2 (3): 279-288
DOI: https://doi.org/10.29244/jskpm.2.3.279-288
Copyright ã 2018 Departemen SKPM - IPB
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm
ISSN: 2338-8021; E-ISSN: 2338-8269
ABSTRACT
The increasing of paddy productivity less significantly happened. This caused by the farmers limited abilities. The
purpose of this research is to analyze the paddy productivity level happened. This research is using census
approach and supported by qualitative data that is in-depth interview. The respondents consist of 60 people,
splitted into two categories, the active farmers and the non-active farmers in the agricultural extension by using
census method within the two groups of farmers. The results of this research shows that there is a real and positive
influence of agricultural extension towards paddy productivity level.
Keywords: agricultural extension, empowerment, paddy productivity level
ABSTRAK
Peningkatan produktivitas padi kurang terjadi secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan petani yang
masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat produktivitas padi yang terjadi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan sensus dan didukung oleh data kualitatif berupa wawancara mendalam. Responden
terdiri atas 60 orang yang dibagi dua kategori yaitu petani aktif dan non aktif dalam kegiatan penyuluhan pertanian
melalui metode sensus pada dua kelompok tani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
nyata dan positif penyuluhan pertanian terhadap peningkatan produktivitas padi sawah.
Kata kunci: pemberdayaan, penyuluhan pertanian, tingkat produktivitas padi
Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
suatu teknologi baru biasanya dipengaruhi oleh efisiensi dalam memproduksi barang-barang.
beberapa faktor antara lain: Ukuran produktivitas yang paling terkenal
berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
(1) Tingkat pendidikan petani
dihitung dengan membagi pengeluaran dengan
Pendidikan merupakan sarana belajar yang jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja
menanamkan pengertian sikap yang karyawan.
menguntungkan menuju penggunaan praktek
Hasil panen adalah besaran yang menggambarkan
praktek pertanian yang lebih modern. Mereka
banyaknya produk panen usaha tani yang
yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat
diperoleh dalam satu luasan lahan dalam satu
menerapkan teknologi dan melaksanakan proses
siklus produksi. Satuan hasil biasanya adalah
adopsi.
bobot (massa) per satuan luas, seperti kg per
(2) Luas lahan hektare (= kg/ha atau kg.ha-1), kuintal (desiton,
Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih dt) per hektare, dan (metrik) ton per hektare.
mudah menerapkan inovasi daripada petani yang Peningkatan produktivitas usahatani padi sawah
memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan sekaligus memberdayakan petani. Departemen
keefesienan dalam menggunakan sarana Pertanian (2000) melalui Program Peningkatan
produksi. Ketahanan Pangan telah memberikan bantuan
fasilitas penguatan modal, pelatihan dan
(3) Umur
pembinaan agar petani mau dan mampu
Petani yang memiliki umur yang semakin tua (> bekerjasama dan mampu menerapkan teknologi
50 tahun), biasanya makin lamban dalam sesuai rekomendasi dengan manajemen usahatani
mengadopsi inovasi dan cenderung hanya yang profesional.
melakukan kegiatan kegiatan yang sudah biasa
Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap
diterapkan oleh masyarakat setempat.
suatu teknologi baru biasanya dipengaruhi oleh
(4) Pengalaman bertani beberapa faktor antara lain:
Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah (1) Tingkat pendidikan petani
untuk menerapkan inovasi daripada petani
pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang Pendidikan merupakan sarana belajar yang
lebih banyak, sehingga sudah dapat membuat menanamkan pengertian sikap yang
perbandingan dalam mengambil keputusan untuk menguntungkan menuju penggunaan praktek
praktek pertanian yang lebih modern. Mereka
mengadopsi suatu inovasi.
yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat
Produktivitas Padi Sawah menerapkan teknologi dan melaksanakan proses
Menurut Hasibuan (1996) produktivitas adalah adopsi.
perbandingan antara output (hasil) dengan input (2) Luas lahan
(masukan). Jika Produktivitas naik ini hanya
dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih
(waktu, bahan, dan tenaga) dan sistem kerja, mudah menerapkan inovasi daripada petani yang
teknik produksi dan adanya peningkatan memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan
keterampilan dari tenaga kerjanya. keefesienan dalam menggunakan sarana
produksi.
