerja sama.
Di SMA, bisnisnya merambah ke bisnis online. Disela- sela kegiatan santai seperti kegiatam
bermain game online. Ia pun sigap game tersebut dibisniskan.

Ketika itu Hamzah dikenal jago game sempai level tinggi diantara kawan- kawannya.
Dia menjual akun game miliknya sebesar Rp.1,2 juta. Di umur 18 tahun, mulalailah bisnis
serius ditekuni, kala itu bisnis berjualan pulsa dan buku sekolah. Caranya, Hamzah akan
melobi pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar di jakarta untuk menjadi
distributor dengan diskon sebesar 30% per- buku. Ia kemudian menjual buku- buku itu ke
teman dan kakak kelas setiap semester. Tipsnya agar laku Hamzah menjelaskan ringan:
berikan saja mereka diskon 10% dari 30% diskon miliknya, jadilah harganya masih untung
20%. Jika mau dikalkulasi di setiap semester, ia kala itu akan menghasilkan Rp.950.000.
Angka luar biasa untuk bisnis sekelas anak sekolahan. Uang hasilnya kemudian baru dia
putar untuk bisnis pulsa. Sayang, kali ini, usahanya gulung tikar, hanya sanggup bertahan 3
bulan saja. Hamzah mencatat ada masalah karena rekan usahanya sering memakai modal
milik mereka sendiri -mengambil pulsa tanpa bayar. Saat itu, Hamzah sempat down, tetapi
langsung bangkit dengan membaca- baca buku bisnis lagi.

Modal sisa untung berjualan pulsa, ia gunakan kembali berbisis, kali ini dibelikan
mesin pembuat pin. Waktu itu ia masih kelas 2 SMA. Namun, lagi- lagi usahanya gagal,
Hamzah yang tak mengerti mesin akhirnya justru mematahkan alat tersebut. Sang ayah
sempat marah besar mendengarnya. Tapi, Hamzah masih ingin terus menyalurkan hasrat
bisnisnya.

Dimulai di tahun 2004, sebuah seminar bisnis membuka mata Hamzah lebar,
bagaimana sebuah bisnis bimbel seharusnya dikerjakan dan apa prospeknya. Itulah menjadi
panggilan tersendiri baginya. Ia termasuk tipe berani mencoba tanpa harus ada embel embel
passion coba saja. Dia benar- benar selalu merasa pekerjaanya adalah passionya jadi bisnis -
lah passionnya. Dia segera mencoba bertanya tentang bisnis bimbel langsung. Sebagai
catatan menarik Hamzah bukanlah dari keluarga tidak mampu.

Ayahnya merupakan seorang dosen di Universitas Gunadarma, yang yakin sang anak
bukan tipe pemalas jadi selalu mendukung langkahnya. Sejak awal sekolah dasar, Hamzah
mulai mencari- cari tambahan uang jajan. Dia mulai mencari uang saku sendiri dari
mengamen hingga ojek payung. Dia bahkan pernah menjadi seorang tukang parkir. Adanya
inspirasi seminar bimbel, dia benar- benar menginginkan bimbelnya sendiri, tapi tak
membangunnya dari nol. Kala itu si empunya Bimbel memberikan penawaran menggiurkan
kepadanya. Tak ayal, dangan pasti, dia meminjam uang 70 juta dari ayahnya tanpa ragu untuk
sebuah bisnis. Berkaca dari kegagalan, dimana dia pernah membuka bisnis pembuatan pin
hingga mematahkan alatnya. Ayah dan ibunya terlihat cukup ragu kala Hamzah
mengutarakan niatnya.
Tetapi, bukan Hamzah namanya kalau tidak ngotot meyakinkan ayah dan ibunya
bahwa bimbel merupakan jalan kesuksesannya. Dia langsung menghubungi pembicara
seminar untuk lebih lanjutan ketika ijin itu datang. Caranya? Sia mempelajari serius
marketing, keuangan, hingga prospek. Dia benar- benar ingin menekuni bimblenya ini.

