Anda di halaman 1dari 9

AGROINDUSTRI

Oleh :
Hendra Pardede

2022
AGROINDUSTRI

1. Pengertian Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana
atau input dalam usaha pertanian. Dalam kamus Bahasa Indonesia Agroindustri
diartikan sebagai kegiatan memproses atau mengolah barang di bidang pertanian
dengan menggunakan sarana dan peralatan. Pengertian agroindustri pertama kali
diungkapkan oleh Austin (1981) dengan definisi perusahaan yang memproses
bahan yang berasal dari tanaman (nabati) ataupun dari hewan (hewani).
Pemrosesan yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan
melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Selaan itu prinsip pengolahan pada agroindustri selalu memberikan nilai tambah
pada produk hilirnya. Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang
siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya.
Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian mulai dari
hasil-hasil primer pertanian, industri pengolahan atau transformasi sampai dapat
digunakan oleh konsumen. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui adanya saling
ketergantungan antara pertanian dengan industri hulu, industri pengolahan pangan
dan hasil pertanian, serta distribusi beserta peningkatan nilai tambah.
Nilai tambah adalah selisih antara harga bahan atau bahan yang belum
diolah dengan harga produk yang dihasilkan setelah proses pengolahan. Pengertian
nilai tambah (added value) adalah pertambahan nilai suatu produk atau komoditas
karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam
suatu produksi. Dalam proses penetapan nilai tambah dapat didefinisisikan sebagai
selisih antara nilai suatu produk dengan nilai bahan baku dan input lainnya, tidak
termasuk tenaga kerja.
Agroindustri merupakan salah satu dari bagian (subsistem) agribisnis yang
memproses dan mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan,
kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi dan atau yang langsung dapat
dikonsumsi serta barang atau bahan hasil produksi industri yang digunakan dalam
proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian dan lain-lain.
Subsistem lainnya yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usaha
tani, pemasaran, sarana dan pembinaan.
Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang
menghubungkan antar sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada
kegiatan hilir. Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat
meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan devisa,
pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan
penyediaan bahan baku industri.

Hendra Pardede-2022 1
2. Peran Agroindustri
Agroindustri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pembangunan ekonomi suatu negara karena empat alasan. Pertama, setiap
agroindustri sangat penting bagi pengembangan sektor pertanian suatu negara
karena merupakan metode yang utama untuk mengubah produk mentah hasil
pertanian menjadi produk jadi untuk dikonsumsi. Kedua, agroindustri menjadi
pendukung bagi sektor manufaktur dari negara berkembang. Ketiga, produk
agroindustri seringkali merupakan ekspor utama dari sebuah negara sedang
berkembang. Dan keempat, sistem pangan akan menjamin ketersediaan nutrisi
penting bagi suatu bangsa untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Tak terkecuali bagi Indonesia, sektor pertanian menjadi sektor andalan
dalam pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari kerangka Pembangunan Jangka
Panjang (PJP) Indonesia tahap I yang menitikberatkan pada pengembangan sektor
pertanian dengan tujuan agar swasembada pangan. Sementara pada PJP tahap II
menitikberatkan pada industrialisasi sektor pertanian atau agroindustri.
Pertanian mampu menjadi sektor pemimpin (leading sector) dalam
pembangunan nasional untuk mewujudkan sektor yang tangguh, maju dan efisien
menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien dan efektif tetapi harus
ditunjang melalui pengembangan agroindustri yang mumpuni. Dengan kata lain
peranan agroindustri akan semakin besar karena menjadi penggerak utama
perkembangan sektor pertanian.
Peranan agroindustri bagi Indonesia antara lain (1) menciptakan nilai
tambah hasil pertanian di dalam negeri; (2) menciptakan lapangan pekerjaan,
khususnya dapat menarik tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri hasil
pertanian (agroindustri); (3) meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan
ekspor hasil agroindustri; (4) memperbaiki pembagian pendapatan; dan (5) menarik
pembangunan sektor pertanian.
Pengembangan agroindustri akan memberikan efek berantai (multiplier)
mulai dari industri hulu sampai pada industri hilir. Hal ini disebabkan karena
karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan
industri lainnya, antara lain: (a) memiliki keterkaitan yang kuat mulai dari industri
hulu hingga ke industri hilir, (b) berbahan baku sumber daya alam dan dapat
diperbaharui, (c) produknya memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik
di pasar internasional maupun di pasar domestik, (d) membutuhkan tenaga kerja
dalam jumlah besar, (e) produknya secara umum bersifat cukup elastis sehingga
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak semakin luasnya
pasar khususnya pasar domestik.
Cakupan agroindustri yang luas dan terkait dengan penghidupan dari
sebagian besar rakyat Indonesia menjadikan agroindustri sebagai sektor yang
penting dan besar kontribusinya terutama dalam mewujudkan sasaran-sasaran dan
tujuan pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi (PDB),
kesempatan kerja, peningkatan devisa negara, pembangunan ekonomi daerah, dan

