Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Bireuen

yang memiliki nilai ekonomi penting dalam usaha pertanian. Permintaan jagung

untuk kebutuhan bahan pakan ternak terus meningkat, sementara kemampuan

produksi masih terbatas. Jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak

dikembangkan di Kabupaten Bireuen seperti Kecamatan Peusangan dan Kecamatan

Peusangan Selatan. Varietas yang ditanam dikedua Kecamatan tersebut umumnya

lokal hibrida dan petani menanam untuk keperluan pemasaran local seperti untuk

sayur-sayuran dan kebutuhan pakan ternak. Varietas jagung hibrida dari tahun ke

tahun terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.

Di pasaran telah beredar berbagai varietas jagung hibrida seperti Bisi 2, Bisi

16, Bisi 816, NK 22, NK 33, Pionir, Semar dan sebagainya. Varietas jagung hibrida

memiliki keunggulan yaitu potensi hasil tinggi, sebagai contoh Bima-5 potensi

produksinya mencapai 14,4 ton pipilan kering per hektar, sementara hasil uji

multilokasi di beberapa daerah menunjukkan hasil rata-rata 11,3 ton pipilan kering

per hektar. Disamping itu varietas jagung Bima-5 memiliki tongkol ganda dengan

ukuran sama besar, panjang tongkol 18,2 cm, jumlah baris biji pertongkol 12-14

baris, tinggi tanaman 204 cm dan masak fisiologis pada umur 103 hari (Balitsereal,

2007 dalam Suharno, dkk, 2010).

1
2

Namun demikian, petani di beberapa desa telah menggunakan varietas hibrida

seperti Bisi 2, Bisi 16, ha-silnya dipanen muda sebagai bahan snack (makanan

ringan). Sebagai bahan pangan, jagung dikonsumsi karena nilai gizi dan sumber

energi yang tinggi dengan komposisi gizi karbohidrat 71 %, protein 10 %, dan lemak

4. Nilai gizi jagung adalah 3.578 kalori/ kg, sedangkan beras 3.629 kalori dan terigu

3.327 kalori (Downswell et.al., 1996). Dilihat dari proporsi kandungan nutrisinya,

kandungan protein dalam biji adalah rendah, selain rendah kualitasnya sangat miskin

asam amino essensial yaitu tryptophan dan lysine ( Dias Paes and Bicudo, 1994

dalam Suharno, dkk, 2010).

Kabupaten Bireuen merupakan kabupaten agraris yang sebagian lahannya diisi

oleh persawahan dan ladang. Luas lahan tanaman jagung di Kabupaten Bireuen

mencapai 1.374 Ha dengan jumlah produksi 3.528 ton. Kecamatan Peusangan

Selatan memiliki luas lahan tanaman jagung seluas 148 Ha dengan jumlah produksi

jagung sebesar 397 ton ( BPS Bireuen, 2012).

Di Desa Mata Ie Kecamatan Peusangan Selatan, para petani juga

mengembangkan usahatani jagung. Selain menanam varietas hibrida untuk dipanen

dalam bentuk tongkol kering, banyak pula petani menanam jagung varietas hibrida

untuk dipetik dalam keadaan tongkol muda. Penanaman jagung muda oleh petani

umumnya dilakukan pada skala kecil sekitar 0,125 ha dan ditanam secara rotasi,

artinya dilakukan secara terus menerus, sehingga dalam setahun mampu ditanam 3

(tiga) kali pertanaman atau Indeks Pertanaman (IP) jagung 300%. Panen jagung

muda dirasakan menguntungkan petani, karena dapat dipanen mulai umur 60 hari
3

setelah tanam. Panen jagung hibrida muda sangat diminati di lapangan, karena

umurnya pendek, pemasarannya cukup lancar.

Permintaan masyarakat terhadap jagung hibrida tongkol muda dan pipilan

selalu meningkat, hal ini disebabkan karena kandungan karbohidrat dalam biji jagung

mengandung gula pereduksi (glukosa dan fruktosa), sukrosa, polisakarida dan pati

yang menyebabkan rasa manis. Jagung manis dapat dikonsumsi segar ataupun diolah

menjadi sayuran.

Dalam mengusahakan tanamannya, petani terkendala oleh sarana produksi

seperti bibit unggul, pupuk dan pestisida. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik

diperlukan pemberian pupuk yang memadai. Pemupukan nitrogen merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Pada umumnya untuk

mencapai hasil maksimum petani sering memberikan pupuk melebihi kebutuhan

tanaman dan kurang memperhatikan waktu pemberian yang tepat.

Rendahnya produktivitas dalam kegiatan pertanian disamping menyebabkan

tingkat pendapatan rendah, juga menunjukkan bahwa usahatani yang dikembangkan

mempunyai jumlah produksi yang rendah. Penyebab kondisi ini selain masalah

penggunaan sarana produksi dan faktor produksi juga masalah eksternal diantaranya

masalah modal usaha dan masalah iklim.

Permasalahan yang banyak dijumpai di lapangan, masalah modal usaha

merupakan masalah utama, dimana modal usaha merupakan faktor utama bagi para

petani dalam menentukan jenis faktor produksi yang berkualitas, seperti penggunaan

bibit unggul, jenis pupuk dan jumlah yang baik, serta penggunaan tenaga kerja yang

tepat. Kondisi ini bertolak belakang bila dilihat dilapangan dimana sebagian para
4

petani melakukan improvisasi sarana produksi seperti penggunaan bibit jagung

dimana mereka membuat benih jagung sendiri, kemudian adanya usaha memadukan

pupuk buatan dengan pupuk organik dan sebagainya.

Hal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi produksi dan

produktivitas usahatani jagung di daerah penelitian dan berimbas kepada tingkat

pendapatan yang rendah yang disebabkan kualitas dan kuantitas jagung yang

dihasilkan dibawah standar. Selain faktor modal usaha, faktor iklim mempunyai

peran penting terhadap keberhasilan usaha tani tersebut, seperti curah hujan, dan

kelembaban, di daerah penelitian tingkat curah hujan dan kelembaban sangat sesuai

dengan kebutuhan usaha tani jagung.

Melihat kondisi di atas, secara tidak langsung telah menggambarkan bahwa

permasalahan faktor produksi yaitu modal usaha serta faktor iklim merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani jagung itu sendiri. Sesuai

dengan kenyataan diatas penulis ingin melihat peluang usaha tani jagung di dalam

meningkatkan pendapatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul, Analisis Pendapatan Usaha Tani Jagung di Kecamatan

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :


5

1. Berapa besar pendapatan usaha tani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen ?

2. Apakah usaha tani jagung yang dikelola petani jagung di Kecamatan Peusangan

Selatan Kabupaten Bireuen menguntungkan atau layak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pendapatan usaha tani jagung di Kecamatan Peusangan

Selatan Kabupaten Bireuen.