Dia mengambil alih satu sistem, semua pengajar dan juga UTANG -nya. Untung,
pemilik bimbel bukanlah tipe seorang memanfaatkan keseriusannya atau sejenis penipuan.
Bisnis mengambil alih punya satu tantangan tersendiri, berbeda memulai dari nol, ia harus
menjaga semuanya tetap stabil di awal- awal tahun. Dia harus memastikan dengan datang
sendiri ke bimbel lalu berdiskusi bersama pengejarnya. Jika dia benar- benar tidak belajar
sudah dipastikan bimbel akan rutuh. Maka Hamzah tidak mau setengah- setengah apalagi
modalnya uang mobil 70 juta. Dia fokus harus mengembalikan uang tersebut berbentuk
mobil untuk ayah dan bunya. Jika berhasil bertahan, bimbelnya akan terlihat hasilnya lambat
laun jika tidak ada media promosi; bukan perkara mudah. Dia bisa diibaratkan seperti
mengambil alih perusahaan utuh. Hamzah harus membayar mahal serta belajar keras
mengikuti alur. Dengan kemampuan menganalisanya, ia yakin mampu melawan rasa takut
kerugian. Berhasil mengembangkan usaha bimbelnya hingga total ada 44 cabang.

Barapa yang dia dapat? Ada 730 juta pertahun, sebuah nilai yang sangat tinggi untuk
pemuda 19 tahun. Tidak puas berbisnis bimbel, Hamzah merambah dunai sofabed mengambil
alih usaha orang lain. Cara yang hampir sama dengan bimbelnya. Mungkin juga inilah
bakatnya untuk mengambil bisnis sudah jadi. Dengan pengalamannya mengelola bimbel, dia
memiliki kepercayaan tinggi untuk mengelolai usaha barunya. Tak ayal, dar bisnis sofabed
berkembang secara baik walau cukup tersendat di awal. Dikutip dari berbagai sumber,
Hamzah Izzulhaq sang pengusahan muda, memiliki prinsip tersendiri mengenai menjadi
entrepreneur atau wirausahawan.

Hamzah adalah pengusaha muda, pemilik CV. Hamasa, yang memiliki cabang usaha
waralaba bimbel dan bisnis sofa bed. Dia menyebut lima prinsip juga akan berlaku bagi kita
semua. Lima prinsip tersebut adalah:

1. memperbaiki kualitas hubungan dengan lingkungan. Lingkungan membangun karakter


menjadi seorang entrepreneur. Mungkin, kita akan menemukan kata "ah, ngapain sih bisnis?
nanti aja""sok tua loh hidup aja dulu". Hamzah menekankan kita jika berteman dengan orang
pesimis seperti ini, maka kita akan ikut pesimis.

2. bagi anda yang ingin memulai bisnis, jangan memulai dari nol. Dia berkata "kalau istilah
tangga, ada tangga 1 sampai 5, maka kita bisa memulai dari tangga 4 atau lima. Misalnya,
kita bisa meneruskan usaha yang dirintis orang lain."

3. jangan pernah jadi seorang NATO (No Action Talk Only). Jika punya kayakinan, kita
harus bisa memperjuangkannya Kita membutuhkan action cepat. Hamzah mayakinkan bahwa
usaha tanpa action sama saja berbohong kepada semuanya.

4. perbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang tua. Orang tua akan mendoakan kita yang
terbaik hingga mencapai kesuksesan. Sedangkan, ketika dekat dengan Tuhan maka kita tidak
akan terjebak kesombongan setelah menjadi sukses.

5. ingatlah kepada sesama. Kita tidak boleh lupa power of giving, bersedekah akan membantu
menjadi pengusaha sukses. Janganlah kita melihat siapa yang bicara tetapi isi yang
dibicarakannya.

Reza Nurhilman – Sukses Di Usia Muda Berkat Keripik Pedas Maicih

Tidak banyak yang mengenal nama Reza Nurhilman. Namun jika anda menyukai atau pernah
mencoba keripik pedas Maicih maka Reza Nurhilman adalah sosok dibalik suksesnya keripik
pedas Maicih.

Pria kelahiran kota Bandung, 29 September 1987 ini merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Sejak kecil, orang tua Reza bercerai. Reza kemudian diasuh oleh orang tua
angkatnya. Status ‘broken home’ membuat ia pernah terjerumus ke hal-hal negatif saat usinya
masih sangat muda.

Ia mengenyam pendidikan sekolahnya di Bandung. Setelah lulus dari SMAN 2 Bandung,


Reza memilih mencoba merintis usaha ketimbang masuk ke perguruan tinggi. Dengan modal
usaha yang ia berhasil kumpulkan, Reza kemudian mencoba berbagai macam jenis usaha.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia berjualan berbagai macam produk.