Hendra Pardede-2022 2
sebagainya. Selain itu agroindustri berperan penting dalam penyediaan pangan
berkualitas dan beragam secara kontinu.

3. Karakteristik Agroindustri
Produk pertanian dan agroindustri memiliki karakter khusus yang
disesuaikan dengan jenis dari produk tersebut. Jika dilihat dari komoditi pertanian,
bahan agroindustri ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu jumlahnya besar
(bulky) yang memerlukan ruang dan biaya penyimpanan dan pengangkutan yang
relatif besar, mudah rusak (perishable) disebabkan rendahnya kualitas penanganan
pasca panen dan kandungan air yang relatif tinggi, kualitas produk yang cenderung
tidak seragam (variability), produk tertentu yang hanya dapat ditanam dalam
kondisi alam tertentu dan pada musim-musim tertentu, kelima penawaran produk
yang relatif kecil, dan keenam memiliki banyak produk substitusi.
Bahan baku bagi agroindustri bersifat biologis yang mudah rusak dan sering
rapuh. Bahan baku ini harus ditangani dan disimpan dengan cepat dan hati-hati
untuk menjaga sifat fisiknya. Daya tahan bahan makanan mentah dan serat, dan
terkait karakteristik produk yang rapuh (seperti telur) dan berukuran besar (seperti
ternak), seringkali memerlukan transportasi khusus dan terkadang lebih mahal.
Perubahan cuaca dan kerusakan tanaman atau ternak akibat hama atau
penyakit membuat jumlah produk hasil pertanian tidak menentu. Faktor alam
seperti iklim, cuaca, hama dan penyakit sangat berpengaruh pada jumlah dan
kualitas produk yang dihasilkan. Keragaman jumlah dan kualitas bahan baku ini
menjadi tantangan bagi agroindustri dalam merencanakan jumlah dan kualitas
produknya setiap waktu.
Pasokan bahan baku untuk agroindustri bersifat musiman dan dihasilkan
pada akhir dari suatu proses reproduksi tanaman atau ternak. Persediaan bahan
mentah biasanya hanya ada pada periode tertentu setiap tahunnya meskipun
permintaan untuk produk jadinya relatif tetap sepanjang tahun. Tidak seperti
produsen non-agroindustri, industri pengolahan makanan atau serat harus
menghadapi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan serta masalah
manajemen persediaan, waktu memproduksi, dan koordinasi antara rangkaian
produksi, pengolahan, dan pemasaran dari pertanian ke konsumen.
Pengetahuan dasar akan karakteristik komoditi pertanian menjadikan
karakteristik produk pertanian dan agroindustri harus benar-benar diperhatikan.
Sebab dengan mengetahui karakter tersebut maka akan diperoleh suatu metode
untuk mengolah produk tersebut agar dapat digunakan. Beberapa karakter dari
produks pertanian yang perlu diketahui adalah sifat fisik, sifat kimia, dan sifat
biologisnya.
Mengetahui karakteristik produk pertanian dan agroindustri juga
bermanfaat untuk mengetahui teknik penyimpanan yang tepat bagi produk tersebut,
seperti tempat penyimpanan curah produk pertanian dan agroindustri serta
mengetahui durasi penyimpanannya.

Hendra Pardede-2022 3
Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah : Pertama,
karena komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar
dalam agroindustri sehingga kegiatan mendatangkan bahan baku sangat
menentukan operasi perusahaan agroindustri. Ketidakpastian produksi pertanian
dapat menyebabkan ketidakstabilan harga bahan baku sehingga merumitkan
pendanaan dan pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk-produk
agroindustri merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau merupakan komoditas
penting bagi perekonomian suatu negara maka perhatian dan keterlibatan
pemerintah dalam kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga, karena suatu
produk agroindustri mungkin diproduksi oleh beberapa negara maka agroindustri
lokal terkait ke pasar internasional sebagai pasar alternatif untuk bahan baku, impor
bersaing, dan peluang ekspor. Fluktuasi harga komoditas yang tinggi di pasar
internasional memperbesar ketidakpastian finansial disisi input dan output.

