Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], Vol.

2 (3): 279-288
DOI: https://doi.org/10.29244/jskpm.2.3.279-288
Copyright ã 2018 Departemen SKPM - IPB
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm
ISSN: 2338-8021; E-ISSN: 2338-8269

PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT


PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI DESA BOJONGSARI,
KECAMATAN JAMPANG KULON, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA
BARAT

The Influence of Agricultural Extension towards Paddy Productivity Level. Bojongsari


Village, Jampang Kulon Sub-District, Sukabumi District, West Java

Lidwina Amanda Hernalius1), Sumardjo1), Hamzah1)


1)
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor, Dramaga Bogor 16680, Indonesia
E-mail: hernalius@gmail.com; sumardjo252@gmail.com; hamzah_ipb3@gmail.com

ABSTRACT
The increasing of paddy productivity less significantly happened. This caused by the farmers limited abilities. The
purpose of this research is to analyze the paddy productivity level happened. This research is using census
approach and supported by qualitative data that is in-depth interview. The respondents consist of 60 people,
splitted into two categories, the active farmers and the non-active farmers in the agricultural extension by using
census method within the two groups of farmers. The results of this research shows that there is a real and positive
influence of agricultural extension towards paddy productivity level.
Keywords: agricultural extension, empowerment, paddy productivity level

ABSTRAK
Peningkatan produktivitas padi kurang terjadi secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan petani yang
masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat produktivitas padi yang terjadi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan sensus dan didukung oleh data kualitatif berupa wawancara mendalam. Responden
terdiri atas 60 orang yang dibagi dua kategori yaitu petani aktif dan non aktif dalam kegiatan penyuluhan pertanian
melalui metode sensus pada dua kelompok tani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
nyata dan positif penyuluhan pertanian terhadap peningkatan produktivitas padi sawah.
Kata kunci: pemberdayaan, penyuluhan pertanian, tingkat produktivitas padi

PENDAHULUAN mengatasi produktivitas padi sawah di era


kekinian.
Indonesia saat ini sedang menggalakan
swasembada pangan, namun aspek penyuluhan Hasil pencacahan lengkap disebutkan bahwa
cenderung terkesampingkan dengan adanya jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor
perubahan kebijakan dalam pemerintah daerah tanaman pangan di Indonesia yang didominasi
seperti yang tercantum dalam UU Nomor 23 oleh tanaman padi sebesar 14.147.942 rumah
tahun 2014. Produktivitas padi sawah dikejar tangga. Tanaman padi memiliki luas tanam
dengan pendekatan target-target produksi dan sebesar 94.478.528.364 m² dan rata-rata luas
luas lahan sehingga aspek petani menjadi kurang tanam sebesar 6.678 m². Tanaman padi yang ada
mendapat perhatian. Menarik untuk dikaji di Indonesia terbagi menjadi 2 (dua), yaitu padi
bagaimana kontribusi penyuluhan ini dalam sawah dan padi ladang. Di Indonesia lebih banyak
rumah tangga usaha pertanian padi sawah, yaitu

