Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TALAS BENENG

FINANCIAL ANALYSIS OF BENENG TARO FARMING

MUHAMMAD JORGY LAZUARDI LABUNOVE ISMI1, SANI FIRMANSYAH2,


ELMA DEVIANI3, IQLIMA HAQUE4, AGUS YUNIANTO5 ZULFIKAR
NOORMANSYAH6
1
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwang, Jl. Siliwangi No 35 Kota
Tasikmalaya
*E-mail corresponding: jorgylazuardi@gmail.com

ABSTRAK
Tanaman talas beneng dengan nama lain Xantoshoma undipes K. Koch muncul sebagai alternatif
makanan berkarbohidrat pengganti padi. Melalui diversifikasi pangan, tanaman talas beneng dapat
menjadi salah satu varian makanan yang tersedia di pasar. Talas beneng memiliki kandungan nutrisi
cukup bagus, meliputi kandungan protein 2,01%, karbohidrat 18,30%, lemak 0,27%, pati 15,21% dan
kalori 83,7% kkal. Teknis budidaya talas beneng menggunakan pola agroforestry dapat menghasilkan
kualitas lebih baik dibandingkan dengan pola tanam monokultur. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis teknis budidaya dan mengetahui kelayakan finansial usaha tani talas beneng berdasarkan
NPV, Net B/C, IRR dan pada tahun keberapa modal yang diinvestasikan dapat kembali (Pay Back
Period). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengambil satu orang responden yang
merupakan petani yang sudah berhasil dan tokoh pengembangan talas beneng di Kecamatan Cibalong
Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Usahatani talas beneng di Kecamatan
Cibalong Kabupaten Tasikmalaya secara finansial dinyatakan layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV
(net present value) yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 575.648.565, Net B/C 2,48 dan IRR 72,34%, 2)
Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi adalah 1 tahun 9 bulan, dengan
demikian usaha perkebunan talas beneng dinyatakan layak secara finansial.

Kata kunci: Talas Beneng, NPV, Net B/C, Pay Back Period

ABSTRACT (
Beneng taro (Xantoshoma undipes K. Koch) appears as an alternative carbohydrate food to replace
rice. Through food diversification, beneng taro plants can become one of the food variants available on
the market. Taro beneng has a pretty good nutritional content, including 2,01% protein, 18,30%
carbohydrates, 0,27% fat, 15,21% starch and 83,7% kcal calories. Taro beneng cultivation tehniques
using agroforestry patterns can produce better quality than monoculture cropping patterns. This study
aims to analyze the cultivation techniques and determine the financial feasilibilty of taro beneng farming
based on NPV, Net B/C, IRR and in what year the invested capital can be returned (Pay Back Period).
This research uses a case study method by taking one respondent who is a successful farmer and a
leader in developing taro beneng in Cibalong District, Tasikmalaya Regency. This results showed that:
1) Taro beneng farming in Cibalong District, Tasikmalaya Regency was declared financially feasible
to continue with the resulting NPV (net present value) of Rp. 575.648.565 , Net B/C 2,48 and IRR
72,34%, 2) The length of time needed to return the investment is 1 year and 9 months, this the taro
beneng plantation business is declared financially feasible.

