Disusun Oleh : Nosha Shabila(5553160028) Latif Sobri (5553160034) Riyadi Gusti Nugraha (5553160036) Kelompok 10 V A Pengertian Agroindustri Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).
IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin
pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain. IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya. IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut. IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping lainnya. IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian.
IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan,
pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi dan penilaian proyek.
IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak
yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya. Agroindustri merupakan salah satu subsistem dari sistem agribisnis yang memiliki peranan yang sangat penting karena memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan yang tinggi akibat adanya nilai tambah yang dihasilkan serta mempercepat transformasi struktur ekonomi dari sektor pertanian menuju industri. Agroindustri didefinisikan sebagai semua kegiatan industri yang terkait dengan kegiatan pertanian yang meliputi: (i) industri pengolahan hasil produk pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produk akhir; (ii) industri penanganan hasil pertanian segar; (iii) industri pengadaan sarana produksi pertanian; dan (iv) industri pengadaan alat – alat pertanian (Saragih, 2010). Austin (1981) mendefinisikan agroindustri sebagai pengolahan bahan baku yang bersumber dari tanaman atau binatang, yang meliputi proses transformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik dan kimiawi, penyimpanan, pengepakan dan distribusi. Produksi input pertanian peralatan dan mesin
Pengadaan dan distribusi input pertanian peralatan
dan mesin Budidaya tanaman dan ternak
Penanganan panen dan pasca panen
Penjualan dan pemasaran produk primer pertanian
Pengadaan bahan baku produk primer
Pengolahan produk antara dan produk akhir
Pemasaran produk antara dan produk akhir
Fasilitas kredit dan asuransi pertanian
Penyuluhan dan informasi pertanian
Transportasi dan komunikasi
Infrastruktur lokal dan nasional
Penelitian dan pengembangan
Lingkungan bisnis (makroekonomi dan kebijakan khusus)
Pengembangan agroindustri di perdesaan berbasis ekonomi pertanian saat ini menjadi penting untuk mendapatkan prioritas terutama diera revitalisasi pertanian. Hal ini mengingat kemampuannya memberikan nilai tambah pada produk, terciptannya kemandirian pangan, pangsa pasar sangat luas, memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu, on farm maupun ke hilir (forward and backward linkages) sehingga mampu menarik kemajuan sektor-sektor lainnya. Namun demikian, salahsatu kendala dalam pengembangan agroindustri di perdesaan adalah keberadaan sumber daya kelembagaan yang telah berkembang di masyarakat sangat kurang. Keberadaan dan peran institusi lokal cenderung surut sejalan dengan menurunnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan akibat pola pembangunan masa lalu yang cenderung sentralistik. Pabrik pembuatan biodisel jarak pagar sebagai pengembangan produk agroindustri non pangan Pengembangan Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor yang besar. Kebijakan-kebijakan serta insentif yang mendukung pengembangan agroindustri. Langkah-langkah yang praktis dan nyata dalam memberdayakan para petani, penerapan teknologi tepat guna serta kemampuan untuk memcahkan masalah- masalah yang dihadapi. Perhatian yang lebih besar pada penelitian dan pembangunan teknologi pascapanen yang tepat serta pengalihan teknologi tersebut kepada sasaran pengguna. Alur informasi yang terbuka dan memadai. Kerjasama dan sinergitas antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, petani dan industri. Menghasilkan produk agroindustri yang berdaya saing dan memiliki nilai tambah dengan ciri-ciri berkualitas tinggi. Meningkatkan perolehan devisa dan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Menyediakan lapangan kerja yang sangat diperlukan dalam mengatasi ledakan penggangguran. Meningkatkan kesejahteraan para pelaku agroindustri baik di kegiatan hulu, utama maupun hilir khususnya petani, perkebunan, peternakan, perikanan dan nelayan. Memelihara mutu dan daya dukung lingkungan sehingga pembangunan agroindustri dapat berlangsung secara berkelanjutan. Mengarahkan kebijakan ekonomi makro untuk memihak kepada sektor pemasok agroindustri. Pengembangan agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, terdapat kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan selama krisis, antara lain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari agroindustri, yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman, binatang dan ikan. Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses transformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah kemudian diubah bentuknya atau komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan hasil pertanian berada di antara petani yang memproduksi dengan konsumen atau pengguna dari hasil agroindustri. Pemahaman tentang komponen – komponen pengolahan memerlukan pemahaman pada fungsi - fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan agroindustri adalah merubah bahan baku menjadi mudah diangkut, diterima konsumen, dan tahan lama. Fungsi pengolahan harus dapat dipahami sebagai kegiatan strategis yang menambah nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan keunggulan kompetitif. Sasaran - sasaran ini bisa dicapai dengan merancang dan mengoperasikan kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau dengan meragamkan produk. Fungsi teknis pengolahan seharusnya dipandang dari perspektif strategis tersebut. Dengan demikian manfaat agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang mudah rusak (perishable) menjadi tahan lebih lama dan dapat disimpan, serta meningkatkan kualitas dari produk itu sendiri, sehingga akan meningkatkan harga dan nilai tambah. Prinsip Pertama : Hormati Pelanggan Bila pelanggan anda tidak membeli produk atau jasa anda, tidak ada lagi yang penting. Prinsip Kedua : Mengatur Inteligensi Kenali pasar anda dan kenali diri anda sendiri. Prinsip Ketiga : Mempertahankan Tujuan Kehendak yang jelas dan tujuan yang teguh. Prinsip Keempat : Posisi yang Aman Kuasai posisi yang tidak dengan mudah dapat direbut oleh pesaing anda. Prinsip Kelima : Tindakan Menyerang Tetap menyerang untuk mengamankan kebebasan tindakan. Prinsip Keenam : Kejutan Kejutan adalah cara yang terbaik untuk memperoleh dominasi psikologis dan mementahkan inisiatif lawan anda. Prinsip Ketujuh : Manuver Rute paling mudah sering meruapakan jalan paling berat untuk dipertahankan, jalan memutar yang paling panjang mungkin jalan paling pendek untuk pulang. Prinsip Kedelapan : Konsentrasi Sumber daya Memiliki kekuatan massal superior yang memadai di tempat dan waktu yang paling menentukan. Prinsip Kesembilan : Ekonomi Kekuatan Nilai secara akurat di mana anda menyebarkan sumber daya anda. Prinsip Kesepuluh : Struktur Komando Proses manajemen yang baik melepaskan ikatan kekuatan sumber daya manusia. Aspek Perencanaan Dalam Manajemen Pemasaran Agroindustri
Aspek Pelaksanaan Dalam Manajemen Pemasaran
Agroindustri
Aspek Organisasi Dalam Manajemen Pemasaran
Agroindustri
Aspek pengawasan dan Pengendalian Dalam Manajemen