2. Untuk mengetahui keuntungan/ kelayakan usaha tani jagung di Kecamatan

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi peneliti, kegiatan penelitian ini merupakan langkah awal untuk menambah

pengalaman dan pengetahuan penulis tentang masalah pertanian khususnya

sektor tanaman jagung.

2. Sebagai sumbangan informasi bagi para penentu kebijakan sektor pertanian di

Kabupaten Bireuen dalam merumuskan kebijakan yang akan datang, khususnya

di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen dalam rangka pembinaan


6

terhadap petani jagung dalam upaya peningkatan hasil produksi dan tingkat

pendapatan petani.

3. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan

melakukan pengkajian masalah yang relevan.

1.5 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah besarnya pendapatan yang

diterima oleh petani pada usahatani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen menguntungkan atau termasuk dalam kategori layak.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

1. Konsep Pertanian

Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas, didasarkan atas

proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan

menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam usahatani (farm).

Kegiatan-kegiatan produksi di dalam usahatani merupakan suatu bagian usaha

(business), dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Bagi masyarakat

yang menggantungkan hidup mereka di sektor pertanian dan tanaman pangan

seperti usahatani padi, mampu menciptakan pendapatan yang baik, akan tetapi

sektor ini tergantung atau dipengaruhi oleh perkembangan usahatani tersebut.

Sampai sekarang, sektor pertanian masih merupakan sektor penting

dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia

(lebih dari 60 persen) tinggal di pedesaan dan lebih dari separuh penduduk

tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian (Daniel, 2002).

Usaha tani adalah sebagian dari kegiatan di permukaan bumi dimana

seorang petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam atau

memelihara ternak. Petani yang berusaha tani sebagai suatu cara hidup,

melakukan pertanian karena dia seorang petani. Apa yang dilakukan petani ini

hanya sekedar memenuhi kebutuhan. Dalam arti petani meluangkan waktu,

uang serta dalam mengkombinasikan masukan untuk menciptakan keluaran

7
8

adalah usaha tani yang dipandang sebagai suatu jenis perusahaan. (Maxwell L.

Brown, 1974 dalam Soekartawi, 2006).

2. Pengertian Pendapatan

Ditinjau dari segi rumah tangga perusahaan, maka pendapatan pada

prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik

perusahaan, baik dalam bentuk penerimaan maupun tagihan. Untuk

memperjelas pengertian tentang pendapatan, dikemukakan pengertian

pendapatan dari para ahli :

M.P Simangunsong (2004 : 6) mengemukakan bahwa : Pendapatan

adalah bertambahnya aktiva perusahaan atau uang tunai, piutang, kekayaan lain

yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang mengakibatkan modal

bertambah.

Dumairy (1999 : 56) menambahkan bahwa : Pendapatan adalah jumlah

balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam

proses produksi meliputi uapah/gaji, sewa tanah, bunga dan keuntungan.

Pendapatan nasional menurut Lincolin Arsyad (2004 : 13) merupakan

nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu perekonomian

(negara) dalam waktu satu tahun. Soekarwati (2006) berpendapat bahwa

pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang

dikeluarkan.

Jadi, Pd = TR TC

Pd = Pendapatan Usaha Tani


9

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atau

diterima oleh seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dan

biasanya diukur dalam satu tahun yang diwujudkan dalam skop nasional

(Nasional Income) dan ada kalanya dalam skop individual yang disebut

pendapatan perkapita (personal income).

Purwanto (2003) dalam Suharno, dkk (2010), menyatakan bahwa

pendapatan dibagi dua bentuk, yaitu pendapatan kotor dan bersih. Pendapatan

kotor adalah hasil yang diperoleh dari penerimaan hasil usaha yang belum

dikurangi dengan biaya produksi. Sedangkan pendapatan bersih meliputi

penerimaan yang telah dikurangi dengan semua pengeluaran untuk keperluan

usaha. Pendapatan sangat dipengaruhi oleh besarnya skala usaha, pemilikan

cabang usaha, efesiensi dalam penggunaan tenaga kerja, tingkat produksi,

pemasaran, umur petani, dan tingkat pengetahuan yang dimiliki.

Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani

disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan besih usahatani mengukur

imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi

kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang

diinvestasikan kedalam usahatani. Karena itu ia merupakan ukuran keuntungan

usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa

usahatani. Bagaimanapun juga, pendapatan bersih usahatani merupakan


10

langkah untuk menghitung ukuran-ukuran keuntungan lainnya yang mampu

memberikan penjelasan lebih banyak (Soekartawi, 2006).

3. Pengertian Produksi

Sejumlah ahli ekonomi mengemukakan berbagai macam definisi tentang

produksi akan tetapi pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama.

Pengertian produksi secara ekonomi adalah menghasilkan sejumlah output.

Mengenai hal tersebut selanjutnya penulis mengemukakan pendapat para ahli

sebagai berikut :

Menurut Assauri (2006 : 107) mendefinisikan produksi sebagai berikut :

Produksi adalah merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan


menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.

Selain itu produksi dapat juga diartikan sebagai kegiatan menghasilkan

barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat

suatu barang (www.dikmenum.go.id). Selanjutnya menurut M. Fuad (2004 : 8)

produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan

(input) menjadi keluaran (output).

4. Faktor- Faktor Produksi

Menurut Sukirmo (2006 : 6) pengertian faktor produksi adalah benda-

benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

Produksi pertanian yang optimal adalah produksi yang mendatangkan

produk yang menguntungkan ditinjau dari sudut ekonomi ini berarti biaya

faktor-faktor input yang berpengaruh pada produksi jauh lebih kecil bila
11

dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sehingga petani dapat memperoleh

keuntungan dari usaha taninya.

Faktor-faktor yang dimaksud adalah :

a. Alam

Alam merupakan semua kekayaan yang terdapat di alam untuk

dimanfaatkan dalam proses produksi, karena sudah begitu saja ada pada kita

dan sejak dulu dimanfaatkan untuk produksi, maka SDA ini termasuk faktor

produksi yang meliputi tanah, air, iklim, udara, dan sebagainya.

Kekayaan alam yang besar belum tentu menjamin tingkat kemakmuran yang

tinggi, alam sebagai faktor produksi hanya menyediakan bahan-bahan atau

kemungkinan-kemungkinan untuk berproduksi, jika kemungkinan-

kemungkinan yang tersedia di dalam lingkungan alam itu tidak

dimanfaatkan, maka kemungkinan-kemungkinan itu tinggal potensi belaka.

b. Tenaga Kerja

Dalam ilmu ekonomi (Daniel, 2002 : 86) yang dimaksud tenaga kerja adalah

suatu lat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari

manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Tenaga kerja ternak atau

traktor bukan termasuk faktor tenaga kerja, tetapi termasuk modal yang

menggantikan tenaga kerja.

c. Modal

Modal/Kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya.

Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan yang
12

dimilki seseorang yaitu semua harta berupa uang, tanah, mobil, dan lain

sebagainya.

