Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kementerian Pertanian telah menetapkan target percepatan pencapaian swasembada
padi, jagung dan kedelai tahun 2015 – 2017. Untuk mewujudkan target tersebut diperlukan
pelaku utama dan pelaku usaha yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, dan
berkemampuan kewirausahaan serta organisasi bisnis. Dengan demikian mereka diharapkan
mampu membangun usahatani yang berdaya saing dan berkelanjutan sehingga dapat
meningkatkan pendapatannya. Oleh karena itu kapasitas dan kemampuan para pelaku utama
harus terus ditingkatkan salah satunya melalui penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan dari
petani, oleh petani dan untuk petani akan lebih terpercaya dan efektif yang dilakukan dan hal
ini dapat dilakukan oleh Penyuluh Pertanian.

Keberadaan Penyuluh Pertanian, Penyuluh Swadaya dan penyuluh Swasta diakui


secara resmi sejak diundangkannya Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan(SP3K).
Produksi pangan merupakan komoditas yang sangat strategis dan cenderung menjadi
komoditas politis, baik beras,kedelai,jagung maupun gula. Keberadaan beras selalu dipantau
dan diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai tingkat paling bawah sampai
ketingkat tinggi baik di kalangan pemerintah atupun di legistalif.
Permintaan produksi pangan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk di sisi lain dengan adanya perubahan iklim yang lebih ekstrim akibat pemanasan
global berdampak pada terganggunya proses produksi beras kedelai, jagung, sayuran dan
gula. Kementrian Pertanian dalam rangka mensukseskan swasembada pangan berkelanjutan
melaksanakan terobosan kegiatan dilapangan yakni salah satunya meningkatkan peran
Penyuluh Pertanian untuk melaksanakan Pelayanan Informasi dan Konsultasi Agribisnis ke
Petani.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dituntut untuk  dapat berperan aktif dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam memediasi terdesiminasinya informasi
teknologi pertanian, kebijakan dan program dari sumber informasi yang berkompeten kepada
penerima manfaat yaitu pelaku utama dan pelaku usaha di tingkat Desa Maupun Tingkat
Kecamatan.

1
Dalam Kurun 7 Tahun Terakhir, kegiatan Hidroponik di Desa Rancasari Mulai
Bergeliat, Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam dengan
memperhatikan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang bersangkutan, atau
istilah lainnya bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi
yang dibutuhkan tanaman.

Sama seperti di dalam pertanian Konvensional, di dalam Budidaya Hidroponik juga


terdapat beberapa masalah seperti Malnutrisi, serangan OPT dan masalah Iklim. Rupanya
masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Di mana pun
tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara)
yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan media tanam adalah untuk
penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap
tanaman. Untuk itulah Masyakat tani mambutuhkan Konsultasi di dalam Teknik Budidaya
Hidroponik.

I.2 Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Pelayanan Informasi dan Konsultasi Agribisnis ini adalah :
1. Meningkatkan kapasitas penyuluh PNS agar dapat membimbing, mendampingi,
melayani pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya
2. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan model usahatani bagi
pelaku utama dan pelaku usaha secara berdayaguna dan berhasil guna.
3. Memberikan Solusi pada Sasaran Konsultasi di dalam kegiatan Budidaya Tanaman
Hidroponik

I.3 Sasaran
Sasaran dari Pelayanan Informasi dan Konsultasi Agribisnisini adalah Pelaku
Utama, kelompok tani/ gapoktan yang berada di lokasi Desa Rancasari Kecamatan
Pamanukan.

1.4 Keluaran
a. Terfasilitasinya tim Pelayanan Informasi dan Konsultasi Agribisnis penyuluh
pertanian WKPP/Desa di Desa Rancasari
b. Terselesaikannya Masalah-masalah di dalam Budidaya Tanaman Secara Hiroponik

2
1.5 Dasar Pelaksanaan
a. UU SP3K No.16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan
kehutanan.
b. PP No.43 tahun 2009 tentang pembiayaan,pembinaan dan pengawasan penyuluhan
pertanian,perikanan dan kehutanan.
c. Permentan 273 tahun 2007 tentang Pembinaan Kelembagaan petani.
d. POK Kabupaten Subang pada Satker Badan Koordinasi Penyuluhan Pertranian
perikanan dan Kehutanan Propinsi Jawa Barat Program Pengembangan Sumberdaya
Manusiaa pertanian dan kelembagaan APBN.
e. UU SP3K No.16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian,perikanan dan
kehutanan.

