Brigita N. Purukan1
Herman Nayoan2
Fanley N. Pangemanan3
ABSTRAK
1
Brigita N. Purukan, Herman Nayoan, Fanley pangemanan
3
Jurnal Governance (1), 2, 2021
kepadanya. Oleh karena itu disimpulkan proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau Petani mengelolah dan merangsang
hasil kerja (output) baik kualitas maupun pertumbuhan tanaman dan hewan dalam
kuantitas yang dicapai seseorang suatu usaha tani,dimana kegiatan
persatuan periode waktu dalam produksi merupakan bisnis, suhingga
melaksanakan tugas kerjanya sesuai pengeluaran dan pendapatan sangat
dengan tanggung jawab yang diberikan penting artinya (Mosher 1966).
kepadanya (Mangkunegara, 2006). Menurut Van Aarsten (1953)
Wibowo (2007) menyatakan bahwa pertanian adalah digunakannya kegiatan
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang manusia untuk memperoleh hasil yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau
strategis organisasi, kepuasan konsumen, hewan yang pada mulanya dicapai dengan
dan memberikan kontribusi pada ekonomi. jalan sengaja menyempurnakan segala
Yuchtman dan Seashore dalam kemungkinan yang telah diberikan oleh
Bahua (2016) menedefinisikan kinerja alam guna mengembangbiakkan
sebagai kemampuan suatu organisasi tumbuhan dan atau hewan tersebut.
yang memanfaatkan lingkungan untuk Teori, historiografi dan bukti empiris
akses sumber-sumber daya yang terbatas. menunjukkan bahwa pertanian
Lebih lanjut Yuchtman dan Seashore mempunyai peran besar bagi
menjelaskan kinerja adalah sebuah pembangunan ekonomi suatu negara.
pengukuran yang mencakup persepsi dari Sektor industri dapat saja secara
berbagai stakeholder dalam organisasi. substansial tidak mengalami
Pengukuran tersebut mencakup perkembangan atau bahkan akan mati
keberhasilan pekerjaan dalam mencapai saat produktivitas pertanian berada pada
tujuan organisasi. tingkat terendah. Sejarah secara global
Gibson dan Mangkunegara dalam Bahua menunjukkan bahwa sektor industri baru
(2016) memliki pemahaman yang sama dapat berkembang saat sistem pertanian
tentang kinerja. Kinerja adalah hasil yang tradisional telah berubah menjadi sistem
diinginkan oleh organisasi dari individu pertanian modern dengan menerapkan
untuk mencapai tujuan organisasi. teknologi canggih. Karena itulah
Ukuran kinerja atau prestasi kerja secara peningkatan produktivitas pertanian
umum yang kemudian diterjemahkan menjadi fokus utama pembangunan di
kedalam penilaian perilaku secara banyak negara (Ang, 2013).
mendasar menurut Hady Sutrisno (2009), Mosher (1981) mengatakan bahwa
yaitu : pembangunan pertanian merupakan
a. Hasil kerja bagian integral dari pembangunan
b. Pengetahuan pekerjaan ekonomi dan masyarakat secara umum.
c. Inisiatif Hal ini dimaksudkan bahwa pembangunan
d. Kecakapan mental pertanian menjamin pembangunan
e. Disiplin menyeluruh itu (overall development) akan
f. Sikap benar-benar bersifat umum, yang mana
Sedarmayanti (2011) mengartikan kinerja penduduk yang hidup dari bertani
(performance) sebagai hasil kerja jumlahnya besar di berbagai negara dan
seseorang dan merupakan suatu proses dalam beberapa tahun mendatang akan
manajemen dari suatu organisasi secara terus hidup bertani.
keseluruhan dimana hasil kerja tersebut Dalam membangun pertanian,
dapat ditunjukan secara konkrit dan dapat Mosher (1981) menyebutkan tidak bisa
diukur (dibandingkan dengan standar yang lepas dari penggunaan teknologi baru. Hal
telah ditentukan). ini disebabkan karena preferensi
konsumen akan produk pertanian sangat
Konsep Pertanian dinamis atau cepat berubah. Berkaitan
Pertanian adalah suatu bentuk dengan hal itu, lima faktor pokok yang
produksi yang khas, yang didasarkan pada perlu diperhatikan dan senantiasa
4
Jurnal Governance (1), 2, 2021
5
Jurnal Governance (1), 2, 2021
(Harper, et.al, 1986). Pangan telah yaitu: reduksi dta, penyajian data,
dikelompokkan menurut berbagai cara penarikan kesimpulan/verifikasi.