Menurut Riyanto (1986) secara teknis
produktivitas adalah suatu perbandingan antara (3) Umur
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan Petani yang memiliki umur yang semakin tua (>
sumber daya yang diperlukan (input). 50 tahun), biasanya makin lamban dalam
Produktivitas mengandung pengertian per- mengadopsi inovasi dan cenderung hanya
bandingan antara hasil yang dicapai dengan peran melakukan kegiatan kegiatan yang sudah biasa
tenaga kerja persatuan waktu. diterapkan oleh masyarakat setempat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan laki-laki sebanyak 2625 jiwa, dengan jumlah
kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai kepala keluarga sebanyak 1748 KK. Desa
instrumen analisis yang diberikan kepada Bojongsari merupakan desa dengan lahan
responden. Data kuantitatif yang diperoleh dari pertanian yang luas, dan sisanya digunakan untuk
kuesioner digunakan untuk mengetahui pengaruh lahan pemukiman. Banyak dari warga desanya
kepemimpinan terhadap tingkat partisipasi bekerja pada bidang pertanian. Sebagian besar
masyarakat dalam pemanfaatan dana desa dan persawahan menggunakan irigasi semi teknis
dianalisis dengan mengggunakan uji regresi dengan luas sebesar 208500 ha. Lahan yang
untuk melihat pengaruh antar variabel. Model terdapat pada Desa Bojongsari merupakan lahan
regresi yang dipakai pada penelitian ini adalah datar dengan jenis vertisol warna tanah abu-abu,
regresi linear dengan persamaan: tekstur lempung berpasir, dan kedalaman 0.5 m.
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn persawahan berasal dari Cicurug dengan luas
lahan yang terairi seluas 25 ha. Komoditas
Keterangan pertanian utama yang ditanam oleh petani di desa
Y’: Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) ini yaitu padi. Ekonomi memang sesuatu yang
X : Variabel independen biasa diukur dalam suatu keberhasilan suatu
a : Konstanta (nilai Y’ apabila X1...Xn = 0) daerah, dan hal itu juga yang akan menjadi salah
satu indeks keberhasilan desa Bojongsari dalam
b: Koefisien regresi
pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Setiap peubah indikator diukur dengan skala yang
berbeda-beda sesuai dengan definisi operasional.
Indikator tersebut diukur dengan skala likert. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian data yang dilakukan menggunakan
analisis data statis dan inferensial menggunakan Pengaruh Penyuluhan Pertanian Terhadap
aplikasi Microsoft excell 2013. Selanjutnya untuk Tingkat Produktivitas Padi Sawah
memperkuat data, dilakukan juga data kualitatif Hasil uji pengaruh pemberdayaan penyuluhan
dengan analisis melalui tiga tahap yaitu reduksi pertanian terhadap produktivitas padi sawah
data, penyajian data, dan verifikasi. menunjukkan memiliki pengaruh dan bernilai
Desa Bojongsari Kecamatan Jampang Kulon positif terhadap tingkat produktivitas padi sawah
Kabupaten Sukabumi mempunyai luas wilayah dan secara statistik nyata pada taraf 0.000 dimana
806.755 ha yang terdiri dari 411.440 ha lahan pengaruh pemberdayaan penyuluhan pertanian
pesawahan dan 395.315 ha lahan darat. Secara meningkatkan produktivitas padi sawah. Ukuran
administratif Desa Bojongsari membawahi tiga pemberdayaan penyuluhan pertanian meliputi
puluh RT, delapan RW dan empat Kedusunan, tingkat partisipasi, akses teknologi, tingkat
memiliki jarak lebih kurang 62 kilometer dari dukungan terhadap sumberdaya, besarnya modal,
pusat Ibu Kota Kabupaten Sukabumi di tingkat supervisi, dan keputusan adopsi inovasi.
Palabuhanratu. Desa Bojongsari beriklim sedang Koefisien determinasi (R-square) menunjukkan
dengan curah hujan berkisar antara 2874 nilai sebesar 0.635 yang berarti tingkat
milimiter/tahun, suhu udara antara 20-300 C, serta produktivitas pertanian sebesar 63.5 persen
bentangan wilayah berbukit, ketinggian dari dipengaruhi tingkat partisipasi, akses teknologi,
permukaan laut + 450 m. Sebagian besar tingkat dukungan terhadap sumberdaya, besar
kehidupan masyarakatnya adalah petani, buruh modal, tingkat supervisi, dan keputusan adopsi
tani dan petani tambak dengan areal berupa tanah inovasi. Sisanya sebesar 36.5 persen dijelaskan
pertanian/persawahan dan ada sebagian kecil oleh faktor-faktor lain yang tidak dianalisis dalam
tambak ikan (empang). Adapun persawahan di penelitian ini. Hasil dugaan persamaan pengaruh
Desa Bojongsari adalah sawah semi teknis. pemberdayaan penyuluhan pertanian terhadap
tingkat produktivitas padi sawah disajikan pada
Berdasarkan data Profil Desa tahun 2017 jumlah Tabel 1.
