PENDAHULUAN
yang memiliki nilai ekonomi penting dalam usaha pertanian. Permintaan jagung
produksi masih terbatas. Jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak
lokal hibrida dan petani menanam untuk keperluan pemasaran local seperti untuk
sayur-sayuran dan kebutuhan pakan ternak. Varietas jagung hibrida dari tahun ke
Di pasaran telah beredar berbagai varietas jagung hibrida seperti Bisi 2, Bisi
16, Bisi 816, NK 22, NK 33, Pionir, Semar dan sebagainya. Varietas jagung hibrida
memiliki keunggulan yaitu potensi hasil tinggi, sebagai contoh Bima-5 potensi
produksinya mencapai 14,4 ton pipilan kering per hektar, sementara hasil uji
multilokasi di beberapa daerah menunjukkan hasil rata-rata 11,3 ton pipilan kering
per hektar. Disamping itu varietas jagung Bima-5 memiliki tongkol ganda dengan
ukuran sama besar, panjang tongkol 18,2 cm, jumlah baris biji pertongkol 12-14
baris, tinggi tanaman 204 cm dan masak fisiologis pada umur 103 hari (Balitsereal,
1
2
seperti Bisi 2, Bisi 16, ha-silnya dipanen muda sebagai bahan snack (makanan
ringan). Sebagai bahan pangan, jagung dikonsumsi karena nilai gizi dan sumber
energi yang tinggi dengan komposisi gizi karbohidrat 71 %, protein 10 %, dan lemak
4. Nilai gizi jagung adalah 3.578 kalori/ kg, sedangkan beras 3.629 kalori dan terigu
3.327 kalori (Downswell et.al., 1996). Dilihat dari proporsi kandungan nutrisinya,
kandungan protein dalam biji adalah rendah, selain rendah kualitasnya sangat miskin
asam amino essensial yaitu tryptophan dan lysine ( Dias Paes and Bicudo, 1994
oleh persawahan dan ladang. Luas lahan tanaman jagung di Kabupaten Bireuen
Selatan memiliki luas lahan tanaman jagung seluas 148 Ha dengan jumlah produksi
dalam bentuk tongkol kering, banyak pula petani menanam jagung varietas hibrida
untuk dipetik dalam keadaan tongkol muda. Penanaman jagung muda oleh petani
umumnya dilakukan pada skala kecil sekitar 0,125 ha dan ditanam secara rotasi,
artinya dilakukan secara terus menerus, sehingga dalam setahun mampu ditanam 3
(tiga) kali pertanaman atau Indeks Pertanaman (IP) jagung 300%. Panen jagung
muda dirasakan menguntungkan petani, karena dapat dipanen mulai umur 60 hari
3
setelah tanam. Panen jagung hibrida muda sangat diminati di lapangan, karena
selalu meningkat, hal ini disebabkan karena kandungan karbohidrat dalam biji jagung
mengandung gula pereduksi (glukosa dan fruktosa), sukrosa, polisakarida dan pati
yang menyebabkan rasa manis. Jagung manis dapat dikonsumsi segar ataupun diolah
menjadi sayuran.
seperti bibit unggul, pupuk dan pestisida. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik
yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Pada umumnya untuk
mempunyai jumlah produksi yang rendah. Penyebab kondisi ini selain masalah
penggunaan sarana produksi dan faktor produksi juga masalah eksternal diantaranya
merupakan masalah utama, dimana modal usaha merupakan faktor utama bagi para
petani dalam menentukan jenis faktor produksi yang berkualitas, seperti penggunaan
bibit unggul, jenis pupuk dan jumlah yang baik, serta penggunaan tenaga kerja yang
tepat. Kondisi ini bertolak belakang bila dilihat dilapangan dimana sebagian para
4
dimana mereka membuat benih jagung sendiri, kemudian adanya usaha memadukan
pendapatan yang rendah yang disebabkan kualitas dan kuantitas jagung yang
dihasilkan dibawah standar. Selain faktor modal usaha, faktor iklim mempunyai
peran penting terhadap keberhasilan usaha tani tersebut, seperti curah hujan, dan
kelembaban, di daerah penelitian tingkat curah hujan dan kelembaban sangat sesuai
permasalahan faktor produksi yaitu modal usaha serta faktor iklim merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani jagung itu sendiri. Sesuai
dengan kenyataan diatas penulis ingin melihat peluang usaha tani jagung di dalam
meningkatkan pendapatan.
Kabupaten Bireuen ?