3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN KONSULTASI

2.1 Peserta
- Nama : Endang Supriatna
- Jabatan : Petani
- Alamat : Dusun Sarimukti RT 02 RW 01 Desa Rancasari

2.2 Waktu dan Tempat


Waktu Pelaksanaan Kegiatan Dilaksanakan Pada Tanggal 2 Januari Tahun 2020 di
Rumah Ketua Kelompok Tani Jarakosta Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan

2.3 Materi dan Narasumber


Materi yang sampaikan pada kegiatan Konsultasi di Desa Rancasari Kecamatan
Pamanukan adalah :
- Mal Nutrisi Pada Tanaman Hidroponik

2.4 Metode
Metode Pelaksanaan kursus tani dengan moto belajar sambil bekerja dan belajar
dengan melihat (learning by doing and learning by seeing)

2.5 Masalah
Permasalahan konsultasi dibidang pertanian bersifat konsep yang dihadapi Petani
adalah dengan topik Layu pada tanaman hidroponi yang selama ini sangat sulit untuk
diatasi dilapangan, maka dalam hal ini perlu konsultasi dibidang pertanian untuk
melesaikan persoalan yang dihadapi petani yang sangat merugikan

2.6 Konsultasi Masalah


2.6.1 Rekomendasi Masalah
Masalah yang terjadi di pertanaman Hidroponik di Penerima Konsultasi
adalah Layu dan Kuning pada Tanaman hidroponik. Layu terjadi dapat karena
Malnutrisi namun dapat juga karena Paparan Iklim di desa Rancasari yang terlalu
Panas, sehingga menyebabkan Tanaman menjadi layu, biasanya layu terjadi pada

4
siang hari, pada sore hari biasanya tanaman akan segar kembali karena udara sudah
mulai teduh.
Perubahan warna pada Tanaman hidroponik menjadi kuning selain karena
malnutrisi, dapat juga terjadi karena pH air nutrisi terlalu tinggi maupun terlalu
rendah. Perubahan pH dapat terjadi apabila terdapat banyak lumut di media maupun
tempat pertumbuhan Tanaman Hidroponik
Kekurangan Sinar Matahari pun dapat menyebabkan warna pada tanaman
hidroponik menjadi tidak sesuai dengan harapan, karena tanaman selalu
membutuhkan cahaya untuk melakukan Fotosintesis
2.6.2 Rekomendasi Penyelesaian Masalah
1. Jaga agar Tanaman Selalu Terkena Sinar Matahari Langsung untuk hasil Fotosintesis
yang optimal
2. Pemberian nutrisi yang tidak kurang maupun tidak berlebihan dengan menggunakan
TDS Meter sesuai dengan Rekomendasi
3. Lapisi tendon nutrisi dengan menggunakan Styrofoam untuk menjaga suhu air di
dalam tendon karena akan membuat air di dalam tendon menjadi panas dan cepat
menguap sehingga Angka TDS akan menjadi semakin Tinggi dan pH pun akan Swing
4. Jangan menggunakan tendon yang bening, karena dapat mengundang Lumut yang
bisa menurunkan pH Nutrisi
5. Pemberian Nutrisi tambahan ketika terjadi malnutrisi, dapat berupa Penambahan
ABMix maupun penambahan Pupuk daun yang disemprotkan langsung pada daun.

5
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dalam Laporan Ini dapat diambil Kesimpulan yaitu,
1. Pengetahuan Petani dalam hal Budidaya tanaman Secara Hidroponik Masih Kurang

2. Wawasan keterpaduan, keterikatan saling dukung dan adanya kerja sama yang baik dalam
penyampaian informasi dan transper tehnologi kepada para petani.

3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Petani

4. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil panen Hidroponik

5. Anggota kelompok menjadi terbiasa dan mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang


ada di Lapangan

6. Dengan adanya kegiatan Dekon ini kerja sama dan kekompakan diantara anggota
kelompok tani dan Petugas Penyuluh menjadi semakin baik.

3.2.   Saran
Dalam rangka peningkatan kemampuan petani maka kegiatan Konsultasi harus
senantiasa dilaksanakan, karena dengan Kegiatan ini dapat Mempengaruhi Sikap, Perilaku
dan Kebiasaan Petani dalam Bercocok tanam dan dalam hal menerima teknologi

6
BAB IV
PENUTUP

         
         Hasil dari kegiatan ini adalah telah terimplementasikannya materi Teknik Budidaya di
lapangan sehingga permasalahan yang dihadapi oleh Petani maupun pelaku usaha di
kecamatan Pamanukan dapat dipecahkan, Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan baik
bagi Petugas/ Penyuluh maupun pelaku utama/ pelaku usaha.
          Demikian harapan kami bahwa hasil kegiatan ini akan menjadi dasar dalam
perkembangan Penyuluhan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pamanukan  serta
memperoleh hasil yang signifikan untuk kegiatan selanjutnya. Amin.