Keywords: Beneng Taro, NPV, Net B/C, Pay Back Period

1383
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

PENDAHULUAN daunnya juga dapat dijadikan bahan baku


Ketahanan pangan sudah menjadi subtitusi dari tembakau pada rokok.
prioritas utama setiap daerah, dalam Tanaman talas beneng atau yang lebih
memenuhi kebutuhan konsumsi sering disebut sebagai talas besar dan talas
masyarakatnya. Upaya pemenuhan koneng ini memiliki umbi yang bisa
karbohidrat, secara langsung petani terlibat mencapai berat hingga 20 kg dalam kurun
dan bertanggung jawab dalam pemenuhan waktu 2 tahun penanaman, dengan nama
tersebut. Banyak sekali tanaman lain Xantoshoma undipes K. Koch, umbi
karbohidrat yang dapat ditanam di daerah talas ini mempunyai kandungan nutrisi
Kabupaten Tasikmalaya seperti, padi, yang cukup bagus. Meliputi kandungan
jagung, kentang, talas dan sejenisnya. protein 2,01%, karbohidrat 18,30%, Lemak
Ketika harga beras mengalami inflasi 0,27%, pati 15,21% dan kalori sebesar
karena produksi yang tidak menentu. 83,7% kkal.
Tanaman umbi-umbian akan menjadi Tanaman talas beneng saat ini sedang
alternatif dalam upaya pemenuhan pangan naik daun maka banyak petani yang turut
selain padi. Tanaman Umbi-umbian dalam menanamnya. Termasuk petani di
hal tersebut sangat berpotensi. Selain itu kecamatan cibalong Kabupaten
beberapa jenis umbi-umbian memiliki Tasikmalaya, mereka menanam tanaman
ketahanan yang kuat di bawah naungan talas beneng. Peluang pasar yang besar
dalam suatu pola agroforestri (Maryanto, menarik minat para petani untuk
2013). membudidayakan talas beneng. Selain itu
Pada beberapa tahun terakhir tanaman teknis budidaya yang cukup mudah tidak
talas beneng muncul sebagai alternatif akan menyulitkan petani dalam melakukan
makanan berkarbohidrat pengganti padi. budidaya. Sehingga petani dapat mencari
Talas beneng merupakan tanaman lokal dari pendapatan lain selain dari usahatani yang
daerah banten. Tanaman ini dapat sedang dilakukannya.
dimanfaatkan secara utuh dari umbi sampai Kecamatan cibalong merupakan
daunnya untuk penguatan ketahanan daerah yang berdekatan dengan kawasan
pangan. Melalui diversifikasi pangan, hutan. Pola agroforestri menjadi pilihan
tanaman talas beneng dapat menjadi salah yang sesuai untuk dikembangkan oleh para
satu varian makanan yang tersedia di pasar. petani di sekitar hutan. Khususnya melalui
Selain umbi dari tanaman talas beneng, perhutanan sosial ataupun pengelolaan

1384
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

hutan bersama masyarakat mampu METODE PENELITIAN


memberikan kontribusi pendapatan rumah Lokasi penelitian pada usahatani talas
tangga yang cukup besar (Mayrowani & beneng dilakukan di Bumdes Girikencana
Ashari, 2011). Kecamatan Cibalong Kabupaten
Berdasarkan kajian Endah et al Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Metode
(2021) teknis budidaya talas beneng penelitan yang digunakan yakni studi kasus
menggunakan pola agroforestry dapat terhadap Bumdes Girikencana talas beneng
menghasilkan kualitas yang lebih baik di Kecamatan Cibalong.
dibandingkan menggunakan pola tanam Metode penentuan responden
monokultur. Pada penanaman pola dilakukan secara purposive dengan
agroforestry tinggi tanaman dapat mencapai pertimbangan bahwa petani merupakan
107,3 cm, sedangkan pada pola monokultur pembudidaya pertama di daerah tersebut.
hanya mencapai 42,4 cm. Lebar daun pada Variabel penelitian pada penelitian ini
pola agroforestry dapat mencapai 43,6 cm adalah biaya yang harus dikeluarkan dan
sedangkan pada pola monokultur hanya pendapatan yang diterima. Informan
19,8 cm. diambil secara sengaja kepada pak sani
Pentingnya memperhatikan teknis yang merupakan pengeloala sebagai
budidaya merupakan suatu keharusan informan kunci. Bertujuan agar memiliki
dalam melakukan usahatani. Tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Data
efektifitas dan efisiensi dapat menjadi tolak yang digunakan yakni data primer dan data
ukur pendapatan yang akan dipereoleh dari sekunder. Pengambilan data dilakukan
suatu kegiatan usahatani. Hal itu menggunakan teknik wawancara kepada
dikarenakan teknis budidaya sangat erat informan.
kaitannya dengan pembiayaan yang harus Analisis data menggunakan studi
dikeluarkan. literatur dan metode analisis manfaat biaya
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk (benefit cost analysis). Pendekatan harga
menganalisis teknis budidaya dan pada faktor biaya menggunakan pendekatan
kelayakan investasi dari usahatani talas harga aktual (secara finansial) selama tiga
beneng dalam jangka panjang. Sehingga tahun. Kemudian melakukan analisis
berguna untuk menganalisis anggaran biaya proyek usaha selama lima tahun.
pada masa yang akan datang. Menggunakan NPV, Net B/C, Payback
period, dan IRR (Internal Rate Return).