4. Peluang dan Tantangan Pengembangan Agroindustri


Agroindustri merupakan industri yang pada umumnya mengandalkan
sumber daya alam lokal, teknologi dan manajemen yang akomodatif terhadap
heterogenitas sumber daya manusia (dari tingkat sederhana sampai teknologi maju)
dengan kandungan bahan baku lokal yang tinggi. Agroindustri memiliki peranan
strategis dalam upaya pemenuhan bahan kebutuhan pokok, perluasan kesempatan
kerja dan berusaha, pemberdayaan produksi dalam negeri, perolehan devisa,
pengembangan sektor ekonomi lainnya, serta perbaikan perekonomian masyarakat
di pedesaan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari industri ini yang memiliki
keunggulan komparatif berupa penggunaan bahan baku yang berasal dari sumber
daya alam yang tersedia di dalam negeri.
Keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sektor pertanian Indonesia
apabila dapat dirubah menjadi keunggulan kompetitif, maka akan diperoleh trade
gain yang besar dalam era perdagangan bebas. Keunggulan komparatif apabila
ditingkatkan menjadi keunggulan kompetitif, diyakini akan merubah trade loss
yang saat ini terjadi menjadi trade gain, melalui upaya pengembangan daya saing,
pembangunan dengan pendekatan klaster industri, dan formulasi kebijakan yang
komprehensif dan mendukung upaya-upaya tersebut.
Peluang agroindustri dapat dilihat dari tingginya permintaan atas produk
agroindustri dan dari sisi ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja. Indonesia
merupakan negara agraris yang sangat kaya dengan hasil-hasil primer dari tanaman
perkebunan, tanaman pangan, dan peternakan sebagai bahan baku agroindustri.
Dari sisi permintaan, agroindustri dapat menghasilkan produk olahan baik bentuk
setengah jadi untuk bahan baku industri berikutnya ataupun produk siap pakai untuk
memenuhi permintaan dalam negeri, promosi ekspor dan atau substitusi impor.
Agroindustri di Indonesia memiliki keunggulan baik dari segi input,
keunggulan proses (pengolahan), keunggulan output maupun keunggulan pasar.
Adapun beberapa keunggulan dimaksud antara lain:

Hendra Pardede-2022 4
a. Agroindustri mengolah hasil pertanian sehingga tingkat ketergantungan sektor
ini relatif rendah terhadap bahan baku atau modal maupun kapital dari luar
negeri atau impor;
b. Usaha di bidang agroindustri memiliki tingkat keuntungan yang tinggi karena
menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi dan dibutuhkan oleh
manusia yang senantiasa meningkat sesuai dengan perkembangan jumlah
penduduk dan tingkat kesejahteraannya;
c. Indonesia memiliki potensi input bagi agroindustri dalam jumlah yang relatif
besar baik potensi sumber daya lahan, agroklimat, tenaga kerja dan plasma
nutfah yang selama ini belum diolah dan dimanfaatkan secara optimal;
d. Input bagi agroindustri pada umumnya berupa bahan-bahan alamiah yang dapat
diperbaharui (renewable) sehingga ramah terhadap lingkungan;
e. Agroindustri memiliki proses produksi renewable dalam pemanfaatan sumber
daya alam, sehingga ramah lingkungan dan kontribusinya besar terhadap upaya
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan;
f. Agroindustri memiliki kebersinambungan yang tinggi dengan pola penerapan
yang tepat baik secara mandiri maupun dengan kemitraan;
g. Agroindustri secara makro melibatkan tenaga kerja dalam jumlah yang sangat
besar antara lain jutaan petani, peternak, nelayan dan masyarakat luas di
pedesaan sehingga berfungsi sebagai pencipta kesempatan lapangan kerja dan
berusaha, peningkatan pendapatan dan tepat untuk program pengentasan
kemiskinan;
h. Lokasi produksi pertanian umumnya berada di pedesaan dan remote area.
Sedangkan agroindustri yang berkembang di wilayah sentra produksi akan
mampu menciptakan daerah-daerah pertumbuhan maupun kota-kota baru,
khususnya di luar Jawa;
i. Agroindustri menghasilkan komoditas yang merupakan kebutuhan hidup
manusia seperti pangan, pakaian dan perumahan termasuk juga hiburan
(agrowisata);
j. Agroindustri menghasilkan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
k. Agroindustri menghasilkan komoditas andalan ekspor seperti minyak sawit,
karet, kelapa, coklat, teh dan lain-lain;
l. Produk-produk agroindustri bersifat lebih elastis dan juga dapat dikembangkan
agar memiliki ketahanan relatif lebih lama;
m. Agroindustri memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan
keterkaitan ke depan (forward linkage) yang kuat dengan sektor lainnya,
sehingga menggerakkan agroindustri akan menggerakkan sektor hulunya dan
juga sektor hilirnya.
Seluruh keunggulan ini menunjukkan bahwa pengembangan agroindustri memiliki
peluang yang cukup besar bagi perekonomian di Indonesia.
Namun dibalik peluang agroindustri tentunya ada tantangan dan kendala
yang menghambat pengembangannya. Strategi pengembangan agroindustri harus