Mengetahui, Pamanukan, Januari 2020

Koordinator Penyuluh Pertanian Penyuluh Pertanian

TUTI MULYANA, SP M. ADITYA NUGRAHA

7
Lampiran

KONSEP

MALNUTRISI PADA TANAMAN HIDROPONIK

Kualitas tumbuh dan kembang tanaman sangat ditentukan oleh asupan nutrisi yang
dibutuhkan. Bila tanaman kekurangan unsur hara, maka tanaman akan mudah layu lalu
mati. gejala kekurangan nutrisi yang paling awal bisa dideteksi dengan melihat kondisi
daun.
Cara ini secara langsung bisa diketahui bila tanaman tersebut sedang kekurangan
nutrisi. Secara umum gejala kekurangan nutrisi pada tanaman bisa dibedakan kedalam
lima tipe atau definisi unsur hara. Berikut penjelasan detailnya.

a. Klorosis. Ini adalah keadaan yang sering terjadi pada bagian daun dimana jaringan
didalamnya mengalami kerusakan atau gagal membentuk klorofil. Warna daun yang
nampak pada kondisi ini yaitu berwarna kuning hingga putih pucat yang menyeluruh
hampir kesebagian atau seluruh bagian daun.
b. Nekrosis. Tipe kerusakan tanaman yang disebabkan oleh kerusakan sel di bagian
daun. Biasanya kerusakan muncul di bagian tepi daun atau ujung daun.
c. Akumulasi antosianin. Kerusakan yang timbul di hampir semua bagian daun dan
batang tanamana. Gejalanya ditandai dengan timbulnya warna biru, merah hingga
ungu. Gejala ini bisa muncul selama tanaman mengalami fase pertumbuhan.
d. Stunting. Ini adalah proses pertumbuhan tanaman yang mengalami kerdil ditandai
dengan warna biru normal atau tua hingga kuning.
e. Kurang pertumbuhan baru atau tanaman tidak dapat mengalami pertumbuhan baru.
Hasilnya, masalah ini akan mengakibatkan bagian tanaman seperti tunas, daun, dan
ujung akan mati.

Ciri dan contoh gejala kekurangan nutrisi yang umum dialami tanaman.
a. Gejala kekurangan nutrisi Nitrogen (N)
Bagian bawah daun biasanya berwarna kuning sebab kekurangan zat klorofil
pembentuk zat hijau daun. Kondisi ini akan mengakibatkan daun mudah kering dan
gugur. Bagian tulang daun terlihat pucat.
b. Gejala kekurangan nutrisi Fosfor (P) akan nampak berwarna merah keunguan di
bagian bawah tulang daun, tepi daun, daun trpelintir dan batang juga berwarna ungu.

8
c. Gejala kekurangan nutrisi Kalium (K) cirinya ditandai dengan mengerutnya bagian
daun tua namun tidak rata. Bagian tepinya akan menguning dan ada bercak coklat.
d. Ciri Daun kekurangan nutrisi Sulfur (S) yaitu daun berwarna agak kekuningan atau
hijau pudar. Pertumbuhan tanaman akan melambat, menjadi kerdil dan kurus.
e. Kekurangan nutrisi Kalsium (Ca) gejalanya yaitu tanaman akan mati di bagian titik
tumbuh di pucuk dan akar, bagian kuncup bunga dan buah akan mudah gugur.
Terkadang warna buah tidak akan rata atau retak-retak. Daun mudah mengerut,
keriting dan kecil lalu rontok.
f. Kekurangan nutrisi Magnesium (Fe) tanaman akan timbul bercak kuning di
permukaan daun tua. Daun akan terlihat layu dan mudah terserang penyakit.
Selain itu Cuaca Panas di wilayah Dataran Rendah Pantai Utara Subang mengakibatkan
Air dalam tandon Nutrisi menjadi panas sehingga mengakibatkan Tanaman menjadi Layu

Pamanukan, Januari 2020

Penerima Konsultasi PENYULUH PERTANIAN

ENDANG SUPRIATNA M. ADITYA NUGRAHA

Anda mungkin juga menyukai