1385
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

Operasionalisasi Variabel 11. Kegiatan produksi atau budidaya


Definisi operasional dari variabel- talas beneng ini dihitung mulai dari
variabel yang digunakan dalam penelitian persipan hingga panen dan penjualan
ini adalah sebagai berikut: dengan waktu 3 tahun.
1. Biaya Investasi adalah biaya yang Kelayakan Investasi
dikeluarkan dari mulai usahatani Investasi adalah suatu istilah dengan
tersebut dilaksanakan sampai usahatani beberapa pengertian yang berhubungan
tersebut berjalan. dengan keuangan dan ekonomi. Istilah
2. Bibit talas beneng dihitung perbatang tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
dan di nilai dalam satuan rupiah per bentuk aktiva dengan suatu harapan
hektar (Rp/Ha). mendapatkan keuntungan pada masa depan.
3. Pembelian peralatan di nilai dalam NPV (Net Present Velue)
satuan rupiah (Rp). Net Present Velue (NPV) dari suatu
4. Jumlah tenaga kerja dikonversikan ke proyek merupakan nilai sekarang (Present
dalam HOK (Hari Orang Kerja) di nilai Velue) dari selisih benefit (manfaat) dengan
dalam satuan rupiah (Rp). cost (biaya) pada Discount Factor tertentu.
5. Biaya Operasional adalah seluruh biaya Net Present Velue (NPV) menunjukan
yang dikeluarkan selama proses kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan
produksi itu berlangsung artinya secara cost (biaya). Nilai NPV dapat diperoleh
rutin biaya harus dikeluarkan. dengan rumus sebagai berikut:
6. Pupuk di hitung dalam satuan kilogram  Bt − Ct
NPV =
dan di nilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). (1 + i )

𝑁𝑃𝑉 = (Bt − Ct )DF


7. Penerimaan merupakan hasil kali antara
jumlah hasil produksi dengan harga jual
NPV = ( NetBenefit )DF
di nilai dalam satuan rupiah (Rp).
8. Jumlah hasil produksi talas beneng di Keterangan:
nilai dalam satuan kilogram (Kg). Bt = Benefit pada tahun ke-t
9. Harga jual yaitu nilai dalam satuan Ct = Cost pada tahun ke=t
rupiah per kilogram (Rp/kg). DF = Discount Factor
10. Pendapatan merupakan selisih Net B/C (Net Beneft Of Cost Rasio)
antara penerimaan dengan biaya, Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C
dihitung dalam satuan rupiah (Rp). Ratio) adalah perbandingan antara jumlah

1386
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

NPV positif dengan jumlah NPV negatif. NPV +


IRR = i1 + (i2 − i1 )
Net B/C menunjukan gambaran beberapa NPV + − NPV _
kali lipat benefit (manfaat) anak diperoleh Payback Period (PP)
dari setiap unit cost (biaya) yang Payback period diartikan sebagai
dikeluarkan. Nilai Net B/C dapat diperoleh jangka waktu kembalinya investasi yang
dengan rumus sebagai berikut: telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang

NetB / C = 
t =n
(Bt − Ct )(DF ) diperoleh dari suatu proyek. Payback

t =0 (Ct − Bt )(DF )
period digunakan untuk mengukur
t =n
( NetBenefitPositif )( DF ) kecepatan kembalinya modal dan tidak
NetB / C = 
t =0 ( NetBenefitNegatif )( DF ) mengukur keuntungan proyek tersebut.