Mulai dari barang elektronik hingga pupuk yang ia geluti selama hampir empat tahun dari
tahun 2005 hingga tahun 2009.
Berbisnis Keripik Maicih

Perkenalannya dengan bisnis cemilan, dimulai saat ia bersama dengan temannya pergi ke
Cimahi. Disana ia mencicipi keripik lada pedas buatan seorang nenek. Reza Nurhilman
kemudian tertarik dengan rasa cemilan tersebut. Ia mengatakan bahwa rasa keripik buatan
nenek tersebut sangat enak. Dan tanpa malu-malu, Reza menanyakan resep dari keripik
buatan nenek tersebut. Nenek itupun tak keberatan untuk berbagi resep dari keripik lada
pedas itu. Reza melihat bahwa keripik tersebut mempunyai rasa yang enak namun pemarasan
dari keripik pedas tersebut masih kurang baik.

Keripik tersebut tidak dipasarkan keluar daerah dan produksinya hanya pada saat-saat
tertentu saja. Reza Nurhilman kemudian fokus menggeluti usaha cemilan keripik singkong
ini. Dengan strategi bisnis yang tepat ia yakin bisnis cemilannya bisa dikenal di seluruh
Indonesia. Dengan berbekal modal sebesar 15 juta rupiah, pria yang amat menggemari sosok
Axel Rose ‘Guns ‘n Roses’ ini mulai memproduksi kerupuk singkong.

Ia pun memberi nama kerupuknya yaitu Maicih dan diluncurkan pada bulan juni 2010. Reza
membuat keripik pedasnya dengan level pedas yang berbeda-beda awalnya dari level 1
hingga level 5.

Awalnya kapasistas produksi keripik buatan Reza Nurhilman hanya 50 bungkus perharinya.
Ia menawarkan sendiri keripiknya dengan cara berkeliling dengan sistem COD (Cash On
Delivery).

Ia pun mau mengantar pesanan keripiknya walau hanya dipesan 1 bungkus saja. Reza tidak
memiliki toko seperti produk cemilan kebanyakan.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Reza Nurhilman ketika itu cukup bagus. Ia
memanfaatkan media sosial yang ketika itu sedang booming di Indonesia yaitu Twitter dan
Facebook.

Konsumennya dapat melihat lokasi para agen (reseler) yang disebut oleh Reza sebagai
‘Jenderal’ dalam memasarkan keripik buatannya. Lokasi agennya tersebar ditempat-tempat
keramaian seperti kampus, kantor dan tempat keramaian lainnya.

Stategi pemasaran Keripik Maicih buatan Reza Nurhilman tepat sasaran. Para konsumen
dibuat penasaran akan rasa dari keripik Maicih. Meskipun sudah banyak produk yang serupa
di Bandung, Reza menyebut keripiknya eksklusif. Level pedas keripik Maicih pun ditambah
hingga mencapai level 10. Nama Keripik Maicih bahkan sempat booming di twitter karena
level kepedasannya. Dan terkenal dikalangan anak muda. Ia juga biasa menjadi pembicara di
berbagai seminar kewirausahaan selain itu Reza Nurhilman juga kini merambah ke bisnis
properti dengan mendirikan PT Sinergy Land Property (SLP) yang menggarap beberapa
proyek perumahan.

Biografi Wirausaha Muda Elang Gumilang, Sukses Jadi Pengusaha


Properti

Bagi Anda yang bergerak di bidang bisnis pasti tidak asing dengan Elang Gumilang. Pribadi
yang dikenal sebagai sosok mandiri dan inspiratif. Ketertarikan terhadap dunia usaha semakin
terasah ketika Elang memasuki bangku SMA yaitu targetnya memiliki uang sebesar 10 juta
rupiah untuk biaya kuliah. Target ini semata-mata dilakukannya untuk melatih kemandirian
dan tanggung jawabnya sebagai seorang anak.

Berjualan kue donat adalah langkah awal yang dilakukan Elang untuk mencapai target
tersebut. Namun ketika kedua orangtuanya mengetahui bisnis ini, Elang diminta berhenti dan
berkonsentrasi menghadapi UN. Setelah berhenti berjualan donat dan memasuki bangku
kuliah, jiwa bisnis dan semangat Elang tidak pernah surut. Melalui berbagai perlombaan
Elang mengumpulkan uang untuk membiayai kuliahnya di Institut Pertanian Bogor.