Juni 2018 279


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

sebesar 12.936.427 rumah tangga dan padi ladang PENDEKATAN TEORITIS


hanya sebesar 1.506.139 rumah tangga. Produksi
Penyuluhan Pertanian
padi tahun 2015 sebanyak 75,40 juta ton gabah
kering giling (GKG), mengalami peningkatan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006
sebanyak 4,55 juta ton atau 6,42 persen tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,29 persen dan Kehutanan menyatakan bahwa penyuluhan
(BPS 2016). adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
Indonesia sebagai negara agraris seharusnya lebih
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
banyak berfokus pada bidang pertanian. Banyak
mengakses informasi pasar, teknologi,
penduduk Indonesia mengandalkan hidupnya
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai
juga pada bidang pertanian. Peranan sektor
pertanian dalam menopang perekonomian dan upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan
memiliki implikasi penting dalam pembangunan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
ekonomi ke depan. Untuk meningkatkan kualitas
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
yang besar, Indonesia juga membutuhkan SDM
yang berkualitas merupakan modal utama bagi Tujuan penyuluhan jangka pendek adalah untuk
daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih
pembangunan di daerah. Untuk membangun terarah dalam aktivitas usaha tani di pedesaan,
pertanian, Indonesia perlu membangun sumber perubahan-perubahan mana hendaknya
daya manusianya, agar kemampuan dan menyangkut tingkat pengetahuan, kecakapan dan
kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat kemampuan sikap serta serta motif tindakan
meningkat, karena merekalah yang langsung petani. Tujuan penyuluhan jangka panjang, yaitu
melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di agar tercapai peningkatan taraf hidup masyarakat
lahan usahanya. Faktanya, apakah memberikan petani, mencapai kesejahteraan hidup lebih
dampak yang besar dari upaya perubahan terjamin. Hal ini tercapai jika para petani dalam
peningkatan kualitas tersebut? Mengapa terjadi masyarakat itu telah melakukan better farming
perbedaan pada hasil dari upaya peningkatan (mengubah cara-cara usaha taninya dengan cara-
kualitas dan kuantitas dari usahatani pada sektor cara yang lebih baik), better business (berusaha
pertanian tersebut? yang lebih menguntungkan) dan better living
(berhemaat tidak berfoya-foya, setelah
Penyuluhan merupakan bagian dari proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku melangsungkan pemanenan, menabung, bekerja
usaha agar mereka mau dan mampu menolong sama memperbaiki higinis lingkungan,
dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses mendirikan industri rumah tangga dengan
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan mengikut sertakan keluarganya guna mengisi
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk waktu selama menunggu panen) (Kertasapoetro
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, 1998 dalam Nataliningsih 2008).
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta Peranan Penyuluh Pertanian
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
Peran penyuluh pertanian terdiri dari beberapa,
lingkungan hidup. Pada komoditas padi sawah
yaitu: sebagai guru, penganalisa, penasehat,
yang ada di Indonesia hampir seluruhnya
sebagai organisator, sebagai pengembang
mengalami dua musim panen dalam satu tahun
kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan
hanya saja terjadi perbedaan peningkatan hasil
pemantap hubungan masyarakat petani.
apabila diambil berdasarkan rata-rata setiap
Kartasapoetra (1994) juga menjelaskan tentang
kelompok tani pada satu daerah.
peran penyuluh yang sangat penting bagi
Terdapat dua pertanyaan dalam penelitian ini (1) terwujudnya pembangunan pertanian modern,
Bagaimana produktivitas padi sawah? dan (2) yaitu pembangunan pertanian berbasis rakyat.
Bagaimana pemberdayaan melalui penyuluhan Peran penyuluh tersebut adalah: (1) Sebagai
sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas peneliti; mencari masukan terkait dengan ilmu
padi sawah? dan teknologi, penyuluh menyampaikan,