Hendra Pardede-2022 5
disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan masing-masing agroindustri itu
sendiri. Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan banyak (bulky/volumineous)
sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi yang mampu
mengatasi masalah tersebut. Produk pertanian yang bersifat musiman (seasonality)
dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim menyebabkan ketersediaan bahan baku
tidak terjamin dan tidak selalu mencukupi kebutuhan agroindustri secara
berkesinambungan. Kualitas produk pertanian dan agroindustri yang dihasilkan
pada umumnya masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam persaingan
pasar baik di dalam negeri maupun di pasar internasional. Pada sisi lain, sebagian
besar industri berskala kecil dengan teknologi rendah.
Beberapa kendala dan permasalahan yang membuat perkembangan
agroindustri terhambat juga telah diidentifikasi di Indonesia antara lain:
a. Masing-masing agroindustri memiliki ragam permasalahan yang berbeda
menurut macam usahanya
b. Kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dalam
penguasaan manajemen dan teknologi menyebabkan rendahnya efisiensi dan
daya saing produk agroindustri di Indonesia.
c. Kebijakan pemerintah kurang konsisten terhadap agroindustri.
d. Investasi kurang berkembang, antara lain karena masih adanya ketidakpastian
iklim usaha dan kebijakan yang konsisten, perolehan bahan baku, prasarana dan
sarana, serta sumber dana investasi dalam negeri terbatas.
e. Informasi peluang usaha dan pemasaran belum memadai dengan keterpaduan
jaringan bisnis yang baik.
f. Masih adanya kesenjangan pengembangan wilayah.
g. Homogenitas kebijakan pembangunan, baik regional maupun sektoral, tanpa
memperhatikan keragaman yang dimiliki oleh masing-masing wilayah.
h. Peran agroindustri di pedesaan kurang nyata karena masih terkonsentrasi di
perkotaan.
i. Kemitraan usaha dan keterkaitan produk antara hulu dan hilir belum berjalan
lancar.
j. Masih kurangnya penelitian dan pengembangan teknologi proses utamanya di
kalangan industri, lembaga-lembaga penelitian maupun perguruan tinggi.
k. Lemahnya kewirusahaan (enterpreneurship)
l. Ketergantungan pada lisensi produk dan teknologi yang bersumber dari luar
negeri.
m. Teknologi yang digunakan sebagian besar masih bersifat sederhana, sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas rendah dan kurang mampu bersaing.
n. Revolusi industri 4.0 dan kecerdasan buatan (Artificial Inteligence) belum
banyak teraplikasi dalam agroindustri.

Selain itu terdapat juga beberapa kendala pengembangan teknologi pada


beberapa komoditas pertanian Indonesia, antara lain:

Hendra Pardede-2022 6
1) Komoditas kopi
Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain adalah: Harga biji kopi sangat
rendah sehingga intensifikasi kopi sulit dilaksanakan, dan berdampak pada
kualitas biji kopi rendah. (2) Pemasaran hasil olahan belum berlangsung dengan
baik.
2) Komoditas Kelapa Sawit
Beberapa kendala yang ada pada agroindustri kelapa sawit antara lain: beberapa
kendala antara lain: (1) kualitas produk rendah; (2) belum adanya jaminan
pasokan bahan baku industri pengolahan CPO meskipun sudah ada pajak
ekspor; (3) pendalaman struktur industri oleokimia hilir yang memakai
teknologi fraksinasi belum berkembang; dan (4) ekspor CPO dan olahannya
masih dengan FOB
3) Komoditas Karet
Pada agroindustri karet ditemukan beberapa kendala antara lain: (1) rendahnya
komitmen terhadap upaya peningkatan mutu; (2) lemahnya kelembagaan petani
karet; (3) belum dikuasainya teknologi pengolahan produk karet hilir seperti
komponen kendaraan dan barang teknik lainnya.
4) Komoditas Tembakau
Sementara itu, kendala pada agroindustri tembakau antara lain adalah: (1) mutu
tembakau belum mampu memenuhi standar internasional; (2) ketidak-
seimbangan pasokan dan kebutuhan tembakau; (3) rendahnya posisi tawar
petani; (4) kebijakan cukai yang kurang mendukung perkembangan industri
rokok; dan (5) kurangnya informasi pasar.
5) Komoditas Kakao
Pada agroindustri kakao terdapat beberapa kendala sebagai berikut: (1) Kakao
di ekspor dalam bentuk biji dan tidak terkena PPn 10%, tetapi bila diolah di
dalam negeri terkena PPn 10%; (2) Industri kakao olahan dalam negeri
kekurangan bahan baku karena biji kakao lebih banyak di ekspor; (3)
Rendahnya mutu biji kakao Indonesia karena tidak difermentasi; (4) Harga biji
kakao fermentasi dan tidak fermentasi tidak berbeda jauh; (5) Tanaman kakao
Indonesia 50 persen terserang hama Penggerek Buah Kakao (PBK).

5. Pembangunan Agroindutri yang Berkelanjutan


Perusahaan agroindustri yang memiliki keunggulan kompetitif akan dapat
berkembang menjadi lebih besar. Karena itu pembangunan agroindustri perlu
dilakukan dengan konsep berkelanjutan. Ada empat faktor yang mempengaruhi
berhasilnya pembangunan agroindustri yang berkelanjutan:
1) Ketersediaan bahan baku
Ketersediaan bahan baku harus diperhatikan baik dalam jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang. Bahan baku baik dalam hal kuantitas
maupun kualitas harus tersedia secara kontinu sepanjang tahun karena proses

Hendra Pardede-2022 7
produksi terus berjalan tanpa melihat kondisi musim ataupun periode panen.
kendala lainnya pada sektor pertanian.
2) Perubahan preferensi konsumen
Berkaitan dengan aspek konsumsi khususnya bersamaan dengan
berkembangnya dinamika permintaan pasar, preferensi konsumen terhadap
produk-produk agroindustri semakin besar.
3) Karakter pesaing
Perusahaan agroindustri harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan para
pesaingnya, sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang seperti yang
diharapkan dan mengalahkan pesaing-pesaingnya.
4) Kualitas sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan penggerak utama agroindustri. Karena itu
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjalankan
perusahaan, terutama kemampuan manajerialnya. Hal ini juga terkait dengan
kemampuan sumber daya manusianya untuk memperhatikan dampak dari
perubahan global khususnya pengaruh informasi dan teknologi yang secara
langsung ataupun tidak langsung pada masa depan perusahaan agroindustri
tersebut. Karena itu dangat diperlukan untuk mengenali di mana kekuatan
(strength) yang dipunyai, kelemahan (weakness) yang dihadapi, peluang atau
kesempatan (opportunity) yang seharusnya diraih dan ancaman (threat) yang
mungkin berpengaruh terhadap masa depan perusahaan.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk dapat terus mendorong kemajuan
agroindustri di Indonesia antara lain:
1) Kebijakan-kebijakan serta insentif yang mendukung pengembangan
agroindustri.
2) Langkah-langkah yang praktis dan nyata dalam memberdayakan para petani,
penerapan teknologi tepat guna serta kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi.
3) Perhatian yang lebih besar pada penelitian dan pembangunan teknologi pasca
panen yang tepat serta pengalihan teknologi tersebut kepada sasaran pengguna.
4) Alur informasi yang terbuka dan memadai.
5) Kerjasama dan sinergitas antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, petani
dan industri.
Implikasinya adalah pengembangan agroindustri harus didukung dengan
kebijakan pemerintah untuk mengatasi kendala dan hambatan pengembangan
agroindustri. Diperlukan kebijakan yang komprehensif dari peyediaan bahan baku
sampai dengan pemasaran, serta dukungan SDM, teknologi, sarana dan prasarana,
dan kemitraan antara agroindustri skala besar/sedang dengan agroindustri skala
kecil/rumah tangga.

Hendra Pardede-2022 8

Anda mungkin juga menyukai