Menurut Von Bohm Bawerk (Daniel, 2002 : 74), arti modal modal atau

kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat,

disebut dengan kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk

memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut modal masyarakat

atau modal sosial.

Jadi, modal adalah Setiap hasil/produk atau kekayaan yang digunakan

untuk memproduksi hasil selanjutnya atau hasil yang baru. Secara umum

modal dapat dibagi 2, yaitu :

1) Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi

yang dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang

modal ini habis juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil. Contoh :

mesin, pabrik, gedung, dll

2) Modal bergerak adalah barang-barang yang digunakan dalam proses

produksi yang hanya bisa digunakan dalam proses produksi, misalnya

bahan mentah, pupuk, bahan bakar, dll.

5. Konsep Biaya

Menurut Kuswadi (2007 : 72) bahwa biaya adalah semua pengeluaran

untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal senada juga

dikemukakan oleh Mulyadi (2007 : 8) bahwa biaya adalah pengorbanan yang

diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
13

Sedangkan Kusnadi (2006 : 168) bahwa biaya adalah manfaat yang

dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan

jasa) yang dikorbankan diukur dalam Rupiah melalui pengurangan aktiva atas

pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa biaya adalah

pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat

memperoleh hasil tertentu pasa masa yang akan datang. Jadi, biaya produksi

adalah sebagai biaya kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor

produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi,

baik secara tunai maupun tidak tunai. Dalam analisis ekonomi, biaya

diklasifikasikan kedalam beberapa golongan sesuai dengan tujuan spesifik dari

analisis yang dikerjakan, yaitu sebagai berikut:

1. Biaya uang dan biaya in natura. Biaya-biaya yang berupa uang tunai,

misalnya upah tenaga kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah,

termasuk upah untuk ternak, biaya untuk membeli pupuk dan pestisida dan

lain-lain. Sedangkan biaya-biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan

mungkin pajak-pajak dibayarkan dalam bentuk natura.

2. Biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar

kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa

atau bunga tanah yang berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah

biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya

produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk dan

sebagainya.
14

3. Biaya rata-rata dan biaya marginal. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara

biaya total dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Sedangkan biaya

marginal, adalah biaya tambahan yang dikeluarkan petani atau pengusaha

untuk mendapatkan tambahan satu satuan produk pada suatu tingkat

produksi tertentu. (Daniel, 2002).

Semakin kecil biaya yang terjadi selama produksi tanpa mengurangi

tingkat produksi, maka akan semakin meningkatkan pendapatan dan semakin

memaksimalkan keuntungan. Besarnya keuntungan sangat tergantung pada

hasil yang diperoleh biaya produksi yang digunakan dan baik buruknya

pengaturan pengunaan biaya, biaya produksi yang besar dan harga produksi

tetap. Apabila tidak dikelola secara baik tentu hasilnya akan berkurang

sebaliknya biaya produksi yang rendah dan harga tetap namun dikelola secara

baik akan memberikan keuntungan yang sesuai.

Untuk mengukur tingkat pendapatan suatu usahatani, maka dilakukan

penghitungan tingkat produksi usahatani sebagai output dan mengelompokkan

berbagai biaya yang terjadi selama melakukan kegiatan usahatani sebagai input

usahatani. Setiap usaha diharapkan dapat menggunakan biaya produksi

seefisien mungkin sehingga dapat menimbulkan pendapatkan yang maksimal.

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah daerah Kabupaten Bireuen

sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Bireuen, yang dilakukan melalui pembangunan di berbagai bidang. Hal ini

terlihat dari semakin digalakkannya program pembangunan di bidang


15

pertanian, terutama sub sektor pangan. Salah satu sub sektor pangan adalah

usaha tani jagung. Petani jagung dalam melakukan proses produksi untuk

menghasilkan output, diperlukan biaya pengeluaran-pengeluaran yang

digunakan dalam mempertahankan kelangsungan proses produksi tersebut.

Dalam usaha tani jagung diharapkan adanya peningkatan pendapatan

sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani

padi pada khususnya, karena salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat

adalah dengan peningkatan pendapatannya.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dapat digambarkan dalam skema

berikut :
Pembangunan
Pertanian

Sub Sektor dan


Pangan

Usaha Tani Jagung

Produksi Biaya Produksi

Penerimaan

Alat Analisis :
- Penerimaan
- R/C Ratio

Pendapatan/ Keuntungan

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir


16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua desa yang berada di Kecamatan

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, yaitu desa Mata Ie dan desa Krueng

Beukah. Pemilihan kedua desa ini didasarkan dengan pertimbangan bahwa

kedua desa tersebut merupakan daerah pengembangan lahan tanaman Jagung

untuk wilayah Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen dengan

produktivitas yang cukup baik.

Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan yakni dari bulan Oktober

2012 sampai bulan Desember 2012.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para petani yang terdapat di desa

Mata Ie dan desa Krueng Beukah yang mengusahakan tanaman jagung.

Sampel adalah objek yang diambil dengan cara mereduksi objek

penelitian yan dianggap representatif terhadap populasi. Sampel menurut

Sugiono (2008:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah keseluruhan

dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Gampong Populasi Yang dijadikan Sampel Luas Area (Ha)


1. Mata Ie 10 orang 10 orang 11 Ha
2. Krueng Beukah 13 orang 13 orang 14 Ha
Sumber : Data Primer, 2012

16
17

3.3 Metode Penelitian

Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif yang mengkaji pendapatan

(keuntungan) petani jagung di desa Mata Ie dan desa Krueng Beukah

Kecamatan Peusangan Selatan, hal-hal yang disajikan antara lain jumlah

produksi yang dihasilkan petani jagung, harga jual yang di terima dan total

biaya yang dikeluarkan dalam setiap periode produksi jagung.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-

keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik

dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 2005 : 44).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa :

1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung di

lapangan. Teknik ini dilkukan melalui dua jalur yaitu observasi langsung

dan observasi tidak langsung. Observasi langsung adalah pengumpulan data

yang dilkukan secara langsung di tempat kejadian. Observasi tidak langsung

adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala

pada obyek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian. Observasi

tidak langsung adalah pengaumpulan data melalui pengamatan dan

pencatatan gejala-gejala pada obyek penelitian yang pelaksanaannya tidak

secara langsung pada obyeknya.


18

2. Dokumentasi yaitu cara penumpulan data dengan jalan mengumpulkan data

melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen-dokumen yang

ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Wawancara langsung dengan responden dan pihak yang terlibat dalam

penelitian ini.

3.5 Metode Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Analisis Pendapatan.

Analisis pendapatan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh nilai

pendapatan usaha tani, dimana pendapatan usaha tani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan ( Soekartawi, 2006:58) yakni:

Pendapatan () = TR- TC

Yang diperoleh dari:

TR = Y . PY

TC= FC + VC

Dimana :

= Pendapatan

TR= Penerimaan Total (Total Revenue)

TC= Biaya Total (Total Cost)

FC = Biaya tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya variabel (Variabel Cost)

Y= Jumlah produksi jagung (Kg)


19

PY= Harga produksi jagung (Rp/Kg)

2. Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)

Analisis R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio. Menurut Soekarwati

(2006 : 58), rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) menunjukan berapa

besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan

dalam produksi usahatani. Dengan kata lain, analisis rasio penerimaan atas

biaya produksi dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif

suatu kegiatan usahatani. Artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya

tersebut dapat diketahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak.