NPV ( + ) Semakin cepat waktu pengembalian


NetB / C =
NPV ( − ) investasi, semakin baik proyek tersebut
Kaidah keputusan Net B/C adalah: dilaksanakan
𝐍𝐁𝐊 𝐍𝐞𝐠𝐚𝐭𝐢𝐟
1. Jika Net B/C > 0, maka proyek 𝑷𝑷 = 𝐓 + 𝐗 𝟏𝟐 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧
𝐍𝐁 ∗
tersebut layak diusahakan. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Jika Net B/C = 0, maka proyek Teknis budidaya
tersebut impas. Syarat Tumbuh
3. Jika Net B/C < 0, maka proyek Iklim yang sesuai dengan tanaman talas
tersebut tidak layak diusahakan. beneng adalah iklim basah, agar hasil
Internal Rate of Return (IRR) produksi dapat optimal. Suhu optimal yang
Internal Rate of Return (IRR) adalah cocok untuk budidaya kisaran antara 27-
untuk mengetahui presentase keuntungan 30,7 °C. Lalu untuk suhu rata-rata perhari
dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan IRR 27,9 °C. Kemudian 60-80% kelembapan
juga merupakan alat ukur kemampuan udara merupakan kondisi yang paling ideal
proyek dalam mengembalikan bunga dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500
pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukan – 2800 mm/tahun.
bahwa Present Value (benefit) akan sama Kondisi tanah yang paling ideal agar
dengan present value (cost) dengan kata tanaman talas beneng dapat tumbuh optimal
lain bahwa IRR itu menunjukan NPV=0. adalah tanah dengan kontur datar sedikit
Untuk mendapatkan IRR digunakan rumus bergelombang. Jenis tanah latosol menjadi
sebagai berikut: rekomendasi terbaik untuk dijadikan media
tanam. Tanah liat dengan sedikit berpasir,

1387
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

serta memiliki kandungan bahan organik Dosis pupuk yang sesuai adalah
dan mikroorganisme yang cukup. campuran pupuk organik fermentasi
Persiapan Benih kotoran kambing seberat 48 ton per hektar.
Tanaman Talas Beneng diperbanyak Jarak tanam 1:1 dan dapat disesuaikan,
secara vegetatif dengan memanfaatkan diperlebar dengan mempertimbangkan
beberapa bagian tanamannya. Bagian tingkat kemiringan lahan, tingkat populasi
tanaman Talas Beneng yang dapat tanaman utama, serta vegetasi lain pada
digunakan sebagai sumber penanaman dengan pola agroforestry.
benih/perbanyakan tanaman antara lain Pemeliharaan Tanaman
crown/mahkota/huli, umbi batang, dan Pemeliharaan pada tanaman talas
umbi mini. Bibit yang digunakan sebagai beneng merupakan bagian dari kegiatan
bahan tanam pada budidaya Talas Beneng usahatani. Cukupnya air dan pengendalian
dapat bersumber dari huli, umbi batang gulma menjadi salah satu faktor paling
maupun umbi mini. penting dalam upaya mengoptimalkan hasil
Penumbuhan/penyemaian mata tunas produksi. Penentuan waktu tanam yang
dilakukan dengan menggunakan media tepat akan sangat mempengaruhi
campuran tanah dan pupuk kandang (1:1) pertumbuhan tanaman, terutama pada fase
pada bak persemaian. Setelah berkecambah awal pertumbuhan. Jika penanaman
dan membentuk akar (15 hari setelah dilakukan pada musim kemarau, atau ketika
semai), benih dapat dipindahkan ke polybag curah hujan sangat minim, penyiraman
untuk tahap pembesaran. Benih dipelihara dapat dilakukan terutama pada bulan
di dalam polybag selama 2-3 bulan hingga pertama pindah tanam.
berukuran cukup besar dan siap ditanam. Dalam upaya mengoptimalkan hasil
Pengolahan Lahan dan Penanaman panen, penggunaan pupuk organik cair
Pengolahan lahan merupakan awal dari (POC) menjadi rekomendasi. Jenis POC
proses kegiatan budidaya (on farm). yang digunakan adalah fermentasi dari
Pengolahan lahan yang disarankan untuk urine kelinci. Menggunakan perbandingan
melakukan budidaya talas beneng yakni 30 ml air kencing kelinci dengan 1 liter air.
dengan membuat lubang tanam. Diameter Pupuk organik cair digunakan ketika
lubang tanam berkisar 50 cm dengan tanaman berumur 2 bulan, pemupukan
kedalaman 20 cm. dibarengi dengan penyiangan gulma.
Panen