Elang kemudian menyalurkan kembali hobi bisnisnya dengan berjualan sepatu dengan modal
awal 1 juta rupiah. Berjalan tiga tahun bisnisnya mendapatkan kendala berupa kualitas sepatu
dari pemasok yang turun dengan alasan penghematan biaya. Kegagalan pada bisnis sepatu
tidak mematahkan semangat Elang, Ia kemudian menjajal beberapa usaha lain seperti bisnis
pengadaan lampu bersama sebuah perusahaan besar serta bisnis minyak goreng. Karena
menemukan beberapa kendala akhirnya Elang mengambil keputusan untuk menghentikan
bisnis tersebut.

Setelah mengalami berbagai kegagalan, Elang terus mencari ide bisnis berpeluang besar.
Walaupun terbilang cukup mapan ketika berada dibangku kuliah, Elang tidak pernah berhenti
untuk terus berkarya. Menganalisis pasar property yang semakin tinggi maka Elang
memutuskan untuk memulai usaha bisnis property. Memiliki strategi pemasaran berupa
pengadaan objek-objek properti dengan harga terjangkau dan angsuran yang ringanm bisnis
ini dapat dengan mudah diterima masyarakat dari berbagai kalangan.
Bisnis property yang dijalankan pria kelahiran 6 April 1985 ini diawali dengan mendirikan
perumahan sederhana dengan harga yang relatif terjangkau untuk kalangan menengah dan
menengah kebawah. Melakukan promosi melalui surat kabar local adalah cara yang dipilih
Elang sekaligus untuk menghemat biaya promosi. Walaupun perumahan yang dibangunnya
mengarahkan target kepada kalangan mengengah kebawah namun Elang tetap memberikan
fasilitas umum yang lengkap seperti kemudahan akses kendaraan umum, lapangan olahraga,
lokasi dekat sekolah dan klinik 24jam. Kelengkapan fasilitas tersebut membuat bisnis
perumahan Elang ludes terjual dengan cepat.

Melanjutkan bisnis perumahan dan property, Elang kini terus mengembangkan dibawah
naungan perusahaan Elang Group (www.elanggroup.co id). Kerja keras terus diupayakan
Elang untuk membesarkan usahanya. Berbagai strategi dilakukan mulai dari pemilihan
kawasan, target pasar hinga penentuan harga. Saat ini Elang berupaya untuk mewujudkan
cita-citanya membuka lapangan pekerjaan untuk 100.000 orang yang diharapkan dapat
mengurangi jumlah pengangguran. Prestasi dari Elang adalah penghargaan berupa Wirausaha
Muda Mandiri dan Indonesia Top Young Entrepeneur (2007-2008).

Biodata Elang Gumilang

Biografi Elang Gumilang Pengusaha Properti

Nama Lengkap : Elang Gumilang

Tempat Lahir : Bogor, 06 April 1985

Pendidikan : S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Pekerjaan : Pengusaha, CEO Elang Group

Website: elanggroup.co.id
Profil Nicholas Kurniawan

Nicholas Kurniawan yang biasa dipanggil Nicho ini adalah pemuda kelahiran Jakarata, 29
Januari 1993. Nicho bukanlah anak yang lahir di keluarga yang berada. Dengan kehidupan
yang cenderung biasa-biasa saja, tidak menutup kemungkinan bagi seorang Nicholas
Kurniawan untuk menjadi seorang Entrepreneur. Di usianya yang masih belia, ia telah
berhasil menjadi Exportir Ikan Hias Termuda di Indonesia, dan usahanya ini ia mulai dari
aplikasi KASKUS. Ia termasuk anak muda yang keras kepala soal berbisnis, karena ia selalu
berusaha walau halangan menghadang. Masa kecil Nicholas tidak begitu baik, kondisi
ekonomi keluarganya terpuruk membuat keluarganya harus terlilit hutang. Bahkan tidak
jarang kedua orang tuanya bertengkar dirumah akibat masalah finansial. Ia pun sangat sedih
saat melihat keluarganya dihina dan direndahkan banyak orang karena memiliki banyak
hutang. Hal itulah yang membuat Nicholas memiliki niatan untuk merubah nasibnya. Dia
ingat betul bagaimana keluarganya yang sering bertengkar hingga terdengar kata cerai.
Semua itu terutama masalah ekonomi, dia bahkan pernah mendapat surat teguran karena
menunggak uang bulanan sekolah. Nicho tidak mau menjadikan hal negatif sebagai pelarian.
Inilah alasan yang menjauhkannya dari pergaulan bebas. Dia memilih bekerja membantu
meringankan beban keluarganya. Keadaan serba terbatas malah membimbing Nicholas
Kurniawan untuk mandiri, dan ingin membanggakan orangtuanya.