Ukuran pendapatan usahatani dapat diukur dengan menggunakan analisis

imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis) yang didasarkan pada

perhitungan secara finansial. Analisis ini menunjukan besar penerimaan

usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang

dikeluarkan untuk kegitan usahatani. Jika nilai R/C ratio meningkat itu

menunjukan adanya peningkatan penerimaan.

Untuk mengetahui apakah usahatani jagung di daerah penelitian layak untuk

diusahakan atau tidak, maka digunakan rumus sebagai berikut :

A = R/ C

Dengan kriteria :

Jika nilai R/C > 1, maka usahatani jagung layak diusahakan.

Jika nilai R/C < 1, maka usahatani jagung tidak layak diusahakan.

Jika nilai R/C = 1, maka usahatani jagung impas.


20

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional digunakan untuk memberikan pengertian yang

operasional dalam penelitian. Definisi ini digunakan sebagai landasan dalam

merinci kisi-kisi instrumen penelitian. Nazir (2003:152) mengemukakan

sebagai berikut:

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel


atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan,
ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk
mengukur konstrak atau variabel tertentu.

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan kemungkinan

pengertian yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca

penelitiannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka definisi operasional

disusun dalam suatu penelitian. Definisi Operasional variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Penelitian Keterangan

1. Penerimaan/ Total Receive Jumlah hasil produksi usahatani jagung


(TR) petani sampel di Kecamatan Peusangan
Selatan Kabupaten Bireuen yang
dihasilkan dalam satu kali masa tanam
(dalam satu tahun 4 kali panen) dalam
satuan kilogram dikalikan dengan harga
jual jagung/ kilogram
2. Biaya Tetap/ Fixed Cost Jumlah biaya yang harus ditanggung
(FC) petani jagung di Kecamatan Peusangan
Selatan yang selalu konstan, dan tidak
terpengaruh oleh perubahan-perubahan
dalam aktivitas. Biaya tetap dalam
variabel penelitian ini meliputi : Pajak
Bumi dan Bangunan, penyusutan
peralatan cangkul dan peralatan sprayer
21

3. Biaya Variabel/ Variable Jumlah biaya yang harus ditanggung


Cost (VC) petani jagung di Kecamatan Peusangan
Selatan yang selalu berubah- ubah
nilainya tergantung pada luas lahan
produksi. Biaya variabel dalam
penelitian ini meliputi bibit/benih,
pupuk, pemakaian pestisida, dan upah
tenaga kerja.
3. Total Biaya /Total Cost Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
(TC) petani jagung di Kecamatan Peusangan
Selatan yang merupakan totalitas biaya
tetap (FC) ditambah biaya variabel
(VC) dalam penelitian ini.
4. Pendapatan Selisih positif dari total penerimaan
dengan total biaya (biaya tetap dan
biaya variabel) yang diperoleh petani
sampel dalam satu periode masa tanam
usahatani jagung di kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.
5. Indeks R/C Ratio Analisa laba/ rugi yang digunakan
untuk melihat atau menghitung jumlah
keuntungan atau kerugian nominal
(perbandingan antara jumlah
penerimaan dan jumlah biaya yang telah
dikeluarkan) dari petani sampel
usahatani jagung di Kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
Sumber : Kuswadi (2007).
22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Karakteristik Wilayah Responden

1. Desa Mata Ie

Jumlah penduduk desa Mata Ie sebanyak 509 jiwa dengan kepadatan

penduduk 13 jiwa per kilometer persegi dengan luas wilayah 180 hektar yang

terdiri dari 40 hektar sawah, 44 hektar hutan/ kebun, 65 ha area pemukiman dan

sisanya 31 hektar lahan non sawah.

Wilayah desa Mata Ie sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian

dengan komoditas andalan berupa padi, kacang, jagung ,dan lain- lain. Areal

pertanian yang ada di desa Mata Ie terbagi menjadi dua yaitu sawah dan kebun

(tadah hujan). Penduduk setempat biasa menyebut kebun/ladang dengan istilah

glee karena letaknya di lereng gunung. Sawah biasanya ditanami tiga kali dalam

setahun dengan pola pergiliran tanam yaitu padi, sayuran (kacang hijau, atau

lainnya), palawija (ubi jalar, jagung atau lainnya).

2. Desa Krueng Beukah

Jumlah penduduk desa Krueng Beukah sebanyak 410 jiwa dengan kepadatan

penduduk 9 jiwa per kilometer persegi dengan luas wilayah 105 hektar yang

terdiri dari 35 hektar sawah, 25 hektar lahan pekarangan dan 40 hektar kawasan

pemukiman.

22
23

Wilayah desa Krueng Beukah sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian

dengan komoditas andalan berupa padi, jagung, kacang kedelai, kelapa,pisang

dan coklat.

4.1.2 Karakteristik Petani Responden

Untuk melihat karekteristik usahatani responden dapat diketahui

dengan melihat umur petani, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

pengalaman berusahatani, luas lahan dan status lahan yang dikelolah.

Karakteristik ini merupakan beberapa aspek yang mempengaruhi ketrampilan

petani dalam mengelola usahatani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan


Kabupaten Bireuen
No Uraian Jumlah (orang) Persentase
1 Umur Petani
a. < 20 Tahun 0 -
b. 20 49 Tahun 19 82,60 %
c. 50 Tahun 4 17,40 %
2 Tingkat Pendidikan
a. Tidak Tamat SD 3 13,04 %
b. Tamat SD 5 21,74 %
c. Tamat SMP 4 17,40 %
d. Tamat SMA 11 47,82 %
3 Jumlah Tanggungan Keluarga
a. 2 jiwa 7 30,43 %
b. 3 6 jiwa 15 65,22 %
c. > 6 jiwa 1 4,35 %
4 Pengalaman berusahatani
a. < 5 tahun - -
b. 5- 9 tahun 9 39,13 %
c. 10 tahun 14 60,87 %
5. Luas Lahan
a. < 1 Ha 3 13,04 %
b. 1- 2 Ha 18 78,26 %
c. > 2 Ha 2 8,70 %
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.
24

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat sebagian besar petani dalam kisaran

umur 20- 49 tahun, hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung dilakukan

petani pada usia produktif dengan persentase 82,60 %. Artinya, usaha tani

jagung dapat dikerjakan secara optimal dengan mencurahkan tenaga fisik yang

tersedia.