penduduk Desa Bojongsari sebanyak 5255 jiwa,
terdiri atas perempuan sebanyak 2630 jiwa dan
Tabel 1 Koefisisen regresi penyuluhan persen. Hal ini disebabkan karena masih banyak
pertanian terhadap produktivitas padi petani yang tidak menyadari kesalahan yang sama
sawah Desa Bojongsari Tahun 2017 terus berulang dan juga terjadi karena tidak
banyak pengalaman yang dimiliki oleh petani.
Petani yang aktif dan non aktif dalam penyuluhan
cukup, mengandalkan pengalamannya dalam
kegiatan usahatani yang dijalani. Pengalaman ini
dijadikan sebagai dasar dari pengetahuan yang
dimiliki oleh petani. Dengan pengalaman ini
petani pernah mengalami berbagai kondisi dalam
kegiatan usahatani yang dilakukan dan
pengalaman tersebut juga menjadi dasar bagi
penyuluh dalam kegiatan penyuluhan yang
diadakan karena melihat dan menganalisis
kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh petani. Data
Tingkat Produktivitas Padi terkait disajikan pada Tabel 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30
orang petani yang aktif dalam penyuluhan
Tabel 3 Sebaran responden berdasarkan
teridentifikasi bahwa 19 orang dengan presentase
pengalaman dan tingkat keaktifan
63.4 persen berada di golongan tinggi, 11 orang
dalam penyuluhan di Desa Bojongsari
dengan persentase 36.6 persen di golongan
sedang. Hal tersebut berarti, 19 dari petani aktif
menyatakan bahwa terjadi peningkatan produksi
padi hasil garapannya, ini terjadi disebabkan
petani sudah mengerti bagaimana memberi
perlakuan kepada padi yang ditanaminya.
Meskipun demikian peningkatan produktivitas
belum bisa setinggi yang diharapkan. Data terkait
tingkat produktivitas padi dapat dilihat dalam
Tabel 2.
Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan tingkat Komunikasi petani-penyuluh
produktivitas padi dan tingkat Secara umum, dapat terlihat bahwa komunikasi
keaktifan dalam penyuluhan di Desa yang dilakukan oleh petani yang aktif dalam
Bojongsari kegiatan penyuluhan cenderung sedang sebesar
58.3 persen. Namun jika dibandingkan antara
petani yang cukup aktif ikut dalam kegiatan
penyuluhan dan yang tidak terlalu aktif
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal
tersebut disebabkan karena penyuluh terbilang
cukup sering berkeliling sehingga dapat bertemu
dengan para petani dan para petani tanpa sungkan
menceritakan segala sesuatu dan tidak segan
berkomunikasi dengan penyuluh. Data terkait
disajikan pada Tabel 4.
Pengalaman
Pengalaman petani tergolong cenderung tinggi,
yaitu dengan presentase 50 persen dan berada
pada kategori rendah dengan persentase 6.7
Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan biasanya dilakukan sebulan sekali. Data terkait
komunikasi petani pada penyuluh disajikan pada Tabel 6.
tingkat keaktifan dalam penyuluhan di
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat
Desa Bojongsari
partisipasi dan tingkat keaktifan dalam
penyuluhan di Desa Bojongsari
Tingkat Kepercayaan
Petani memiliki kepercayaan yang terbilang Keputusan Adopsi Inovasi
rendah kepada penyuluh sebesar 15 persen. Hal Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani,
tersebut terjadi karena beberapa petani yakni sebanyak 61.7 persen cenderung tidak
merupakan petani yang sudah menghabiskan sepenuhnya mengadopsi teknologi baru yang
setengah dari total usianya menjadi petani, diberikan oleh penyuluh. Hal ini disebabkan
sehingga membuat petani tersebut lebih karena petani tetap menggunakan cara lama
mempercayai pengalaman daripada ucapan orang karena sudah teruji secara pribadi melalui
lain. Diketahui juga bahwa mayoritas petani pengalaman-pengalaman sebelumnya. Meskipun
memiliki memiliki kepercayaan kepada petani petani cukup percaya dengan penyuluh, tetapi
yang cukup sedang, yakni sebanyak 63.3 persen tetap saja muncul kekhawatiran dari dalam diri
atau 38 petani dari total 60 orang. Data terkait petani akan kegagalan apabila secara spontan
disajikan pada Tabel 5. mengadopsi keseluruhan teknologi yang
Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan tingkat diajarkan. Data terkait disajikan pada Tabel 7.