280 Juni 2018


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

mendorong, mengarahkan dan membimbing bahwa setiap manusia dan masyarakatnya


petani mengubah kegiatan usahataninya dengan memiliki potensi (daya) yang dapat
memanfaatkan ilmu dan teknologi. (2) Sebagai dikembangkan, (2) Pemberdayaan adalah upaya
pendidik; meningkatkan pengetahuan untuk untuk membangun daya itu, dengan mendorong,
memberikan informasi kepada petani, penyuluh memberikan motivasi, dan membangkitkan
harus menimbulkan semangat dan kegairahan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta
kerja para petani agar dapat mengelola berupaya untuk mengembangkannya, (3)
usahataninya secara lebih efektif, efisien, dan Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki
ekonomis. (3) Sebagai penyuluh; menimbulkan masyarakat (empowering).
sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh
Produktivitas Padi Sawah
berperan serta dalam meningkatkan tingkat
kesejahteraan hidup para petani beserta Menurut Hasibuan (1996) produktivitas adalah
keluarganya. Dapat dilihat bahwa peran penyuluh perbandingan antara output (hasil) dengan input
sangat berat, mengharuskannya memiliki (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya
kemampuan tinggi. Oleh karena itu, kualitas dari dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi
penyuluh harus terus ditingkatkan sehingga (waktu, bahan, dan tenaga) dan sistem kerja,
mampu berperan dalam memberikan penyuluhan teknik produksi dan adanya peningkatan
dan mewujudkan pembangunan pertanian. keterampilan dari tenaga kerjanya.
Pemberdayaan Masyarakat Petani Menurut Riyanto (1986) secara teknis
produktivitas adalah suatu perbandingan antara
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan
membuat masyarakat menjadi mandiri, dalam arti sumber daya yang diperlukan (input).
memiliki potensi untuk mampu memecahkan Produktivitas mengandung pengertian
masalah-masalah yang mereka hadapi, dan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
sanggup memenuhi kebutuhannya dengan tidak peran tenaga kerja persatuan waktu.
menggantungkan hidup mereka pada bantuan
pihak luar, baik pemerintah maupun organisasi- Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
organisasi nonpemerintah. Upaya pemberdayaan efisiensi dalam memproduksi barang-barang.
masyarakat perlu memperhatikan sedikitnya 4 Ukuran produktivitas yang paling terkenal
(empat) unsur pokok , yaitu: (1) Aksesibilitas berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
informasi, karena informasi merupakan dihitung dengan membagi pengeluaran dengan
kekuasaan baru kaitannya dengan peluang, jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja
layanan, penegakan hukum, efektivitas negosiasi, karyawan.
dan akuntabilitas, (2) Keterlibatan atau Hasil panen adalah besaran yang menggambarkan
partisipasi, yang menyangkut siapa yang banyaknya produk panen usaha tani yang
dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam diperoleh dalam satu luasan lahan dalam satu
keseluruhan proses pembangunan, (3) siklus produksi. Satuan hasil biasanya adalah
Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggung bobot (massa) per satuan luas, seperti kg per
jawaban publik atas segala kegiatan yang hektare (= kg/ha atau kg.ha-1), kuintal (desiton,
dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat, (4) dt) per hektare, dan (metrik) ton per hektare.
Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan
kemampuan bekerja-sama, mengorganisir warga Peningkatan produktivitas usahatani padi sawah
masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya sekaligus memberdayakan petani. Departemen
untuk memecahkan masalah-masalah yang Pertanian (2000) melalui Program Peningkatan
mereka hadapi. Syarat tercapainya tujuan Ketahanan Pangan telah memberikan bantuan
pemberdayaan masyarakat terdapat tiga jalur fasilitas penguatan modal, pelatihan dan
kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu: (1) pembinaan agar petani mau dan mampu
Menciptakan suasana atau iklim yang bekerjasama dan mampu menerapkan teknologi
memungkinkan potensi masyarakat untuk sesuai rekomendasi dengan manajemen usahatani
berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan yang profesional.