2. Apakah usaha tani jagung yang dikelola petani jagung di Kecamatan Peusangan
adalah:
berikut :
1. Bagi peneliti, kegiatan penelitian ini merupakan langkah awal untuk menambah
terhadap petani jagung dalam upaya peningkatan hasil produksi dan tingkat
pendapatan petani.
3. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan
1.5 Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Pertanian
seperti usahatani padi, mampu menciptakan pendapatan yang baik, akan tetapi
(lebih dari 60 persen) tinggal di pedesaan dan lebih dari separuh penduduk
seorang petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam atau
memelihara ternak. Petani yang berusaha tani sebagai suatu cara hidup,
melakukan pertanian karena dia seorang petani. Apa yang dilakukan petani ini
7
8
adalah usaha tani yang dipandang sebagai suatu jenis perusahaan. (Maxwell L.
2. Pengertian Pendapatan
adalah bertambahnya aktiva perusahaan atau uang tunai, piutang, kekayaan lain
yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang mengakibatkan modal
bertambah.
balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam
pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang
dikeluarkan.
Jadi, Pd = TR TC
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
dengan pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atau
diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dan
biasanya diukur dalam satu tahun yang diwujudkan dalam skop nasional
(Nasional Income) dan ada kalanya dalam skop individual yang disebut
pendapatan dibagi dua bentuk, yaitu pendapatan kotor dan bersih. Pendapatan
kotor adalah hasil yang diperoleh dari penerimaan hasil usaha yang belum
kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang
3. Pengertian Produksi
sebagai berikut :
barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat
benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat
produk yang menguntungkan ditinjau dari sudut ekonomi ini berarti biaya
faktor-faktor input yang berpengaruh pada produksi jauh lebih kecil bila
11
a. Alam
dimanfaatkan dalam proses produksi, karena sudah begitu saja ada pada kita
dan sejak dulu dimanfaatkan untuk produksi, maka SDA ini termasuk faktor
Kekayaan alam yang besar belum tentu menjamin tingkat kemakmuran yang
b. Tenaga Kerja
Dalam ilmu ekonomi (Daniel, 2002 : 86) yang dimaksud tenaga kerja adalah
suatu lat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari
manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Tenaga kerja ternak atau
traktor bukan termasuk faktor tenaga kerja, tetapi termasuk modal yang
c. Modal
Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan yang
12
dimilki seseorang yaitu semua harta berupa uang, tanah, mobil, dan lain
sebagainya.
Menurut Von Bohm Bawerk (Daniel, 2002 : 74), arti modal modal atau
kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat,
untuk memproduksi hasil selanjutnya atau hasil yang baru. Secara umum
modal ini habis juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil. Contoh :
5. Konsep Biaya
untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal senada juga
diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
13
dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan
jasa) yang dikorbankan diukur dalam Rupiah melalui pengurangan aktiva atas
memperoleh hasil tertentu pasa masa yang akan datang. Jadi, biaya produksi
adalah sebagai biaya kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor
produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi,
baik secara tunai maupun tidak tunai. Dalam analisis ekonomi, biaya
1. Biaya uang dan biaya in natura. Biaya-biaya yang berupa uang tunai,
misalnya upah tenaga kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah,
termasuk upah untuk ternak, biaya untuk membeli pupuk dan pestisida dan
2. Biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar
atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah
sebagainya.
14
3. Biaya rata-rata dan biaya marginal. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara
hasil yang diperoleh biaya produksi yang digunakan dan baik buruknya
pengaturan pengunaan biaya, biaya produksi yang besar dan harga produksi
tetap. Apabila tidak dikelola secara baik tentu hasilnya akan berkurang
sebaliknya biaya produksi yang rendah dan harga tetap namun dikelola secara
berbagai biaya yang terjadi selama melakukan kegiatan usahatani sebagai input
pertanian, terutama sub sektor pangan. Salah satu sub sektor pangan adalah
usaha tani jagung. Petani jagung dalam melakukan proses produksi untuk
berikut :
Pembangunan
Pertanian
Penerimaan
Alat Analisis :
- Penerimaan
- R/C Ratio
Pendapatan/ Keuntungan
BAB III
METODE PENELITIAN
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, yaitu desa Mata Ie dan desa Krueng
Populasi dalam penelitian ini adalah para petani yang terdapat di desa
Sugiono (2008:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah keseluruhan
16
17
produksi yang dihasilkan petani jagung, harga jual yang di terima dan total
keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik
lapangan. Teknik ini dilkukan melalui dua jalur yaitu observasi langsung
penelitian ini.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Analisis Pendapatan.
