Anda di halaman 1dari 3

Budidaya Tanaman Jagung Pakan di Musim Kemarau

PEMANFAATAN LAHAN TIDUR MENJADI LAHAN


PRODUKTIF DALAM RANGKA MENINGKATKAN EKONOMI
KERAKYATAN DI DIDESA MASIRAAN KECAMATAN
PANDAWAN
(Budidaya Tanaman Jagung Pakan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 1.1. Latar Belakang Masalah


Lahan kering adalah lahan yang di gunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air
secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan.
Lahan ini memiliki kondisi agroekosistem yang beragam, umumnya berlereng dengan kondisi
kemantapan lahan yang labil (peka terhadap erosi) terutama bila pengelolaannya tidak
memperhatikan kaidah konservasi tanah. Untuk usaha pertaniaan lahan kering dapat di bagi
dalam tiga jenis penggunaan lahan, yaitu lahan kering berbasis palawija (tegalan), lahan kering
berbasis sayuran (dataran tinggi) dan pekarangan. Menurut Ford Foundation (1989 : 30),
terdapat tiga permasalahan utama usahatani kering, yaitu:
erosi (terutama bila lahan miring dan tidak tertutup vegetasi secara rapat), kesuburan tanah
(umumnya rendah sebagai akibat dari proses erosi yang berlanjut), dan ketersediaan air (sangat
terbatas karena tergantung dari curah hujan. Ciri lainnya adalah makin menurunnya produktifitas
lahan (leveling off) tingginya variabilitas kesuburan tanah dan macam spesies tanaman yang di
tanam, memudarnya modal sosial-ekonomi dan budaya, rendahnya atau tidak optimalnya adopsi
teknologi maju, serta terbatasnya ketersedian modal dan infastruktur yang tidak sebaik di daerah
sawah.

Pada kenyataanya, keberadaan lahan kering yang sangat luas dan potensial tersebut belum dapat
di manfaatkan secara optimal bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyakat di
perdesaan. Kecenderungannya, keberadaan lahan kering telah terpinggirkan dan terbiaskan oleh
program pembangunan pertanian yang terlalu fokus pada padi, perkebunan, dan sayuran dataran
tinggi. Sampai saat ini belum ada komoditas uggulan yang bernilai ekonomis tinggi yang di
hasilkan dari agro-ekosistem lahan kering. Ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan merupakan
komoditas utamanya. Meskipun ketiga di sebut sebagai komoditas utama lahan kering, namun
secara ekonomi semua komoditas tersebut belum mampu memberikan jaminan harga dan
kehidupan yang layak (kesejahteraan) kepada sebagian besar pelaku utamanya, yaitu petani.
Salah satu komoditas lahan kering yang prospektif untuk di ekonomiskan adalah jagung.
Jagung (zea mays L.) merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia dan
memiliki kedudukan yang sangat strategis setelah beras. Dalam perspektif ekonomi modern,
jagung tidak hanya berfungsi sebagai bahan pangan, tetapi juga merupakan bahan baku utama
bagi industri makanan dan pakan ternak ( produk jagung). Secara tekno-ekonomis, rendahnya
pendapatan petani juga berkaitan dengan minimnya hasil usaha tani yang terjual. Hingga kini,
petani jagung hanya menjual produk dalam bentuk biji jagung. Sementara, bagian-bagian jagung
lainnya seperti batang dan daun, tongkol, dan kelobotnya yang riil memiliki banyak manfaat
belum terpasarkan (belum ekonomis). Selama ini, bagian produk jagung selain biji jagung hanya
di lirik sebagai bahan ikutan (tidak ekonomis). Oleh sebagian petani, bahan-bahan tersebut
hanya di jadikan kayu bakar atau pakan ternak. Padahal secara kuantitatif, volume bahan-bahan
yang belum termanfaatkan tersebut jauh lebih banyak. Secara spesifik, biji jagung, tongkol
jagung, dan batang pohon jagung juga dapat di olah menjadi bebagai produk jagung. Tentu dapat
perlakuan khusus dengan dukungan teknologi mutakhir. Namun demikian, bukan berarti tidak
ada cara atau pendekatan lain untuk meningkatkan pendapatan dan memompa motivasi petani
dan penulis di zona agro-ekosistem lahan kering.