Juni 2018 281


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
suatu teknologi baru biasanya dipengaruhi oleh efisiensi dalam memproduksi barang-barang.
beberapa faktor antara lain: Ukuran produktivitas yang paling terkenal
berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
(1) Tingkat pendidikan petani
dihitung dengan membagi pengeluaran dengan
Pendidikan merupakan sarana belajar yang jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja
menanamkan pengertian sikap yang karyawan.
menguntungkan menuju penggunaan praktek
Hasil panen adalah besaran yang menggambarkan
praktek pertanian yang lebih modern. Mereka
banyaknya produk panen usaha tani yang
yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat
diperoleh dalam satu luasan lahan dalam satu
menerapkan teknologi dan melaksanakan proses
siklus produksi. Satuan hasil biasanya adalah
adopsi.
bobot (massa) per satuan luas, seperti kg per
(2) Luas lahan hektare (= kg/ha atau kg.ha-1), kuintal (desiton,
Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih dt) per hektare, dan (metrik) ton per hektare.
mudah menerapkan inovasi daripada petani yang Peningkatan produktivitas usahatani padi sawah
memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan sekaligus memberdayakan petani. Departemen
keefesienan dalam menggunakan sarana Pertanian (2000) melalui Program Peningkatan
produksi. Ketahanan Pangan telah memberikan bantuan
fasilitas penguatan modal, pelatihan dan
(3) Umur
pembinaan agar petani mau dan mampu
Petani yang memiliki umur yang semakin tua (> bekerjasama dan mampu menerapkan teknologi
50 tahun), biasanya makin lamban dalam sesuai rekomendasi dengan manajemen usahatani
mengadopsi inovasi dan cenderung hanya yang profesional.
melakukan kegiatan kegiatan yang sudah biasa
Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap
diterapkan oleh masyarakat setempat.
suatu teknologi baru biasanya dipengaruhi oleh
(4) Pengalaman bertani beberapa faktor antara lain:
Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah (1) Tingkat pendidikan petani
untuk menerapkan inovasi daripada petani
pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang Pendidikan merupakan sarana belajar yang
lebih banyak, sehingga sudah dapat membuat menanamkan pengertian sikap yang
perbandingan dalam mengambil keputusan untuk menguntungkan menuju penggunaan praktek
praktek pertanian yang lebih modern. Mereka
mengadopsi suatu inovasi.
yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat
Produktivitas Padi Sawah menerapkan teknologi dan melaksanakan proses
Menurut Hasibuan (1996) produktivitas adalah adopsi.
perbandingan antara output (hasil) dengan input (2) Luas lahan
(masukan). Jika Produktivitas naik ini hanya
dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih
(waktu, bahan, dan tenaga) dan sistem kerja, mudah menerapkan inovasi daripada petani yang
teknik produksi dan adanya peningkatan memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan
keterampilan dari tenaga kerjanya. keefesienan dalam menggunakan sarana
produksi.
Menurut Riyanto (1986) secara teknis
produktivitas adalah suatu perbandingan antara (3) Umur
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan Petani yang memiliki umur yang semakin tua (>
sumber daya yang diperlukan (input). 50 tahun), biasanya makin lamban dalam
Produktivitas mengandung pengertian per- mengadopsi inovasi dan cenderung hanya
bandingan antara hasil yang dicapai dengan peran melakukan kegiatan kegiatan yang sudah biasa
tenaga kerja persatuan waktu. diterapkan oleh masyarakat setempat.

282 Juni 2018


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

(4) Pengalaman bertani


Penyuluhan pertanian akan efektif apabila
Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah
mengacu pada minat dan kebutuhan masyarakat.
untuk menerapkan inovasi daripada petani
Harus dikaji secara mendalam apa yang harus
pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang
menjadi minat dan kebutuhan yang dapat
lebih banyak, sehingga sudah dapat membuat
menyenangkan setiap individu maupun segenap
perbandingan dalam mengambil keputusan untuk
masyarakat. Penyuluh pertanian harus
mengadopsi suatu inovasi.
mengetahui kebutuhan apa saja yang dapat
Kerangka Pemikiran dipenuhi dengan ketersediaan sumberdaya yang
Kerangka penelitian ini menjelaskan dugaan ada. Dengan demikian akan dapat diprioritaskan
minat serta kebutuhan yang mana yang
penulis tentang pengaruh penyuluhan pertanian
terhadap peningkatan padi sawah. Penyuluh diutamakan dalam kegitan penyuluhan. Selain itu,
pertanian juga berperan dalam mendidik perlu dilihat berbagai faktor yang ada pada
sasaran dari kegiatan penyuluhan pertanian
masyarakat tentang memperbaiki kondisi, apa
yang diinginkannya dan bagaimana cara tersebut khususnya para petani diantarannya
mencapai keinginan-keinginan itu. Petani adalah faktor internal dan faktor eksternal dari petani
manusia yang bekerja memelihara tanaman dan tersebut.
atau hewan untuk diambil manfaatnya guna Pada kerangka berpikir akan dianalisis bagaimana
menghasilkan pendapatan. Faktor yang dimiliki faktor internal dan eksternal berpengaruh pada
petani dapat dilihat dari (1) pengalaman; (2) penyuluhan yang juga akan memberi pengaruh
pendidikan; (3) luas garapan; dan (4) jarak berupa perilaku petani dan akan berpengaruh
usahatani (Soekartawi 1988). pada tingkat produktivitas padi sawah.
Karakteristik yang dimiliki oleh petani Hipotesis
diantaranya seperti yang dikemukakan oleh
Hipotesis dalam penelitian ini disusun untuk
Azwir (2009) bahwa yang menjadi faktor
menguji pengaruh antara penyuluhan pertanian
eksternal petani dilihat dari: komunikasi; (2)
dengan tingkat produktivitas padi. Hipotesis uji
kepercayaan petani pada penyuluh; dan (3)
dalam penelitian ini, yaitu: (1) Proses
kelembagaan yang mendukung.
pemberdayaan dalam penyuluhan berpengaruh
pada perilaku petani dan (2) Perilaku petani
berpengaruh pada produktivitas padi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara purposive di Desa
Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
dengan alasan Desa Bojongsari merupakan desa
yang memfokuskan produktivitas pertanian pada
komoditas padi sawah. Hal ini menjadi
keterwakilan sebagai masalah pokok yang
dihadapi disebagian besar desa untuk diuji dan
diteliti. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
dalam jangka waktu tujuh bulan, terhitung mulai
bulan April sampai dengan Oktober tahun 2017.