Perjalanan hidup Nicholas Kurniawan dari nol hingga sukses

Nicholas Kurniawan adalah sosok pekerja keras dan tak kenal lelah sejak masih kecil. Ia
bahkan sudah mulai berjualan sejak masih kelas 2 SD di usia 7 tahun. Meskipun masih di
bangku Sekolah Dasar, Nicho sudah banyak mencoba memulai bisnis meskipun masih dalam
skala yang kecil. Ia pernah berjualan makanan dan minuman, namun tidak berlangsung lama
atau bisa dikatakan gagal. Ia kemudian memulai berbisnis kembali namun berganti produk,
kali ini ia menjual pakaian, dan donat kue buatan mama saat masih duduk di bangku SMP,
namun tetap saja mengalami kegagalan dalam bisnis ini. Meskipun sering mengalami
kegagalan, Nicho tidak mau disebut gagal, tetapi ia lebih suka menyebutnya belum
menemukan cara yang tepat untuk mencapai kesuksesan.

Ketika itu, tahun 2003-an pada usia 17 tahun ia menemukan peluang besar. Saat itu ia masih
duduk di bangku kelas 2 di SMA Kolese Kanisius. Berawal dari seorang temannya yang
memberikan sepaket ikan Garra Ruffa yang biasanya digunakan sebagai ikan terapi. Ia hanya
merasa kurang suka untuk ikan macam itu, lalu dijualanya ke forum Kaskus. Hal iseng
tersebut berbuah respon yang sangat baik, ternyata banyak sekali peminat ikan Garra Ruffa
yang ia post di Kaskus. Hanya dalam hitungan jam, ikan yang ia tawarkan berhasil terjual dan
masih banyak orang yang menawarnya. Otak bisnisnya memilih untuk mencari supplier
bukannya memilih untuk berhenti. Ia lalu mendapatkan bantuan seorang teman untuk menjual
ikan Garra Ruffa lagi. Tapi, tak cukup Nicho mencari-cari lagi hingga ke dunia maya. Satu
per-satu supplier ikan didekatinya. Nicho bergerilya di toko-toko ikan dimanapun itu.
Caranya ada yang dia dekati melalui pengajuan proposal, intinya agar dia bisa tetap
berjualan. Dari mengelola bisnis jual ikan Garra Rufa Nicho mampu menghasilkan 2-3 juta
rupiah perbulan. Tidak hanya fokus pada satu jenis ikan saja, namun merambah pada segala
ikan jenis ikan hias.

Lewat Kaskus, dia mulai berjual ke berbagai fish therapy ke Mall, dari Blok M, Point Square,
Pulit Junction. Tidak ketinggalan, Nicho mengaku pernah menjual ke sebuah hotel, Hotel
Alexis, beberapa rumah anggota DPR partai Demokrat dan PAN. Guna mensupport toko ikan
kecilnya ia tak ragu langsung membeli domain atau alamat situs. Nicho memulai melakukan
riset kata kunci agar ikan yang dijual laris melalui mesin pencarian Google.

Memang sulit persaingan bisnis online, tetapi ia berhasil. Berbekal ilmu yang ia dapat dari
perkuliahan, ia kemudian membuat sebuah brand dengan nama Venus Aquatics dan membuat
situs web untuk bejualan di alamat www.tropicalfish-indonesia.com. Alasannya memilih
nama tersebut, karena penggemar ikan hias di luar negeri sering menggunakan kata "ikan
tropis" dalam bahasa Inggris kala mencari ikan buruannya di dunia maya. Pembeli ikannya
ada yang lokal dan maupun luar negeri. Kepercayaan toko ikan hias mulai diraihnya saat
kualitas kiriman produk mampu memuaskan mereka. Pembayaran lancar ke para pemasok
ikan dari sejumlah penangkar di Pulau Jawa, Kalimantan, sampai ke tanah Papua, turut
melambungkan namanya.