Ditinjau dari segi pendidikan, umumnya responden mempunyai

tingkat pendidikan yang bervariasi. Responden yang terbanyak adalah lulusan

SMA sebanyak 11 orang (47,82%), disusul responden yang tamat SD sebanyak

5 orang (21,74%), responden yang tamat SMP sebanyak 4 orang (17,40%) dan

responden yang terendah tidak tamat SD sebanyak 3 orang (13,04%). Umur

dan tingkat pendidikan dapat mempengaruhi petani dalam mengambil

keputusan. Umur muda dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

memungkinkan petani lebih dinamis dan lebih mudah menerima inovasi baru.

Dengan kondisi tersebut, petani mampu mengelola usahatani yang telah

dijalankan cukup lama.

Jumlah tanggungan keluarga merupakan banyaknya orang yang

berada dalam manajemen rumah tangga selain kepala rumah tangga.

Banyaknya anggota rumah tangga akan mempengaruhi pola produksi dan

konsumsi petani serta mengakibatkan perbedaan pendapatan yang diterima

oleh rumah tangga petani. Responden terbanyak adalah petani dengan jumlah

tanggungan 3- 6 jiwa, disusul petani dengan jumlah tanggungan 2 jiwa, dan

yang terendah adalah petani dengan jumlah tanggungan lebih dari 6 jiwa.
25

Pengalaman berusahatani menjadi salah satu faktor penting dalam

mendukung keberhasilan usahatani. Persentase tertinggi adalah pengalaman

bertani 10 tahun dengan jumlah petani responden sebanyak 14 orang

(60,87%), disusul petani dengan pengalaman 5 sampai 9 tahun sebanyak 9

orang (39,13%). Pengalaman berusahatani merupakan proses belajar yang

dapat mempermudah adopsi dan penerapan teknologi yang dikembangkan

secara dinamis.

Kelangsungan usahatani jagung sangat ditentukan oleh seberapa luas

lahan yang dikelola petani. Rata-rata petani responden memiliki luas lahan 1,08

ha dengan kisaran 0,5 ha sampai dengan 3 ha. Umumnya petani responden

memiliki luas lahan 1 2 Ha dengan jumlah 18 orang (78,26%), disusul petani

dengan luas lahan < 1 ha sebanyak 3 orang (13,04%) dan petani dengan luas

lahan > 2 ha sebanyak 2 orang (8,70%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Biaya Produksi

Dalam struktur biaya produksi dapat dikategorikan dalam biaya tetap dan

biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika

kuantitas output berubah. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

mempengaruhi kuantitas produksi.

a) Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap yang dikeluarkan antara lain ;

- Pajak bumi dan bangunan (PBB)


26

Pajak bumi dan bangunan yang dikeluarkan oleh petani jagung di wilayah

penelitian adalah sebesar Rp 24.050,- dalam satu kali panen selama 3

bulan.

- Biaya Sewa lahan

Biaya yang dikenakan karena sewa atas lahan yang digarap untuk tujuan

pertanian. Biaya sewa lahan bervariasi menurut luas lahan yang akan

disewa, semakin luas lahan yang akan ditanami maka akan menyebabkan

sewa terhadap lahan tersebut semkin tinggi, dan menyebabkan biaya untuk

produksi akan semakin tinggi sejalan dengan semakin banyaknyajumlah

tanaman yang bisa diusahakan pada lahan tersebut.

- Penyusutan peralatan yang digunakan

Dalam usahatani jagung peralatan yang digunakan adalah sabit dan pompa

racun atau sprayer. Cangkul digunakan untuk membersihkan lahan dari

sisa tanaman sebelumnya dan untuk membuat lubang tanam. Cangkul

biasanya memiliki umur ekonomis kurang lebih 2 tahun, dengan harga

cangkul berkisar Rp 35.000,- per unit. Sedangkan sprayer yang digunakan

adalah alat untuk menyemprotkan racun atau insektisida yang bertujuan

untuk mengendalikan gulma/hama yang menyerang tanaman jagung.

Harga sprayer berkisar Rp 300.000,- dan umur ekonomisnya kurang lebih

8 tahun.

Adapun biaya tetap yang dikeluarkan petani dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

ini :
27

Tabel 4.2 Rata- rata Rekapitulasi Biaya Tetap Per Hektar yang
dikeluarkan Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen

No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)

1. Pajak Bumi dan Bangunan 24.050,-

2. Sewa Lahan 394.200,-

3. Penyusutan Peralatan Cangkul 4.375,-

4. Penyusutan Peralatan Sprayer 9.375,-

Total Biaya Tetap 432.000,-

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.

Dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah biaya tetap yang

dikeluarkan petani jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan sebesar Rp

432.000,-.

b) Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya tidak tetap yang dikeluarkan petani jagung antara lain ;

- Bibit

Bibit merupakan bahan baku utama yang akan menghasilkan produksi,

oleh karena itu bibit unggul sangat diperlukan untuk mendapatkan

produksi yang tinggi. Bibit yang digunakan petani adalah bibit jenis Bisi 2

dengan harga Rp 35.000,-/kg.

- Pupuk

Jenis pupuk yang digunakan untuk usaha budidaya jagung ada dua macam

yaitu pupuk kompos dan pupuk kimia. Adapun pupuk kimia yang
28

digunakan yaitu ; urea, ZA dan NPK. Harga pupuk Urea sebesar Rp

65.000,-/sak, ZA sebesar RP 80.000,-/sak dan NPK sebesar RP 95.000,-

/sak.

- Pestisida/ Insektisida

Pestisida atau insektisida digunakan untuk membasmi gulma/hama yang

menyerang tanaman. Pestisida yang digunakan adalah Gramoxone dengan

harga sebesar Rp 52.000/ liter.

- Upah Tenaga Kerja

Upah tenaga kerja merupakan balas jasa yang diberikan kepada buruh tani

atas kesediaannya membantu petani. Tidak semua petani jagung

menggunakan tenaga kerja yang diupah. Petani yang mengupah tenaga

kerja biasanya membantu dalam menanam dan panen, upah yang diberikan

biasanya berkisar Rp 30.000 sampai Rp 35.000,-per orang, dengan rata-

rala lama jam kerja sebesar 2 jam/hari atau 6 jam/ minggu. Jumlah jam

kerja yang dihabiskan untuk usahatani jagung mulai dari proses

pengolahan lahan hingga pemanenan adalah sebesar 24 jam ( 3 bulan)

adalah sebesar Rp. 720.000,- Adapun biaya tidak tetap yang dikeluarkan

petani jagung dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.