Keterangan: → mempengaruhi Populasi dari penelitian ini adalah petani serta


unit analisisnya adalah individu yang berdomisili
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh di wilayah tersebut. Penentuan responden
penyuluhan pertanian terhadap menggunakan metode sensus pada kelompok tani
tingkat produktivitas padi sawah dengan jumlah 60 orang.

Juni 2018 283


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

Penelitian ini menggunakan pendekatan laki-laki sebanyak 2625 jiwa, dengan jumlah
kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai kepala keluarga sebanyak 1748 KK. Desa
instrumen analisis yang diberikan kepada Bojongsari merupakan desa dengan lahan
responden. Data kuantitatif yang diperoleh dari pertanian yang luas, dan sisanya digunakan untuk
kuesioner digunakan untuk mengetahui pengaruh lahan pemukiman. Banyak dari warga desanya
kepemimpinan terhadap tingkat partisipasi bekerja pada bidang pertanian. Sebagian besar
masyarakat dalam pemanfaatan dana desa dan persawahan menggunakan irigasi semi teknis
dianalisis dengan mengggunakan uji regresi dengan luas sebesar 208500 ha. Lahan yang
untuk melihat pengaruh antar variabel. Model terdapat pada Desa Bojongsari merupakan lahan
regresi yang dipakai pada penelitian ini adalah datar dengan jenis vertisol warna tanah abu-abu,
regresi linear dengan persamaan: tekstur lempung berpasir, dan kedalaman 0.5 m.
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn persawahan berasal dari Cicurug dengan luas
lahan yang terairi seluas 25 ha. Komoditas
Keterangan pertanian utama yang ditanam oleh petani di desa
Y’: Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) ini yaitu padi. Ekonomi memang sesuatu yang
X : Variabel independen biasa diukur dalam suatu keberhasilan suatu
a : Konstanta (nilai Y’ apabila X1...Xn = 0) daerah, dan hal itu juga yang akan menjadi salah
satu indeks keberhasilan desa Bojongsari dalam
b: Koefisien regresi
pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Setiap peubah indikator diukur dengan skala yang
berbeda-beda sesuai dengan definisi operasional.
Indikator tersebut diukur dengan skala likert. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian data yang dilakukan menggunakan
analisis data statis dan inferensial menggunakan Pengaruh Penyuluhan Pertanian Terhadap
aplikasi Microsoft excell 2013. Selanjutnya untuk Tingkat Produktivitas Padi Sawah
memperkuat data, dilakukan juga data kualitatif Hasil uji pengaruh pemberdayaan penyuluhan
dengan analisis melalui tiga tahap yaitu reduksi pertanian terhadap produktivitas padi sawah
data, penyajian data, dan verifikasi. menunjukkan memiliki pengaruh dan bernilai
Desa Bojongsari Kecamatan Jampang Kulon positif terhadap tingkat produktivitas padi sawah
Kabupaten Sukabumi mempunyai luas wilayah dan secara statistik nyata pada taraf 0.000 dimana
806.755 ha yang terdiri dari 411.440 ha lahan pengaruh pemberdayaan penyuluhan pertanian
pesawahan dan 395.315 ha lahan darat. Secara meningkatkan produktivitas padi sawah. Ukuran
administratif Desa Bojongsari membawahi tiga pemberdayaan penyuluhan pertanian meliputi
puluh RT, delapan RW dan empat Kedusunan, tingkat partisipasi, akses teknologi, tingkat
memiliki jarak lebih kurang 62 kilometer dari dukungan terhadap sumberdaya, besarnya modal,
pusat Ibu Kota Kabupaten Sukabumi di tingkat supervisi, dan keputusan adopsi inovasi.
Palabuhanratu. Desa Bojongsari beriklim sedang Koefisien determinasi (R-square) menunjukkan
