INTRODUCTION OF AGRIBUSINESS
(AGROINDUSTRI)
Dosen Pengampu:
Ir. Sri Hindarti, MSi.
Ir. Zainul Arifin, MP
Disusun oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor industri berbasis pertanian (agroindustri) merupakan tulang punggung
perekonomian nasional dan sumber penghidupan sebagian besar rakyat Indonesia.
Kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan
agroindustri untuk menghadapi tantangan masadepan berupa era globalisasi dan
perdagangan bebas. Ketersediaan tenaga kerja terapan yang memiliki pemahaman
terhadap nilai-nilai kearifan lokal diharapkan dapat mandiri kemandirian
dikancahnasional dan internasional. Agroindustri berbasis pangan lokal
memerlukan bahan baku berupa hasil pertanian yang sesuai untuk dijadikan
produk pangan. Hasil pertanian yang berasal dari produksi setempat akan
mempermudah produsen agroindustri memperolehnya. Selain itu lebih dekat
sumber bahan bakunya, harganya bisa lebih murah daripada membeli bahan baku
dari daerah lain yang lokasinya lebih jauh. Bahwa produksi pertanian setempat
mencukupi untuk bahan baku agroindustri yang ada di wilayah tersebut. Dapat
dikatakan bahwa agroindustri tersebut tumbuh seiring dengan ketersedian bahan
baku yang relatif mencukupi.
Pengusaha agroindustri berupaya membeli bahan baku dalam jumlah yang
relatif lebih banyak pada musim panen ketika harga murah. Pembelian ini untuk
mengkompensasi pembelian yang relatif sedikit diluar musimatau pada waktu
pasokan di pasar panen menipis. Meskipun demikian pengusahaagroindustri tidak
boleh membeli bahan baku sebanyak-banyaknya pada musim panen atau ketika
harga murah. Pembelian dalam jumlah besar memerlukan biaya yang juga besar.
Tenaga kerja yang terampil diperlukan untuk agroindustri walaupun pada taraf
tertentu tidak memerlukan keahlian yang cukup tinggi. Umumnya keterampilan
tidak diperoleh melalui pendidikan resmi, tetapi pemilik maupun pekerja
mendapatkannya melalui pengalaman.
Melalui yang praktis praktis juga tidak sulit bagi pengusaha agroindustri utuk
mendapatkan tenaga ahli keterampilan. Pada dasarnya tenaga kerja untuk bekerja
di agroindustri berbasis pangan lokal tersedia dalam jumlah cukup. Untuk
menumbuhkan agroindustri di suatu daerah perlu didukung sumber daya manusia
yang memadai. Dalam hal ini pengelola agroindustriharus memiliki jiwa
wiraswasta (entrepreneurship). Keahlian sebagai wiraswasta akan mendorong
pelaku usaha secara jeli melihat setiap peluang yang ada dan tangguh akanmampu
mengatasi segala hambatan yang dihadapi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut agroindustri?
2. Seperti apa penerapan teknologi dalam agroindustri?
3. Bagaimana pengembangan agroindustri?
1.3. Tujuan
1. Guna mengetahui pengertian agroindustri.
2. Guna mengetahui bagaimana penerapan teknologi dalam agroindustri.
3. Guna mengetahui bagaimana pengembangan agroindustri.
BAB II. KERANGKA TEORI
1.4. Pengertian Agroindustri
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali dikemukakan oleh
Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari
tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan
mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat
merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan
baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri
sejak produksi bahan primer, pengolahan industri atau transformasi pertanian
hingga penggunaannya oleh konsumen (Dermawan, 2018).
Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi)
produksi, pengolahan, transportasi, penyimpanan, pemasarandan distribusi produk
pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan
hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati,
yaitu subsistem agroinput, agroproduksi, agroindustri, agroniaga, agrosupporting.
Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian
(IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor
Pertanian (IJSP) (Hariyanto, 2017).
Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa
bagian sebagai berikut:
1) IPHP Tanaman Pangan, termasuk didalamnya adalah bahan pangan kaya
karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.
2) IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa
3) sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.
4) IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non
kayuseperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.
Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi duakegiatan
sebagai berikut:
1) IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan
lahan(cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).
2) IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan
berbagaikomoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin
penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya.
Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai
berikut:
1) IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan,
pengemasanserta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil
industri pengolahan pertanian.
2) IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan,
pengawasanmutu serta evaluasi dan penilaian proyek.
3) IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan
penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.
Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sector
ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yangmenyediakan
segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditasdaripertanian untuk diolah
dan didistribusikan kepada konsumen. Nilaistrategis agroindustri terletak pada
posisinya sebagai jembatan yangmenghubungkan antar sektor pertanian pada
kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan
agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja,
pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan
internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku
industri.
BAB V. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi agroindustri produk pertanian
begitu beragam dan sangat luas mencakup teknologi pascapanen dan teknologi
proses. Perlakuan pascapanen tahap awal meliputi, gangguan, pengurutan, dan
pengurutan berdasarkan mutu, pengemasan, transportasi dan penyimpanan,
penurunan/pengirisan, penghapusanan biji, pengupasan dan lainnya. Perlakuan
pascapanen tahap pengolahan antara lain, fermentasi, oksidasi, ekstraksi buah,
ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya. Kelompok agroindustri tetap
mengalami pertumbuhan antaralain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi
kayu dan industri pengolahan ikan.
Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam kelompok krisis karena
tidak mengandalkan bahan baku dan tambahan impor serta peluang pasar ekspor
yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan pada
masa krisis adalah industri mie, pengolahan susu dan industritembakau yang
disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dansifat industri yang
padat karya. Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah industri
pakan ternak dan minuman ringan. Penurunanindustri pakan ternak berkat impor
bahan baku (bungkilkedelai, tepung ikan dan obat-obatan). Sementara penurunan
pada industrimakanan ringan lebih disebabkan oleh penurunan daya beli
masyarakatsebagai krisis ekonomi.
3.2. Saran
Dalam perumusan program pembangunan industri pertanian di 6ndonesia
tentutidak semata-mata mengandalkan logika dan teori semata, namun harus pula
melihat fakta dilapangan dan juga berpijak pada pengalaman di masa lalu. Hal ini
perlu diperhatikan karena dalam penerapan berbagai teori yang telah diterapkan
dimasa lalu, ternyata kini menemui jalan buntu, misalnya strategi meraih
swasembada pangan dengan mengarahkan seluruh sumberdaya yang ada ternyata
dalam jangka panjang justru menimbulkan ketergantungan yang tinggi pada
komoditas beras dan menghambat diversifikasi pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Astika Ria. 2018. Definisi Agroindustri. Jakarta. Diambil dari https://
riarastikaWordpress.com. Diakses pada tanggal 09 Mei 2022 pukul 19:33
WIB.
Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. The Johns Hopkins University
Press. London.
Dermawan Asep. 2018. Prospek Agroindustri di Indonesia. Diambil dari
https://agroedupolitan.blogspot.com/prospek-agroindustri-di-indonesia-
era.html. Diakses pada tanggal 09 Mei 2022 pukul 18:11 WIB.
Hadi Sutopo Bambang. 2017. Perkembangan Agroindustri di Indonesia.
Yogyakarta.
Hariyanto. 2017. Agroindustri di Indonesia Dinilai Berkembang Baik.
Yogyakarta. Diambil dari https://m.industry.co.id. Diakses pada tanggal 09
Mei 2022 pukul 20:10 WIB.