29

Tabel 4.3 Rata- rata Rekapitulasi Biaya Variabel Per Hektar yang
dikeluarkan Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen
Uraian Biaya Tidak Volume Harga/Satuan
No Nilai (Rp)
Tetap (Rp)
I Biaya Sarana Produksi

1 Bibit jenis Bisi 2 14,8 Kg Rp. 35.000/ Kg Rp. 518.000,-

2 Pupuk Urea 400 Kg Rp. 65.000/ Kg Rp. 520.000,-

3 Pupuk ZA 216 Kg Rp. 80.000/ Kg Rp. 345.600,-

4 Pupuk NPK 162 Kg Rp. 95.000/ Kg Rp. 307.800,-

5 Gramoxone 5 liter Rp. 52.000/liter Rp. 260.000,-

Biaya Tenaga Kerja


(Olah Tanah,
penanaman,
II pembumbunan, 24 Jam Rp. 30.000/jam Rp. 720.000,-
pengairan dan panen)
Total Biaya Tidak Tetap Rp. 2.671.400,-
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan bibit rata-rata

sebesar Rp 518.000,-, pupuk sebesar Rp 1.173.400,-, Pestisida sebesar Rp

260.000,- serta upah tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp 720.000,-

sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani jagung adalah Rp.

2.671.400,-

4.2.2 Analisis Pendapatan dan R/C Ratio

Penerimaan merupakan keseluruhan uang yang diperoleh petani dari

hasil penjualan jagung yang dikur dengan satuan rupiah. Rata-rata luas lahan

yang digunakan petani 1,08 ha dengan produksi jagung yang dihasilkan

sebanyak 3.354 kg dengan harga Rp 1.500,-/kg. Adapun Penerimaan yang


30

diperoleh petani dalam satu kali panen selama tiga bulan yaitu sebesar Rp

5.030.942,-. Analisis pendapatan dihitung berdasarkan jumlah uang yang

diterima oleh petani dari hasil penjualan jagung dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan. Adapun pendapatan yang diterima petani jagung dan nilai R/C

Ratio dari usahatani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Pendapatan yang diperoleh Petani Jagung Per hektar di


Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
No Uraian Nilai (Rp)
1. Penerimaan :
- Rata- rata produksi jagung : 3.354 Kg (Y)
- Harga jual jagung/ kg : Rp.1.500 (P)
Total Penerimaan (TR =P.Y) Rp. 5.030.942,-
2. Biaya Produksi :
a. Biaya Tetap (FC)
- Pajak Bumi dan Bangunan Rp. 24.050,-
- Sewa Lahan Rp. 394.200,-
- Penyusutan Peralatan Cangkul Rp. 2.250,-
- Penyusutan Peralatan Sprayer Rp. 9.375,-
Jumlah Biaya Tetap Rp. 432.000,-
b. Biaya Tidak Tetap (VC)
- Bibit Rp. 518.000,-
- Pupuk Rp. 1.173.400,-
- Pestisida Rp 260.000,-
- Upah Tenaga Kerja Rp. 720.000,-
Jumlah Biaya Tidak Tetap Rp. 2.671.400,-
Total Biaya (TC) = FC + VC Rp. 3.103.400,-
3. Pendapatan () = TR- TC Rp. 1.927.542,-
4. R/C Ratio 1,62
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa pendapatan petani

jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan di Kecamatan Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen sebesar Rp 1.927.542,- dengan jumlah penerimaan sebesar

Rp 5.030.942,- dan jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.103.400,-.


31

Tabel 4.5 Keuntungan dan Profitable Value yang diperoleh Petani Jagung
Per hektar di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
No Uraian Nilai (Rp)
1. Penerimaan Rp. 5.030.942,-
2. Total Biaya Rp. 3.103.400,-
3. Laba/ Keuntungan) Rp. 1.927.542,-
4. R/C Ratio (Profitable Value) 1,62
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2012.

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa keuntungan petani

jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan di Kecamatan Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen sebesar Rp 1.927.542,-.

Analisis R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan

dan total biaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio antara penerimaan dan

biaya sebesar 1,62 lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp 1,- maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar

Rp 1,62,-, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti

bahwa usahatani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen

menguntungkan dan layak untuk diusahakan


32

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapatan yang diperoleh petani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen dalam satu kali panen selama 3 bulan adalah sebesar Rp

1.927.542,-, dengan Total Penerimaan sebesar Rp 5.030.942,- serta Total

Biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 3.103.400,-.

2. Rata- rata keuntungan atau laba yang diperoleh petani jagung di Kecamatan

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen dalam satu kali panen selama 3 bulan

mencapai Rp. 1.927.542,-. Hal ini berarti usahatani jagung di Kecamatan

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen layak untuk dikembangkan.

3. Perbandingan antara penerimaan yang diperoleh petani jagung dan biaya

yang dikeluarkan petani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten

Bireuen adalah sebesar 1,62, hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung

kuning untuk diusahakan, karena setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,62,-.

5.2 Saran - saran

Berdasarkan kesimpulan maka saran yang dapat dikemukakan adalah

sebagai berikut :

32
33

1. Agar petani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen

dapat lebih mengefisienkan biaya produksi serta memperbanyak

pengetahuan tentang cara membudidayakan tanaman jagung sehingga

produksi dapat meningkat yang akan mengakibatkan pendapatan juga turut

meningkat.

2. Agar Instansi pemerintah berperan aktif dalam memberikan penyuluhan dan

bimbingan kepada petani jagung, menyediakan bibit unggul dan pupuk serta

menjaga kestabilan harga.


34

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arifin, Bustanul, 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Jakarta :Kompas,.

Arsyad Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi


Ekonomi.

Assauri, Sofyan. 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

BPS Bireuen. 2012. Bab V Pertanian 2012. Bireuen : BPS Bireuen

Daniel, M. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Bumi Askara. Jakarta.

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Hartono, Rudi dan Purwono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Ibrahim Yacob, H. M. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka.
Cipta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Kusnadi, HMA. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Malang: Universitas Brawijaya

Kuswadi Ir. MBA. 2007. Analisis Keekonomian Proyek. Yogyakarta: Andi Offset

Mubyarto dan Sunanto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya, edisi ke-5. Yogyakarta: Graha Ilmu

M. Fuad, dkk. 2004. Pengantar Bisnis. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Moch, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta :Salemba Empat.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta

Purwanto, Suharyadi. 2003. Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern.


Jakarta : Salemba Empat

34
35

Rahmaniza, 2011. Analisis Keuntungan Peralihan Tanaman Jagung Ke Tanaman


Pisang Barangan di Kecamatan Peusangan Bireuen Skripsi Tidak
Dipublikasikan.

Rukmana, Ir.H.Rahmat. 2003. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta : Kanisius.

Soekartawi. 2006. Analisis usahatani. UI Press. Jakarta.

________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Rineka
Cipta. Jakarta.

Sudjana. 1982. Metode Statistika Bandung. Tarsito Bandung. Bandung.