pendapatan usaha tani, dimana pendapatan usaha tani adalah selisih antara
Pendapatan () = TR- TC
TR = Y . PY
TC= FC + VC
Dimana :
= Pendapatan
Analisis R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio. Menurut Soekarwati
(2006 : 58), rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) menunjukan berapa
besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan
dalam produksi usahatani. Dengan kata lain, analisis rasio penerimaan atas
suatu kegiatan usahatani. Artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya
imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis) yang didasarkan pada
usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang
dikeluarkan untuk kegitan usahatani. Jika nilai R/C ratio meningkat itu
A = R/ C
Dengan kriteria :
Jika nilai R/C < 1, maka usahatani jagung tidak layak diusahakan.
sebagai berikut:
BAB IV
1. Desa Mata Ie
penduduk 13 jiwa per kilometer persegi dengan luas wilayah 180 hektar yang
terdiri dari 40 hektar sawah, 44 hektar hutan/ kebun, 65 ha area pemukiman dan
dengan komoditas andalan berupa padi, kacang, jagung ,dan lain- lain. Areal
pertanian yang ada di desa Mata Ie terbagi menjadi dua yaitu sawah dan kebun
glee karena letaknya di lereng gunung. Sawah biasanya ditanami tiga kali dalam
setahun dengan pola pergiliran tanam yaitu padi, sayuran (kacang hijau, atau
Jumlah penduduk desa Krueng Beukah sebanyak 410 jiwa dengan kepadatan
penduduk 9 jiwa per kilometer persegi dengan luas wilayah 105 hektar yang
terdiri dari 35 hektar sawah, 25 hektar lahan pekarangan dan 40 hektar kawasan
pemukiman.
22
23
Wilayah desa Krueng Beukah sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian
dan coklat.
petani dalam mengelola usahatani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat sebagian besar petani dalam kisaran
umur 20- 49 tahun, hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung dilakukan
petani pada usia produktif dengan persentase 82,60 %. Artinya, usaha tani
jagung dapat dikerjakan secara optimal dengan mencurahkan tenaga fisik yang
tersedia.
5 orang (21,74%), responden yang tamat SMP sebanyak 4 orang (17,40%) dan
memungkinkan petani lebih dinamis dan lebih mudah menerima inovasi baru.
oleh rumah tangga petani. Responden terbanyak adalah petani dengan jumlah
yang terendah adalah petani dengan jumlah tanggungan lebih dari 6 jiwa.
25
secara dinamis.
lahan yang dikelola petani. Rata-rata petani responden memiliki luas lahan 1,08
dengan luas lahan < 1 ha sebanyak 3 orang (13,04%) dan petani dengan luas
4.2 Pembahasan
Dalam struktur biaya produksi dapat dikategorikan dalam biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika
kuantitas output berubah. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya
Pajak bumi dan bangunan yang dikeluarkan oleh petani jagung di wilayah
bulan.
Biaya yang dikenakan karena sewa atas lahan yang digarap untuk tujuan
pertanian. Biaya sewa lahan bervariasi menurut luas lahan yang akan
disewa, semakin luas lahan yang akan ditanami maka akan menyebabkan
sewa terhadap lahan tersebut semkin tinggi, dan menyebabkan biaya untuk
Dalam usahatani jagung peralatan yang digunakan adalah sabit dan pompa
8 tahun.
Adapun biaya tetap yang dikeluarkan petani dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini :
27
Tabel 4.2 Rata- rata Rekapitulasi Biaya Tetap Per Hektar yang
dikeluarkan Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen
Dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah biaya tetap yang
dikeluarkan petani jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan sebesar Rp
432.000,-.
- Bibit
produksi yang tinggi. Bibit yang digunakan petani adalah bibit jenis Bisi 2
- Pupuk
Jenis pupuk yang digunakan untuk usaha budidaya jagung ada dua macam
yaitu pupuk kompos dan pupuk kimia. Adapun pupuk kimia yang
28
/sak.