yang berbeda dan berikut merupakan
salah satu cara pengelompokannya. Pembahasan
Penelitian ini berfokus pada teori
Metode Penelitian Sedarmayanti (2011) mengartikan
Penelitian ini menggunakan metode kinerja (performance) sebagai hasil kerja
pendekatan kualitatif. menurut sugiyono seseorang dan merupakan suatu proses
dalam pasolong (2013) adalah metode manajemen dari suatu organisasi secara
penelitian yang digunakan untuk meneliti keseluruhan dimana hasil kerja tersebut
objek alamiah sebagai lawannya adalah dapat ditunjukan secara konkrit dan
eksperimen,dimana peneliti adalah dapat diukur (dibandingkan dengan
sebagai instrumen kunci. Teknik standar yang telah ditentukan). Dimensi
pengumpulan data dilakukan secara kinerja menurut Sedarmayanti adalah :
trianggulasi gabungan, analisis data a. Hasil kerja
bersifat induktif, dan hasil penelitian b. Pekerja, proses atau organisasi
kualitatif lebih menekankan malna dari c. Terbukti secara konkrit
pada generalisasi. d. Dapat diukur
Penelitian ini berfokus pada kinerja e. Dibandingkan dengan standar yang
penyuluh pertanian yang khususnya telah ditentukan
membahas tentang peningkatan A. Hasil Kerja
swasembada pangan di Kecamatan Dinas Pertanian melalui balai
Ranoyapo Kabupaten Minahasa Selatan. penyuluhan pertanian Kecamatan
Dan mengacu pada teori Sedarmayanti Ranoyapo mengadakan kerja sama
(2011) mengartikan kinerja (performance) dengan pemerintah untuk mengadakan
sebagai hasil kerja seseorang dan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
merupakan suatu proses manajemen dari mengenai cara pengelolaan lahan
suatu organisasi secara keseluruhan pertanian agar memberikan hasil kerja
dimana hasil kerja tersebut dapat yang maksimal, untuk dapat mencapai
ditunjukan secara konkrit dan dapat diukur hasil kerja yang maksimal Balai
(dibandingkan dengan standar yang telah Penyuluhan Pertanian mempunyai kiat
ditentukan). sebagai berikut:
Dalam penulisan skripsi ini Penulis 1. Balai penyuluhan pertanian menyusun
menggunakan informan atau narasumber programa desa dan programa tingkat
untuk mengetahui data atau informasi kecamatan seperti peningkatan
tentang permasalahan yang ada dalam kapasitas kelembagaan penyuluhan
skripsi ini. Menurut Sugiyono (2013) pertanian, peningkatan jumlah dan
informan merupakan orang yang kompetensi ketenagaan penyuluhan
menguasai dan memahami data informasi pertanian, pemberdayaan
ataupun fakta dari suatu objek penelitian. kelembagaan petani, optimalisasi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian penyelenggaraan penyuluhan
deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan pertanian, peningkatan dukungan
untuk membuat deskripsi, gambaran atau sarana prasarana dan pembiayaan
lukisan secara sistematis, faktual dan penyuluhan.
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat 2. Mengambil data potensi di wilayah
serta hubungan antar fenomena yang kerja, menyusun materi penyuluhan
diselidiki (Moh. Nazir, 2014). dan melakukan rencana kegiatan
Analisis data kualitatif adalah suatu penyuluhan apa yang akan di
metode untuk menelaah mengenai esensi, sampaikan dalam kegiatan
mencari makna dibalik frekuensi dan penyuluhan.
variansi. Menurut Miles dan Huberman 3. Membuat rencana kerja tahuan
(1992) bahwa analisis terdiri dari tiga alur penyuluh pertanian (RKTPP)
kegiatan yang terjadi secara bersamaan merupakan salah satu tugas pokok dan
6
Jurnal Governance (1), 2, 2021
fungsi penyuluh pertanian yang harus di menjadi kelompok tani lanjut, dilihat dari
buat seorang penyuluh 2x dalam kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh
setahun atau paling kurang 1x pertanian di Kecamatan Ranoyapo,
pertahun. Tujuan penyusunan RKTPP koordinator BPP dan bidang penyuluhan
adalah agar setiap penyuluh pertanian Kabupaten Minahasa Selatan melakukan
memiliki rencana kerja tahunan dalam penilaian terhadap kegiatan penyuluhan
bentuk tertulis dan menjadi alat kendali yang di lakukan Penyuluhan Pertanian
dalam pelaksanaan evaluasi Lapangan (PPL) kegiatan penyuluhan bisa
pencapaian kinerja penyuluh pertanian di katakan berhasil apabila sesuai dengan
yang bersangkutan. peraturan menteri pertanian (PERMENTA)
4. Turun lapangan langsung atau ke lokasi yang ada kegiatan tersebut bisa dapat
petani dan kelompok tani yang terorganisir dengan baik dan maksimal.