Sinaga dan White (1980:151), “bukan teknologi itu sendiri tetapi struktur kelembagaan
masyarakat dimana teknologi itu masuk yang menetukan apalah teknologi itu mempunyai
dampak negatif atau positif terhadap distribusi pendapatan’’.
Karya tulis ini bermaksud untuk mengungkap dan memaparkan secara jelas dan langkah-
langkah strategis dalam meningkatkan nilai tambah komoditas jagung serta dampaknya terhadap
keberdayaan sosial, ekonomi.
Oleh karena itu disini penulis melakukan penanaman jagung di wilayah Langsa Barat,
yang terdapat lahan tidur di gampong Sungai Pauh. Lahan tersebut kering dan tidak berisikan
apapun, hanya berisikan rumput-rumput dan hewan-hewan seperti tikus, biawak, ular dan
sebagainya. Pada lahan tidur ini penulis akan mencoba menanam jagung dengan bebarapa cara
penanaman yang sedikit berbeda dari petani jagung umumnya, kegiatan atau usaha ini bertujuan
untuk menambah pendapatan dan meningkatkan perekonomian gampong Sungai Pauh dengan
memanfaatkan sejumlah lahan tidur yang terdapat di gampong tersebut.
Cara penanaman dengan jarak yang teratur, baik dengan di tugal atau mengikuti alur
bajak, dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 tanaman / lubang. Untuk varieas lokal jarak
tanamannya 75 cm x 30 cm, 2 tanaman / lubang dan untuk jagung hibrida 75 cm x 20cm, 1
tanaman / lubang dapat menghasilkan produksi yang baik. Dalam pemiliharaan tanaman di
lakukan pemupukan, penyiangan, pembubunan dan pengendalian serta pemberantasan hama
secara terpadu supaya hasil tanaman yang di peroleh maksimal. Penanaman jagung sangat cocok
di budidayakan di lahan tidur yang terdapat di gampong Sungai Pauh. Karena dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan tambahan pendapatan.
1.1 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar masalah belakang dapat di rumuskan sebagai berikut:
1 1. Apakah lahan tidur di gampong Sungai Pauh cocok untuk penanaman jagung?
2 2. Adakah pengaruh peningkatan nilai tambah jagung terhadap pendapatan masyarakat?
3 3. Bagaimana meningkatkan nilai guna dan nilai tambah jagung menjadi produk jagung?

1.3 Tujuan Penelitian


Mengacu pada latar belakang masalah maka dapat di tegaskan bahwa tujuan
Penelitian adalah:
1. Mengungkap potensi-potensi yang terkandung dalam komoditas jagung dan produk jagung.
2. Menggugah generasi muda untuk mau membudidayakan jagung (bertani jagung) karena
komoditas yang mempunyai prosfek bagus di masa sekarang dan mendatang tersebut masih di
pasok dari negara lain (impor).
3. Mengungkap potensi dan peluang peningkatan produktivitas lahan tidur yang kering.
4. Mengetahui pengaruh peningkatan nilai guna dan nilai tambah jagung terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat, lahan tidur yang kering sebagai indikator dari kesejahteraannya.

1.4 Manfaat Penelitian


Secara praktis di harapkan menjadi bahan informasi untuk:
1 1. Mengetahui kemungkinan pemanfaatan lahan tidur yang kering untuk membudidayakan
jagung yang mempunyai produktivitas tinggi.
2 2. Memberikan alternatif bagi masyarakat mengenai peningkatan nilai tambah jagung sehingga
dapat meningkatkan pendapatannya.
3 3. Memberikan tambahan pengetahuan tentang kreativitas dan penggunaan teknologi (inovasi)
yang dalam peningkatan nilai tambah jagung.
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
a . Anggapan Dasar
Lahan tidur di gampong Sungai Pauh Kecamatan Langsa Barat pembudidayaan jagung sangat
cocok.
b . Hipotesis Penelitian
Berdasarkan anggapan dasar yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah jagung sangat
cocok di daerah Sungai Pauh.

Anda mungkin juga menyukai