1388
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

Proses pemanenan dilakukan dengan pengembalian bunga investasi dan


cara memperhatikan hasil yang diinginkan. pengembalian investasi.
Pemanenan dilakukan apabila talas sedang Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
mengalami masa dorman yang ditandai biaya investasi yang dikeluarkan pada
dengan layu dan keringnya daun. Terdapat usahatani talas beneng di Kecamatan
tiga bagian tanaman yang memiliki nilai Cibalong Kabupaten Tasikmalaya sebesar
ekonomi tinggi yaitu daun, umbi (utama) Rp. 48.600.000. Bibit talas beneng dihitung
dan umbi mini (kormus). Daun Talas perbatang dan di nilai dalam satuan rupiah
Beneng merupakan bahan baku untuk Rp. 2.000/batang x 10.000= Rp.
menghasilkan produk daun rajangan kering 20.000.000. Pembelian peralatan sebesar
sebagai bahan baku industri rokok herbal Rp. 39.375.000. Biaya Operasional adalah
non tembakau. seluruh biaya yang dikeluarkan selama
Panen umbi talas dapat dilakukan proses produksi itu berlangsung artinya
setelah tanaman berumur 8 – 12 bulan. secara rutin biaya harus dikeluarkan. Dalam
Semakin lama umur tanaman maka umbi penelitian ini total biaya operational yang
yang dihasilkan akan semakin besar. Pada dikeluarkan sebesar Rp. 168.325.000.
umur tanaman 8 – 12 bulan, umbi yang Pupuk di hitung dalam satuan kilogram dan
diperoleh sekitar 2,4 – 15 kg. Pemanenan di nilai dalam satuan rupiah (Rp/kg). Pada
umbi talas dengan menggunakan cangkul tahun ke 0 pengadaan pupuk dasar
dan parang. Cara pemanenan umbi dengan sebanyak 10.000kg dengan harga Rp.
menggali sekitar tanaman dengan 600/kg sehingga total pengadaan pupuk
menggunakan cangkul sampai terlihat sebesar Rp. 6.000.000, selanjutnya
ujung umbi talas (kormus/umbi mini). pengadaan insektisida sebanyak 30 kg
Analisis Finansial dengan harga Rp. 35.000 sehingga total
Pembahasan utama yang menjadi titik pengadaan insektisida sebesar Rp.
fokus dalam penelitian ini yakni tingkat 1.050.000, selanjutnya pengadaan POC
analisis finansial usahatani talas beneng di sebanyak 5 liter dengan harga Rp. 35.000
Bumdes Girikencana Kecamatan Cibalong sehingga total pengadaan biaya POC
Kabupaten Tasikmalaya. Berikut adalah sebesar Rp. 175.000. Pada tahun pertama
hal-hal yang menjadi fokus kajian dalam pengadaan pupuk daun memerlukan 50 kg
penelitian ini yakni NPV, IRR, tingkat dengan harga Rp. 15.000/kg sehingga total
pengadaan pupuk daun sebesar Rp.

1389
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

750.000. Pada tahun kedua pengadaan dinyatakan layak untuk dilanjutkan


pupuk lanjutan memerlukan 100 kg dengan dengan nilai NPV (net present
harga Rp. 15.000/kg sehingga total value) yang dihasilkan adalah
pengadaan pupuk daun sebesar Rp. sebesar Rp. 575.648.565, Net B/C
1.500.000. Pada tahun ketiga pengadaan 2,48 dan IRR 72,34%,
pupuk daun memerlukan 100 kg dengan 2. Lamanya waktu yang diperlukan
harga Rp. 15.000/kg sehingga total untuk mengembalikan investasi
pengadaan pupuk daun sebesar Rp. adalah 1 tahun 9 bulan, dengan
1.500.000. Penerimaan merupakan hasil demikian usaha perkebunan talas
kali antara jumlah hasil produksi dengan beneng dinyatakan layak secara
harga jual di nilai dalam satuan rupiah (Rp). finansial.
Penerimaan total yang didapat sebesar Rp. Saran
1.196.000.000. Jumlah hasil produksi talas Perlu dilakukan adanya penelitian
beneng di nilai dalam satuan kilogram (Kg). tambahan mengenai efisiensi penggunaan
Untuk daun mengasilkan total produksi faktor produksi agar hasil penelitian
sebanyak 370.000 kg, dan untuk umbi mengenai talas beneng di Bumdes
sebesar 450.000kg. Harga jual yaitu nilai Girikencana Kecamatan Cibalong
dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). Kabupaten Tasikmalaya menjadi lebih baik.
Untuk harga jual daun sebesar Rp. 800/kg,
dan untuk hara umbi sebesar Rp. 2000/kg. DAFTAR PUSTAKA
Pendapatan merupakan selisih antara Alfizar, S., A. I. Hasyim dan M. I. Affandi.
2017. Analisis kelayakan finansial
penerimaan dengan biaya, dihitung dalam
kelapa sawit di kabupaten lampung
satuan rupiah (Rp). Pendapatan yang tengah. JIIA. Vol.5: 228-234 (3).
didapat sebesar Rp. 837.450.000 Djoni. 2018. Analisis kelayakan usahatani
perkebunan kelapa sawit rakyat Di
Desa Runtu Kecamatan Arut Selatan
KESIMPULAN DAN SARAN Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kesimpulan Agrinimal. Vol.6: 26-30 (1).