dengan curah hujan berkisar antara 2874 nilai sebesar 0.635 yang berarti tingkat
milimiter/tahun, suhu udara antara 20-300 C, serta produktivitas pertanian sebesar 63.5 persen
bentangan wilayah berbukit, ketinggian dari dipengaruhi tingkat partisipasi, akses teknologi,
permukaan laut + 450 m. Sebagian besar tingkat dukungan terhadap sumberdaya, besar
kehidupan masyarakatnya adalah petani, buruh modal, tingkat supervisi, dan keputusan adopsi
tani dan petani tambak dengan areal berupa tanah inovasi. Sisanya sebesar 36.5 persen dijelaskan
pertanian/persawahan dan ada sebagian kecil oleh faktor-faktor lain yang tidak dianalisis dalam
tambak ikan (empang). Adapun persawahan di penelitian ini. Hasil dugaan persamaan pengaruh
Desa Bojongsari adalah sawah semi teknis. pemberdayaan penyuluhan pertanian terhadap
tingkat produktivitas padi sawah disajikan pada
Berdasarkan data Profil Desa tahun 2017 jumlah Tabel 1.
penduduk Desa Bojongsari sebanyak 5255 jiwa,
terdiri atas perempuan sebanyak 2630 jiwa dan

284 Juni 2018


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

Tabel 1 Koefisisen regresi penyuluhan persen. Hal ini disebabkan karena masih banyak
pertanian terhadap produktivitas padi petani yang tidak menyadari kesalahan yang sama
sawah Desa Bojongsari Tahun 2017 terus berulang dan juga terjadi karena tidak
banyak pengalaman yang dimiliki oleh petani.
Petani yang aktif dan non aktif dalam penyuluhan
cukup, mengandalkan pengalamannya dalam
kegiatan usahatani yang dijalani. Pengalaman ini
dijadikan sebagai dasar dari pengetahuan yang
dimiliki oleh petani. Dengan pengalaman ini
petani pernah mengalami berbagai kondisi dalam
kegiatan usahatani yang dilakukan dan
pengalaman tersebut juga menjadi dasar bagi
penyuluh dalam kegiatan penyuluhan yang
diadakan karena melihat dan menganalisis
kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh petani. Data
Tingkat Produktivitas Padi terkait disajikan pada Tabel 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30
orang petani yang aktif dalam penyuluhan
Tabel 3 Sebaran responden berdasarkan
teridentifikasi bahwa 19 orang dengan presentase
pengalaman dan tingkat keaktifan
63.4 persen berada di golongan tinggi, 11 orang
dalam penyuluhan di Desa Bojongsari
dengan persentase 36.6 persen di golongan
sedang. Hal tersebut berarti, 19 dari petani aktif
menyatakan bahwa terjadi peningkatan produksi
padi hasil garapannya, ini terjadi disebabkan
petani sudah mengerti bagaimana memberi
perlakuan kepada padi yang ditanaminya.
Meskipun demikian peningkatan produktivitas
belum bisa setinggi yang diharapkan. Data terkait
tingkat produktivitas padi dapat dilihat dalam
Tabel 2.
Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan tingkat Komunikasi petani-penyuluh
produktivitas padi dan tingkat Secara umum, dapat terlihat bahwa komunikasi
keaktifan dalam penyuluhan di Desa yang dilakukan oleh petani yang aktif dalam
Bojongsari kegiatan penyuluhan cenderung sedang sebesar
58.3 persen. Namun jika dibandingkan antara
petani yang cukup aktif ikut dalam kegiatan
penyuluhan dan yang tidak terlalu aktif
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal
tersebut disebabkan karena penyuluh terbilang
cukup sering berkeliling sehingga dapat bertemu
dengan para petani dan para petani tanpa sungkan
menceritakan segala sesuatu dan tidak segan
berkomunikasi dengan penyuluh. Data terkait
disajikan pada Tabel 4.
Pengalaman
Pengalaman petani tergolong cenderung tinggi,
yaitu dengan presentase 50 persen dan berada
pada kategori rendah dengan persentase 6.7