Suharno, Syamsiar, Suarni. 2010. Analisis Agribisnis Jagung Muda Varietas Hibrida
di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Prosiding Pekan
Serealia Nasional, 2010

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
36

ANALISIS PENDAPATAN35USAHATANI JAGUNG DI


KECAMATAN PEUSANGAN SELATAN
KABUPATEN BIREUEN

Proposal Skripsi

MARZUHANI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM
MATANGGLUMPANG DUA
2012
37

DAFTAR ISI

Halaman
Abstrak .............................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................... iv
Daftar Tabel...................................................................................... v
Daftar Lampiran .............................................................................. vi

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
1.5 Hipotesis ............................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teoritis.............................................................. 7
1. Konsep Pertanian .......................................................... 7
2. Pengertian Pendapatan .................................................. 8
3. Pengertian Produksi ...................................................... 10
4. Faktor- Faktor Produksi ................................................ 10
5. Konsep Biaya ................................................................ 12
2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................... 14

III. BAHAN DAN METODE


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 16
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................... 16
3.3 Metode Penelitian ............................................................. 17
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 17
3.5 Metode Analisis Data ....................................................... 18
3.6 Definisi Operasional Variabel .......................................... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................ 22
4.1.1 Karakteristik Wilayah Responden .......................... 22
4.1.2 Karakteristik Petani Responden .............................. 23
4.2 Pembahasan ...................................................................... 25
4.2.1 Analisis Biaya Produksi .......................................... 25
4.2.2 Analisis Pendapatan dan R/C Ratio ........................ 29
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 32
5.2 Saran- saran ...................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN

iv
38

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 16

2. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 20

3. Karakteristik Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan


Kabupaten Bireuen............................................................................ 23

4. Rata- rata Rekapitulasi Biaya Tetap Per Hektar yang dikeluarkan


Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten
Bireuen............................................................................................... 27
5. Rata- rata Rekapitulasi Biaya Variabel Per Hektar yang
dikeluarkan Petani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen............................................................................ 29
6. Pendapatan yang diperoleh Petani Jagung Per Hektar di
Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten
Bireuen............................................................................................... 30
7. Keuntungan dan Profitable Value yang diperoleh Petani Jagung
Per Hektar di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten 31
Bireuen.............................................................................................

v
39

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Identitas Petani Responden Pada Usahatani Jagung di Kecamatan


Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen ......................................... 36

2 Besarnya Biaya Benih Jenis Bisi-2 dari Setiap Responden Pada


Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 37

3 Besarnya Biaya Pestisida dari Setiap Responden Pada Usahatani


Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 38

4 Besarnya Biaya Tenaga Kerja dari Setiap Responden Pada


Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 39

5 Besarnya Biaya Pupuk dari Setiap Responden Pada Usahatani


Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 40

6 Rekapitulasi Biaya Variabel dari Setiap Responden Pada


Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 41

7 Besarnya Pajak Lahan dari Setiap Responden Pada


Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 42

8 Besarnya Biaya Sewa Lahan yang dikeluarkan dari setiap petani


Responden pada Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan
Kahupaten Bireuen ........................................................................ 43

9 Besarnya Biaya Penyusutan Peralatan dari Setiap Responden


Pada Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 44

10 Rekapitulasi Biaya Tetap dari Setiap Responden Pada


Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 45

11 Biaya Total dari Setiap Responden Pada


Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 46

vi
40

12 Besarnya Penerimaan dari Setiap Responden Pada Usahatani


Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen............................................................ ............................... 47
13 Analisis Pendapatan Petani Responden Pada Usahatani Jagung
di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 48

14 Analisis Keuntungan dan Kelayakan Usaha Petani Responden


Pada Usahatani Jagung di Kec. Peusangan Selatan Kab.
Bireuen........................................................................................... 47

vii
41

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul,

Analisis Pendapatan Usahatani Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten

Bireuen sebagai salah satu syarat kelengkapan akademik untuk menyelesaikan

Program Studi S-1 Agribisnis pada Universitas Almuslim Kabupaten Bireuen.

Selanjutnya shalawat dan salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah saw,

yang telah mengantarkan kita semua dari alam kebodohan menuju alam yang penuh

ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dorongan dan motivasi dari berbagai

pihak maka penulisan karya tulis ilmiah ini tidak akan pernah terwujud. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. T.M. Nur, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

Kabupaten Bireuen sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Hj. Suryani selaku Pembimbing II, yang tidak bosan- bosannya

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Semua Dosen pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Almuslim yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

4. Ayahanda dan Ibunda serta saudaraku yang tercinta, atas do`a, kasih sayang, dan

dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi hingga selesai .

ii
42

5. Teman-teman sejawat yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Segala usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan skripsi ini. Oleh karena

itu Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, atas segala kritik dan saran, penulis ucapkan

terima kasih, semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Matangglumpangdua, Februari 2013

Penulis

Marzuhani

iii
43

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha


tani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen. Jenis penelitian ini
adalah Survey Research dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan dilakukan
dengan metode kuesioner. Penelitian dilakukan terhadap para petani yang terdapat di
desa Mata Ie dan desa Krueng Beukah yang mengusahakan tanaman jagung, dengan
jumlah sampel 23 orang petani. Teknis analisis data menggunakan rumus Soekartawi
(2006:58) dimana pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan
total biaya yang dikeluarkan petani jagung dalam usahatani jagung setiap musim
panennya. Ukuran kelayakan usahatani dapat diukur dengan menggunakan analisis
imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio analysis) yang didasarkan pada
perhitungan secara finansial untuk menunjukan besar penerimaan usahatani yang
akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegitan
usahatani, dengan tujuan untuk mengetahui apakah usahatani jagung di daerah
penelitian layak untuk diusahakan atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keuntungan petani jagung dalam satu kali panen selama 3 bulan di Kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen sebesar Rp 1.927.542,- dengan jumlah
penerimaan sebesar Rp 5.030.942,- dan jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
3.103.400,-. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio antara penerimaan dan biaya
sebesar 1,89 lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp 1,- maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,62,-. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa usahatani jagung
di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen menguntungkan dan layak
untuk diusahakan. Saran yang diberikan sebagai kontribusi bagi petani jagung di
Kecamatan Peusangan Selatan adalah agar petani jagung di Kecamatan Peusangan
Selatan Kabupaten Bireuen dapat lebih mengefisienkan biaya produksi serta
memperbanyak pengetahuan tentang cara membudidayakan tanaman jagung
sehingga produksi dapat meningkat yang akan mengakibatkan pendapatan juga turut
meningkat dan instansi pemerintah daerah dapat turut berperan aktif dalam
memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani jagung, menyediakan bibit
unggul dan pupuk serta menjaga kestabilan harga.