Berdasarkan analisis data dan hasil Endah, S., E. Fauziyah., L.A. Geraldine., A.
Sudomo., & Suhartono. (2021).
penelitian maka dapat disimpulkan:
Pertumbuhan Talas Beneng
1. Usahatani talas beneng di (Xanthosoma undipes K. Koch) pada
Pola Agroforestri. Jurnal Agroforestri
Kecamatan Cibalong Kabupaten
Indonesia, 4(1): 61-68.
Tasikmalaya secara finansial

1390
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 10, Nomor 2, Mei 2023 : 1383-1391

Hakiki, D.N., Rostianti, T., Nasir, asalam oksalat pada kulit umbi talas
Nursuciyoni. 2019. Development of beneng (Xanthosoma undipes K.
Local Food Biodiversity of Nata De
Taro from Talas Beneng (Xanthosoma Kock) yang dibudidayakan. Jur.
undipes k. Koch). IOP Conf. Ser.: Agroekotek, 8(2), 139–142.
Earth Environ. Sci. 309 012030.
Rizky, P. R., dkk (2022). Kelembagaan
Hasymi, L. F., Rusida, E. R., Hastuti, E., Talas Beneng: Intsrumen Penting
Setia, L., Torizellia, C., Prihandini, Y. Mewujudkan Agribisnis Talas Beneng
A. 2021. Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan. Prosiding Seminar
dalam Pemanfaatan Sumber Daya Nasional Hasil Penelitian Agribisnis
Pangan Lokal Tanaman Talas untuk VI, 6 (1): 433-439
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Rusbana, T. B., Saylendra, A., &
dan Sebagai Tambahan Variasi
Djumantara, R. (2016). Inventarisasi
Makanan di Rumah Sakit. Jurnal
hama dan penyakit yang berasosiasi
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3):
pada talas beneng (Xanthosoma
531-538
undipes K. Koch) di kawasan Gunung
Kartina, A. M., Nuniek, H., Ellena, C. A. Karang Kabupaten Pandeglang
2017. Pengaruh Ukuran Bibit Dan Provinsi Banten. Jurnal Agroekotek,
Jenis Pupuk Organik Terhadap Hasil 8(1), 1–6
Umbi Tanaman Talas Beneng. Jurnal
Sintha, W. Somariah, F., & Bunyamin
Agroekotek, 9(2): 171-180.
(2018). Budidaya Talas Beneng
Mayrowani, H., & Ashari. (2011). Menuju Industri Kreatif Bagi
Pengembangan Agroforestry untuk Kelompok Tani Desa Juhut, Kec.
Mendukung Ketahanan Pangan dan Karang Tanjung, Banten. Prosiding
Pemberdayaan Petani Sekitar Hutan. PKM-CSR, Vol 1:1468-1478.
Forum Penelitian Agro Ekonomi,
Susilawati, P. N., Yursak, Z., Kurniawati,
29(2). 83-89.
S., Saryoko, A. 2021. Petunjuk Teknis
Ningsih, E. P., & Hermita, N. (2016). Budidaya dan Pengolahan Talas
Pengaruh ketinggian tempat terhadap Varietas Beneng. Banten (ID): BPTP
kandungan proksimat dan komposisi Banten.

1391

Anda mungkin juga menyukai