Juni 2018 285


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan biasanya dilakukan sebulan sekali. Data terkait
komunikasi petani pada penyuluh disajikan pada Tabel 6.
tingkat keaktifan dalam penyuluhan di
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat
Desa Bojongsari
partisipasi dan tingkat keaktifan dalam
penyuluhan di Desa Bojongsari

Tingkat Kepercayaan
Petani memiliki kepercayaan yang terbilang Keputusan Adopsi Inovasi
rendah kepada penyuluh sebesar 15 persen. Hal Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani,
tersebut terjadi karena beberapa petani yakni sebanyak 61.7 persen cenderung tidak
merupakan petani yang sudah menghabiskan sepenuhnya mengadopsi teknologi baru yang
setengah dari total usianya menjadi petani, diberikan oleh penyuluh. Hal ini disebabkan
sehingga membuat petani tersebut lebih karena petani tetap menggunakan cara lama
mempercayai pengalaman daripada ucapan orang karena sudah teruji secara pribadi melalui
lain. Diketahui juga bahwa mayoritas petani pengalaman-pengalaman sebelumnya. Meskipun
memiliki memiliki kepercayaan kepada petani petani cukup percaya dengan penyuluh, tetapi
yang cukup sedang, yakni sebanyak 63.3 persen tetap saja muncul kekhawatiran dari dalam diri
atau 38 petani dari total 60 orang. Data terkait petani akan kegagalan apabila secara spontan
disajikan pada Tabel 5. mengadopsi keseluruhan teknologi yang
Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan tingkat diajarkan. Data terkait disajikan pada Tabel 7.
kepercayaan petani pada penyuluh dan Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan
tingkat keaktifan dalam penyuluhan di keputusan adopsi inovasi dan tingkat
Desa Bojongsari keaktifan dalam penyuluhan di Desa
Bojongsari

Tingkat Partisipasi
Secara keseluruhan tingkat partisipasi berada para Sikap
persentase 43.3 persen. Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap petani
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani yang aktif penyuluhan berada pada golongan
yang aktif dalam kegiatan penyuluhan mayoritas tinggi dengan persentase 66.7 persen. Hal
menyatakan selalu menghadiri kegiatan tersebut menunjukkan bahwa petani lebih banyak
penyuluhan yang diselenggarakan di desa memberi sikap positif pada penyuluh dan lebih
terutama di gabungan kelompok tani yang bersikap bijaksana bilamana mendapatkan
masalah dalam usahatani yang dilakukan