- Pestisida/ Insektisida
Upah tenaga kerja merupakan balas jasa yang diberikan kepada buruh tani
kerja biasanya membantu dalam menanam dan panen, upah yang diberikan
rala lama jam kerja sebesar 2 jam/hari atau 6 jam/ minggu. Jumlah jam
adalah sebesar Rp. 720.000,- Adapun biaya tidak tetap yang dikeluarkan
Tabel 4.3 Rata- rata Rekapitulasi Biaya Variabel Per Hektar yang
dikeluarkan Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen
Uraian Biaya Tidak Volume Harga/Satuan
No Nilai (Rp)
Tetap (Rp)
I Biaya Sarana Produksi
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan bibit rata-rata
sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani jagung adalah Rp.
2.671.400,-
hasil penjualan jagung yang dikur dengan satuan rupiah. Rata-rata luas lahan
diperoleh petani dalam satu kali panen selama tiga bulan yaitu sebesar Rp
diterima oleh petani dari hasil penjualan jagung dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan. Adapun pendapatan yang diterima petani jagung dan nilai R/C
jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan di Kecamatan Peusangan Selatan
Tabel 4.5 Keuntungan dan Profitable Value yang diperoleh Petani Jagung
Per hektar di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
No Uraian Nilai (Rp)
1. Penerimaan Rp. 5.030.942,-
2. Total Biaya Rp. 3.103.400,-
3. Laba/ Keuntungan) Rp. 1.927.542,-
4. R/C Ratio (Profitable Value) 1,62
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.
jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan di Kecamatan Peusangan Selatan
dan total biaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio antara penerimaan dan
biaya sebesar 1,62 lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap biaya yang
Rp 1,62,-, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kabupaten Bireuen dalam satu kali panen selama 3 bulan adalah sebesar Rp
2. Rata- rata keuntungan atau laba yang diperoleh petani jagung di Kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen dalam satu kali panen selama 3 bulan
Bireuen adalah sebesar 1,62, hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung
kuning untuk diusahakan, karena setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan akan
sebagai berikut :
32
33
meningkat.
bimbingan kepada petani jagung, menyediakan bibit unggul dan pupuk serta
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Hartono, Rudi dan Purwono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Ibrahim Yacob, H. M. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka.
Cipta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Kuswadi Ir. MBA. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Yogyakarta: Andi Offset
34
35
________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Rineka
Cipta. Jakarta.
Suharno, Syamsiar, Suarni. 2010. Analisis Agribisnis Jagung Muda Varietas Hibrida
di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Prosiding Pekan
Serealia Nasional, 2010
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
36
Proposal Skripsi
MARZUHANI
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak .............................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................... iv
Daftar Tabel...................................................................................... v
Daftar Lampiran .............................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
1.5 Hipotesis ............................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
iv
38
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
40
vii
41
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Selanjutnya shalawat dan salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah saw,
yang telah mengantarkan kita semua dari alam kebodohan menuju alam yang penuh
ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dorongan dan motivasi dari berbagai
pihak maka penulisan karya tulis ilmiah ini tidak akan pernah terwujud. Pada
1. Bapak Ir. T.M. Nur, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2. Ibu Ir. Hj. Suryani selaku Pembimbing II, yang tidak bosan- bosannya
4. Ayahanda dan Ibunda serta saudaraku yang tercinta, atas do`a, kasih sayang, dan
ii
42
Segala usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan skripsi ini. Oleh karena
itu Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, atas segala kritik dan saran, penulis ucapkan
Penulis
Marzuhani
iii
43
ABSTRAK
i
44
I. PENDAHULUAN
1. Data primer merupakan sumber data penelitian yan diperoleh secara langsung dari
narasumber aslinya tanpa melalui perantara. Dalam penelitian ini yang menjadi
47
responden dan data umum lainnya. Data-data ini diperoleh melalui wawancara
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang sudah ada
sebelumnya dan diolah kemudian disajikan baik dalam berbagai bentuk antara lain
internet.
berupa :
lapangan. Teknik ini dilkukan melalui dua jalur yaitu observasi langsung
penelitian ini.
d. Angket yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan
1. Analisis Pendapatan.
pendapatan usaha tani, dimana pendapatan usaha tani adalah selisih antara
Pendapatan () = TR- TC
TR = Y . PY
TC= FC + VC
Dimana :
= Pendapatan
tani ini memberikan keuntungan atau tidak, dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
A = R/C
R = Py . Y
TC = FC + VC
Dimana :
R = Penerimaan
TC = Biaya
Py = Harga output
Y = Output
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel
Dengan kriteria :
R/C=1 = Impas
51
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Diketahui,
BIODATA PENULIS
2008. Selanjutnya, pada tahun 2008 diterima di Program Studi S-1 Agribisnis
MARZUHANI
NIM : 080103008