kepercayaan petani pada penyuluh dan Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan
tingkat keaktifan dalam penyuluhan di keputusan adopsi inovasi dan tingkat
Desa Bojongsari keaktifan dalam penyuluhan di Desa
Bojongsari
Tingkat Partisipasi
Secara keseluruhan tingkat partisipasi berada para Sikap
persentase 43.3 persen. Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap petani
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani yang aktif penyuluhan berada pada golongan
yang aktif dalam kegiatan penyuluhan mayoritas tinggi dengan persentase 66.7 persen. Hal
menyatakan selalu menghadiri kegiatan tersebut menunjukkan bahwa petani lebih banyak
penyuluhan yang diselenggarakan di desa memberi sikap positif pada penyuluh dan lebih
terutama di gabungan kelompok tani yang bersikap bijaksana bilamana mendapatkan
masalah dalam usahatani yang dilakukan
terutama padi. Petani lebih cenderung segera serta teknologi terkait yang dapat
mengkonsultasikan pada penyuluh dan mencari meningkatkan kuantitas dan kualitas
solusi secara diskusi kelompok ataupun mebahas produksi padi di Desa Bojongsari secara
saat adanya kegiatan jadwal penyuluhan. Data signifikan.
terkait disajikan pada Tabel 8. 2. Kegiatan penyuluhan pertanian
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan sikap sebaiknya merangkul semua petani
dan tingkat keaktifan dalam penyuluhan sehingga memotivasi seluruh petani
di Desa Bojongsari yang belum terlibat agar merasakan
pengaruh dari penyuluhan pertanian itu
sendiri dan agar dapat merasakan
peningkatan produktivitas padi secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwir R. 2009. Peningkatan Produksi Sawah dan
Perbaikan Teknologi Budidaya. Jurnal Akta
Agrosia. [Internet]. [Diunduh 5 Januari
2017]. Vol12(2):212-218.Dapat diunduh
SIMPULAN DAN SARAN dari:http://repository.unib.ac.id/ 190/1/12-2-
Simpulan 15Akta%20 Agrosi.pdf
Berdasarkan hasil penelitian maka secara umum Badan Litbang Pertanian. 2001. Pengelolaan
dapat disimpulkan bahwa permasalahan tanaman terpadu: Pendekatan inovatif padi
rendahnya produktivitas padi dapat diatasi sawah. Warta penelitian dan pengembangan
dengan pendekatan memanfaatkan kegiatan pertanian.
rembug tani dan penyuluhan pertanian. Secara
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
khusus berdasarkan hasil pendekatan dan 2008. Program Utama Badan Litbang
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertanian. [Internet]. [diunduh 13 Agustus
1. Tingkat produktivitas padi sawah di Desa 2017]. Dapat diunduh pada:
Bojongsari tinggi. Salah satu faktor yang http://www.litbang.deptan.go.id/peneliti/?n
menjadi penyebab tingginya produktivitas =&j=&u=263&b=&k.
padi yaitu peningkatan kemampuan petani Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia
dalam mengelola usahatani padi dan 2015. Jakarta (ID): BPS.
mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki
serta pengetahuan petani ternyata Departemen Pertanian RI. 2004. Pedoman
penggunaan teknologi juga meningkat. Pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian.
2. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat Jakarta (ID): Departemen Pertanian.
produktivitas padi sawah bernilai positif Extension Activities. American Journal of
karena berdampak pada perubahan perilaku Agricultural and Biological Sciences.
petani. Semakin tinggi pemberdayaan [Internet]. [Diunduh pada 15 Desember
melalui penyuluhan pertanian padi sawah 2016]. Vol 7(2):194-200. Dapat diunduh
ternyata semakin tinggi hasil produktivitas dari: http://thescipub.com/PDF/
yang dicapai. ajabssp.2012.194.200.pdf
Saran Kartasapoetra AG. 1994. Teknologi Penyuluhan
Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat Pertanian. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
beberapa saran yang bisa dijadikan masukan Nataliningsih. 2008. Dampak Penyuluhan
sebagai bahan pertimbangan: Pertanian terhadap Partisipatif Peningkatan
1. Petani bisa berperan lebih aktif dalam Kesejaahteraan Petani Pemula (Studi Kasus
mempelajari dan menguasai sumberdaya