Kata Kunci : Analisis pendapatan, usahatani jagung

i
44

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM
MATANGGLUMPANG DUA

BAHAN SEMINAR HASIL PENELITIAN


Judul : Analisis Pendapatan Usaha Tani Jagung di Kecamatan Peusangan
Selatan Kabupaten Bireuen
Pemprasaran : Marzuhani
NIM : 080103008
Pembimbing : 1. Ir. T. M. Nur, M.Si
2. Ir. Hj. Suryani
Pembahas : 1.
2.
Hari/ Tanggal :
Tempat : Kampus Pertanian

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Bireuen
yang memiliki nilai ekonomi penting dalam usaha pertanian. Permintaan jagung
untuk kebutuhan bahan pakan ternak terus meningkat, sementara kemampuan
produksi masih terbatas. Jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak
dikembangkan di Kabupaten Bireuen seperti Kecamatan Peusangan dan
Kecamatan Peusangan Selatan.
Dalam mengusahakan tanamannya, petani terkendala oleh sarana
produksi seperti bibit unggul, pupuk dan pestisida. Untuk pertumbuhan tanaman
yang baik diperlukan pemberian pupuk yang memadai. Rendahnya produktivitas
dalam kegiatan pertanian disamping menyebabkan tingkat pendapatan rendah,
juga menunjukkan bahwa usahatani yang dikembangkan mempunyai jumlah
produksi yang rendah
Produksi dan produktivitas usahatani jagung yang rendah akan berimbas
kepada tingkat pendapatan yang rendah, yang disebabkan kualitas dan kuantitas
jagung yang dihasilkan dibawah standar. Dalam usaha tani jagung diharapkan
45

adanya peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat


pada umumnya dan petani padi pada khususnya, karena salah satu ukuran
kesejahteraan masyarakat adalah dengan peningkatan pendapatannya.
Hal inilah yang kemudian melatar belakangi penulis melakukan
penelitian di kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, untuk
menganalisis tingkat pendapatan petani dari usahatani jagung di kecamatan
tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa besar pendapatan usaha tani jagung di Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen ?
2. Apakah usaha tani jagung yang dikelola petani jagung di Kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen menguntungkan atau layak?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pendapatan usaha tani jagung di Kecamatan Peusangan
Selatan Kabupaten Bireuen.
2. Untuk mengetahui keuntungan/ kelayakan usaha tani jagung di Kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.
46

II. METODE PENELITIAN

2.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di dua desa yang berada di Kecamatan
Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, yaitu desa Mata Ie dan desa Krueng
Beukah. Pemilihan kedua desa ini didasarkan dengan pertimbangan bahwa
kedua desa tersebut merupakan daerah pengembangan lahan tanaman Jagung
untuk wilayah Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen dengan
produktivitas yang cukup baik.

2.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah para petani yang terdapat di desa
Mata Ie dan desa Krueng Beukah yang mengusahakan tanaman jagung.
Sampel adalah objek yang diambil dengan cara mereduksi objek
penelitian yan dianggap representatif terhadap populasi. Arikunto dalam
Megawati Pasrah (2005:28) bahwa jika jumlah subyeknya besar, maka dapat
diambil sampel antara 10% - 15% atau 20% - 25%. Karena populasi dalam
penelitian ini jumlahnya di bawah 100 orang, maka peneliti memutuskan untuk
mengambil keseluruhan populasi petani jagung di kedua desa tersebut sebagai
sampel penelitian dengan perincian sebagai berikut :
No Nama Gampong Populasi Yang dijadikan Sampel Luas Area (Ha)

1. Mata Ie 10 orang 10 orang 7 Ha

2. Krueng Beukah 13 orang 13 orang 10 Ha

2.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer merupakan sumber data penelitian yan diperoleh secara langsung dari

narasumber aslinya tanpa melalui perantara. Dalam penelitian ini yang menjadi
47

narasumber adalah petani di Kecamatan Peusangan Selatan ( desa Mata Ie dan

desa Krueng Beukah). Data-data yang diperlukan menyangkut karakteristik petani

antara lain : karakteristik wilayah responden, umur petani, pendidikan petani

responden dan data umum lainnya. Data-data ini diperoleh melalui wawancara

dengan petani dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang sudah ada

sebelumnya dan diolah kemudian disajikan baik dalam berbagai bentuk antara lain

laporan penelitian, jurnal-jurnal, karya tulis, buku-buku maupun sumber dari

internet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

berupa :

a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung di

lapangan. Teknik ini dilkukan melalui dua jalur yaitu observasi langsung

dan observasi tidak langsung. Observasi langsung adalah pengumpulan

data yang dilkukan secara langsung di tempat kejadian. Observasi tidak

langsung adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala pada obyek yang dilakukan secara langsung di tempat

kejadian. Observasi tidak langsung adalah pengaumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada obyek penelitian yang

pelaksanaannya tidak secara langsung pada obyeknya.


48

b. Dokumentasi yaitu cara penumpulan data dengan jalan mengumpulkan data

melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen-dokumen

yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Wawancara langsung dengan responden dan pihak yang terlibat dalam

penelitian ini.

d. Angket yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan

mengajukan daftar pertanyaan mengenai masalah yang hendak diteliti

kepada responden untuk dijawab.

2.3 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Analisis Pendapatan.

Analisis pendapatan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh nilai

pendapatan usaha tani, dimana pendapatan usaha tani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan ( Soekartawi, 2006:58) yakni:

Pendapatan () = TR- TC

Yang diperoleh dari:

TR = Y . PY

TC= FC + VC

Dimana :

= Pendapatan

TR= Penerimaan Total (Total Revenue)


49

TC= Biaya Total (Total Cost)

FC = Biaya tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya variabel (Variabel Cost)

Y= Jumlah produksi jagung (Kg)

PY= Harga produksi jagung (Rp/Kg)

2. Analisis R/C ( Revenue Cost Ratio)

Analisis R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio. Menurut

Soekarwati (2006 : 58) untuk menganalisis kelayakan usaha apakah usaha

tani ini memberikan keuntungan atau tidak, dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

A = R/C

R = Py . Y

TC = FC + VC

Dimana :

R = Penerimaan

TC = Biaya

Py = Harga output

Y = Output

FC = Biaya tetap

VC = Biaya variabel

Dengan kriteria :

Jika R/C >1 = Untung/ layak


50

R/C< 1 = Rugi/ tidak layak

R/C=1 = Impas
51

JUDUL SKRIPSI : Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Di Kecamatan


Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
NAMA : Marzuhani
NIM : 080103008
PROGRAM STUDI : Agribisnis

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. T.M. Nur, M.Si. Ir. Hj. Suryani


NIP. 19630107 199203 1 007 NIDN. 0101016314

Diketahui,

Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi


Agribisnis,

Ir. T.M. Nur, M.Si. Elfiana, SP.,M. Si.


NIP. 19630107 199203 1 007 NIDN. 0114038303
52

BIODATA PENULIS

Marzuhani, lahir di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen

pada tanggal 29 Mei 1988, dari pasangan Bapak Hanifuddin dan

Ibu Hamdiah. Pendidikan SD ditempuh pada tahun 1996 di MIN

Blang Mane, lulus tahun 2002. Kemudian melanjutkan

pendidikan di SLTP Negeri 2 Samalanga, lulus pada tahun 2005.

Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Samalanga, tamat pada tahun

2008. Selanjutnya, pada tahun 2008 diterima di Program Studi S-1 Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Bireuen. Pada Tahun 2012 mengadakan

penelitian ilmiah. Karya tulisnya berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Jagung di

Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.


53

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI


DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Pendapatan Usahatani


Jagung di Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen adalah karya saya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Matangglumpangdua, Februari 2013

MARZUHANI
NIM : 080103008

Anda mungkin juga menyukai