Nicho juga tak segan-segan beriklan di internet agar situsnya mudah ditemukan. Berawal dari
coba-coba, dan kini bisnis ikan hiasnya bisa berkembang, dan bisa menghasilkan! Bahkan
ikan hiasnya dikirim hampir ke banyak negara di dunia, seperti Singapura, Thailand, Taiwan,
Hong Kong, serta beberapa negara Eropa seperti Yunani, Belanda dan Inggris. Pastinya ini
semua bukan hasil dari proses yang singkat. Sempat ditipu beberapa kali oleh beberapa orang
tidak mengurungkan tekadnya yang kuat. Meskipun dari aktivitas bisnis melalui brand yang
ia kembangkan sudah berhasil mendapatkan pemasukan yang besar, tetapi Nicho tidak ingin
berhenti sampai disitu saja. Ia dan bersama dengan teman kampusnya, ingin berbagi
kesuskesan dalam berbisnis pada adik-adiknya SMA nya melalui Synergy Entrepreneur
Academy. Dari situlah Nicho berharap mampu mencetak 5 juta pengusaha baru.

Alasannya memilih bisnis iklan hias karena memang prospeknya bagus, dan jelas di bisnis
ikan, Nicho juga pernah mengalami beberapa kali kegagalan berbisnis. Dia pernah 3x rugi
besar. Dulu ia pernah mengambil keputusan salah, membuat pelanggan kecewa, namun tidak
berhenti berusaha. Sebagai contoh, dia pernah mendapatkan order besar ikan hias dan gagal
kirim. Saat itu ia mengalami kesulitan mengirim ke Medan. Pembeli membatalkan ordernya,
dan rugi besar. Melalui kegagalan itulah, ia menemukan ide baru dan cara baru. Ia mencari
pedagang ikan Garra Rufa (fish therapy) di sekitaran Medan sebagai supplier. Ia tinggal
telpon, mengantarkan barang, dan membayarnya. Tetapi mencari supplier bukan perkara
mudah karena ia tidak bisa mencari cepat justru tetap mencari di Jakarta. Itu semua tentang
dana yang tidak menutupi pengeluarannya. Tetapi, ia mengaku mulai berhubungan akrab
dengan penjual ikan karena masalah tersebut, dari sana dia mulai dipercaya masalah
pembayaran. Nicho belajar bahwa mungkin jika bukan ada kerena keadaan yang sulit
tersebut, ia tidak akan kenal dengan penjual di Medan.

Dia tidak akan mengenal bisnis tersebut lebih dalam seperti halnya soal pengepakan. Kelas
tiga SMA, Nicho sudah mampu mengekspor ikan hias untuk pertama kali. Bisnisnya mulai
bergulir lebih pesat hingga akhirnya mampu mengirim seribu ekor ikan hias ke berbagai
negara. Berbagai jenis ikan hias, tersedia di toko online. Ia memulai bisnis ikan lain seperti
arwana, pari air tawar, ikan import seperti seperti arapaima, acipenser, poliodon, hingga
booming axolot, serta ikan predator seperti Spatula dan Aligator.

Hanya masalah waktu hingga sukses itu datang dari fokus serta ketekunan. Hingga sekarang
usahanya yang kini bernaung di bawah CV. Venus Aquarium tidak hanya berpusat pada jual
beli ikan, tetapi juga merambah dekorasi akuarium hingga perawatan ikan hias. Nicho
mengungkapkan, orang banyak salah sangka mengenai bisnisnya. Bisnis ini memang
dianggap tidak mampu menghasilkan uang besar.

"Orang pikir ini bisnis kecil, tidak keren. Bisnis minyak, batu bara, baru keren. Kalau bisnis
ini, tidak keren. Tapi ternyata uangnya besar juga," ujarnya seraya tersenyum. Namun, ketika
ditanya omsetnya, Nicho terkesan malu-malu menjawabnya. "Cukup besar, tetapi tidak enak
menyebutnya. Sekitar ratusan jutalah," ujar pemuda yang kini menuliskan perjalanan
usahanya dalam bentuk yang berjudul Die Hard Antrepreneur itu.

Anda mungkin juga menyukai