melakukan kegiatan pertanian. C. Terbukti secara Konkrit
5. Melakukan pendampingan dan Balai Penyuluhan Pertanian masih
pembinaan kelompok tani. belum maksimal dalam menjalankan serta
6. Melakukan verifikasi valid kelompok melakukan setiap kegiatan penyuluhan
tani (POKTAN) dan selanjutnya data karena kurangnya kapasitas kelembagaan
tersebut di input di E-RDKK (Sistem penyuluhan seperti, Kurang nya Fasilitas
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Pembentukan dan Peningkatan Kapasitas
Kelompok) dan laporan utama atau sekertariat badan koordinasi
kostratani (Komando Strategis Petani). penyuluhan kecamatan ranoyapo,
Untuk mencapai hasil kerja yang Kurangnya Fasilitas Pembentukan dan
maksimal di perlukan tahapan yang di Peningkatan Kapasitas badan pelaksana
maksudkan di atas untuk menjadikan serta penyuluhan kabupaten Minahasa Selatan
membuat kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan ranoyapo, kurangnya
guna untuk menciptakan hasil kerja yang Peningkatan kapasitas balai penyuluhan
maksimal bagi penyuluh pertanian. kecamatan (BP3K), kurangnya
B. Pekerja, Proses dan Organisasi Penumbuhan dan pengembangan pos
Balai Penyuluhan Pertanian di penyuluhan desa dan kurang nya fasilitas
Kecamatan Ranoyapo melakukan sarana prasarana dari pemerintah berupa
pembagian wilayah kerja penyuluh pengadaan kendaraan operasional bagi
pertanian atau wilayah kerja penyuluh penyuluh, kurang nya alat bantu
pertanian (WKPP) guna untuk melakukan penyuluhan, kurang nya alat pengelola
penyuluhan dengan baik dan maksimal, data, kurang nya fasilitas biaya
dengan adanya penyuluhan tersebut para operasional penyuluhan sehingga bisa di
penyuluh di Kecamatan Ranoyapo dapat bilang belum bisa di katakan terbukti
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab secara konkrit.
mereka namun dengan minimnya sumber D. Dapat di ukur
daya yang ada dimana yang seharusnya di Balai Penyuluhan Pertanian di
setiap desa wajib memiliki 1 tenaga Kecamatan Ranoyapo melaksanakan
penyuluh namun nyatanya di lapangan 1 kegiatan – kegiatan penyuluhan di
tenaga penyuluh harus menangani lapangan guna untuk meningkatkan lahan
beberapa desa yang ada di Kecamatan pertanian petani dalam rangka
Ranoyapo. Hal tersebut menyebabkan mensejahterakan keluarga tani yang ada
kinerja dari penyuluh pertanian belum di Kecamatan Ranoyapo, dapat dilihat
dapat dilakukan dengan maksimal. Balai perkembangan yang belum baik dari
penyuluhan pertanian melakukan evaluasi lahan pertanian para petani sebelum dan
disetiap akhir kegiatan penyuluhan untuk sesudah adanya pemberian pendidikan
mengetahui apakah kegiatan penyuluhan yang di lakukan oleh penyuluh pertanian
tersebut sudah sesuai atau tepat sasaran, kepada masyarakat yang berprofesi
selain itu balai penyuluhan pertanian sebagai petani. Sebelum nya para petani
melakukan dari kelas kemampuan berpola pikir tradisional dan lahan
kelompok tani yang tadinya pemula pertanian mereka belum bisa memberikan
7
Jurnal Governance (1), 2, 2021
8
Jurnal Governance (1), 2, 2021
9
Jurnal Governance (1), 2, 2021
SUMBER LAIN:
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Luice A. Taulu mengenai Perkembangan
Pertanian Provinsi Sulawesi Utara
Mimit Karmita (2016) mengenai Kinerja
Penyuluh Pertanian Sebagai
Upaya Peningkatan Produksi Padi
Petani Dalam Pencapaian
Swasembada Pangan (studi kasus
di Kecamatan Lubuk Alung dan
Kecamatan Batang Anai)
Kabupaten Padang Pariman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 68 Tahun 2002.
Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor:
5/Permentan/KP.120/7/2007 tetanggal 25
juli 2007 tentang pedoman penilaian
penyuluh pertanian berprestasi.
Rivaldi Novel Turangan dkk (2019)
mengenai Kinerja Penyuluh
Pertanian Dalam Pengembangan
Sumberdaya Manusia Petani di
Desa Tounelet Kecamatan Sonder
Rudy Lantang mengenai Kinerja Penyuluh
Pertanian di Wilayah Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (BP4K)
Kabupaten Kepulauan Sangihe
RPIJM 2015-2019 Kabupaten Minahasa
Selatan.
10