286 Juni 2018


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

terutama padi. Petani lebih cenderung segera serta teknologi terkait yang dapat
mengkonsultasikan pada penyuluh dan mencari meningkatkan kuantitas dan kualitas
solusi secara diskusi kelompok ataupun mebahas produksi padi di Desa Bojongsari secara
saat adanya kegiatan jadwal penyuluhan. Data signifikan.
terkait disajikan pada Tabel 8. 2. Kegiatan penyuluhan pertanian
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan sikap sebaiknya merangkul semua petani
dan tingkat keaktifan dalam penyuluhan sehingga memotivasi seluruh petani
di Desa Bojongsari yang belum terlibat agar merasakan
pengaruh dari penyuluhan pertanian itu
sendiri dan agar dapat merasakan
peningkatan produktivitas padi secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwir R. 2009. Peningkatan Produksi Sawah dan
Perbaikan Teknologi Budidaya. Jurnal Akta
Agrosia. [Internet]. [Diunduh 5 Januari
2017]. Vol12(2):212-218.Dapat diunduh
SIMPULAN DAN SARAN dari:http://repository.unib.ac.id/ 190/1/12-2-
Simpulan 15Akta%20 Agrosi.pdf
Berdasarkan hasil penelitian maka secara umum Badan Litbang Pertanian. 2001. Pengelolaan
dapat disimpulkan bahwa permasalahan tanaman terpadu: Pendekatan inovatif padi
rendahnya produktivitas padi dapat diatasi sawah. Warta penelitian dan pengembangan
dengan pendekatan memanfaatkan kegiatan pertanian.
rembug tani dan penyuluhan pertanian. Secara
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
khusus berdasarkan hasil pendekatan dan 2008. Program Utama Badan Litbang
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertanian. [Internet]. [diunduh 13 Agustus
1. Tingkat produktivitas padi sawah di Desa 2017]. Dapat diunduh pada:
Bojongsari tinggi. Salah satu faktor yang http://www.litbang.deptan.go.id/peneliti/?n
menjadi penyebab tingginya produktivitas =&j=&u=263&b=&k.
padi yaitu peningkatan kemampuan petani Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia
dalam mengelola usahatani padi dan 2015. Jakarta (ID): BPS.
mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki
serta pengetahuan petani ternyata Departemen Pertanian RI. 2004. Pedoman
penggunaan teknologi juga meningkat. Pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian.
2. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat Jakarta (ID): Departemen Pertanian.
produktivitas padi sawah bernilai positif Extension Activities. American Journal of
karena berdampak pada perubahan perilaku Agricultural and Biological Sciences.
petani. Semakin tinggi pemberdayaan [Internet]. [Diunduh pada 15 Desember
melalui penyuluhan pertanian padi sawah 2016]. Vol 7(2):194-200. Dapat diunduh
ternyata semakin tinggi hasil produktivitas dari: http://thescipub.com/PDF/
yang dicapai. ajabssp.2012.194.200.pdf
Saran Kartasapoetra AG. 1994. Teknologi Penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat Pertanian. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
beberapa saran yang bisa dijadikan masukan Nataliningsih. 2008. Dampak Penyuluhan
sebagai bahan pertimbangan: Pertanian terhadap Partisipatif Peningkatan
1. Petani bisa berperan lebih aktif dalam Kesejaahteraan Petani Pemula (Studi Kasus
mempelajari dan menguasai sumberdaya

Juni 2018 287


Hernalius, Sumardjo & Hamzah/ Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat 2(3):279-288

di Kec. Cileunyi Kab. Bandung). [Internet].


[diunduh pada 2 Februari 2017] Format/
Ukuran:PDF/228KB. Dapat diunduh dari:
http://e-journal.kopertis4.or.id/file.php
?file=karyailmiah&id=539
[PERMEN]. 2009. Pedoman Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian
Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
25/Permentan/OT.140/5/2009 tanggal:13
Mei 2009
Riyanto J. 1986. Produktivitas dan tenaga kerja.
Jakarta (ID): SIUP
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Manajemen
Pemasaran Hasil Pertanian Teori dan
Aplikasi. Jakarta(ID): Rajawali Press.
[UU]. 2006. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 16 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan. Departemen Pertanian.
[UU]. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah.

288 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai